Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ALIRAN MURJI’AH

( Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ILMU KALAM )

Dosen Pengampu : M. Wahyudi, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

Kelompok 3

1. Debi Rahmat 210101122


2. Bimas Bukin 210101119
3. Eki Suhandi 210101123

Semester : PAI III. D REG. B

INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH INDRALAYA


OGAN ILIR SUMATRA SELATAN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil 'alamin, rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang


Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan
serta pengetahuan sehingga kita mampu memahami makalah Ilmu Kalam
'AliranMurji'ah'

Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat tuntuk menambah pengetahuan
rekan-rekan mahasiswa pada khususnya dan para pembaca umumnya tentang
Aliran Murji'ah

Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa
dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami
meminta maaf bila mana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang
berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang
membangun dari anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Indralaya, 27 Oktober 2022

Penulia

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

A. Latar belakang.................................................................................... 1

B. Rumusan masalah............................................................................... 2

C. Tujuan penulisan................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3

A. Sejarah aliran murji’ah...................................................................... 3

B. Doktrin-doktrin murji’ah................................................................... 3

C. Sekte-sekte dan ajaran dalam aliran murji’ah................................ 6

D. Tokoh-tokoh aliran dalam murji’ah................................................. 8

BAB III PENUTUP......................................................................................... 9

Kesimpulan...................................................................................................... 9

Daftar pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw, dalam ajaran islam banyak


ditemukan aliran- aliran dan teologi-teologi. jika sebelumnya semua masalah
dikembalikan pada beliau, maka setelah Nabi wafat Al-Qur'an dan hadits menjadi
pegangan. Namun, masalah semakin komplit dan Al-Qur'an masih sangat
universal. interpretasipun dilakukan dan menjadi pegangan. Sebagai hasil sebuah
pemikiran, lahirlah berbagai perbedaan dari rujukan yang sama.

Aliran murji'ah merupakan salah satu aliran teologi islam yang muncul pada
abad pertama hijriah. Pendirinya tidak diketahui dengan pasti, akan tetapi menurut
Syahristani dalam bukunya bahwa orang pertama yang membawa paham ini
adalah Gailan ad-Dimasyqi.

Sebagaimana halnya kaum khawarij dan syiah, murji'ah pada mulanya juga
ditimbulkan oleh masalah politik. Dalam suasana konflik yang ditimbulkan oleh
kaum khawarij dan syiah Itulah muncul suatu golongan baru yang ingin bersikap
netral yang tidak mau terlibat dalam-pertentangan yang terjadi diketika itu dan
mengambil sikap menyerah penentuan hukum kafir atau tidak kafirnya orang-
orang yang bertentangan itu kepada Tuhan. bagi kaum murji'ah mereka yang
bertentangan itu merupakan orang-orang yang dapat dipercayai dan tidak keluar
dari jalan yang benar, hanya ketidak menyalahkan siapa yang benar dan siapa
yang salah, mereka lebih menyerahkan semua urusan kepada Allah Swt, untuk
mengampuni atau tidak mengampuninya pada hari kiamat kelak.

Keberadaan murji’ah banyak belum diketahui, tidak seperti khawarij, syiah


dan aliran lain. Keberadaanya sudah lama tenggelam seiring perkembangan islam.
Pencetus dan pengikut murji’ah ekstrim mungkin harus bertanggung jawab atas
semuanya. Karena merekalah yang membuat murji’ah terkesan negatif dan
ditinggalkan pada masa-masa selanjutnya. Namun, ajaran-ajarannya yang moderat

1
masih banyak ditemukan walau tidak dalam murji’ah formal sebagai sebuah
aliran.

B. Rumusan masalah
Melalui makalah ini, penyusun memaparkan beberapa rumusan masalah, sebagai
berikut :
1. Bagaimana sejarah munculnya aliran murji’ah?
2. Apa saja doktrin pada aliran murji’ah?
3. Apa saja sekte dalam aliran murji’ah beserta ajaran-ajarannya?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui sejarah munculnya aliran murji’ah?


2. Untuk mengetahui doktrin-doktrin pada aliran murji’ah?
3. Untuk mengetahui sekte-sekte dalam aliran murji’ah beserta ajaran-
ajarannnya?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah aliran Murji’ah

Kata Murji’ah berasal dari kata irja atau arja’a yang berarti penangguhan,
dan pengharapan. Kata arja’a juga memiliki arti memberi harapan, yakni memberi
harapan kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat
Allah. Oleh karena itu, murji’ah artinya orang yang menunda penjelasan
kedudukan seseorang yang bersengketa, yakni Ali dan Muawiyah serta
pasukannya masing-masing ke hari kiamat kelak.1

Kaum murji’ah ditimbulkan oleh persoalan politik sama halnya dengan


kaum khwarij, tegasnya persoalan kholifah yang membawa perpecahan
dikalangan umat islam setelah terbunuhnya Usman Ibn Affan. Seperti telah
dibahas, kaum khwarij pada mulanya adalah penyokong Ali tetapi kemudian
menjadi musuhnya. Karena adanya perlawan ini, kelompok yang setia pada Ali
bertambah keras dan kuat membelanya dan merupakan satu golongan lain yang
disebut Syi’ah. Akan tetapi meraka sama-sama menentang kekuasaan Bani
Umayyah, tetapi dengan motif yang berbeda.2

Dalam permusuhan inilah muncul satu aliran baru yang bersikap netral yang
tidak ikut dalam kafir-mengkafirkan yang terjadi pada golongan tersebut. Bagi
mereka golongan yang bertentangan itu merupakan orang-orang yang dapat
dipercayai dan tidak keluar dari jalan yang benar. Oleh karena itu, mereka tidak
mengeluarkan pendapat siapa yang salah dan benar dan lebih baik menunda
penyelesaian hingga hari perhitungan di depan Allah. Dengan demikian, kaum
murji’ah adalah kaum yang tidak ikut campur dalam pertentangan tersebut dan
mengambil sikap menyerahkan penentuan kafir atau tidaknya orang-orang yang
bertentangan tersebut kepada Allah.

1
Rozak Abdul, 2001, Ilmu Kalam (Bandung: CVPustaka Setia). Hal. 56
2
Nasution Harun, 2010, Teologi Islam : Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan (jakarta: UI- PRESS). Hal. 24

3
Ada beberapa teori tentang kemunculan murji’ah. Teori pertama
mengatakan bahwa gagasan irja atau arja’a dikembangkan oleh sebagian sahabat
untuk menjamin persatuan dan kesatuan umat islam ketika terjadi pertikaian
politik antara khwarij dan Syi’ah. Diperkirakan Murji’ah muncul bersamaan
dengan kemunculsn Khwarij dan Syi’ah.

Teori lain mengatakan bahwa Murji’ah muncul pertama kali sebagai


gerakan politik oleh cucu Ali, yaitu Al-Hasn bin Muhammad Al-Hanafiyah,
sekitar tahun 695. Teori lain menceritakan bahwa ketika terjadi perseteruan antara
Ali dan Muawiyah, dilakukan tahkim atas usulan Amr bin Ash, seorang kaki
tangan Muawiyah. Kelompok Ali terpecah menjadi dua kubu, kubu yang pro dan
kubu yang kontra. Kubu yang kontra akhirnya keluar dari Ali, yakni kaum
Khwarij. Mereka berpendapat bahwa tahkim merupakan dosa besar dan orang
yang melaksanakan termasuk orang yang kafir. Pendapat ini ditentang oleh kaum
Murji’ah.

B. Doktrin-Doktrin Aliran Murji’ah


Ajaran-ajaran Murji’ah pada dasarnya bersumber dari gagasan atau doktrin
irja atau arja’a yang diaplikasikan dalam banyak persoalan yang doktrin irja’
diimplementasikan dengan sikap politik netral ataupun nonblok, yang hampir
selalu diekpresikan dengan sikap diam. Itulah sebabnya kelompok Murji’ah
dikenal pula sebagai the queietists (kelompok bungkam).3 Sikap ini akhirnya
berimplikasi begitu jauh sehingga membuat Murji’ah selalu diam dalam persoalan
politik.
Adapun di bidang teologi, doktrin irja’ dikembangkan Murji’ah ketika
menanggapi persoalan-persoalan teologis yang muncul saat itu. Pada
perkembangan berikutnya, persoalan-persoalan yang ditanggapinya menjadi
semakin kompleks, mencakup iman, kufur, dosa besar dan ringan (mortal and
venial sins), tauhid, tafsir al-qur’an, eskatologi, pengampunan atas dosa besar,
kemaksuman nabi, hukuman atas dosa, pertanyaan tentang ada yang kafir

3
Classe, loc. Cit,; Gibb and Kremmers, loc. Cit.

4
dikalangan generasi awal islam, tobat, hakikat al-qur’an, nama dan sifat Allah,
serta ketentuan tuhan.4

Berkaitan dengan doktrin-doktrin teologi Murji’ah, W. Montgomery Watt


memerincinya sebagai berikut :5
a. Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Muawiyah sehingga Allah
memutuskannya di akhir kelak.
b. Penangguhan Ali untuk menduduki rangking keempat dalam peringkat Al-
khalifah Ar-Rasyidun.
c. Pemberi harapan terhadap orang muslim yang berdosa untuk memperoleh
ampunan dan rahmat dari Allah swt.
d. Doktrin-doktrin Murji’ah mengyerupai pengajaran para skeptis dam emperis
dari kalangan helinis

Masih berkaitan dengan doktrin-doktrin teologi Murji’ah, Harun Nasution


menyebutkan empat ajaran pokoknya, yaitu :6

1.Menunda hukuman Ali, Muawiyah, Amr bin Ash, dan Abu Musa Al-Asy’ary
yang terlibat tahkim dan menyerahkan kepada Allah di hari kiamat kelak.
2.Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa besar.
3.Meletakkan (pentingnya) iman daripada amal.
4.Memperbaiki pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk
memperoleh ampunan dan rahmat Allah

Sementara itu, Abu ‘A’la Al-Maududi (1903-1979) menyebutkan dua doktrin


pokok ajaran Murji’ah, yaitu :7

4
Gibb and krammers, op. Hlm. 412.
5
W. Mongomery Watt, Early Islam : Collected Articles, Eidenburgh, 1990, hlm. 181.
6
Nasution, theology Islam, op., hlm. 22-23.
7
Abul A’la Al-Maududi, Al-Khalifah wa Al-Mulk, Terj. Muhammad Al-Baqir,Mizan, Bandung, 1994,
hlm.279-280.

5
1. Iman adalah cukup dengan percaya kepada Allah SWT dan rasul-Nya
merupan suatu keharusan bagi adanya iman berdasarkan hal ini, seseorang
tetap dianggap mukmin walaupun meninggalkan perbuatan yang diwajibkan
dan melakukan dosa besar.
2. Dasar keselamatan adalah iman semata, selama masih ada iman di hati,
setiap maksiat tidak dapat mendatangkan madat ataupun gangguan atas
seseorang, untuk mendapatkan pengampunan, manusia cukup hanya
menjauhkan diri dari syirik dan mati dalam keadaan akidah tauhid.

C. Sekte-Sekte Dan Ajaran Dalam Aliran Murji’ah

Sekte dalam aliran Murji’ah tidak jelas jumlahnya karena masing-masing


ahli memiliki pendapat masing-masing. Al-baghdadi membagi mereka dalam tiga
golongan, yakni Al Murji’ah yang dipengaruhi ajaran-ajaran Al-Qodariyah, al-
murji’ah yang di pengaruhi ajaran-ajaran al-jabariyah, dan al-murji’ah yang tidak
dipengaruhi keduanya. Golongan ketiga ini terdiri dari lima sekte, yaitu al-
yunusiah, al-ghazaniyah, al-saubaniyah, al-tumaniyah, dan al-murisiyah.al-asy’ary
membagi menjadi 12 golongan, sedangkan al-syahrastani membagi menjadi tiga
sekte, yaitu al-murji’ah al-khawarij, al-murji’ah al-jabariyah, dan al-murji’ah asli.

Aliran murji’ah dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu golongan moderat
dan golongan ekstrem.

Al-murji’ah moderat disebut juga al-murji’ah al-sunnah yang pada umum


terdiri dari para fuquha dan muhditsin. Mereka berpendapat bahwa orang berdosa
besar bukanlah kafir dan tidak kekal dalam neraka, dia akan dihukum dalam
neraka sesuai dosa yang telah di perbuatnya dan kemungkinan Allah bisa
mengampuni dosanya. Dengan demikian, Murji’ah moderat masih mengakui
keberadaan amal perbuatan dan mengakui pentingnya amal perbuatan manusia,
dan meskipun bukan bagian dari iman. Yang termasuk golongan al-Murji’ah
moderat, di antaranya al-hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Tholib,Abu
Hanifah, Abu Yusuf, dan beberapa ahli hadit.

6
Golongan Murji’ah yang ekstrem adalah mereka yang secara berlebihan
mengadakan pemisahan antara iman dan amal perbuatan. Mereka menghargai
iman terlalu berlebihan dan merendahkan amal perbuatan tanpa perhitungan sama
sekali. Amal perbuatan tidak ada pengaruhnya terhadap iman. Iman hanya
berkaitan dengan tuhan dan hanya tuhan yang mengetahuinya. Oleh karena itu,
selagi orang beriman, perbuatan apapun tidak dapat merusak imannya sehingga
tidak menyebabkan kafirnya seseorang.

Adapun yang termasuk al-Murji’ah ekstrem sebagai berikut :


1. Golongan al-jahmiyah
Golongan ini merupan para pengikut jahm bin safwan. Mereka berpendapat
bahwa orang islam yang percaya kepada Tuhan tidak akan menjadi kafir
menyatakan kekufuran secara lisan karena iman dan kufur letaknya dalam
hati.
2. Golongan al-sahiliyah
Golongan ini merupakan pengikut abu hasan al-salahi. Iman adalah
mengetahui secara mutlak Tuhan. Kufur adalah tidak mengetahui Tuhan .
yang disebut ibadah adalah iman.
3. Golongan al-yunusiyah
Golongan ini merupakan pengikut yunus bin Aun al-Numairi. Melakuakan
maksiat atau pekerjaan jahat tidaklah merusak iman seseorang.
4. Golongan al-ubaidiyah
Pengikut dari Ubaid al-mauktaib. Berpendirian sebagaimana al-yunusiyah
dengan menambahkan jika seseorang mati dalam iman, dosa-dosa, dan
perbuatan jahat yang di kerjakan tidak merugikan bagi orang bersangkutan.

5. Golongan al-ghozaniyah
Pengikut ghassan al-kuffi, berpendirian bahwa iman adalah mengenal Allah
dan Rasul-nya serta mengakui apa- apa yang diturunkan Allah dan yang
dibawa Rosul-Nya.

7
D. Tokoh-Tokoh Aliran Dalam Murji’ah
Pemimpin utama aliran Murji’ah ialah Hasan ibn Bilal Al Muzni, Abu Salat
As-sammam dan Dirar ibn Umar. Dari segi politik, Murji’ah sangat
menguntungkan pada khalifah, semasa Bani Umayyah karena dengan dogma
mereka dapat mencegah pemberontakan terhadapat pemerintah.

BAB III
PENUTUP

8
A. Kesimpulan
Berdasarkan penulisan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa aliran
murji’ah berawal dari sekumpulan orang yang tidak setujuh dengan keyakinan
aliran khawarij, yaitu yang menganggap bahwa orang yang melakukan dosa besar
adalah kafir. Aliran murji’ah meyakini bahwa iman tidak dinilai dari amal
perbuatan, iman datang dari hati bukan amal. Kata arji’ah mengandung arti
memberi pengharapan, yaitu kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh
pengampunan dan rahmat Allah SWT. Oleh karena itu murji’ah artinya orang
menundah penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa, yaitu Ali dan
Muawiyah.
Dua doktrin pokok ajaran Murji’ah yaitu yang pertama, iman adalah cukup
dengan percaya kepada Allah SWT dan rasulnya yang dimana merupakan suatu
keharusan bagi adanya iman. Berdasarkan hal ini, seseorang tetapi dianggap
mukmin walaupun meninggal perbuatan yang di wajibkan dan melakukan dosa
besar. Yang kedua, dasar keselamatan adalah iman semata, selama masih ada
iman di hati, setiap maksiat tidak dapat mendatangkan madarat ataupun gangguan
atas seseorang, untuk mendapatkan pengampunan, manusia cukup hanya
menjauhkan diri dari syirik dan mati dalam keadaan akidah tauhid.
Secara garis besar aliran Murji’ah terbagi ke dalam 2 sekte yaitu Murji’ah
moderat dan Murji’ah ekstrem. Tokoh Murji’ah yang moderat antara lain Hasan
ibn Muhammad ibn Abi Thalib antara lain beroendapat walau bagaimanapun
besar dosanya, kemungkinan pengampunan Tuhan masih ada. Dan yang ekstrem
antara lain Al-Jahmiyah As- Sahalihiyah, Al-Yunusiy,Al-Ubaidiyah dan Al-
Ghozaniyah.

DAFTAR PUSTAKA

9
Karim, A. (2007). Pemikiran Dan Peradapan Islam. Yogyakarta: Safira
Insani Press.

Nata, A. (1993). Ilmu Kalam. Jakarta: Dirasah Islamiyah Iv.

Rozak, A., & Anwar, R. (2001). Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia.

10

Anda mungkin juga menyukai