Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SHOLAT FARDHU

Disusun oleh:
1. Putri Natasya Mubarika (210101181)
2. Ahmad Kurniawan (210101107)
3. M. Safe'i Maulana (210101157)

Dosen pengampu: Awaludin,M.Pd.


Mata kuliah: Fiqih

INSTITUT AGAMA ISLAM ILMU TARBIYAH AL-QUR'AN


AL-ITTIFAQIAH INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, dan tidak lupa kita mengirim salam dan shalawat
kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan
kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam.
Dalam mata kuliah “fiqih” ini, kami mendapatkan tugas untuk
membuat makalah yang berjudul “sholat fardhu”. Kami harap dengan
membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, serta
dapat menambah wawasan kita mengenai ilmu fiqih terutama tentang
sholat fardhu.
Makalah ini memang masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah
yang lebih baik.
Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Indralaya, 20 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................ 1
D. Manfaat ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 3
A. Pengertian sholat ........................................................................ 3
B. Dasar hukum sholat fardhu.............................................................3
C. Syarat sah sholat............................................................................4
D. Rukun-rukun sholat.........................................................................5
E. Sunah-sunah sholat........................................................................8
F. Batasan aurat..................................................................................9
G. Bacaan do'a qunut.........................................................................10
H. Hal yang membatalkan sholat........................................................11
BAB III PENUTUP ............................................................................ 14
1. Kesimpulan ................................................................................... 14
2. Saran ............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sholat fardhu yang lima waktu merupakan ibadah yang wajib
dilaksanakan oleh seluruh umat muslim sebagain bukti kedari ketaatan,
kepatuhan dan ketundukan pada perintah Allah SWT dengan syarat dan
rukun yang melekat di dalamnya. Melaksanakan sholat fardhu berarti
menjalankan rukun islam yang ke dua. Disisi lain difahami bahwa dasar
dan tujuan penciptaan manusia di muka bumi ini adalah untuk mengabdi,
menyembah dan beribadah kepada Allah SWT selaku sang Khalik yang
Maha Tunggal, Pemilik seluruh alam semesta. Maka dari itu penulis
mengajak agar kita semua melaksanakan sholat terbaik mungkin
dihadapan Allah azza wajalla.
Pelaksanaan sholat yang benar dan konsisten sangat
mempengaruhi proses pembentukan karakter pelakunya dalam tindakan,
ucapaan maupun prilaku dalam kehidupan personal maupun sosialnya
terlebih lagi dalam diri mahasiswa sebagai kumpulan masyarakat
intelektual yang diharapkan menjadi generasi religius yang taat dan
penerus estafet sebagai intelektual muslim yang handal dalam ke-ilmu an
yang dimiliknya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian shalat?
2. Bagaimana dasar hukum sholat fardhu?
2. Bagaimana syarat sah shalat?
3. Bagaimana rukun-rukun shalat?
4. Bagaimana sunah-sunah shalat?
5. Bagaimana batasan aurat?
6. Bagaimana bacaan do'a qunut?
7. Bagaimana hal yang membatalkan shalat?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian shalat fardhu?
2. Untuk mengetahui dasar hukum sholat fardhu?
2. Untuk mengetahui syarat sah shalat?
3. Untuk mengetahui rukun-rukun shalat?
4. Untuk mengetahui sunah-sunah shalat?
5. Untuk mengetahui batasan aurat?
6. Untuk mengetahui bacaan do'a qunut?
7. Untuk mengetahui hal yang membatalkan shalat?

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca
mengenai ilmu fiqih terutama tentang sholat fardhu. Apalagi sholat ini
menjadi kebutuhan bagi kita yang dilaksanakan setiap rutin lima kali
sehari.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian shalat
Shalat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dengan
penuh kekhusyukan dan keikhlasan di dalam beberapa perkataan dan
perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta
menurut syarat-syarat yang telah di tentukan.
Jumlah shalat fardhu ada lima dalam sehari semalam:
1. Sholat subuh 2 raka'at, waktu dikerjakan mulai terbit fajar sadiq
hingga fajar matahari.
2. Shalat dzuhur 4 raka'at, waktunya setelah tergelincir matahari
sampai baying-bayang sesuatu benda telah sama dengan panjang
benda tersebut.
3. Shalat ashar 4 raka'at, dikerjakan setelah waktu shalat dzuhur habis,
sampai matahari terbenam di ufuk barat.
4. Shalat maghrib 3 raka'at, pelaksanaanya mulai terbenamnya
matahari hingga hilangnya mega merah.
5. Shalat isya' 4 raka'at, dimulai dari hilangnya Mega merah di ufuk
barat hingga terbitnya fajar sadiq (fajar putih yang terbenam di ufuk
timur)

B. Dasar hukum sholat fardhu


Dalil yang mewajibkan shalat banyak sekali, baik dalam Al Qur'an
maupun dalam hadits Nabi Muhammad Saw.

Dalil ayat-ayat Al-Qur'an yang mewajibkan shalat antara lain:

‫واوال ٰل و َوا َو ْي‬


‫وا َو ُم ْي وا َو َو ّٰر‬
‫اواا ِق ِق ْي َوا‬ ‫َّص‬ ‫ل ٰل و َوا َو ٰلو ُم‬
‫َو و َو ِق ْي ُم واوا َّص‬

Artinya:
Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang
yang rukuk. (Q.S Al-Baqarah:43)

3
‫ل ٰل و َوا َو ْي ٰل ا َو ِق ْي‬
‫اوا َو ْي َو ۤا ِق ا َو ْيوا ُم ْي ِقَواا‬ ‫ل ٰل و َواوِق َّص اوا َّص‬
‫َو و َو ِق ِق اوا َّص‬

Artinya:
Dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
( perbuatan) keji dan mungkar. ( QS. Al Ankabut ayat 45 )

Kemudian hadits Rasulullah: "Perintahlah anak-anak mu mengerjakan


shalat di waktu usia mereka meningkat tujuh tahun, dan pukullah (kalau
enggan melakukan shalat) di waktu mereka meningkat usia sepuluh
tahun."(HR. Abu Dawud)1

C. Syarat sah shalat


1. Islam
Islam adalah agama yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sebagai nabi dan rasul terakhir
untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman.
2. Suci dari hadats besar dan kecil
Hadas besar adalah hadas yang harus disucikan dengan cara
mandi sedangkan hadas kecil adalah hadas yang dapat disucikan
dengan cara berwudu atau tayamum saja.
3. Sudah baligh dan berakal
Akil baligh (Bahasa Arab: 'aqala = berakal, mengetahui, atau
memahami; balagha = sampai). Akil baligh adalah seseorang yang
sudah sampai pada usia tertentu untuk dibebani hukum syariat (taklif)
dan mampu mengetahui atau mengerti hukum tersebut. Orang yang
akil baligh disebut mukalaf.
4. Suci badan, pakaian, tidak terkena najis
Najis adalah kotor yang menjadi sebab terhalangnya seseorang
untuk beribadah kepada Allah. Najis juga dapat berarti jijik atau kotoran.
5. Mengetahui masuknya waktu shalat

1
(Ust Emar ER. Panduan Shalat & Do'a, 2005 , Lingkar Media, 2005)

4
6. Menghadap kiblat
7. Mengetahui yang rukun dan yang sunnat
8. Menutup aurat

D. Rukun-rukun shalat
Rukun shalat adalah bagian penting dari shalat itu sendiri. Dan
keabsahan shalat bergantung padanya. Rukun adalah ibarat empat
dinding bagi sebuah bangunan rumah. Setiap dinding merupakan bagian
penting bagi berrdirinya rumah tersebut. Dengan kata lain, tanpa adanya
salah satu dinding tersebut sebuah rumah akan roboh.
Berdasarkan hal itu, maka shalat yang tidak memenuhi rukun
dianggap batal. Rukun juga bisa disebut sebagai salah satu fardhu di
antara fardhu-fardhu shalat, atau kewajiban yang bermakna fardhu
menurut sebagian besar ulama ahli fiqih. Pembicaraan ini akan
diterangkan nanti.
Rukun-rukun shalat ialah:
1. Niat dalam hati sesuai dengan shalat yang dikerjakan
Niat menurut pengertian syariat ialah hasrat atas sesuatu dan
masuk dalam pekerjaannya. Jika misalkan seseorang niat melakukan
shalat Zhuhur tetapi ia tidak masuk di dalamnya, maka niat seperti itu
tidakdianggap.
2. Takbiratul ihram.
Takbiratul ihram ialah takbir pada permulaan shalat. Kalimat yang
diucapkan termasuk ucapan-ucapan yang difardhukan dalam Ehalat.
supaya takbiratul ihram sah, maka harus diucapkan saat ia sudah
dalam posisiberdiri dan dengan sugra yang minimal bisa didengar oleh
orang yang mengucapkannya sendiri.
3. Berdiri bagi yang kuasa
Bagi orang yang tidak sanggup berdiri, atau yang merasa susah
berdiri, ia boleh shalat sesuai dengan kemampuannya. Ini berlaku untuk
shalat fardhu. Adapun untuk shalat-shalat sunnat, orang boleh

5
melakukannya dengan posisi duduk walaupun sebenarnya ia sanggup
berdiri. Tetapi ia hanya mendapatkan pahala separo, sebagaimana
yang diterangkan dalam sebuah hadits shahih. Dan jika memang
tidaksanggup berdiri, ia mendapatkan pahala penuh seperti orang yang
shalat dengan berdiri.
4. Membaca surah Al Fatihah pada tiap raka'at
Membaca surat Al-Fatihah pada setiap rakaat dalam shalat fardhu
atau shalat sunnat, baik bagi imam maupun bagi orang yang shalat
sendirian. Minimal suara bacaannya bisa didengar oleh orang yang
bersangkutan. Kalau hanya sekedar menggerak-gerakkan bibir namun
tidak keluar suaranya, hal itu bisa membatalkan shalat. Adapun bagi
makmum, menurutsebagian ulama ahli fiqih, membaca Al-Fatihah
adalah salah satu rukun, baik dalam shalat yang menuntut bacaan
keras maupun shalat yang menunfut bacaan pelan. Dan menurut
sebagian besar mereka, dalam shalatyang menuntut bacaan keras hal
itu tidakwajib. Namun untukberhati-hati sebaiknya dibaca saja.
Bagi orang yang tidak hafal Al-Fatihah, ia wajib membaca tujuh ayat
dari surat Al- Qur'an apa saja. Jika ia tidak hafalsatu pun ayatAl-Qur'an,
ia harus membaca kalimat,
"Subhanallah walhamdu lillah, wala ilaha illallahu, wallallahu akbar wala
haula wala quwwata illa billah." Jika ia tidak hafal kalimat &ikir tersebut
ia memang tidak sanggup membacanya, ia harus berdiri selama kira-
kira bacaan surat Al-Fatihah, baru kemudian ruku' . Dan bagi orang
yang tidak bisa membaca bahasa Arab dengan baik, ia harus belajar
membaca Al-Fatihah. Takbiratul ihram itu harus menggunakan bahasa
fuab, tidak boleh membaca dengan bahasa lain. Tetapi ada sementara
ulama ahli fiqih yang memperbolehkan membaca takbiratul ihram
dengan selain bahasa Arab bagi orang yang memang tidak bisa
membacanya dengan bahasa Arab. Di antara yang berpendapat seperti
itu ialah para ulama dari kalangan madzhab Hanafi.

6
5. Rukuk beserta tuma'ninah
Minimal ialah membungkukkan fubuh yang kalau sekiranya
yangbersangkutan menjulurkan jari-jari tangannya bisa menyentuh lutut.
Dan yang sempurna adalah seperti yang telah diterangkan dalam tata
cara shalat.
6. I'tidal beserta tuma'ninah
Bangkit dari ruku', dan berdiri tegak. Jika seseorang bangkit tetapi
tidak sempat berdiri tegak, menurut mayoritas ulama ahli fiqih shalatnya
menjadi batal. Dan inilah pendapat yang shahih.
7. Sujud 2 kali beserta tuma'ninah
Menurut sebagian besar ulama ahli fiqih, sujud harus dibuktikan
dengan cara menggtrnakan dahi, hidung, sepasang telapak tangan.
sepasang lutut, dan sepasang telapak kaki. Menurut pendapat yang
diunggulkan, tidak wajib hukumnya membuka anggota-anggota sujud
yang biasanya tertutup seperti dahi dan tangan. Tetapi ada sebagian
ulama ahli fiqih yang berpendapat, bahwa hal itu hukumnya wajib.
Dengan kata lain, jika tidak dipenuhi bisa membatalkan shalat.
Para ulama dari kalangan madzhab Syafi'I mengatakan bahwa
membuka kedua tangan itu hukumnya wajib. Tetapi ada beberapa dalil
yang secara lahiriah mengatakan, jika karena ada u&ur, boleh
hukumnya menutupi tangan saat sedang sujud, sama seperti orang
yang bersujud di balik pakaiannya atau di balik penutup kepalanya yang
turun ke dahinya jika memang lantai yang dibuat sujud sangat panas
atau sangat dingin atau ada benda yang bisa membahayakan; seperti
pecahan kaca dan lain sebagainya. Tidak boleh sujud di atas tempat
terlalu tinggi yang dapat merusak shalat tanpa ada uzur. Jika
seseorang sujud di atas kursi, atau di atas benda lain yang posisinya
tinggi, tetapi posisi wajahnya lurus atau lebih tinggi, halitu hukumnya
tidak sah. Kecuali jika memang ada uzur, contohnya seperti bagi
seorang wanita yang sedang hamil. Kemudian sujud yang diwajibkan

7
itu dua kali. Jika seseorang sujud hanya satu kali dalam rakaat yang
keberapa pun, maka shalatnya batal.
8. Duduk antara dua sujud beserta tuma'ninah
9. Duduk tahiyat / tasyahut akhir
10. Membaca shalawat nabi pada tahiyat/tasyahut akhir
11. Membaca salam yang pertama
12. Tertib/secara urut.2

E. Sunah-sunah shalat
a. Sunnah Hai'at
1. Mengangkat tangan dan kiri ketika takbiratul ihram, ketika rukuk,
ketika i'tidal, dan ketika berdiri dari tahiyat awal.
2. Meletakan telapak tangan yang kanan diatas perngelangan tangan
yang kiri ketika berdekap.
3. Membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram.
4. Sebelum membaca Al Fatehah, membaca ta'awwudz.
5. Mengucapkan amin setelah Al Fatehah dibaca
6. Membaca Surat Al Quran pada pertama dan rekaat kedua (rekaat
permulaan) setelah membaca Al Fatehah.
7. Pada shalat maghrib, isya, dan subuh Imam mengeraskan bacaan
Surat Al Fatehah dan Dua Surat pada rekaat permulaan.
8. Membaca takbir ketika gerakan naik.
9. Membaca tashib ketika rukuk dan sujud.
10. Membaca 'sami'alllaahu liman hamidah' ketika bankit dari rukuk dan
membaca 'Rabbana lakal hamdu mil ussamaawaati wal ardla wamil
ulardli wamil umaasyi‟ta min syain ba‟du' ketika i;tidal.

2
(Rifa'i, Moh. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, 2020,Drs. Moh Rifa'i,PT. Karya
Toha Putra Semarang, 2020)

8
11. Melatakkan tangan di atas paha pada waktu duduk tasyahud awal
dan akhir, dengan cara membentangkan jari kiri dan menggenggamkan
jari yang kanan kecuali, jari telunjuk.
12. Duduk iftirasy dalam semua duduk shalat.
13. Duduk bersimpuh (tawarruk) ketika duduk akhir.
14. Membaca salam yang kedua.
15. Memalingkan muka ke kanan ketika membaca salam pertama dan
memalingkan muka ke kiri ketika membaca salam kedua.
Sunnah hai'at diatas merupakan sunnah-sunnah yang dapat
dikerjakan dalam shalat. Meskipun tidak wajib, namun bernilai pahala di
hadapan Allah Swt.
b. Sunnah Ab'adh
Amalan-amalan dalam sunnah ab'ad itu adalah
1. Melakukan Tasyahud awal
2. Membaca selawat saat Tasyahud awal
3. Lalu membaca selawat atas keluarga Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam saat tasyahud akhir
4. Terakhir adalah bacaan Qunut saat salat subuh, salat Witir, Di
pertengahan bulan suci.

F. Batasan aurat
Aurat Laki-laki berbeda dengan aurat perempuan. Hal itu jelas
karena laki-laki berbeda dengan perempuan, perempuan harus lebih
tertutup. Suara perempuan saja aurat, terlebih lagi anggota badannya.
Aurat laki-laki adalah pusar sampai lutut. Untuk itu, jika seseorang
hendak mengerjakan shalat maka harus menutupi aurat tersebut dengan
pakaian yang suci. Hendaklah mulai menutupi aurat dari atas pusar
sampai di bawah lutut. Hal ini disandarkan pada riwayat marfu' dari Jabir
r.a. yang melihat Rasulullah Saw. Pada suatu kesempatan yang ketika itu
Rasulullah Saw. shalat, Jabir pun berkata

9
" Aku (Jabir) melihat Rasulullah Saw. Shalat dengan baju yang satu" ( HR
Daruquthni dan Baihaqi )
Yang dimaksud dengan Rasulullah Saw. shalat dengan baju yang
satu (dalam tradisi Arab dahulu) adalah baju yang panjang yang menutupi
pusar hingga lutut. Pakaian itulah yang dikenakan Rasulullah Saw. dalam
satu kesempatan saat menunaikan shalat.
Sementara itu, aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali
telapak tangan dan wajah. Untuk itu, pakaian yang bisa menutupi Aurat
perempuan saat shalat adalah dengan rukuh atau mukena. Rukuh atau
mukena tersebut memang dirancang untuk kaum perempuan shalat yang
bisa menutupi seluruh bagian tubuh, kecuali telapak tangan dan wajah. 3

G. Bacaan do'a qunut


Doa qunut subuh adalah membaca doa qunut dalam sholat subuh
saat memasuki rakaat kedua. Tepatnya doa qunut subuh dibaca setelah
iktidal sebelum beranjak untuk posisi sujud pertama di rakaat kedua
tersebut.
Meski termasuk sunnah, menurut Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid
Sabiq karya Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, doa qunut subuh
sangat diutamakan dibaca ketika terjadi bencana atau musibah. Dari Abu
Hurairah, ia berkata,

‫ل ْي ِقا ِق َاّل َوا َو ْي ا َو ْي ُم َو ا ِقا َو ْي ٍم ا َو ْي ا َو َو ا َو ْي ٍما‬


‫اا ُم وُما ِقا َو ا َو ْي َو ُم ا ِق ا َو او َوو ِقواوا ُّص‬
‫َو َو َو‬

Artinya: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak melakukan qunut


pada sholat subuh kecuali ketika mendoakan kebaikan atau kejelekan
atas suatu kaum." (HR Ibnu Hibban).

‫وَوا َاّل ُم َّص او ْيه ِق ِق ْي ا ِق ْي َو ْي ا َوه َو ْي َو ا َو َو ِق ِق ا ِق ْي َو ْي ا َو َو ْي َو ا َو َو َو اَّص ِق ْي ا ِق ْي َو ْي ا َو َو اَّص ْي َو ا َو َو ِقا ْيكا ِقا ْي ا ِق ْي َو او َو ْي َو‬
‫ط ْي َو ا َو ِق ِق ْي ا َّصَواا‬
‫ض ا َو َو َوْيكا َو وِق َّصهُما َوا َو ِقذ ُّصوا َو ْي ا َو واَو ْي َو ا َو َوا َو ِق ُّصلا َو ْي ا َو َو ْي َو ا َو َو َوا ْي َو َو‬
‫اا َّص َو ا َو َو َو اَو ْي َو ا‬ ‫ض ْي ا َو َوا ُم ْي َو‬ ‫ا َو ِق َّص َوكا َو ْي ِق‬، ‫ض ْي َو‬‫َو َو َو‬

3
(Abdullah haidir, Buku Panduan Shalat lengkap, Maret 2010, Kantor kerjasama
DBP, 2010)

10
‫ل َّص ا ُما َو َو ا َو ِقَاّل َو َو ا ُم َو َّص ٍماوا َّص ِق ِقَاّل اوْي ُم ِق َاّل ِقَاّل ا َو َو َو اآ ِقا ِقها‬ ‫ض ْي َو ا َو ْي َو ْيغ ِق ُما َوكا َو َو ُم ُم‬
‫با ِقاَو َوْيكا َو َو‬ ‫َو َو َوكاوا َو ْي ُما َو َو ا َو ا َو َو‬
‫ل ْي ِق ِقها َو َو َّص َوا‬
‫َو َو‬

Artinya: "Ya Allah tunjukkanlah aku sebagaimana mereka yang telah


Engkau beri petunjuk. Berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka
yang telah Engkau berikan kesehatan. Peliharalah aku sebagaimana
orang-orang yang telah Engkau lindungi. Berikanlah keberkahan
kepadaku pada apa yang telah Engkau berikan. Selamatkanlah aku dari
bahaya kejahatan yang telah Engkau tentukan. Engkaulah yang
menghukum dan bukan dihukum. Tidak hina orang yang Engkau jadikan
pemimpin. Tidak mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau
wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi. Bagi-Mu segala pujian di atas apa
yang Engkau tentukan. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat
kepada-MU. Semoga Allah mencurahkan rahmat dan karunia atas
junjungan kami Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya."

Bacaan doa qunut subuh dilantunkan dengan suara pelan usai ruku
sembari mengangkat tangan. Disunnahkan pula untuk menggunakan lafal
"ihdini" yang artinya berilah aku petunjuk.4

H. Hal yang membatalkan sholat


Shalat seseorang akan batal apabila ia melakukan salah satu di antara
hal-hal berikut ini:
1. Makan dan minum dengan sengaja. Hal ini ber-dasarkan
sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam:
"Sesungguhnya di dalam shalat itu ada kesibukkan tertentu."
(Muttafaq 'alaih) (1)
Dan ijma' ulama juga mengatakan demikian.
2. Berbicara dengan sengaja, bukan untuk kepentingan pelaksanaan
shalat.
"Dari Zaid bin Arqam radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Dahulu

4
( Syaikh Hassan Ayyub, Fikih Ibadah )

11
kami berbicara di waktu shalat, salah seorang dari kami
berbicara kepada temannya yang berada di sampingnya sampai
turun ayat: 'Dan hendaklah kamu berdiri karena Allah (dalam
shalatmu) dengan khusyu', maka kami pun diperintahkan
untuk diam dan dilarang berbicara." (Muttafaq 'alaih)

Dan juga sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam:


"Sesungguhnya shalat ini tidak pantas ada di dalamnya percakapan
manusia sedikit pun." (HR. Muslim)
Adapun pembicaraan yang maksudnya untuk membetulkan
pelaksanaan shalat, maka hal itu diperbolehkan seperti membetulkan
bacaan (Al-Qur'an) imam, atau imam setelah memberi salam kemudian
bertanya apakah shalat-nya sudah sempurna, apabila ada yang
menjawab belum, maka dia harus menyempurnakannya.
Hal ini pernah terjadi terhadap Rasulullah Shallallaahu alaihi
wasallam , kemudian Dzul Yadain ber-tanya kepada beliau, 'Apakah
Anda lupa ataukah sengaja meng-qashar shalat, wahaiRasulullah?'
Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallammenjawab, 'Aku tidak lupa dan
aku pun tidak bermaksud meng-qashar shalat.' Dzul Yadain berkata,
'Kalau begitu Anda telah lupa wahai Rasulullah.' Beliau bersabda, 'Apa-
kah yang dikatakan Dzul Yadain itu betul?' Para sahabat menjawab,
'Benar.' Maka beliau pun menambah shalatnyadua rakaat lagi,
kemudian melakukan sujud sahwi dua kali. (Muttafaq 'alaih)
3. Meninggalkan salah satu rukun shalat atau syarat shalat yang telah
disebutkan di muka, apabila hal itu tidak ia ganti/sempurnakan di
tengah pelaksanaan shalat atau sesudah selesai shalat beberapa saat.
Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam
terhadap orang yang shalatnya tidak tepat:
"Kembalilah kamu melaksanakan shalat, sesungguhnya kamu belum
melaksanakan shalat." (Muttafaq 'alaih)
Lantar

12
an orang itu telah meninggalkan tuma'ninah dan i'tidal. Padahal kedua
hal itu termasuk rukun.
4. Banyak melakukan gerakan, karena hal itu bertentangan dengan
pelaksanaan ibadah dan membuat hati dan anggota tubuh sibuk
dengan urusan selain ibadah.
Adapun gerakan yang sekadarnya saja, seperti memberi isyarat untuk
menjawab salam, membetulkan pakaian, menggaruk badan dengan
tangan, dan yang semisalnya, maka hal itu tidaklah membatalkan
shalat.
5. Tertawa sampai terbahak-bahak.
Para ulama sepakat mengenai batalnya shalat yang disebabkan
tertawa seperti itu. Adapun tersenyum, maka kebanyakan ulama
menganggap bahwa hal itu tidaklah merusak shalat sese-orang.
6. Tidak berurutan dalam pelaksanaan shalat, seperti mengerjakan
shalat Isya sebelum mengerjakan shalat Maghrib, maka shalat Isya itu
batal sehingga dia shalat Maghrib dulu, karena berurutan dalam
melaksanakan shalat-shalat itu adalah wajib, dan begitulah perintah
pelaksanaan shalat itu.
7. Kelupaan yang fatal, seperti menambah shalat menjadi dua kali lipat,
umpamanya shalat Isya' delapan rakaat, karena perbuatan tersebut
merupakan indikasi yang jelas, bahwa ia tidak khusyu' yang mana hal
ini me-rupakan ruhnya shalat.5

5
(Al-„Allâmah „Abdullâh al-Jibrîn. Tuntunan Shalat Menurut Al-Qur'an dan As-
sunah, Ebook, Abu Salma Al Atsari, 52-54)

13
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Shalat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dengan
penuh kekhusyukan dan keikhlasan di dalam beberapa perkataan dan
perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta
menurut syarat-syarat yang telah di tentukan. Shalat fardhu adalah shalat
yang wajib kita kerjakan, yaitu shalat subuh, zuhur, asar, maghrib dan
isya‟.

2. Saran
Saran dari kelompok kami bagi pembaca dari makalah ini adalah
kita harus belajar terus tentang ilmu agama islam dan harus lebih
mendalami serta memperluas wawasan apa itu maksud dari ilmu fiqih,
khususnya bagian sholat fardhu. Hal ini sangat penting untuk dipahami,
apalagi illmu fiqih sangat banyak cakupannya. Mari kita berikan ibadah
terbaik kepada Allah SWT.

14
DAFTAR PUSTAKA

(Ust Emar ER. Panduan Shalat & Do'a, 2005 , Lingkar Media, 2005)
(Rifa'i, Moh. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, 2020,Drs. Moh Rifa'i,PT.
Karya Toha Putra Semarang, 2020)
( Syaikh Hassan Ayyub, Fikih Ibadah )
(Abdullah haidir, Buku Panduan Shalat lengkap, Maret 2010, Kantor
kerjasama DBP, 2010)
(Al-„Allâmah „Abdullâh al-Jibrîn. Tuntunan Shalat Menurut Al-Qur'an dan
As-sunah, Ebook, Abu Salma Al Atsari, 52-54)

15

Anda mungkin juga menyukai