Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KARAKTERISTIK DAN PRINSIP-PRINSIP AJARAN ISLAM,


PERSAMAAN DAN PERBEDAANNYA DENGAN AGAMA- AGAMA
LAINNYA

Disusun oleh:
1. Hoirotul Hasanah (210101143)
2. M. Safe'i Maulana (210101157)
3. Putri Natasya Mubarika (210101181)

Dosen pengampu: Dr. Zainuddin, M.Pd.I


Mata kuliah: Studi Keislaman

INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QUR'AN


AL-ITTIFAQIAH INDRALAYA OGAN ILIR
SUMATERA SELATAN TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, dan tidak lupa kita mengirim salam dan shalawat kepada
baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran
yang benar yaitu agama Islam.
Dalam mata kuliah “studi keislaman” ini, kami mendapatkan tugas untuk
membuat makalah yang berjudul “Karakteristik dan Prinsip-prinsip AjaranIslam,
Persamaan dan Perbedaannya dengan Agama-agama lainnya”. Kami harap dengan
membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, serta dapat
menambah wawasan kita mengenai studi keislaman terutama tentang
karakteristik dan prinsip-prinsip ajaran islam, persamaan dan perbedaannya
dengan agama-agama lainnya.
Makalah ini memang masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.
Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Indralaya, 30 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 1
D. Manfaat .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
A. Pengertian karakteristik dan prinsip-prinsip islam .................................. 3
B. Macam-macam karakteristik ajaran islam ................................................ 4
C. Macam-macam prinsip ajaran islam ......................................................... 9
D. Persamaan dan Perbedaan dengan agama yang lain ................................ 14
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 19
1. Kesimpulan ............................................................................................... 19
2. Saran.......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap agama mempunyai karakteristik dan prinsip yang membedakannya
dari agama-agama yang lain. Istilah karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas
adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat,
tabiat, temperamen, watak. Jadi karakterajaran Islam adalah sifat-sifat khas Islam
itu sendiri yang menjadi pembedanya dengan agamalain dalam meyakinkan
pemeluk-pemeluknya. Berbicara karakter, maka kita harus tahubagaimana sifat
pribadinya, dengan mengenal sedekat mungkin, jangan lihat dari luarnya
saja.Begitu juga dengan Islam. Islam tidak bisa dinilai hanya dari luarnya saja,
Islam mempunyaikekhasan tersendiri dengan ajaran-ajaran nya, apabila
dibandingkan dengan kepercayaan lainmaka disanalah akan tampak keunggulan
dan keunikkan ajaran Ilahi Rabbi ini. Maka dari itu, mudah-mudahan makalah ini
dapat dipahami dengan baik untuk mengenal karakteristik danprinsip ajaran Islam.
Salah satu karakteristik ajaran Islam yang paling istimewa adalah
kesempurnaan ajarannya yang meliputi seluruh sisi kehidupan manusia (Ammar,
2009: 656). Telah dimuat oleh aturan syari‟at. Dalam hal ini masalah ekonomi
juga tidak terlepas dari aturan syari‟at. Dimana permasalahan ekonomi sangat
urgen untuk dibahas sekaligus sangat sensitif karena hal ini termasuk kedalam
hubungan bermuamalah antar sesama muslim maupun non muslim.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian karaktristik dan prinsip ajaran agama islam?
2. Bagaimana macam-macam karakteristik ajaran islam?
3. Bagaimana macam-macam prinsip ajaran islam?
4. Bagaimana Persamaan dan Perbedaan dengan agama yang lain?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian karaktristik dan prinsip ajaran agama?
2. Untuk mengetahui macam-macam karakteristik ajaran islam?
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam prinsip ajaran islam?

1
4. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dengan agama yang lain?

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai
ilmu studi keislaman, terutama tentang karakteristik dan prinsip-prinsip ajaran
islam, persamaan dan perbedaannya dengan agama-agama lainnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian karakteristik dan prinsip-prinsip islam


Karakteristik berasal dari Bahasa Inggris “ character ”, yang berarti watak,
karakter, dan sifat. Selanjutnya, kata ini menjadi “ Characteristic” yang berarti
sifat yang khas, yang membedakan satu dengan yang lainnya dalam Bahasa
Indonesia.
Karakter berarti sifat yaituRupa atau keadaan yang tampak pada suatu
benda atau kata yang menyatakan keadaan sesuatuseperti Panjang, Keras, dan
Besar.Islam sebagai sebuah bangunan atau sistem yang sofisticated dan berbasis
pada ajaranutama Al-Quran dan Al-Sunah diyakini memiliki karakter yang
dengannya dapat diidentifikasiatau dikenali secara seksama yang selanjutnya
dapat dibedakan dengan ajaran agama lainnya.Status, kepedudukan, dan respons
yang diberikan seseorang pada sesuatu itu. Jika sifat dankarakternya
mengagumkan dan memberikan manfaat yang besar bagi kemanusiaan,
makasesuatu itu biasanya dihormati dan dimuliakan. Dengan menggunakan
berbagai pendekatan baiksecara normatif, psikologis, historis, filosofis, sosiologis,
politik, ekonomis, dan berbagai disiplinilmu lainnya, karakteristik ajaran Islam
dapat diketahui sebagai berikut.
Allah SWT menurunkan syariat Islam sejatinya untuk menciptakan
kehidupan yang baik bagi seluruh umat manusia tanpa kecuali. Dengan kata lain,
syariat-Nya adalah rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil „alamin). Wujudnya,
hidup sejahtera (lahum ajruhum „inda rabbihim), damai (wa la khaufun „alaihim)
dan bahagia (wa la hum yahzanun). Karena itu, seluruh pemikiran, pandangan,
pola pikir serta tata aturan dalam bidang agama, sosial, politik, hukum, ekonomi,
budaya, maupun bidang lainnya, semestinya berorientasi pada tujuan untuk
menciptakan kehidupan yang penuh rahmat. Perilaku atau praktik keberagamaan
yang jauh dari tujuan itu, seperti kekerasan, terorisme, kebencian, dan sejenisnya,
tidak hanya menyimpang dari syariat Islam, tetapi juga menjadi parasit yang
menghambat dan menghancurkan peradaban. Buku ini mengingatkan sekaligus

3
menegaskan kembali esensi tujuan syariat Islam dengan menelusuri prinsip-
prinsip teologis Islam rahmatan lil „alamin dari sumber primernya: al-Quran dan
Hadis. Prinsip-prinsip fundamental ini—yakni akidah, tauhid, atau ushul ad-din—
disebut oleh Imam Abu Hanifah dengan “Fikih Akbar”. Fikih Akbar merupakan
pangkal (ushul) dari segala tafsir syariat Islam (furu‟) yang berorientasi kepada
kehidupan yang baik. Dengan penelusuran yang tekun, hati-hati dan cermat,
analisis yang tajam dan bernas, penafsiran yang inklusif dan kontekstual,
penulisnya mengupas dasar-dasar Islam yang ramah dari dimensi ontologis,
epistemologis dan aksiologisnya. Dengan begitu, prinsip-prinsip Islam rahmatan
lil „alamin tidak hanya kukuh pada tataran argumentasi dan teori, tetapi juga pada
tataran praksis.
Kebenaran Islam sebagai agama fitrah dapat dipahami melalui informasi
yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, yang berupa al-Quran dan al-Hadits.
Informasi tersebut tentunya harus dipelajari dan digali dengan benar sesuai
dengan kaidah keilmuan. Islam adalah nama yang diberikan oleh Tuhan sendiri,
banyak ayat-ayat Al-qur‟an yang menyebutkannya, salah satunya:
19:‫ّللا اإلسالَ ُم (ال عمران‬ ًّ
ّ َ‫إن الدِّيهَ ِعند‬
“Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam”

B. Macam-macam karakteristik ajaran islam


Nilai-nilai ajaran Islam hanya bisa dicapai apabila konsep dan karakteristik
ajaran Islam dikembangkan melalui pemahaman humanistik. Itulah sebabnya,
karakteristik ajaran Islam memuat berbagai bidang, seperti bidang agama,
muamalah (kemanusiaan) yang di dalamnya termasuk masalah pendidikan, ilmu
pengetahuan, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, kehidupan, sosial, kesehatan,
pekerjaan, serta Islam sebagai sebuah disiplin ilmu. Umat Islam harus mampu
mengakomodir hal penting yang bernilai kemanusiaan dalam beberapa bidang
pengetahuannya yang berlandaskan ajaran Islam.
Agama Islam, disamping sebagai keyakinan yang dianut oleh manusia
dengan corak spiritualnya, juga harus dipelajari sebagai objek kajian ilmiah yang
menarik. Alasannya adalah karena selain agama dapat memengaruhi semangat

4
kerja, semangat juang, dan berkorban bagi pemeluknya, Islam juga merupakan
budaya bahkan sejak lama telah menjelma menjadi budaya, Islam mempunyai
pmasyarakat. Bila Islam adalah budaya dan mempunyai masyarakat maka ia layak
dikaji ilmiah dengan berbagai pendekatan.
Memahami karakteristik agama Islam sangat penting bagi setiap muslim,
karena akan dapat menghasilkan pemahaman Islam yang komprehensif. Beberapa
karakteristik agama Islam, yakni antara lain sebagai berikut:

1.Rabbaniyah (Bersumber langsung dari Allah s.w.t)


Islam merupakan manhaj Rabbani (konsep Allah s.w.t), baik dari aspek
akidah, ibadah, akhlak, syariat, dan peraturannya semua bersumber dari Allah
s.w.t.
Karakter ajaran Islam yang besifat kritis ini dapat dilihat dari segi
kependudukan ajaranIslam yang memiliki ciri yang lebih tinggi dibandingkan
dengan ajaran-ajaran samawi yangditurunkan sebelumnya. Dengan kedudukannya
yang demikian itu, maka ajaran Islam dengansumber utamanya Al-Qur‟an dan Al-
Sunah menjadi wasit, hakim, atau korektor terhadap berbagai kekeliruan dan
penyimpangan yang telah diperbuat para penganut agama sebelumnya.Kekeliruan
ini misalnya berkaitan dengan doktrin ketuhanan, ajaran kitab suci, dan
lainsebagainya. Keadaan penyimpangan ini dapat dilihat dari informasi yang
diberikan Al-Qur‟an sebagai berikut:
“Tetapi jika kamu menyimpang(dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti
-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Mahaperkasa lagi Maha
bijaksana.” (QS. al-Baqarah(2): 209

2. Insaniyah ’Alamiyah (humanisme yang bersifat universal)


Islam merupakan petunjuk bagi seluruh manusia, bukan hanya untuk suatu
kaum atau golongan. Hukum Islam bersifat universal, dan dapat diberlakukan di
setiap bangsa dan negara.
Karakteristik ini menjadikan Islam bukan hanya untuk suatu bangsa atau
kelompoktertentu melainkan untuk semua umat manusia. Perbedaan warna kulit
suku bangsa, bahasa,budaya dan lain sebagainya tidak menghalangi untuk menjadi

5
penganut Islam. Dengankarakternya yang komposit maka islam dapat
mempersatukan dan mempersaudarakan seluruhumat manusia didunia dengan
dasar yang kukuh yakni iman dan takwa kepada Allah SWT.

3. Syamil Mutakamil (Integral menyeluruh dan sempurna)


Islam membicarakan seluruh sisi kehidupan manusia, mulai dari yang
masalah kecil sampai dengan masalah yang besar, dapat dilihat darisegi
kedudukannya atau perbandingannya dengan agama-agama samawi lainnya.
Yakni bahwa ajaran Islam adalah agama yang terakhir, yang melengkapi dan
menyempurnakan agama-agama samawi sebelumnya itu. Jika agama-agama
samawi lainnya hanya mengandung ajaran yang berkenaan dengan aspek tertentu
saja, misalnya aspek akidah, ibadah atau akhlak, maka ajaran Islam
membawaajaran akidah, akhlah, sosial, ekonomi, politik, ketatanegaraan,
kekeluargaan, kebudayaan,peradaban, dan lain sebagainya.Intinya ajaran Islam
mencakup berbagai aspek kehidapan manusia.Karakteristik ajaran islam
yang bersifat al-syumuliah (menyeluruh) danmenyempurnakan serta melengkapi
ajaran agama-agama samawi sebelumnya ini dinyatakandalam Al-Qur‟an sebagai
berikut: QS. Al-Maidah(5):3
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku
cukupkan kepada kamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama
bagi kamu”
Hal ini sejalan dengan Hadis Nabi Muhammad SAW:
“Bukanlah orang yang terbaik diantara kamu sekalian orang yang meninggalkan
urusan dunia hanya mementingkan urusan akhirat saja, atau meninggalkan urusan
akhirat karena hanya mementingkan urusan dunia saja, melainkan yang baik itu
adalah orang yang mementingkankedua-duanya, karena dunia adalah sarana
untuk mencapai kebahagiaan akhirat.” (HR. Ibn Asakir dari Anas ra.)

4. Al-Basathah (elastis, fleksibel, mudah)


Islam adalah agama fitrah bagi manusia, oleh karena itu manusia niscaya
akan mampu melaksanakan segala perintah- Nya tanpa ada kesulitan, tetapi
umumnya yang menjadikan sulit adalah manusia itu sendiri.

6
Karena keadaan zaman dari waktu ke waktu selalu berubah baik dari segi
pola komunikasi, interaksi, transaksi, dan berbagai aspek hidup lainnya, maka
ajaran Islam juga harusmengikuti dinamika ini.
Dengan cara menyedikan peluang atau space untuk para ulama untuk
melakukan reinterpretasi dan reformulasi terhadap ajaran Islam itu, yakni dengan
menyediakan ayat-ayatAl-Qur‟an yang bersifat Interpretable yaitu ayat bersifat
mutasyabihat. Dengan adanya ayat-ayat yang mutasyabihat, maka ajaran Islam
dapat merespon atau menjawab berbagai masalah yang secara terang benderang
belum dijelaskan didalam Al Qur‟an.

5. Al-’Adalah (keadilan)
Islam datang untuk mewujudkan keadilan yang sebenar- benarnya, untuk
mewujudkan persaudaraan dan persamaan di tengah-tengah kehidupan manusia,
serta memelihara darah (jiwa), kehormatan, harta, dan akal manusia.
Karakteristik ajaran Islam tentang ini dapat dilihat dari upaya Islam yang
melindungi HAM sebagai mana dapat dilihat dari segi visi, misi, dan tujuannya,
yakni ajaranIslam memiliki ciri tidak hanya mensejahterahkan kehidupan dunia
atau akhirat saja, melainkanmenyejahterahkan dunia dan akhirat; jasmani
dan rohani, individual dan sosial, lahir dan batin;tidak hanya bersifat lokal,
nasional, atau regional, melainkan juga bersifar Internasional. Ajaransilam
bertujuan memelihara dan melindungi hak- hak asasi manusia, yakni hak hidup
(hifdz al-nafs), hak beragama (hifdz al-din), hak berfikir (hifdz al-„aql), hak
memiliki keturunan (hifdz al-nasl), dan hak mendapatkan, memiliki
dan menggunakan harta (hifdz al-maal). Hal ini sejalandengan firman Allah SWT:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeriakhirat, dan janganlah kamu melupakan bagimu dari (kenikmatan) dunia,
dan berbuat baiklah(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamuberbuat kerusakan di (dimuka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS.al-
Qashash(28): 77).

7
6. Keseimbangan (equilibrium, balans, moderat)
Dalam ajaran Islam, terkandung ajaran yang senantiasa menjaga
keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum, antara
kebutuhan material dan spiritua serta antara dunia dan akhirat.

7. Perpaduan antara Keteguhan Prinsip dan Fleksibilitas


Ciri khas agama Islam yang dimaksud adalah perpaduan antara hal-hal
yang bersifat prinsip (tidak berubah oleh apapun) dan menerima perubahan
sepanjang tidak menyimpang dari batas syariat.
Sebagai akibat dari peran dan fungsinya dalam menjawab berbagai
masalah yang beraneka ragam dan selalu mengalami perkembangan maka ajaran
Islam harus senantiasa memperbarui dirinya dari waktu ke waktu dalam bentuk
pemikiran baru dan kontekstual danberbagai kehidupan masyarakat.Sifat Islam
yang progresif itu telah diwujudkan umat Islam di zaman Klasik, yakni
denganmelairkan karya-karya Inovasi dan orisinal yang bermanfaat bagi
kehidupan umat manusia.

8. Graduasi (berangsur-angsur/bertahap)
Hukum atau ajaran-ajaran yang diberikan Allah kepada manusia
diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan fitrah manusia. Jadi tidak
secara sekaligus atau radikal.

9. Argumentatif Filosofis
Ajaran Islam bersifat argumentatif, tidak bersifat doktriner. Dengan
demikian Al-Quran dalam menjelaskan setiap persoalan senantiasa diiringi
dengan bukti-bukti atau keterangan-keterangan yang argumentatif dan dapat
diterima dengan akal pikiran yang sehat (rasional religius).
Ajaran Islam yang terdapat pada Al-Qur‟an dan Hadis selain memuat
perintah tetapi juga larangan. Dengan menjalankan perintah Allah SWT manusia
mendapatkan ketenangan jiwa, kehidupan yang lurus dan berakhlak mulia. Ada
pula larangan Allah SWT, berbagai perbuatan ituakan merugikan bagi orang yang
melakukannya dan bagi orang lain. jadi larangan dan perintahini sejalan dengan

8
akal manusia. Ajaran Al-Qur‟an bersifat Global dan isyarat-isyarat yang bersifat
umum.Karena demikian pentingnya kedudukan akal dalam ajaran Islam, Maka
setiap orangyang mengamalkan ajaran Islam harus dalam keadaan sadar dan
normal.

10. Toleran
Islam bersifat toleran dengan menghormati agama lain, tidak menyalahkan
ataumengolok-olok.Islam membangun toleransi serhadap agama-agama yang
serumpun dan tidakserumpun.Karakteristik ajaran agama Islam bersifat Inklusif
tidak hanya normatif atau teori yangtertulis dalam kitab suci, melainkan di
praktikan oleh umat Islam ketika berkuasa di Spanyol,India, dan lain sebagainya.
inklusif itu sendiri berarti sikap yang hanya mengimani, menghayatidan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, pada saat bersama ia juga harus
menghormatipenganut agama orang lain, tanpa mebenarkan, mengimani, atau
mengamalkannya.

C. Macam-macam prinsip ajaran islam

1. Sesuai Dengan Fithrah Manusia (Muthabaqah Fithrah Al- Naas)


Kata fithrah secara harfiah berarti keadaan suci, dan dapat pula berarti
berbuka. Selainitu ada pula yang mengartikan bahwa fithrah adalah
kecenderungan atau perasaan mengakuiadanya kekuasaan yang menguasai dirinya
dan alam jagat raya, yang selanjutnya disebut Tuhan.Dari pengertian ini, maka
fithrah sering pula diartikan sebagai perasaan beragama."Setiap anak yang
dilahirkan dalam keadaan fithrah(berpotensi agama) maka keduaorangtuanyalah
yang menyebabkan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi"
(HR.Bukhari Muslim)Dalam ayat dan hadis tersebut, fitrah diartikan sebagai
perasaan atau potensi beragama.Perasaan ini bukan dibuat-buat, melainkan
bersifat alami, kodrati, dan dibawa sejak lahir.Potensi beragama ini dalam
praktiknya dapat mengambil bentuk kepercayaan pada agama yangmemengaruhi
dirinya. Jika agama Yahudi yang memengaruhi dirinya, makan ia akan
menjadipenganut Yahuni. Jika agama Islam yang memengaruhi dirinya, makan ia

9
akan manjadi penganutIslam, dan seterusnya.Sebagaimana dikemukakan para
ahli, ternyata bukan hanya fithrah beragama,melainkan juga fithrah keingintahuan
terhadap sesuatu(curiosity), fithrah menyukai danmencintai seni. Dengan fithrah
beragama, menusia menjadi orang yang bertuhan dan berakhlakmulia. Dengan
fithrah keingintahuan menusia menjadi orang yang berilmu pengetahuan,
dandengan fithrah seni manusia menjadi halus dan menyukai yang indah. Dengan
perpaduan antaraagama, ilmu, dan seni inilah manusia akan menjadi fithrah-nya
sebagaimana seutuhnya.

2. Keseimbangan (Al-Tawazun)
Manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani. Jasmani cenderung kepada
hal-hal yang bersifatmateri, pragmatis, sesaat, tujuan jangka pendek,
menghalalkan segala cara, dan selanjutnyamelanggar. Adapun rohani cenderung
kapada hal-hal yang bersifat immateri, rohaniah, filosofis,abadi, tujuan jangka
panjang, dan selalu berpihak pada kebenaran.Ketika jasmani dan rohani menyatu
dalam tubuh manusia, maka timbullah gejala-gelajakejiwaan yang cenderung
kepada yang rendah dan negatif yang tampak dalam bentuk nafsuamarah, nafsu
syahwat, dan mudah dibujuk setan.

3. Sesuai Dengan Keadaan Zaman dan Tempat (Shalihun Li Kulli Zaman Wa Makan)
Islam adalah agama akhir zaman. Setelah itu tidak ada lagi agama
yang diturunkan olehAllah SWT. Dengan sifatnya yang demikian itu, dalam Al-
Qur'an dan Al-Sunnah maka Islam akanterus berlaku sepanjang zaman.Untuk
mengantisipasi berbagai perkembangan yang terjadi, maka di dalam Al-
Qur'anterdapat ayat-ayat yang bersifat qath'i(pasti), yakni ayat-ayat yang
pengertiannya sudah jelas,tegas, dan tidak dapat diartikan dengan arti yang lain.
Misalnya, ayat-ayat tentang akidah,akhlak, ibadah, dan hal-hal yang berkaitan
dengan hukum halal dan haram.Dalam kaitandengan pembaruan ajaran islam,
Harun Nasution berpendapat sebagai berikut:
Pembaruan dalam islam mempuyai tujuan yang sama dengan di Barat
yaitu untukmenyesuaikan ajaran-ajaran yang terdapat dalam agama dengan
ilmu pengetahuan danteknologi. Tetapi dalam pada itu perlu diingat, bahwa salam

10
Islam ada ajaran-ajaran yangbersifat mutkak yang tak dapat diubah-ubah. Yang
dapat diubah hanyalah ajaran-ajaran yangtidak bersifa mutlak, yaitu penaafsiran
atau interpretasi dari ajaran-ajaran yang bersifat mutlakitu. Dengan kata lain,
kata pembaruan mengenai ajaran-ajaran yang bersifat mutlak tuk dapatdiadakan
dalam islam. Pembaruan dapat dilakukan dalam interpretasi atau
penafsiranmengenai aspek teologi, hukum, politik, dan seterusnya, dan mengenai
lembaga-lembaga.Pembaruan atau modernisasi dalam islam dalam kutipan
tersebut, mengingatkan dua hal. Pertama, bahwa tidak semua ajaranIslam dapat
atau perlu diperbarui. Kedua, bahwa dengan adanya modernisasi, ajaran Islam
akandapat disesuaikan dengan perkembangan zaman yang sangat dinamis.

4. Tidak Menyusahkan Munusia (La Tu'assir Lin-Naas)


Ajaran islam sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya turun dalam
rangkameningkatkan harkat dan martabat manusia, memberi rahmat kepada-nya,
mengeluarkan menusia dari kegelapan kepada terang benderang, dari kebiadaban
menjadi beradab, dan dariperpecahan dan permusuhan menjadi masyarakat
bersatu dan damai. Prinsip ajaran islam yang demikian itu dapat diketahui dari
hal-hal sebagai berikut:
a) Dalam ibadah shalat, seseorang diharuskan melakukan berbagai gerakan fisik.
Sepertiberdiri, rukuk, dan sujud. Namun bagi orang yang fisiknya bermasalah,
Islam membolehkanseseorang shalat sambil duduk, berbaring, atau dengan isyarat
dan hati saja.
b) Seseorang yang sedang berada dalam kegiatan yang sangat sibuk, seperti
bepergian jauh.Diperbolehkan untuk men-jama'(menyatukan) dan meng-
qashar(meringkas bilang rakaatshalat)
c) Seseorang yang dalam keadaan tidak memiliki bahan makanan dan minuman
dan nyawanyaakan terancam, maka diperbolehkan mengonsumsi makanan dan
minuman yang semuladiharamkan.
d) Adanya berbagai kemudahan yang telah disebutkan, menunjukan bahwa ajaran
islammemiliki prinsip tidak mempersulit manusia.

11
5. Sesuai Dengan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Muthabaqah Li
Tanmiyah Al-Ilm Wa Tekcnologiya)
Islam adalah satu-satunya agama yang sejak kelahirannya mewajibkan
orang untukbelajar dengan cara membaca dalam arti mengumpulkan informasi,
melihat, mengamati,membandingkan, menganalisis, dan menyimpulkan. Dengan
ilmu manusia akan memperolehkemudahan dan kecepatan dalam mencapai tujuan
agama tersebut.

6. Berbasis Pada Penelitian (Muwaqif 'Ala Al-Hashil Al-Tabayyun)


Penelitian merupakan bagian dari upaya pengembangan ilmu
pengetahuansebagaimana telah disebutkan sebelumnya. Arti penelitian dalam arti
luas adalah sikap kehati-hatian dalam menentukan sebuah kebijakan, sehingga
kebijakan ini tidak cukup hanyadidasarkan pada dugaan atau asumsi belaka, atau
karena ikut-ikutan orang lain tanpamengetahui sebabnya. Islam memiliki prinsip
bahwa seseorang tidak dapat diterimaargumentasinya apabila ia tidak memiliki
data yang akurat dan memadai. (QS. Al- Isra(17);36). Melalui berbagai penelitian
tersebut, selain manusia akan memperoleh berbagaikeuntungan, juga akan makin
beriman dan bertakwa serta takut terhadap murka Allah SWT.

7. Berorientasi Pada Masa Depan (Muwajjih Ala Al-Waqt Al-Atiyah)


Islam adalah agama yang mengajarjan kepada penganutnya agar masa
depankeadaannya lebih baik dari masa lalu dan masa sekarang. Dengan prinsip
ini, maka seorangmuslim akan menjadi orang yang dinamis dan progresif, melalui
berbagai kajian, studi banding,penekitian dan lain sebagainya guna
menyiapkan hari esok yang lebih baik.
Prinsip berorientasi pada masa depan ini penting dilakukan, karena beberapa
alasansebagai berikut:
a) Dengan berorientasi ke masa depan, seseorang akan lebih kreatif, optimis,
dinamis, dantidak mengagung-agungkan masa lalu hanya untuk menghibur diri
atau menutupi kemalasandimasa sekarang, serta tidak akan terus-menerus berada
dalam kesedihan atas masa laluyang sudah terjadi.

12
b) Dengan berorientasi ke masa depan, seseorang akan berusaha meningkatkan
mutu hasilkerjanya; sehingga akan tetap berguna dan mampu bersaing secara
sehat.
c) Dengan memiliki pandangan yang berorientasi ke masa depan, seseorang akan
berusahasungguh-sungguh membekali dirinya dengan pendidkan dan
pengajaran, yakni denganberusaha menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,
wawasan, keterampilan, mentalspiritual, dan keprbadian yang unggul.

8. Kesederajatan (Al-Musawah)
Kesederajatan dapat diartikan sebuah pandagan, bahwa manusia dengan
berbagai latarbelakang kebangsaan, agama, budaya, adat istiadat, jenis kelamin,
warna kulit, status sosial-ekonomi, pangkat, kedudukan, dan lain-lain
yang bersifat semata.Prinsip ajaran islam tentang kesederajatan ini penting
dilakukan, karena akanmandatangkan manfaat sebagai berikut:
a) Akan menimbulkan sikap saling menghirmati, menghargai, melindungi dan
mengamankan,yang selanjutnya menciptakan sebuah kehidupan yang aman,
tertib, harmoni, dan damai.
b) Akan menghilangkan praktik penjajahan, eksploitasi, dan berbagai tindakan
kezalimanmanusia yang satu atas manusia lain.
c) Akan membangun citra ajaran Islam sebagai agama yang memberi rahmat bagi
seluruh alam,serta memberikan sumbangan yang besar atas terciptanya sebuah
tata kehidupan duniayang makin aman, damai, adil, dan beradab.

9. Keadilan
Keadilan dapat diartikan sebagai sebuah perlakuan seseorang atas orang
lain yangdidasarkan atas perasaan memberikan kesempatan yang sama, seimbang,
proporsional, sesuaidengan peran, tugas, tanggung jawab, dan prestasi yang di
capainya. Prinsip keadilan dalamIslam ini merupakan perekat, pemersatu, dan
penyeimbang antara berbagai tindakan danberbuatan yang dilakukan manusia,
yang memungkinkan setiap orang akan dapat menerimanyadengan rasa puas.

13
10. Musyawarah
Musyawarah adalah sebuah proses penetapan suatu masalah atau
keputusan yangberkaitan dengan kehidupan umum dengan cara meminta saran,
masukan, pertimbangan, danpendapat berbagai pihak secara demokratis.

11. Persaudaraan (ukhuwah)


Prinsip persaudaraan dalam Islam didasarkan pada pandangan, walaupun
manusiamemiliki katar belakang agama, kebangsaan, etis, jenis kelamin, budaya,
tradisi yang berbeda-beda, namun mereka memiliki unsur persamaan daru segi
asal usul, proses, kebutuhan hidup,tempat kembali, dan nenek moyang.

12. Keterbukaan
Keterbukaan adalah suatu sikap yang meyakini kebenaran suatu agama
atau ideologidan berusaha mempertahankan dan mengamalkannya, namun dalam
waktu yang bersamaan iamau menerima masukan dari luar, serta menghargainya.
Bahwa yang dimaksud denganketerbukaan, bukanlah bersikap menerima semua
yang berasal dari luar tanpa penelitian danpenyaringan, melainkan mau menerima
informasi atau kebenaran dari mana pun datangnya,dengan tetap waspada, hati-
hati, cermat, dan menyesuaikan dengan petunjuk Al-Qur'an dan Al-Sunnah.
Berkenaan dengan prinsip keterbukaan tersebut, maka seseorang harus bersikap
baiksangka yang kritis, yaitu sikap yang menganggap bahwa apa pun yang datang
dari luar harusdilihat sebagai yang mengandung manfaat, namun tetap harus teliti.

D. Persamaan dan Perbedaan dengan agama yang lain


Agama diciptakan oleh Allah untuk mengatur umat manusia, baik
mengatur dalam segi spiritual maupun kehidupan. Selain sebagai
kepercayaan,dalam sebuah agama terdapat banyak norma hidup yang tentunya
tidak merugikan tetapi menjadikan jalan hidup lebih bermakna dan damai. Tetapi
agama yang seperti apakah yang membuat hidup bermakna dan damai? Karena
ada banyak agama-agama di dunia ini. Tetapi dalam konsep agama terbagi
menjadi dua, yaitu agama samawi dan agama ardhi. Agama samawi adalah agama

14
yang berasal dari langit atau dari Tuhan. Sedangkan agama ardhi adalah agama
bumi yang kebanyakan hasil dari pemikiran-pemikiran manusia.
Orang-orang memahami bahwa agama-agama seperti Yahudi, Kristen,
Hindu, Buddha berbeda dengan Islam. Tetapi sebenarnya ada persamaan nya
selain perbedaan nya. Untuk itu, berikut beberapa kami akan membahas
persamaan dan perbedaan agama Islam dengan Agama lain nya.

Islam dengan Yahudi

Persamaan

Islam Yahudi
Islam hanya mengimani kepada Pada dasarnya Yahudi mengimani Tuhan
satu Tuhan Yang Maha Esa yang paling utama yaitu Yahuan
Dalam Islam berkhitan adalah Dalam Yahudi ada berkhitan(bersunat),
syariat Islam, dan itu merupakan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada
kesehatan di dunia medis Tuhan agar keinginan terkabul
Islam memiliki kitab suci Agama Yahudi memiliki kitab suci pula

Agama Islam adalah agama Agama Yahudi adalah agama samawi


samawi (agama langit) (agama langit)

Perbedaan

Islam Yahudi
Sumber-sumber agama Islam Sumber-sumber agama Yahudi dari kitab
dari kitab suci al-Qur‟an dan Taurat (The Old Statement), kitab Talmud
hadist (kitab agama Yahudi), dan protocol-
protokol pendeta Zionis
Tujuan dakwah Islam untuk Tujuan dakwah kaum Yahudi bukan karena
kepentingan kehidupan dunia kepentingan agama, tapi karena faktor dunia
dan akhirat sebagai agama yang
damai
Islam menetapkan konsep Yahudi tidak menetapkan konsep
ketuhanan monotheisme (satu monotheisme
Tuhan)
Agama Islam adalah agama Agama Yahudi hanya untuk gen-gen
untuk seluruh umat manusia mereka, bukan untuk seluruh umat manusia

15
dibumi ini

Fitrah manusia ialah beragama Kepercayaan kaum Yahudi bahwa setiap


tauhid atau Islam. Maka Allah umat mempunyai Tuhan masing-masing
adalah Tuhan bagi seluruh
manusia (yang mengimani nya)
Agama Islam adalah akidah atau Bagi kaum Yahudi agama itu cara
kepercayaan selain sebagai cara hidup bukan akidah atau kepercayaan
hidup
Islam meyakini adanya surga Kaum Yahudi tidak meyakini adanya surga
dan neraka dan neraka

Islam dengan Hindu

Persamaan

Islam Hindu
Islam mengimani hanya kepada Hindu yang terpelajar percaya pada satu
satu Tuhan Tuhan
Konsep ketuhanan dalam Islam Konsep ketuhanan dalam HinduChandogya
dalam QS. Al-Ikhlas : 1 Upahishad Chapter 6 Sec.2 Vors 1 “Tuhan
“Katakanlah (wahai hanya satu tidak ada sekutunya”
Muhammad) bahwa Allah yang
Maha Esa.”
Konsep ketuhanan dalam Islam Konsep ketuhanan dalam HinduBhagavad
dalam QS. Al-Ikhlas : 2 “Allah Gita Ch.10 V.3 “Dia adalah Tuhan semesta
merupakan tempat atau Tuhan Alam”
untuk bergantung dari segala
sesuatu yang ada di alam
semesta”
Konsep ketuhanan dalam Islam Konsep ketuhanan dalam
dalam QS. Al-Ikhlas : 3 “Dia HinduShvetashvatara Upanishad Ch.6 V.9
(Allah) tidak beranak dan juga “Allah itu tidak punya Ibu, tidak punya
tidak diperanakkan” Bapak.”

Konsep ketuhanan dalam Islam Konsep ketuhanan dalam


dalam QS. Al-Ikhlas : 4 “bahwa HinduShvetashvatara Upanishad Ch.4 V.19,
tidak ada seorang (atau Yajurveda Ch.32 V.3 “ bagi Dia tak ada
makhluk) pun yang setara yang seupa, taka da yang menyerupai Tuhan
(sebanding) dengan-Nya”
Dalam rukun iman yang kedua Dalam Hindu ada konsep manusia super
iman kepada malaikat, malaikat yang bekerja diluar kebiasaan manusia
diciptakan oleh Allah dan selalu (sama dengan pandangan Islam)

16
tunduk (taat) kepada Allah

Islam mempunyai kitab suci Dalam Hindu ada dua kitab yaitu Sruti
yang diwahyukan oleh Allah (sesuatu yang diturunkan atau diwahyukan)
kepada Nabi Muhammad selain dan Smiriti (sesuatu yang ditulis)
itu ada hadist (sabda) Rasulullah
Islam memiliki rukun iman Hindu memiliki rukun iman:
1. Iman kepada Allah 1.Mengimani adanya Sanghyang Widhi
2. Iman kepada Malaikat (Yang Maha Kuasa)
3. Iman kepada kitab-kitab Allah2. Mengimani adanya Atma/n (yang
4. Iman kepada para Rosul menghidupkan manusia itu sendiri)
5. Iman kepada hari kiamat 3.Mengimani adanya Karma Phala
6. Iman kepada Qodho dan (perbuatan baik/buruk akan membuatkan
Qodhar hasil)
4.Mengimani adanya Purna Bhawa
(reingkarnasi)
5. Mengimani adanya Moksa (kebebasan dari
ikatan keduniawian)
Konsep ketuhanan dalam Islam Hindu menganut monotheisme
ialah Monotheisme (satu Tuhan)
Allah juga disebut dengan istilah Begitu pula dengan agama Hindu, sebutan
lain seperti Yang Maha Esa, Hyang Widhi antara lain Yang Maha Esa,
Yang Maha Kuasa, Yang Maha Yang Maha Kuasa, Yang Maha pelindung,
pelindung, Yang Maha Pencipta, Yang Maha Pencipta, dll
dll

Perbedaan

Islam Hindu
Islam mengimani hanya kepada satu Tuhan Hindu yang menganut filsafat
Fantaisme mempercayai segala
sesuatu sebagai Tuhan
Dalam Islam tidak ada reingkarnasi atau Dalam pandangan Hindu setelah
lahir kembali setelah mati mati hanya badan yang rusak
sedangkan jiwa nya akan
mengalami kelahiran yang
berulang (reingkarnasi)
Islam tidak memanifestasikan atau Umat Hindu mewujudkan
mewujudkan Dzat Allah (manifestasi) Tuhan dengan
banyak bentuk Dewa Dewi
Bhatara/Bhatari

17
Islam dengan Buddha

Persamaan

Islam Buddha
Dalam Islam kita diajarkan untuk Dalam ajaran Buddha pun kita
memandang suatu hal dengan benar, harus memandang suatu hal
meyakini dengan benar, berbicara dengan dengan benar, meyakini dengan
benar, bertindak dengan benar, harus benar, berbicara dengan benar,
berpikir lurus, dll bertindak dengan benar, harus
berpikir lurus, dll
Islam mengajarkan bahwa kita tidak boleh Dalam ajaran Buddha kita tidak
berbohong, tidak boleh berbicara kasar, dan boleh berbohong, tidak boleh
tidak boleh bergosip berbicara kasar, dan tidak boleh
bergosip
Islam mengajarkan bahwa kita tidak boleh Dalam ajaran Buddha kita tidak
menyakiti/membunuh, tidak boleh mencuri, boleh menyakiti/membunuh,
tidak boleh menipu, dll tidak boleh mencuri, tidak boleh
menipu, dll

Perbedaan

Islam Buddha
Dalam Islam melahirkan anak itu suatu Dalam pandangan agama
pengorbanan yang apabila meninggal ketika Buddha melahirkan anak itu
melahirkan maka akan mati syahid derita
Dalam Islam sakit yang diberikan Allah itu Dalam pandangan Buddha sakit
suatu nikmat atau ujian(cobaan) agar kita itu adalah kesengsaraan
lebih bersyukur dengan nikmat sehat yang
diberikan Allah SWT

18
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan materi ini dapat disimpulkan bahwa ajaran Islam
memiliki ciri-ciri yang secara keseluruhan ideal. Islam adalah agama yang
mengajarkan perdamaian, toleransi, terbuka,kebersamaan, egaliter, kerja sama
yang bermutu, demokratis, adil, serta seimbang antara urusan dunia dan akhirat.
2. Saran
Saran dari kelompok kami bagi pembaca dari makalah ini adalah kita
harus belajar terus tentang ilmu agama islam dan harus lebih mendalami serta
memperluas wawasan apa itu maksud dari Karakteristik dan Prinsip-prinsip
Ajaran Islam, Persamaan dan Perbedaannya dengan Agama-agama lainnya. Hal
ini sangat penting untuk dipahami, apalagi pembahasan ini sangat banyak
cakupannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Nasrullah, N. (2019). Karakteristik Ajaran Islam Perspektif Unity and Diversity of


Religion. TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan.
Ilyas, H. H. (2018). Fikih Akbar: Prinsip-Prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil
‘Alamin. Pustaka Alvabet.
http://eprints.ums.ac.id/21856/2/04.
Ismi, M. Islam, Karakteristik, Dan Ajaran-Ajaran Pokoknya.
Hakim, A. A., & Mubarok, J. (2017). Metodologi studi islam. Rosda.
http://2017/10/makalah-persamaan-dan-perbedaan-agama.html.
Nata, Abuddin. 2011. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Prenada Media Group.

20

Anda mungkin juga menyukai