SEKTE MURJI’AH
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tauhid\Ilmu Kalam
Disusun oleh :
Kelompok 4
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dan pendidikan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
A. Latar Belakang .................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
C. Tujuan ................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 6
A. Sejarah Sekte Murji’ah ........................................................................................ 6
B. Pemikiran Dan Ajaran Sekte Murji’ah ............................................................... 10
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 12
A. Kesimpulan....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aliran Murji’ah muncul berawal dari persoalan politik kemudian
berkembang menjadi persoalan teologi. Aliran teologi ini netral dan
memberi pengharapan terhadap pelaku dosa besar. Penamaan Murji’ah
terkandung makna yang tersirat bahwa ajaran teoelogi ini menomor
duakan amal perbuatan dari pada iman. Murji’ah dapat juga berarti;
menta’khirkan penentuan sikap yang benar atau siapa yang salah dalam
suatu pertikaian waktu antara Ali, Muawiyah, dan Khawarij.
Menta’khirkan penentuan orang-orang yang dianggap telah berdosa
apakah akan masuk neraka atau masuk surga. Kemudian juga
menta’khirkan posisi Ali dalam komposisi kekhalifahan yang mengandung
konsekuensi menta’khirkan derajat Ali setelah Abu Bakar, Umar dan
Usman.Dalam aspek politik walaupun tidak spektakuler tetapi nampaknya
juga melahirkan tipologi prilaku politiknya yang unik yang memunculkan
juga pendapat beragam, dari tipe yang pasif, ada pula nampaknya prilaku
adaptif diikuti dengan sikap feksibilitas dan loyalitas yang tentu tidak
semuanya terekam dalam sejarah. Aliran Murji’ah muncul berawal dari
persoalan politik kemudian berkembang menjadi persoalan teologi. Aliran
teologi ini netral dan memberi pengharapan terhadap pelaku dosa besar.
Penamaan Murji’ah terkandung makna yang tersirat bahwa ajaran teoelogi
ini menomor duakan amal perbuatan dari pada iman. Murji’ah dapat juga
berarti; menta’khirkan penentuan sikap yang benar atau siapa yang salah
dalam suatu pertikaian waktu antara Ali, Muawiyah, dan Khawarij.
Menta’khirkan penentuan orang-orang yang dianggap telah berdosa
apakah akan masuk neraka atau masuk surga. Kemudian juga
menta’khirkan posisi Ali dalam komposisi kekhalifahan yang mengandung
4
konsekuensi menta’khirkan derajat Ali setelah Abu Bakar, Umar dan
Usman.Dalam aspek politik walaupun tidak spektakuler tetapi nampaknya
juga melahirkan tipologi prilaku politiknya yang unik yang memunculkan
juga pendapat beragam, dari tipe yang pasif, ada pula nampaknya prilaku
adaptif diikuti dengan sikap feksibilitas dan loyalitas yang tentu tidak
semuanya terekam dalam sejarah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman Sejarah Sekte Murji’ah?
2. Apa saja Pemikiran Dan Ajaran Sekte Murji’ah?
C. Tujuan
1. Mengetahui Bagaimana Sejarah Sekte Murji’ah
2. Mengetahui apa saja Pemikiran Dan Ajaran Sekte Murji’ah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Nama Murji’ah berasal dari kata irja atau arja’a yang berarti
penundaan, penangguhan, dan pengharapan. Kata arja’a juga memiliki arti
memberi harapan, yakni memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk
memperoleh pengampunan dan rahmat Allah. Oleh karena itu, murji’ah
artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang
bersengketa, yakni Ali dan Muawiyah serta pasukannya masing-masing ke
hari kiamat kelak.1 Kaum Murji’ah ditimbulkan oleh persoalan politik
sama halnya dengan kaum Khawarij, tegasnya persoalan kholifah yang
membawa perpecahan dikalangan umat Islam setelah terbunuhnya Usman
Ibn Affan. Seperti telah dibahas, kaum Khawarij pada mulanya adalah
penyokong Ali tetapi kemudian menjadi musuhnya. 1Karena adanya
perlawanan ini, kelompok yang setia pada Ali bertambah keras dan kuat
membelanya dan merupakan satu golongan lain yang disebut Syi’ah. Akan
tetapi mereka sama-sama menentang kekuasaan Bani Umayyah, 2 tetapi
dengan motif yang berbeda.2 Dalam permusuhan inilah muncul satu aliran
baru yang bersikap netral yang tidak ikut dalam kafir-mengkafirkan yang
terjadi pada golongan tersebut. Bagi merekan golongan yang bertentangan
itu merupakan orang-orang yang dapat dipercayai dan tidak keluar dari
jalan yang benar. Oleh karena itu, mereka tidak mengeluarkan pendapat
siapa yang salah dan benar dan lebih baik menunda penyelesaian hingga
hari perhitungan di depan Allah. Dengan demikian, kaum Murji’ah adalh
1
Ishak Hasibuan, ‘Teologi Pemikiran Klasik Mu’tazilah Dan Murji’ah’, Ability:
J ournal of Education and Social Analysis, 2.3 (2021), 52–64
<https://doi.org/10.51178/jesa.v2i3.218>.
2 Abd Hannan and Zainuddin Syarif, ‘Konservatisme vs. Moderatisme:
6
kaum yang tidak ikut campur dalam pertentangan tersebut dan mengambil
sikap menyerahkan penentuan kafir atau tidaknya orang-orang yang
bertentangan tersebut kepada Allah. Ada beberapa teori tentang
kemunculan Murji’ah. Teori pertama mengatakan bahwa gagsan irja atau
arja’a dikembangkan oleh sebagian sahabat untuk menjamin persatuan dan
kesatuan umat Isam ketika terjadi pertikaian politik antara Khawarij dan
Syi’ah. Diperkirakan Murji’ah muncul bersamaan dengan kemunculan
Khawarij dan Syiah. Teori lain mengatakan bahwa Murji’ah muncul
pertama kali sebagai gerakan politik oleh cucu Ali, yaitu Al-Hasn bin
Muhammad Al-Hanafiyah, sekitar tahun 695. Teori lain menceritakan
bahwa ketika terjadi perseteruan antara Ali dan Muawiyah, dilakukan
tahkim (arbitrase) atas usulan Amr bin Ash 3, 4seorang kaki tangan
Muawiyah. Kelompok Ali terpecah menjadi dua kubu, kubu yang pro dan
kubu yang kontra. Kubu yang kontra akhirya keluar dari Ali, yakni kaum
Khawarij. Mereka berpendapat bahwa tahkim merupakan dosa besar dan
orang yang melaksanakanya termasuk orang yang kafir. Pendapat ini
ditentang oleh kaum Murj’ah.
3
Hasibuan.
4 Hannan and Syarif.
7
1. Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, Amr Bin Ash, dan Abu Musa
Al-Asy’ary yang terlibat tahkim dan menyerahkan kepada Allah di hari
kiamat kelak.
5
Fadilatul Husna and others, ‘Husna, Fadilatul Lubis, Fatimah Wardani,
Sukma Fatia, Sri A’, Journal on Education, 5.2 (2023), 2904–7.
6 Ilham Ilham, ‘Aliran-Aliran Khawarij Dan Pemikirannya’, Jurnal Mimbar:
8
dari islam dan akan masuk surga. Diantara sederetan nama - nama yang
termasuk kepada golongan Murji’ah moderat antara lain :
2. Abu Hanifah’
3. Abu Yusuf’
7
Ilham.
8
Ahmad Khoirul Fata, ‘Liberalisme Islam Di Indonesia: Gagasan Dan
Tanggapan Tentang Pluralisme Agama’, 5.2 (2006), 16–42.
9
a) Murji’ah Al Jabariah: mereka adalah pengikut Jaham bin Sofwan,
mereka inilah yang berpendapat bahwa keimanan hanya pengetahuan
dalam hati, dosa tidak akan pernah mempengaruhi keimanan, dan
bahwasanya pengucapan dengan lisan dan amalan soleh bukanlah bagian
dari iman.
Secara umum, pokok ajaran dari Murji’ah dapat dilihat dari beberapa
pendapatnya, sebagai berikut:
1. Rukun iman ada dua, yaitu: iman kepada Allah dan iman kepada utusan
Allah.
2. Orang yang berbuat dosa besar tetap mukmin selama ia telah beriman,
dan bila meninggal dunia dalam keadaan berdosa, maka segala
ketentuannya tergantung Allah di akhirat kelak.
9
Amir Hamzah Amir and Asriadi Asriadi, ‘Gerakan Dan Dakwah Islam
(Peran Murji’ah Dalam Membangun Peradaban Islam)’, Jurnal Mimbar: Media
Intelektual Muslim Dan Bimbingan Rohani, 6.1 (2020), 73–85
<https://doi.org/10.47435/mimbar.v6i1.375>.
10
3. Perbuatan kemaksiatan tidak berdampak apa pun terhadap orang bila
telah beriman.
Dalam pandangan golongan Murji'ah, hanya Allah yang memiliki hak untuk
memberikan hukuman di akhirat. Pandangan ini mencerminkan keyakinan
bahwa pengampunan dan hukuman di tangan Allah memiliki dimensi yang
lebih luas dan kompleks.
11
6. Aliran Murji‗ah juga menganggap bahwa orang yang lahirnya terlihat
atau menampakkan kekufuran, namun bila batinnya tidak, maka orang
tersebut tidak dapat dihukum kafir, sebab penilaian kafir atau tiaknya
seseorang itu tidak dilihat dari segi lahirnya namun tergantung batinnya.
Sebab ketentuan ada pada i‗tiqad seseorang dan bukan segi lahiriahnya
(Burhanuddin, 2016). Dari 10uraian diatas dapat disimpulkan bahwa orang
berdosa besar bukanlah kafir, dan tidaklah kekal dalam neraka, orang-orang
demikian adalah mukmin dan akhirnya akan masuk surga. Hal senada
diungkapkan tokoh Maturidiyah “al-Bazdawi” dalam Harun (1998 29)
sebagai berikut iman adalah kepercayaan dalam hati yang dinyatakan
dengan lisan. Kepatuhan - Kepatuhan pada perintah Tuhan merupakan
akibat dari kepercayaan atau iman, orang meninggalkan kepatuhan pada
Tuhan bukanlah kafir, orang berdosa besar tidak akan kekal dalam neraka
sungguhpun ia meninggal dunia sebelum taubat, nasibnya di akhirat terletak
pada kehendak Allah; orang demikian mungkin memperoleh dan masuk
surga mungkin pada dasarnya tidak diampuni dan oleh karena itu
dimasukkan ke dalam surga. Adapun orang yang berdosa kecil dosa-dosa
dosa kecilnya akan dihapus oleh kebaikan, shalat dan kewajiban-kewajiban
lain yang dijalankan, dengan demikian dosa-dosa besar tidak membuat
menjadi kafir dan tidak membuat seseorang keluar dari iman, iman
merupakan jaminan bagi seseorang untuk masuk surga dan kepatuhan
kepada Tuhanlah yang menentukan derajat yang akan diperoleh seseorang
didalamnya, dengan kata lain al-Bazdawi adalah kunci untuk masuk surga,
sedang anak akan menentukan tingkatan yang dimasuk seseorang dalam
surga , kalau amal banyak tingkatan yang akan diperolehnya tinggi, tetapi
jika amal baiknya sedikit derajat yang akan diperolehnya rendah. Pada
bagian akhir dari pembagian sekte ini nampaknya tidak ada salahnya kita
singgung sedikit peristilahan Murji’ah yang dikaitkan dengan aliran lain.
12
Nampaknya peristilahan ini karena terdapatnya kecendrungan faham
Murji’ah yang beraliansi dengan faham lain, seperti dicontohkan di depan
bagaimana beberapa butir faham Murji’ah moderat meresap pada aliran-
aliran Ahl-al Sunnah.
13
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Amir Hamzah, and Asriadi Asriadi, ‘Gerakan Dan Dakwah Islam (Peran
Murji’ah Dalam Membangun Peradaban Islam)’, Jurnal Mimbar: Media
Intelektual Muslim Dan Bimbingan Rohani, 6.1 (2020), 73–85
<https://doi.org/10.47435/mimbar.v6i1.375>
Husna, Fadilatul, Fatimah Lubis, Sukma Wardani, and Sri Al Fatia, ‘Husna,
Fadilatul Lubis, Fatimah Wardani, Sukma Fatia, Sri A’, Journal on
Education, 5.2 (2023), 2904–7
15