Anda di halaman 1dari 11

SHALAT

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Fikih Ibadah
Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah dan Hukum Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone

Dosen Pengampu :
Dr. Firdaus, S.Sy., M.H.

Oleh :
SITI NUR ILMI
NIM. 742352023100

MARDIANA
NIM. 742352023104

Kelompok IV (23-HTN 5)

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BONE
2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulisan makalah yang berjudul “Shalat” ini dapat diselesaikan. Kami
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulisan makalah ini dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Fikih
Ibadah dan diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan penulis
dan pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki keterbatasan dan


kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan dan
kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan di masa mendatang.

Watampone, 22 Maret 2024


Penulis,

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 2
A. Pengertian Shalat .................................................................................................. 2
B. Dalil-Dalil yang Mewajibkan Shalat ................................................................. 2
C. Syarat Wajib dan Syarat Sah Shalat .................................................................. 5
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 7
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 7
B. Saran....................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan manusia, dimensi spiritual memiliki peran yang
sangat penting. Salah satu bentuk praktik spiritual yang secara luas diakui
dalam berbagai agama, termasuk Islam, adalah ibadah shalat. Shalat merupakan
kewajiban utama umat Muslim dan merupakan sarana untuk mendekatkan diri
kepada Allah Swt.
Shalat sebagai salah satu rukun Islam, memiliki peran sentral dalam
kehidupan umat Muslim. Di balik gerakan dan bacaannya, terkandung makna
mendalam yang menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta,
mengantarkan ketenangan jiwa, dan menumbuhkan disiplin diri.
Meskipun pentingnya shalat telah ditekankan dalam ajaran Islam,
praktiknya seringkali diabaikan atau dilakukan secara mekanis tanpa
pemahaman yang mendalam.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian shalat?
2. Apa saja dalil-dalil yang mewajibkan shalat?
3. Apa saja syarat wajib dan syarat sah shalat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian shalat.
2. Untuk mengetahui dalil-dalil yang mewajibkan shalat.
3. Untuk mengetahui syarat wajib dan syarat sah shalat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat
Shalat secara etimologi (bahasa) berasal dari kata bahasa Arab shalla –
yushallu - shalaatan ( ) yang mengandung makna doa atau
1
pujian. Adapun secara istilah (terminologi), shalat adalah perkataan dan
perbuatan tertentu atau khusus yang dimulai dengan takbir (takbiratul ihram)
dan di akhiri dengan salam.2
Dalam makna lain, ada juga yang mengartikan shalat yaitu
menghadapkan jiwa dan raga kepada Allah Swt. karena taqwa hamba kepada
Tuhannya, mengagungkan kebesarannya dengan khusyu’ dan ikhlas dalam
bentuk perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram.3

B. Dalil-Dalil yang Mewajibkan Shalat


Shalat diwajibkan dengan dalil yang qath’i dari Al-Qur’an, As-Sunnah
dan Ijma’ umat Islam sepanjang zaman. Tidak ada yang menolak kewajiban
shalat kecuali orang-orang kafir atau zindiq. Sebab semua dalil yang ada
menunjukkan kewajiban shalat secara mutlak untuk semua orang yang
mengaku beragama Islam yang sudah akil baligh. Bahkan anak kecil sekalipun
diperintahkan untuk melakukan shalat ketika berusia 7 tahun dan boleh dipukul
bila masih tidak mau shalat usia 10 tahun, meski belum baligh.

1
M. Khalilurarrahman Al-Mahfani, Fakta Keajaiban Shalat Subuh (Jakarta: Kawah Media,
2013), h. 2.
2
Syamsuddin Noor, Mengungkap Rahasia Shalat Para Nabi (Jakarta: Wahyu Media, 2009),
h. 132.
3
Moh. Rifa’I, Ilmu Fiqih Islam Lengkap (Semarang: Toha Putra, 1978), h. 79.

2
3

1. Dalil dari Al-Qur’an


Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an:

Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah


dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Q.S. Al-
Bayyinah : 5)

Artinya : “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah


Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.
Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman.” (Q.S. An-Nisa : 103)

Artinya : “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta


orang-orang yang rukuk.” (Q.S. Al-Baqarah : 43)
Dan masih banyak lagi perintah di dalam kitabullah yang
mewajibkan umat Islam melalukan shalat. Paling tidak tercatat ada 12
perintah dalam Al-Qur’an lafaz “aqiimush-shalata” yang bermakna
4

“dirikanlah shalat” dengan fi’il Amr (kata perintah) dengan perintah


kepada orang banyak (khithabul jam’i). Yaitu pada surat :
a. Surat Al-Baqarah ayat 43, 83, dan 110
b. Surat An-Nisa ayat 177 dan 103
c. Surat Al-An`am ayat 72
d. Surat Yunus ayat 87
e. Surat Al-Hajj ayat 78
f. Surat An-Nuur ayat 56
g. Surat Luqman ayat 31
h. Surat Al-Mujadalah ayat 13
i. Surat Al-Muzzammil ayat 20
Ada 5 perintah shalat dengan lafaz “aqiimush-shalata” yang
bermakna “dirikanlah shalat” dengan khithab hanya kepada satu orang.
Yaitu pada :
a. Surat Huud ayat 114
b. Surat Al-Isra ayat 78
c. Surat Thaha ayat 14
d. Surat Al-Ankabut ayat 45
e. Surat Luqman ayat 17.
2. Dalil dari As-Sunnah
Di dalam sunnah Rasulullah saw. ada banyak sekali perintah shalat
sebagai dalil yang kuat dan qath’i tentang kewajiban shalat. Diantaranya
adalah hadits-hadits berikut ini :
Dari Ibnu Umar r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Islam didirikan di atas lima hal. Syahadat bahwa tiada tuhan kecuali Allah
dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, penegakan shalat, pelaksanaan
zakat, puasa di bulan Ramadhan, dan haji ke Baitullah bila mampu". (HR.
Bukhari dan Muslim)
5

3. Dalil dari Ijma


Bahwa seluruh umat Islam sejak zaman Rasulullah saw. hingga hari
ini telah bersepakat atas adanya kewajiban shalat dalam agama Islam. Lima
kali dalam sehari semalam. Dengan adanya dalil dari Al-Qur’an, sunnah
dan ijma’ di atas, maka lengkaplah dalil kewajiban shalat bagi seorang
muslim. Maka mengingkari kewajiban shalat termasuk keyakinan yang
menyimpang dari ajaran Islam, bahkan bisa divonis kafir bila
meninggalkan shalat dengan meyakini tidak adanya kewajiban shalat.

C. Syarat Wajib dan Syarat Sah Shalat


1. Syarat Wajib Shalat
Syarat wajib merupakan suatu hal yang menyebabkan seseorang
berkewajiban menjalankan suatu perbuatan (ibadah), kalau disandingkan
dengan shalat maka suatu hal yang menyebabkan seseorang berkewajiban
menjalankan shalat. Adapun syarat wajib shalat ada 4, antara lain:
a. Islam
b. Berakal
c. Baligh
d. Suci daripada Haid dan Nifas
Ada juga yang menambah syarat wajib selain yang diatas4
a. Telah sampai dakwah (perintah Rasulullah saw. kepadanya)
b. Mampu melihat dan mendengar
2. Syarat Sah Shalat
Syarat sah ialah suatu hal yang membuat seseorang itu sah
hukumnya melakukan suatu perbuatan (ibadah). Kalau disandingkan
dengan shalat, maka suatu hal yang membuat shalat seseorang dihukumkan
sah.
4
Muhammad bin Ismail Daud Falambany, Matla’ul Badrain Wa Majma’ul Bahrain
(Semarang: Sumber Keluarga, 2002). h. 27.
6

Adapun syarat sah shalat itu ada 8, antara lain:


a. Islam
b. Mumayiz
c. Suci dari hadas kecil dan hadas besar
d. Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis
e. Menutup aurat
f. Mengetahui masuknya waktunya shalat
g. Menghadap ke kiblat (ka’bah)
h. Mengetahui shalat itu fardhu dan dapat membedakan antara rukun
dan sunnah
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Shalat secara etimologi (bahasa) berarti doa, sedangkan secara istilah
(terminologi) shalat adalah perkataan dan perbuatan tertentu atau khusus yang
dimulai dengan takbir (takbiratul ihram) dan di akhiri dengan salam.
Shalat diwajibkan dengan dalil yang qath’i dari Al-Qur’an, As-Sunnah
dan Ijma’ umat Islam sepanjang zaman. Tidak ada yang menolak kewajiban
shalat kecuali orang-orang kafir atau zindiq. Sebab semua dalil yang ada
menunjukkan kewajiban shalat secara mutlak untuk semua orang yang
mengaku beragama Islam yang sudah akil baligh. Bahkan anak kecil sekalipun
diperintahkan untuk melakukan shalat ketika berusia 7 tahun dan boleh dipukul
bila masih tidak mau shalat usia 10 tahun, meski belum baligh.
Syarat wajib merupakan suatu hal yang menyebabkan seseorang
berkewajiban menjalankan suatu perbuatan (ibadah), kalau disandingkan
dengan shalat maka suatu hal yang menyebabkan seseorang berkewajiban
menjalankan shalat. Syarat sah ialah suatu hal yang membuat seseorang itu sah
hukumnya melakukan suatu perbuatan (ibadah). Kalau disandingkan dengan
shalat, maka suatu hal yang membuat shalat seseorang dihukumkan sah.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, alangkah baiknya kita dapat
memahami dan mengamati tentang seluk beluk dari shalat lebih mendalam,
begitu pula besar harapan kami atas kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk makalah kami jika ada yang dianggap kurang, baik dari segi bahasa
maupun lainnya agar kedepannya dapat menjadi pelajaran buat kami.

7
DAFTAR PUSTAKA

Al-Mahfani, M. Khalilurarrahman. Fakta Keajaiban Shalat Subuh. Jakarta: Kawah


Media, 2013.

Falambany, Muhammad bin Ismail Daud. Matla’ul Badrain Wa Majma’ul Bahrain.


Semarang: Sumber Keluarga, 2002.

Noor, Syamsuddin. Mengungkap Rahasia Shalat Para Nabi. Jakarta: Wahyu Media,
2009.

Rifa’I, Moh. Ilmu Fiqih Islam Lengkap. Semarang: Toha Putra, 1978.

Anda mungkin juga menyukai