Disusun Oleh :
Fauzan Akbar Novianto 2285120004
Muhammad Hakin Najili 2285120006
Zahra Aulia Putri 2285120008
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari murji’ah?
2. Bagaimana sejarah munculnya aliran murji’ah?
3. Apa saja doktrin-doktrin pokok aliran murji’ah?
4. Siapa saja tokoh-tokoh penyebar aliran murjia’ah?
1
5. Apa saja sekte-sekte dalam aliran murji’ah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari murji’ah
2. Untuk mengetahui sejarah munculnya aliran murji’ah
3. Untuk mengetahui doktrin-doktrin pokok aliran murji’ah
4. Untuk mengetahui tokoh-tokoh penyebar aliran murji’ah
5. Untuk mengetahui sekte aliran murji’ah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Murji’ah
1
M. Amin Nurdin, Sejarah Pemikiran Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2014),
hal. 24
2
Abdul Mun’im Al-Hafni, Ensiklopedia Golongan, Kelompok, Aliran, Mazhab, Partai
dan Gerakan Islam (terj.), (Jakarta: Soegeng Sarjadi Syndicate bekerjasama dengan Grafindo
Khazanah Ilmu, 2006), h. 808
3
Aliran ini percaya bahwa iman merupakan suatu keyakinan dalam
hati yang tidak dipengaruhi oleh perbuatan atau amal perbuatan.
Dalam pandangan Murjiah, seseorang dapat memiliki iman yang
benar meskipun ia melakukan tindakan dosa.
Secara umum, ada tiga kelompok dalam aliran Murjiah:
1) Kelompok Murjiah Awal: Kelompok ini berpendapat bahwa iman
hanya merupakan keyakinan dalam hati dan tidak ada
hubungannya dengan perbuatan.
2) Kelompok Murjiah Pertengahan: Kelompok ini berpendapat bahwa
iman dan amal saling berkaitan, tetapi bahwa seseorang yang
melakukan dosa besar tidak akan kehilangan imannya. Mereka
berpendapat bahwa seseorang yang melakukan dosa besar akan
tetap memiliki iman, tetapi akan mengalami penurunan tingkat
iman.
3) Kelompok Murjiah Akhir: Kelompok ini berpendapat bahwa iman
dan amal saling berkaitan, dan bahwa seseorang yang melakukan
dosa besar akan kehilangan imannya. Namun, mereka berpendapat
bahwa kehilangan iman hanya sementara dan dapat dipulihkan
melalui tobat.
Ilmu kalam Murjiah adalah salah satu aliran dalam studi ilmu
kalam dalam Islam. Aliran ini muncul pada abad ke-2 Hijriyah (abad
ke-8 Masehi) dan berkembang di Irak. Ilmu kalam Murjiah
memperoleh pengaruh besar dalam pemikiran Islam dan memiliki
banyak pengikut di kalangan umat Muslim.
4
pertikaian politik dan juga bertujuan untuk menghindari
persengketaan politik.3
3
Ahmad Amin, Fajr al-Islam, (Kairo: al Nahdal, 1965), 280
4
Rosihon Anwar dan Abdul Rojak, Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia, 2007). 56- 57.
5
terpaksa atas dorongan anak buahnya. Akan tetapi hal tersebut dalam
fakta historis boleh dikatakan sebagai situasi yang membidani
lahirnya aliran-aliran dalam islam, diantaranya aliran Murji’ah.5
1. Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, Amr bin Ash, dan Abu
Musa Al Asy’`ari yang terlibat tahkim dan menyerahkannya
kepada Allah di hari kiamat kelak.
2. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang
berdosa besar.
3. Meletakkan (pentingnya) iman dari pada amal.
4. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar
untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.
5
Mulyadi dan Bashori, Studi Ilmu Tauhid/ Kalam, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010). 117
6
Abdul Rozak dan Rosihon Anwar., Ilmu Kalam. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006) 57
7
Harun Nasution, Teologi Islam Aliran – Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta: UI
Press. 1986) 22 – 23
6
a) Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Mu’awiyah hingga
Allah memutuskannya di akhirat kelak.
b) Penangguhan Ali untuk menduduki ranking keempat dalam
peringkat Al-Khalifah Ar-Rasyiddin.
c) Pemberian harapan (giving of hope) terhadap orang muslim
yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat
dari Allah.
d) Doktrin-doktrin Murji’ah menyerupai pengajaran (madzhad)
para skeptis dan empiris dari kalangan Helenis.8
10
Al-Syahrastani, al-Milal wa al-Nihal, 140-146
8
moderat antara lain adalah al-Hasan ibnu Muuhammad ibn ‘Aly ibn Abi
Talib, Abu Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa ahli hadist.
Murji'ah Ekstrim mengatakan, bahwa iman hanya pengakuan atau
pembenaran dalam hati (tasdiq bi al-qalb). Artinya, mengakui dengan hati
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad Rasul-Nya 11.
Berangkat dari konsep ini, Murji'ah berpendapat bahwa seseorang tidak
menjadi kafir karena melakukan dosa besar, bahkan mengatakan
kekufurannya secara lisan. Oleh karena itu, jika seseorang telah beriman
dalam hatinya, ia tetap dipandang sebagai seorang mukmin sekalipun
menampakkan tingkah laku seperti Yahudi atau Nasrani12.
11
Maqalat, I/198
12
Lihat al – Fisal, jilid V, hal 46
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a) Aliran ini berasal dari kata "murji'ah" yang berarti "orang-orang yang
menunda" atau "orang-orang yang menganggap bahwa iman dan amal
tidak berkaitan".
b) Ilmu kalam Murjiah adalah salah satu aliran dalam studi ilmu kalam
dalam Islam. Aliran ini muncul pada abad ke-2 Hijriyah (abad ke-8
Masehi) dan berkembang di Irak. Ilmu kalam Murjiah memperoleh
pengaruh besar dalam pemikiran Islam dan memiliki banyak pengikut
di kalangan umat Muslim.
c) Aliran ini disebut Murji’ah karena dalam prinsipnya mereka menunda
penyelesaian persoalan konflik politik antara Ali bin Abi Thalib,
Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan Khawarij ke hari perhitungan di
akhirat nanti.
d) Dalam perjalanan sejarah, aliran ini terpecah menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok moderat dan kelompok ekstrem. Tokoh-tokoh
kelompok moderat adalah Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi
Thalib, Abu Hanifah (Imam Hanafi), Abu Yusuf dan beberapa ahli
hadits.Golongan moderat ini berpendapat bahwa orang yang berdosa
besar bukanlah kafir dan tidak kekal dalam neraka, tetapi akan
dihukum dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa yang
dilakukannya, dan ada kemungkinan bahwa Tuhan akan mengampuni
dosanya dan oleh karena itu tidak akan masuk neraka sama sekali.
Sedangkan tokoh – tokoh kelompok ekstrim adalah Jahm bin Safwan,
Abu Hasan As-Shalihi, Yunus bin An-Namiri, Ubaid Al-Muktaib,
Abu Sauban, Bisyar AlMarisi, dan Muhammad bin Karram.
Golongan ekstrim ini berpendapat bahwa Islam percaya pada Tuhan
dan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidaklah menjadi
kafir, karena iman dan kafir tempatnya hanyalah dalam hati, bukan
menjadi bagian lain dari tubuh manusia.
10
DAFTAR PUSTAKA
M. Amin Nurdin, Sejarah Pemikiran Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2014), hal
24
Abdul Mun’im Al-Hafni, Ensiklopedia Golongan, Kelompok, Aliran, Mazhab, Partai
dan Gerakan Islam (terj.), (Jakarta: Soegeng Sarjadi Syndicate
bekerjasama dengan Grafindo Khazanah Ilmu, 2006), h. 808
Al-Qurtubi, Abu 'Abdullah Muhammad bin Ahmad. (2000). Al-Jami' li Ahkam al-
Qur'an. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyah.
Ibn Taymiyyah, Ahmad bin 'Abd al-Halim. (2003). Majmu' al-Fatawa. Riyadh: Dar
al-Watan.
Al-Nawawi, Yahya bin Sharaf. (2001). Sharh Sahih Muslim. Beirut: Dar Ihya' al-
Turath al-'Arabi.
Al-Baghdadi, Abu Mansur 'Abd al-Qahir bin Tahir. (2007). Al-Farq bayn al-Firaq.
Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyah.
Al-Juwayni, Imam al-Haramayn. (2005). Kitab al-Irshad ila Qawati' al-Adilla fi Usul
al-I'tiqad. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyah.
Ahmad Amin, Fajr al-Islam, (Kairo: al Nahdal, 1965), 280
Rosihon Anwar dan Abdul Rojak, Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia, 2007). 56-
57.
Mulyadi dan Bashori, Studi Ilmu Tauhid/ Kalam, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010).
117
Abdul Rozak dan Rosihon Anwar., Ilmu Kalam. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006)
57
Harun Nasution, Teologi Islam Aliran – Aliran Sejarah Analisa Perbandingan,
(Jakarta: UI Press. 1986) 22 – 23
Abdul Rozak dan Rosihon Anwar. 58 Kumaidi, Aqidah Ilmu Kalam, (Surabaya: Akik
Pusaka, 2001). 21 Al-Syahrastani, al-Milal wa al-Nihal, 140-146 Maqalat,
I/198 Lihat al – Fisal, jilid V, hal 46
11