Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN SHALAT, MASJID, WUDHU, ADJAN, DAN

WAKTU SHALAT

DI SUSUN OLEH
NAMA : AMIR WAFIQ
NPM : 20060009

MATA PELAJARAN : ISLAMOLOGI


DOSEN PENGAMPU : Arsyad Harahap, S.PdI, M.Pd

INSITUT PENDIDKAN TAPANULI SELATAN


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA
TAHUN AJARAN
2022-2023

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT. karena hanya izin, rahmad dan
kuasanya kami masih diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Pengertian Shalat, Masjid, Wudhu, Adjan, dan Waktu Shalat “ pada
kesempatan ini penulis tak lupa-lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
terutama dosen yang mengajar.

Dan kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka membawa
wawasan serta pengetahuan kita,khususnya “Pengertian Shalat, Masjid, Wudhu, Adjan, dan
Waktu Shalat “ kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan masih jauh dari apa yang diharapkan .untuk itu kami berharap kritik dan saran
dan ulasan demi memperbaiki makalah ini semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

SELASA, 2 MEI 2023

Amir Wafiq

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………ii

2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….……..3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………….4

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………5

C. Tujuan Masalah ………………………………………………………………………5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat.…………………………………………………………………….6

B. Pengertian Masjid ...………………………………………………………………….7

C. Pengertian Bersuci ……………………………………………………………………8

D. Pengertian Adjan …………….……………………………………………………….9

E. Pengertian Waktu Shalat ……………….……………………………….……………13

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ………………………………….………………………………….17

B. SARAN………………………………………………………………………………18

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….…19

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang
Sholat menurut arti bahasa adalah doa dan pada awalnya merupakan istilah untuk
menunjukkan makna dari doa secara keseluruhan, namun semakin mengikuti zaman
kemudian berubah menjadi istilah secara khusus. Sehingga yang pada awalnya berasal dari
kata doa kemudian di pindah artikan kepada pemahaman shalat berdasarkan syariat. Shalat
di wajibkan atas dasar Al-Qur’an, Sunnah dan Ijma’ Ummat bagi semua umat muslim yang
baligh dan berakal kecuali bagi wanita yang haid dan nifas, ada lima shalat yang Alloh
wajibkan bagi hambanya, bagi siapa yang menunaikannya dan tidak mengabaikanya dengan
sikap menyepelekan maka Alloh berjanji akan memasukkannya ke dalam surga.
Mengingat ibadah sholat adalah wajib dan menjadi keharusan semua orang baik dari
usia baligh hingga lansia sebelum dia meninggal tetap melaksanakannya. Kududukan shalat
dalam agama islam merupakan ibadah yang menempati posisi penting dan tidak dapat
digantikan oleh ibadah apapun juga, shalat sebagai tiang agama, amal yang paling pertama
di hisab, pilar kedua setelah syahadat dan dalam garis besarnya di bagi menjadi dua yaitu
shalat fardhu atau diwajibkan dan sunnah atau tidak diwajibkan.
B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang di atas,maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini
adalah :
1. Apa pengertian shalat, masjid, whudu, adjan, dan waktu sholat ?
2. Apakah syarar-syarat shalat ?

C. Tujuan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan masalah dalam
makalah ini adalah :
1. Untuk Mengetahui tentang pengertian shalat, masjid, whudu, adjan, dan waktu sholat
2. Untuk Mengetahui tentang syarat-syarat shalat

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat
Pengertian shalat dari bahasa Arab As-sholah, sholat menurut Bahasa / Etimologi
berarti Do‟a dan secara terminology/istilah, para ahli fiqh mengartikan secara lahir dan
hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam., yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut
syarat-syarat yang telah ditentukan.
Adapun secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang
mendatangkan takut kepadaNya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesaranNya atau
mendhohirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan
dan pekerjaan atau keduaduanya.
Dari beberapa pengertaian diatas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan
ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan
diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syarat-syarat.

Adapun syarat wajib shalat sebagai berikut :

a) Islam
b) Baligh
c) Berakal
d) Suci dari hadats dan najis, baik kecil maupun besar
e) Menghadap kiblat

Rukun Shalat ada 13 yaitu:

a) Niat, yaitu menyengaja untuk mengerjakan shalat karena Allah SWT


b) Berdiri bagi yang mampu.
c) Takbirotul Ihram.
d) Membaca Surah Al-fatihah.
e) Ruku‟ dan Thuma‟ninah
f) I‟tidal dengan Thum‟ninah.

5
g) Sujud dua kali dengan thuma‟ninah.
h) Duduk diantara dua sujud dengan thum‟ninah.
i) Duduk yang terakhir.
j) Membaca Tasyahud pada waktu duduk akhir.
k) Membaca Shalawat atas Nabi Muhammad SAW9 pada tasyahud akhir setelah
membaca tasyahud.
l) Mengucapkan Salam.
m) Thuma‟ninah pada setiap gerakan.
n) Tertib, maksudnya ialah melaksanakan ibadah

B. Pengertian Masjid
a) Pengertian Masjid Secara Bahasa
Kata masjid ( ‫) َم ْس ِج ٌد‬merupakan pecahan kata  dari kata kerja dalam Bahasa Arab
‫( َس َج َد‬telah bersujud). Kata ‫ َمس ِْج ٌد‬dengan huruf jim dikasrohkan itu berarti tempat khusus
yang disiapkan untuk melaksanakan sholat lima waktu.
Namun bila yang di huruf jim-nya difathahkan   ‫ َجد‬O ‫ َم ْس‬maka itu berarti tempat
sujudnya dahi.Jadi masjid secara bahasa adalah tempat untuk bersujud. Kemudian makna
tersebut meluas menjadi sebuah bangunan yang dijadikan tempat berkumpulnya kaum
Muslimin untuk melaksanakan shalat di dalamnya.
Penggunaan kata masjid yang diambil dari kata kerja sajada yang berarti
bersujud, ternyata ada rahasianya. Yaitu, sujud merupakan aktifitas shalat yang
menjadikan seorang hamba berada pada posisi paling dekat dengan Rabbnya. Ini
sebagaimana dinyatakan oleh Imam Muhammad bin Abdullah Az Zarkasyi 
rahimahullah  (745 H – 794 H):”Karena sujud adalah perbuatan yang paling mulia dalam
shalat, karena kedekatan seorang hamba dengan Rabbnya (Allah Subhanahu wa Ta’ala)
(yaitu, saat bersujud), maka nama tempat shalat diturunkan dari kata ini, sehingga orang
menyebutnya: ’Masjid’ ‫ ِج ٌد‬OO‫ َم ْس‬, dan mereka tidak menyebutnya: Marka’ ‫( مركع‬tempat
rukuk).

b) Pengertian Masjid Secara Syar’i

6
Sedangkan pengertian masjid dalam istilah syar’I adalah tempat yang disiapkan
untuk shalat di dalamnya secara terus menerus. Pada asalnya, masjid secara syar’I adalah
setiap tempat di bumi ini yang digunakan untuk bersujud kepada Allah. Dalam hadits dari
Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallah ‘alaihi wa sallam jelas disebutkan
bahwa beliau bersabda: “… di mana pun kamu berada ketika waktu shalat telah tiba
maka shalatlah. Karena tempat  tersebut adalah masjid..” [Muttafaq ‘alaihi: Al Bukhari,
Kitab Tayammum, Bab Haddatsana Abdullah ibni Yusuf nomor 335 dan Muslim, Kitab
Al Masajid, Bab Al Masajid wa Mawadhi’ush Shalat, nomor 521.]

Imam An Nawawi rahimahullah berkata,” Di dalam hadits tersebut ada


pembolehan shalat di seluruh tempat kecuali yang dilarang oleh Syara’ untuk shalat di
dalamnya: di pemakaman dan tempat-tempat lainnya yang ada najis seperti tempat
pembuangan kotoran di kandang, tempat penyembelihan hewan. Demikian pula tempat
yang dilarang untuk shalat karena alasan tertentu, misalnya tempat unta menderum, di
tengah jalan, di kamar mandi, dan tempat selain itu. Alasannya adalah karena ada hadits
yang melarangnya. [Syarah An nawawi ‘ala shahih Muslim; 5/5.]

Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap
sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat lain, menggembala kamhing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari
hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang
yang lain, baik di antara sesama mereka maupun dengan hangsa Turki dan Cina yang
menjadi tetangga mereka. Sebagaimana umumnya hangsa nomad, orang-orang Mongol
mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut dalam
mencapai keinginannya. Akan tetapi, mereka sangat patuh kepada pemimpinnya. Mereka
menganut agama Syamaniah (Syamanism), menyembah bintang-bintang, dan sujud
kepada matahari yang sedang terbit.

C. Pengertian Bersuci

7
Islam sebagai agama sangat menganjurkan kepada pemeluknya untuk selalu menjaga
kebersihan baik kebersihan dirinya maupun kebersihan sekitarnya. Juga menjaga kebersihan
lahir maupun kebersihan batin. Menjaga kebersihan lahir/ luar dapat dilakukan dengan
berbagai cara, akan tetapi untuk membersihkan batin dari hadas hanya dapat dilakukan
sesuai dengan apa yang telah digariskan Tuhan melalui Nabi-Nya. Ketika seseorang hendak
berhubungan dengan Tuhannya harus dalam keadaan bersih baik bersih lahirnya dari segala
macam najis maupun bersih batin atau jiwanya dari hadas baik hadas yang besar maupun
hadas kecil. Menghilangkan hadas besar adalah dengan cara mandi atau tayammum,
sedangkan untuk menghilangkan hadas kecil adalah dengan berwudlu atau tayammum.
Kesemuanya telah diatur tentang tatacara pelaksanaannya, syarat rukunnya, maupun segala
hal yang berkaitan dengannya.
a) Mandi
Mandi merupakan cara untuk membersihkan tubuh dari segala macam kotoran, baik
kotoran yang menempel pada badan maupun kotoran atau hadas yang ada pada batin atau
jiwa. Mandi dilakukan dengan menggunakan air yang suci dan mensucikan, dan tidak dapat
hanya dengan air yang hanya suci tapi tidak mensucikan, seperti air yang telah dipakai
untuk bersuci atau air yang tercampur dengan benda suci lainnya.
b) Wudhu
Wudhu adalah salah satu cara untuk menghilangkan hadas kecil. Wudhu dilakukan apabila
hendak melaksanakan salat ataupun ibadah-ibadah lain yang mana dalam ibadah tersebut
diperlukan suci dari hadas kecil. Wudhu adalah membersihkan anggota tertentu, atau
pekerjaan tertentu yang diawali dengan niat, yaitu membasuh muka, tangan, dan kaki serta
mengusap kepala.
c) Tayammmum
Tayammum merupakan salah satu cara untuk bersuci yang sifatnya adalah dlaruri dalam
artian adanya tayammum adalah apabila bersuci dengan menggunakan atau alat bersuci
yang utama yaitu air tidak ada atau tidak bisa karena adanya halangan maka bersucinya
dengan cara tayammum. Tayammum menurut bahasa adalah “menuju”, sedang menurut
istilah ahli fiqh Tayammum adalah menyampaikan atau mengusapkan debu yang suci ke
muka dan kedua tangan sebagai ganti dari wudlu atau mandi atau pengganti membasuh
anggauta dengan syarat-syarat husus.

D. Pengertian Adjan

8
Secara etimologi adzan berarti menginformasikan semata-mata atau
pemberitahuan. Sedangkan secara terminologi berarti menginformasikan
(memberitahukan) tentang masuknya waktu-waktu shalat fardhu dengan lafal-lafal
tertentu. Menurut H. Sulaiman Rasjid yang dimaksud dengan Adzan ialah
“Memberitahukan”. Yang dimaksud di sini ialah memberitahukan bahwa waktu sholat
telah tiba dengan lafal yang di tentukan oleh syara’. Dari beberapa pengertian di atas
dapat disimpulkan adzan yaitu memberitahukan telah datangnya waktu shalat dengan
lafal yang telah ditentukan oleh syara’. Adzan, selain untuk memberitahukan bahwa
waktu shalat telah tiba, dan menyerukan untuk melakukan shalat berjamaah, juga pada
sisi lain untuk mensyiarkan agama Islam di muka umum. Dalam lafal adzan dan iqomah
banyak berisi pengertian yang mengandung maksud penting di antaranya dari sisi akidah,
seperti adanya Allah Yang Maha Besar bersifat Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya,
menjelaskan bahwa Nabi Muhammad adalah rasul Allah. Sesudah kita bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad utusan Allah, kita lalu diajak pula
meraih kemenangan baik di dunia maupun di akhirat. Lafal adzan dan iqomah akhirnya
ditutup dengan kalimat tauhid.
E. Pengertian Waktu Shalat
Waktu Shalat adalah waktu-waktu ibadah shalat lima waktu (Dhuhur, Ashar,
Maghrib, Isya, dan Subuh) ditambah dengan Imsak, terbit matahari, dan waktu Dhuha.
Waktu-waktu pelaksanaan shalat telah diisyaratkan oleh Allah swt dalam ayat-ayat al-
Quran, yang kemudian dijelaskan oleh Nabi saw. dengan amal perbuatannya
sebagaimana hadis-hadis yang ada. Hanya saja waktu-waktu shalat yang ditunjukkan oleh
al-Quran maupun hadis hanya berupa fenomena alam, yang kalau tidak menggunakan
ilmu falak tentunya akan mengalami kesulitan dalam menentukan awal waktu shalat.
Karena perjalanan semu matahari itu relatif tetap, maka waktu posisi matahari
pada awal waktu-waktu shalat setiap harisepanjang tahun mudah dapat diperhitungkan.
Dengan demikian orang yang akan melakukan shalat pada awal waktunya menemui
kemudahan. Di sisi lain, karena shalat itu tidak harus dilaksanakan sepanjang waktunya,
misalnya shalat Dhuhur tidak harus dilaksanakan dari jam 12 sampai jam 15 terus
menerus, melainkan cukup dilaksanakan pada sebagian waktunya saja.

9
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
a) Pengertian Shalat
Pengertian shalat dari bahasa Arab As-sholah, sholat menurut Bahasa / Etimologi
berarti Do‟a dan secara terminology/istilah, para ahli fiqh mengartikan secara lahir dan
hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam., yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut
syarat-syarat yang telah ditentukan.
b) Pengertian Shalat
Kata masjid ( ‫) َم ْس ِج ٌد‬merupakan pecahan kata  dari kata kerja dalam Bahasa Arab
‫( َس َج َد‬telah bersujud). Kata ‫ َم ْس ِج ٌد‬dengan huruf jim dikasrohkan itu berarti tempat khusus
yang disiapkan untuk melaksanakan sholat lima waktu. Sedangkan pengertian masjid
dalam istilah syar’I adalah tempat yang disiapkan untuk shalat di dalamnya secara terus
menerus. Pada asalnya, masjid secara syar’I adalah setiap tempat di bumi ini yang
digunakan untuk bersujud kepada Allah.
c) Pengertian wudhu
Islam sebagai agama sangat menganjurkan kepada pemeluknya untuk selalu menjaga
kebersihan baik kebersihan dirinya maupun kebersihan sekitarnya. Juga menjaga
kebersihan lahir maupun kebersihan batin. Menjaga kebersihan lahir/ luar dapat
dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi untuk membersihkan batin dari hadas hanya
dapat dilakukan sesuai dengan apa yang telah digariskan Tuhan melalui Nabi-Nya.
Ketika seseorang hendak berhubungan dengan Tuhannya harus dalam keadaan bersih
baik bersih lahirnya dari segala macam najis maupun bersih batin atau jiwanya dari
hadas baik hadas yang besar maupun hadas kecil. Seperti mandi, wudhu, dan
tayammmum.

d) Pengertian adjan

10
Secara etimologi adzan berarti menginformasikan semata-mata atau
pemberitahuan. Sedangkan secara terminologi berarti menginformasikan
(memberitahukan) tentang masuknya waktu-waktu shalat fardhu dengan lafal-lafal
tertentu. Menurut H. Sulaiman Rasjid yang dimaksud dengan Adzan ialah
“Memberitahukan”. Yang dimaksud di sini ialah memberitahukan bahwa waktu sholat
telah tiba dengan lafal yang di tentukan oleh syara’.
e) Pengertian waktu shalat
Waktu Shalat adalah waktu-waktu ibadah shalat lima waktu (Dhuhur, Ashar,
Maghrib, Isya, dan Subuh) ditambah dengan Imsak, terbit matahari, dan waktu Dhuha.
Waktu-waktu pelaksanaan shalat telah diisyaratkan oleh Allah swt dalam ayat-ayat al-
Quran, yang kemudian dijelaskan oleh Nabi saw. dengan amal perbuatannya
sebagaimana hadis-hadis yang ada. Hanya saja waktu-waktu shalat yang ditunjukkan
oleh al-Quran maupun hadis hanya berupa fenomena alam, yang kalau tidak
menggunakan ilmu falak tentunya akan mengalami kesulitan dalam menentukan awal
waktu shalat.

B. Saran
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna maka dari itu kami sangat
mengharapakan kritik dan saran dari ibu yang membidagi mata pelajaran ini agar kami
dapat memperbaiki kesalahan kami untuk makalah ini .

DAFTAR PUSTAKA

11
Imam al-Qodhi Abi al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad ibn Rusyd al
Qurtuby al-Andalusi, Bidayah Al-Mujtahid Wa Nihayah al-Muqtasid, jilid II,
(Beirut: Daar al-kutub al-Ilmiyah, 1996).
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2008).

12

Anda mungkin juga menyukai