Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Islam dan Moral

“(Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Studi Islam )”

Di susun oleh: (Kelompok 3)

MELIZA
NIM: 181119014

FIZA PRAZIYANTI
NIM: 181119008
DEFI TRI SETIAHATI
NIM: 181119005
MUHAMMAD NURIMAN
NIM: 181119017
DOSEN PENGAMPU: MUHAJIR DARWIS, M.Pd

JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM\
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAIN ) BENGKALIS
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran ALLAH SWT. Yang mana rahmat dan karunianyalah kami
dapat menyelesaikan Makalah “Islam dan Moral” yang kami susun untuk memenuhi salah
satu Tugas Mata Kuliah“Metodologi Studi Islam”. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap
tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW. Kepada keluarga para sahabat dan
umatnya.
Kami mengakui dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan sehingga jauh
dari kata sempurna. Kami harap kepada semua pihak kiranya memberikan kritikan dan saran
yang sifatnya membangun.
Besar harapan kami dengan terselesainya makalah ini dapat menjadi bahan tambahan
bagi penilaian Dosen Mata Kuliah “Metodologi Studi Islam”. Mudah-mudahan isi makalah
ini dapat di ambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini.Ucapan terima
kasih yang kami sampaikan kepada semua teman kelompok yang telah membantu penulisan
dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan kita
bersama.

Bengkalis, 10 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Islam..................................................................................................................5

B. Pengertian Moral................................................................................................................5

C. Hubungan antara Islam dan Moral.......................................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................... 8
B. Saran.................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pentingnya kita meneladani akhlak Rasulullah Saw adalah latar belakang dimana kita
harus mempelajari dan mencontohnya, karena sesungguhnya ialah suri tauladan yang
baik bagi siapapun.
Sejak dahulu baik dalam filsafat dan ilmu kalam sering diperdebatkan apakah sesuatu
yang diperintahkan itu mengandung kebaikan atau karena diperintahkan sesuatu itu lalu
menjadi baik? Begitu pula sebaiknya apakah sesuatu yang dilarang itu karena
mengandung keburukan?
Islam dan moral sangat penting untuk kita pelajari karena keduanya saling
berhubungan dan dengan mempelajari ini, kita mengetahui sebenarnya apa itu Islam dan
Moral. Serta bagaimana hubungan antara Islam dan Moral.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Islam ?
2. Apa pengertian dari Moral ?
3. Bagaimana hubungan antara Islam dan Moral ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Islam
2. Untuk mengetahui pengertian dari Moral
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Islam dan Moral

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Islam
Islam berasal dari bahasa arab yaitu dari kata “Al-Islam yang berarti “berserah diri
kepada Tuhan”. Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama
Islam termasuk agama samawi (agama-agama yang turun dari langit). Dengan lebih dari
satu seperempat milyar orang pengikut seluruh dunia , menjadikan Islam sebagai agama
terbesar kedua di dunia setelah agama kristen. Islam memilki arti “penyerahan”, atau
penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Pengikut ajaran Islam dikenal dengan
sebutan Muslim yang berarti “seorang yang tunduk kepada Tuhan”, atau secara
lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam
mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi
dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sunguh-sunguh bahwa Muhammad adalah
nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Ada dua sisi yang dapat kita gunakan untuk memahami pengertian Islam, yaitu sisi
kebahasaan dan sisi peristilahan. Dari sisi kebahasaan Islam berasal dari Bahasa Arab
yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata
salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti memelihara dalam
keadaan selamat sentosa, dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat.
Oleh sebab itu orang yang berserah diri, patuh, dan taat disebut sebagai orang Muslim.
Orang yang demikian itu berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri dan
patuh kepada Allah SWT. Orang tersebut selanjutnya akan dijamin keselamatannya di
dunia dan di akhirat. Adapun pengertian Islam dari sisi peristilahan adalah nama bagi
suatu Agama yang berasal dari Allah SWT.1
B. Pengertian Moral
Ada beberapa istilah yang sering digunakan secara bergantian untuk menunjukkan
maksud yang sama, istilah moral, akhlak, karakter, etika,budi pekerti dan susila. Dalam
kamus bahasa Indonesia yang di karang oleh Aprillia Kumala dan F. Arundaya, “moral”
diartikan sebagai keadaan baik dan buruk yang diterima secara umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti, susila dan sebagainya.2

1
Maulana Muhammad Ali, Islamologi (Dienul Islam), (Jakarta: Ikhtiar Baru-Van Hoeve, 1980), hlm.2.
2
Aprillia Kumala dan F. Arundaya, Kamus Bahasa Indonesia, (Surabaya: Ikhtiar), hlm. 286.
5
Sedangkan menurut Buku “Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum”
yang dikarang oleh Hj. Nurhasanah Bakhtiar, Moral berasal dari bahasa Yunani yaitu
dari kata “mores” yang berarti adat kebiasaan. Moral juga berarti kondisi mental yang
terungkap dalam bentuk perbuatan. Selain itu moral berarti juga ajaran Kesusilaan.
Standar baik buruk menurut moral berdasarkan adat istiadat sekelompok masyarakat.
Oleh karena itu rumusan moral bersifat lokal dan temporal.3
Dengan demikian pengertian moral dapat dipahami dengan mengklasifikasikannya
sebagai berikut:
1. Moral sebagai ajaran kesusilaan, berarti segala sesuatu yang berhubungan
dengan tuntutan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dan
meninggalkan perbuatan jelek yang bertentangan dengan ketentuan yang
berlaku dalam suatu masyarakat.
2. Moral sebagai aturan, berarti ketentuan yang digunakan oleh masyarakat untuk
menilai perbuatan seseorang apakah termasuk baik atau sebaliknya buruk.
3. Moral sebagai gejala kejiwaan yang timbul dalam bentuk perbuatan, seperti
berani, jujur, sabar, gairah dan sebagainya.
Dalam terminology Islam, pengertian moral dapat disamakan dengan pengertian
“akhlak” dan dalam bahasa Indosesia moral dan akhlak maksudnya sama dengan budi
pekerti atau kesusilaan. Secara etimologi kata akhlak berasal dari kata “khalaqa” dan
merupakan bentuk jamak dari “khuluqun” yang berarti perangai, tingkah laku dan
tabi’at. Kalimat tersebut mengandung kesesuaian dengan kata khalqun yang berarti
kejadian, juga erat kaitannya dengan khaliq berarti pencipta dan makhluk yang berarti
diciptakan.
Ini berarti “akhlak” muncul sebagai mediator yang menjembatani komunikasi antara
khaliq (pencipta) dan makhluk (yang diciptakan) secara timbal balik, yang kemudian
disebut dengan hablum minallah. Dari produk hablum minallah yang vertikal, lahirlah
pola hubungan horizontal antara sesama manusia yang disebut dengan hablum
minannas.
Sedangkan menurut terminologi, beberapa pakar mengemukakan definisi akhlak,
salah satu diantara mereka adalah Ibn Maskawaih dan Al-Ghazali. Menurut Ibn
Maskawaih akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran terlebih dahulu. Dan menurut
3
Nurhasanah Bakhtiar, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum, (Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2013), hlm.75.

6
Al-Ghazali akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan fikiran lebih dulu.4
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang mendasar antara akhlak dan
moral. Keduanya bisa dikatakan sama, meskipun tidak dipungkiri atas sebagian pemikir
yang tidak sependapat dengan mempersamakan kedua istilah tersebut.

C. Hubungan Antara Islam dan Moral


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 29 ayat 2
menyatakan “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya
itu. Bukti bahwa antara hukum, moral, dan agama tidak bisa dilepaskan dalam tatanan
kehidupan masyarakat Indonesia.
Hukum, moral, dan agama merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
dalam tatanan kehidupan masyarakat indonesia. Antara hukum, moral, dan agama
mempunyai hubungan yang erat sehingga diantara ketiganya dapat memperkuat satu
sama lain untuk menjalankan kaidah-kaidahnya. Orang yang menganut suatu ajaran
agama maka sudah pasti dia bermoral dan taat akan hukum. Hal tersebut didasarkan pada
suatu realita bahwa didalam ajaran agama apapun tidak ada yang mengajarkan tentang
bagaimana berbuat buruk atau jahat kepada orang lain. Tidak dapat dipungkiri jika
agama mempunyai hubungan erat dengan moral. Setiap agama mengandung suatu ajaran
yang menjadi pegangan bagi perilaku para penganutnya. Dari kajian ini agama
merupakan suatu kaedah hukum maupun moral. Didalam agama sudah terdapat ciri-ciri
yang ada dalam kaedah hukum yaitu adanya sebuah perintah dan larangan, dan ada
sanksi yang jelas. Dalam ajaran agama pun juga sudah terdapat ciri dari kaedah moral
yaitu mengatur bagaimana seseorang bisa berbuat sesuatu yang baik dan meninggalkan
sesuatu yang buruk demi ketentraman sebuah batin. Sehingga dapat dikatakan jika
seseorang benar-benar menganut ajaran salah satu agama secara benar maka sudah pasti
juga melaksanakan kaedah-kaedah yang lain.5

BAB III
4
Ibid, hlm. 76.
5
Eri Hendro Kusuma, Hubungan Antara Moral Dan Agama Dengan Hukum, Jurnal Pendidikan dan
Kewarganegaraan, Vol. 28(2), 2015, hlm. 102-103.
7
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa:
1. Dari sisi kebahasaan Islam berasal dari Bahasa Arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah
menjadi bentuk aslama yang berarti memelihara dalam keadaan selamat sentosa, dan
berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Sedangkan dari sisi
peristilahan Islam adalah nama bagi suatu Agama yang berasal dari Allah SWT.
2. Dalam kamus bahasa Indonesia yang di karang oleh Aprillia Kumala dan F.
Arundaya, “moral” diartikan sebagai keadaan baik dan buruk yang diterima secara
umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti, susila dan sebagainya.
Sedangkan menurut Buku “Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum”
yang dikarang oleh Hj. Nurhasanah Bakhtiar, Moral berasal dari bahasa Yunani yaitu
dari kata “mores” yang berarti adat kebiasaan.
3. Hubungan antara Islam dan Moral dapat dilihat dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 29 ayat 2 yang menyatakan bahwa “Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu

B. Saran
Di dalam pembuatan makalah ini kami mengakui masih banyak sekali terdapat
kekurangan-kekurangan, sehingga jauh dari kata sempurna. Kami berharap kepada
semua pihak kiranya dapat memberikan kritikan dan saran yang sifatnya membangun.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Maulana Muhammad. 1980. Islamiologi (Dienul Islam). Jakarta: Ikhtiar Baru-Van Hoeve

Arundaya, F dan Aprillia Kumala. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya: Ikhtiar

Bakhtiar, Nurhasanah. 2013. Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum.


Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Kusuma, Eri Hendro. 2015. Hubungan Antara Moral dan Agama dengan Hukum. Vol. 28(2)

Anda mungkin juga menyukai