Anda di halaman 1dari 13

ALIRAN MURJIAH

Dosen Pengampu : Dr. Syeh Hawib Hamzah, M.Pd

DISUSUN OLEH :

DEWI LESTARI 2031811054


DIVA RISTI ARYANI 2031811042

MUHAMMAD DINO AKBAR 2031811111

PRODI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI

DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERTI

SAMARINDA (IAIN) TAHUN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Aliran Murji’ah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Dr. Syeh Hawib Hamzah, M. Pd. Pada mata kuliah Ilmu Kalam Dan
Tasawuf. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Aliran Murji’ah bagi para pembaca dan juga penulis.

Samarinda, 10 Maret 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................................II
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Sejarah Aliran Murji’ah.............................................................................3
B. Doktrin-doktrin Murji’ah...........................................................................4
C. Sekte-sekte dan Ajaran Dalam Aliran Murji’ah........................................5
D. Kelebihan dan Kekurangan Aliran Murji’ah.............................................7
BAB III.................................................................................................................... 9
PENUTUP................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aliran Murji’ah merupakan salah satu aliran yang dipelajari dalam Teologi
islam. Munculnya aliran ini dilatar belakangi oleh persoalan politik, yaitu soal
khalifah (kekhalifahan). Setelah terbunuhnya khalifah Usman ibn Affan, umat
Islam terpecah kedalam dua kelompok besar, yaitu kelompok Ali dan
Mu’awiyah.
Kelompok Ali lalu terpecah pula kedalan dua golongan yaitu golongan
yang setia membela Ali (disebut Syiah) dan golongan yang keluar dari barisan
Ali (disebut Khawarij). Ketika berhasil mengungguli dua kelompok lainnya,
yaitu Syiah dan Khawarij dalam merebut kekuasaan, kelompok Mu’awiyah
lalu membentuk dinasti Umayyah. Siyah dan Khawarij bersama-sama
menentang kekuasaannya. Syiah menentang Mu’awiyah karena menuduh
Mu’awiyah merebut kekuasaan yang seharusnya milik Ali dan keturunannya.
Sementara itu Khawarij tidak mendukung Mu’awiyah karena ia dinilai
menympang dari ajaran Islam.
Dalam pertikaian antara ketiga golongan tersebut, terjadi ditengah-tengah
suasana pertikaian ini, muncul sekelompok orang yang menyatakan diri tidak
ingin terlibat dalam pertentangan politik yang terjadi.kelompok inilah yang
kemudian berkembang menjad golongan “Murji’ah”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Aliran Murji’ah?


2. Bagaimana Doktrin-doktrin Murji’ah?
3. Bagaimana Sekte-sekte dan Ajaran Dalam Aliran Murji’ah?
4. Bagaimana Kelebihan dan Kekurangan Aliran Murji’ah?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Sejarah Aliran Murji’ah.

1
2. Mengetahui Doktrin-doktrin Murji’ah.
3. Mengetahui Sekte-sekte dan Ajaran Dalam Aliran Murji’ah.
4. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Aliran Muri’ah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Aliran Murji’ah

Nama Murji’ah berasal dari kata irja atau arja’a yang berarti penundaan,
penangguhan dan pengharapan. Kata arja’a juga memiliki arti memberi
harapan, yakni memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh
pengampunan dan rahmat Allah. Oleh karena itu, Murji’ah artinya orang yang
menunda penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa, yakni Ali dan
Muawiyah serta pasukannya masing-masing ke hari kiamat kelak.
Kaum Murji’ah ditimbulkan oleh persoalan politik sama halnya dengan
kaum Khawarij, tegasnya persoalan kholifah yang membawa perpecahan
dikalangan umat islam setelah terbunuhnya Usman ibn Affan. Seperti telah
dibahas, kaum Khawarij pada mulanya adalah penyokong Ali tetapi kemudian
menjadi musuhnya. Karena adanya perlawanan ini, kelompok yang setia pada
Ali bertambah keras dan kuat membelanya dan merupakan satu golongan lain
yang disebut Syiah. Akan tetapi mereka sama-sama menentang kekuasaan
Bani Umayyah, tetapi dengan motif yang berbeda.
Dalam permusuhan inilah muncul satu aliran baru yang bersikap netral
yang tidak ikut dalam kafir-mengkafirkan yang terjadi pada golongan tersebut.
Bagi mereka golongan yang bertentangan itu merupakan orang-orang yang
dapat dipercayai dan tidak keluar dari jalan yang benar. Oleh karena itu,
mereka tidak dapat dipercaya dan tidak keluar dari jalan yang benar dan lebih
baik menunda penyelesaian hingga lari perhitungan di depan Allah. Dengan
demikian, kaum Murji’ah adalah kaum yang tidak ikut campur dalam
pertentangan tersebut dan mengambil sikap menyerahkan penentuan kafir atau
tidaknya orang-orang bertentengan tersebut kepada Allah.
Ada beberapa teori tentang kemunculan Murji’ah. teori pertama
mengatakan bahwa gagasan irja atau arja’a dikembangkan oleh sebagian
sahabat untuk menjamin persatuan dan kesatuan umat Islam ketika terjadi
pertikaian politik antara Khawarij dan Syi’ah. diperkirakan Murji’ah muncul
bersamaan dengan kemunculan Khawarij dan Syiah.

3
Teori lain mengatakan bahwa Murji’ah muncul pertama kali sebagai
gerakan politik oleh cucu Ali, yaitu Al-Hasan bin Muhammad Al-Hanafiyah,
sekitar tahun 695. Teori lain menceritakan bahwa jetika terjadi perseteruan
antara Ali dan Muawiyah. Kelompok Ali terpecah menjadi dua kubu, kubu
yang pro dan kubu yang kontra. Kubu yang kontra akhirnya keluar dari Ali,
yakni kaum Khawarij. Mereka berpendapat bahwa tahkim merupakan dosa
besr dan orang yang melaksanakannya termasuk orang yang kafir. Pendapat ini
ditentang oleh kaum Murji’ah.

B. Doktrin-doktrin Murji’ah

Dibidang politik, doktrin irja diimplementasikan dengan sikap politik


netral atau nonblok, yang hampir selalu diekspresikan dengan sikap diam.
Itulah sebabnya, kelompok Murji’ah dikenal pula sebagai The Queietits
(kelompok bungkam). Sehingga membuat Murji’ah selalu dalam persoalan
politik. Adapun di bidang teknologi, doktrin irja dikembangkan Murji’ah
ketika menanggapi persoalan-persoalan teologis yang muncul pada saat itu.
Pada perkembangan berikutnya, persoalan-persoalan yang di tanggapinya
menjadi semakin kompleks sehingga mencakup iman, kufur, dosa besar dna
ringan, tauhid, tafsir Al-Qur’an, eskatologi, pengampunan atas dosa besar,
kemaksuman nabi, hukuman atas dosa (punishment of sins), ada yang kafir
(infidel) dikalangan generasi awal islam, tobat (redress of wrongs).
Berkaitan dengan doktrin teologi Murji’ah, W. Montgomery Watt
merincinya sebagai berikut :
1. Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Muawiyah hingga Allah
memutuskannya di akhirat kelak.
2. Penangguhan Ali untuk menduduki rangking keempat dalam peringkat Al-
Khalifah Ar-Rasyidun.
3. Pemberian harapan terhadap orang muslim yang berdosa besar untuk
memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.
4. Doktrin-doktrin Murji’ah menyerupai pengajaran (madzgab) para skeptic
dan empiris dari kalangan Helenis.

4
Masih berkaitan dengan doktrin teologi Murji’ah, Harun Nasution
menyebutkan empat ajaran pokoknya, yaitu :

1. Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, Amr bin Ash, dan Abu Musa Al-
Asy’ary yang terlibat tahkim dan menyerahkannya kepada Allah dihari
kiamat kelak.
2. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa
besar.
3. Meletakkan (pentingnya) iman dari pada amal.
4. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk
memperoleh ampunan dan rahmat Allah.

Sementara itu, Ali A’la Al-Maududi menyebutkan dua doktrin pokok


ajaran Murji’ah. yaitu :

1. Iman adalah percaya kepada Allah dan Rasul-Nya saja. Adapun amal atau
perbuatan tidak merupakan suatu keharusan bagi adanya iman.
Berdasarkan hal ini, seseorang tetap dianggap mukmin walaupun
meninggalkan perbuatan yang di fardhukan dan melakukan dosa besar.
2. Dasar keselamatan adalah iman semata. Selama masih ada iman di hati,
setiap maksiat tidak dapat mendatangkan madarat ataupun gangguan atas
seseorang. Untuk mendapatkan pengampunan, manusia cukup hanya
dengan menjauhkan diri dari syirik dan mati dalam keadaan akidah tauhid.

C. Sekte-sekte dan Ajaran Dalam Aliran Murji’ah

Sekte dalam ajaran Murji’ah tidak jelas jumlahnya karena masing-masing


ahli memiliki pendapat masing-masing Al-Baghdadi membagi mereka dalam
tiga golongan, yaitu Al-Murji’ah yang dipengaruhi ajaran-ajaran Al-
Qodariyah, Al-Murji’ah yang dipengaruhi ajaran-ajaran Al-jabariyah, dan Al-
Murji’ah yang tidak dipengaruhi keduanya. Golongan ketiga ini terdiri dari
lima sekte, yaitu Al-Yunusiyah, Al-Ghazaniyah, Al-Saubaniyah, Al-
Tumaniyah, dan Al-Murisiyah. Al-Asy’ary membagi menjadi 12 golongan,

5
sedangkan Al-Syahrastani membagi menjadi tiga sekte, yaitu Al-Murji’ah Al-
Khawarij, Al-Murji’ah Al-Jabariyah, dan Al-Murji’ah asli.
Aliran Murji’ah dapat dibagi menjadi dua golongan besr, yaitu golongan
moderat dan golongan ekstrem. Al-Murji’ah moderat disebut juga Al-Murji’ah
Al-Sunnah pada umumnya terdiri dari para fuquha dan muhditsin. Mereka
berpendapat bahwa orang berdosa besar bukanlah kafir dan tidak kekal dalam
neraka, dia akan dihukum dalam neraka sesuai dosa yang telah diperbuatnya
dan kemungkinan Allah bisa mengampuni dosanya. Dengan demikian,
Murji’ah moderat masih mengakui keberadaan amal perbuatan dan mengakui
pentingnya amal perbuatan manusia, meskipun bukan bagian dari iman. Yang
termasuk golongan Al-Murji’ah moderat, diantaranya Al-Hasan bin
Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan beberapa
ahli hadis.
Golongan Murji’ah yang ekstrem adalah mereka yang secara berlebihan
mengadakan pemisah antara iman dan amal perbuatan. Mereka menghargai
iman terlalu berlebihan dan merendahkan amal perbuatan tanpa perhitungan
sama sekali. Amal perbuatan tidak ada pengaruhnya terhadap iman. Iman
hanya berkaitan dengan Tuhan dan hanya Tuhan yang mengetahuinya. Oleh
karena itu, selagi orang beriman perbuatan apapun tidak dapat merusak
imannya sehingga tidak menyebabkan kekafiran seseorang. Adapun yang
termasuk Al-Murji’ah ekstrem sebagai berikut :
1. Golongan Al-Jahmiyah
Golongan ini merupakan para pengikut Jahm bin Safwan. Mereka
berpendapat bahwa orang islam yang percaya kepada Tuhan tidak akan
menjadi kafir menyatakan kekufuran secara lisan karena iman dan kufur
letaknya dalam hati.
2. Golongan Al-Sahiliyah
Golongan ini merupakan pengikut Abu Hasan Al-Salahi. Iman
adalah mengetahui secara mutlak Tuhan. Kufur adalah tidak mengetahui
Tuhan. Yang disebut ibadah adalah iman.
3. Golongan Al-Yuusiyah

6
Golongan ini merupakan pengikut Yunus bin Aun Al-Numairi.
Melakukan maksiat atau pekerjaan jahat tidaklah merusak iman seseorang.

4. Golongan Al-Ubaidiyah
Pengikut dari Ubaid Al-Muktaib. Berpendirian sebagaimana Al-
Yunusiyah dengan menambahkan jika seseorang mati dalam iman, dosa-
dosa, dan perbuatan jahat yang dikerjakan tidak merugikan bagi yang
bersangkutan.
5. Golongan Al-Ghozaniyah
Pengikut Ghassan Al-Kuffi, berpendirian bahwa iman adalah
mengenai Allah dan Rasul-Nya serta mengakui apa-apa yang diturunkan
Allah dan dibawa Rasul-Nya.

D. Kelebihan dan Kekurangan Aliran Murji’ah

Kelebihan dari aliran ini adalah golongan ini tidak akan memudaratkan
perbuatan maksiat itu terhadap keimanan. Demikian juga sebaliknya, “tidaklah
akan memberi manfaat dan memberi faedah ketaatan seseorang terhadap
kekafirannya”. Artinya tidaklah akan berguna da tidaklah akan diberi pahala
perbuatan baik yang dilakukan oleh orang kafir. Maka dari itu, mereka tdak
mau mengkafirkan seseorang yang telah masuk islam, sebab golongan ini
sangat mementingkan kewajiban sesama manusia.
Kekurangan aliran ini adalah lebih mementingkan urusan dunia dari pada
akhirat. Karena menurut mereka, iman adalah mengetahui dan mengakui
sesuatu yang menurut akal wajib dikerjakan. Berarti, kelompok ini mengakui
adanya kewajiban-kewajiban yang dapat diketahui akal sebelum datangnya
syariat. Firman Allah SWT dalam surat Ar Ra’dua ayat 28 :
‫ا ركذب مهبولق ّئمطتون اونما ّيذنّا ىلق بولقّا ّئمطتن ا ركذب ال‬

Artinya :

7
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi
tenteram.”

Apabila seseorang sudah mempercayai Allah SWT dan rasul-rasulNya dan


segala sesuatu yang datang dari Allah SWT,berarti ia mukmin meskipun ia
menyatakan dalam perbuatannya hal-hal yang bertentangan dengan imannya.
Seperti berbuat dosa, menyembah berhala, dan minum-minuman keras. Golongan
ini juga meyakini bahwa surga dan neraka itu tidak abadi, karena keabadian hanya
bagi Allah SWT semata. Firman Allah SWT dalam surat Al-Anfal ayat 2 di
sebutkan :

‫اناميا مهتداز هتايا مهيلع تيلت اذاو‬

Artinya :

“Dan apabila dibacakan terhadap ayat-ayatNya, maka ayat-ayat itu menambah


iman mereka”.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kaum Murji’ah ditimbulkan oleh persoalan politik, tegasnya persoalan


Kholifah setelah terbunuhnya Usman ibn Affan. Diantaranya pertikaian antara
golongan yang setia pada Ali dan keluar dari Ali, muncullah satu aliran yang
bersikap netral yang tidak ikut dalam kafir-mengkafirkan yang terjadi antara
golongan tersebut. Golongan yang bersifat netral ini disebut Kaum Murji’ah.
Kaum Murji’ah penentuan hukum kafir atau tidaknya orang yang terlibat
dalam pertentangan antara Ali dan Muawiyah kepada Allah kelak dihari akhir.

B. Saran

Pada hakikatnya semua aliran tersebut tidaklah keluar dari islam, tetapi
tetap islam. Dengan demikian tiap umat slam bebas memilih salah satu aliran
dari aliran-aliran teologi tersebut, yaitu mana yang sesuai dengn jia dan
pendapatnya. Hal ini tidak ubahnya pula dengan kebebasan tiap orang islam
memilih madzab fikih mana yang sesuai dengan jiwa dan kecenderungannya.
Disinilah hikmah sabda Nabi Muhammad SAW : “Perbedaan paham
dikalangan umatku membawa rahmat”. Memang rahmat besarlah kalau kaum
terpelajar menjumpai dalam islam aliran-aliran yang sesuai dengan jiwa dan
pembawaannya, dan kalau pula kaum awam memperoleh dalamnya aliran-
aliran yang dapat mengisi kebutuhan rohaninya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Harun. 2010. Teologi Islam : Aliran-aliran Sejarah Analisa


Perbandingan. Jakarta: UI Press

Nurdin, M. Amin. 2012. Sejarah Pemikiran Islam. Jakarta: Teruna Grafika


Rozak, Abdul. 2001. Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia

10

Anda mungkin juga menyukai