Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TENTANG ALIRAN MURJI'AH

Disusun Oleh Kelompok 9 :


Listiawati
Maya Fitri Salwa
Nur Indah Nathasya

Dosen Pembimbing: Ahmad Mashari, M.Ag

Prodi : DIV kebidanan

Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat,rahmat dan karunia-nya kepada kami, sehingga
penyusunan makalah dengan judul “Aliran Murji’ah” ini dapat kami
selesaikan dengan baik, sebagai salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Agama.

            Sesungguhnya kesempurnaan itu hanyalah milik Allah


SWT,maka dari itu kami mohon maaf jika ada kesalahan dan
kekurangan dalam makalah ini,baik dalam penulisan atau bahasa
yang kami gunakan. Kami menerima semua kritik dan saran yang
membangun, agar kami mampu melakukan perbaikan pan
peningkatan dalam penyusunan makalah ini. Walaupun demikian
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak amin...

                                                 Pekanbaru, 23 Desember 2020


                                                        

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang masalah
b. Permasalahan
c. Tujuan
d. Kegunaan

BAB II PEMBAHASAN
a. Sejarah Murji’ah
b. Tokoh-Tokoh Aliran Murji’ah
c. Pokok-Pokok Ajaran Murji’ah
d. Ideologi yang Dianaut dan Diajarkannya
e. Kelebihan dan Kekurangan Aliran Murji’ah
f. Pengaruh-Pengaruh Ajaran Murji’ah

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
 

A.    Latar Belakang
  Dari dulu hingga sekarang sangat marak sekali penodaan
terhadap ajaran agama islam oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggungjawab yang berupaya sekuat tenaga untuk menebarkan
paham-paham maupun pencucian otak untuk mendapatkan pengikut
atau jama’ah. Kelompok-kelompok yang menodai agama islam sudah
pasti merupakan aliran sesat karena telah keluar jalur dari jalan
yang lurus menuju jalan yang sesat alias jalan yang salah.
Orang-orang yang mengikuti aliran sesat tersebut sangat kasihan
sekali, karena mereka diperdaya oleh setan-setan dari golongan
manusia untuk menjerumuskan mereka ke dalam kesesatan. Orang-
orang yang sesat yang memiliki pemahaman tidak sesuai dengan
ajaran agama islam yang benar sudah pasti akan menjadi penghuni
neraka. Jangan harap mendapatkan surga, tetapi mereka justru
masuk neraka. Para pengikut aliran sesat hanya akan dijadikan alat
untuk mewujudkan impian pemimpin dari aliran sesat tersebut.

B.     Permasalahan
Bagaimana cara memahami aliran sesat dalam masayarakat muslim ?
Apa saja  ciri-ciri aliran sesat itu?
Bagaimana cara   menangkal bahaya aliran sesat ?

C.    Tujuan
Memahami aliran sesat dalam masyarakat muslim.
Mengetahui ciri ciri aliran sesat.
Mengetahui cara menangkal bahaya aliran sesat
 
 
 
D.    Kegunaan
Kegunaan Teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ke
arah pengembangan atau kemajuan di bidang ilmu pengetahuan pada
umumnya
Kegunaan Praktis.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran, terutama kepada teman teman dan masyarakat mengenai
aliran sesat, ciri cirinya, dan bagaimana cara menangkal bahaya
aliran sesat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Murjiah

Nama Murji’ah berasal dari kata irja atau arja’a yang berarti
penundaan, penangguhan, dan pengharapan. Kata arja’a juga
memiliki arti memberi harapan, yakni memberi harapan kepada
pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat
Allah. Oleh karena itu, murji’ah artinya orang yang menunda
penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa, yakni Ali dan
Muawiyah serta pasukannya masing-masing ke hari kiamat kelak.

Sejak terjadinya ketegangan politik diakhir pemerintahan Utsman


bin Affan, ada sejumlah sahabat nabi yang tidak mau ikut campur
dalam politik. Selanjutnya ketika terjadi salah menyalahkan antara
perselisihan pihak pendukung Ali dan pihak penuntut bela kematian
Utsman bin Affan, maka mereka bersikap irja’ yakni menunda
putusan siapa yang bersalah.

Menurut mereka biarlah Allah saja yang nantinya akan yang


memutuskan siapa yang bersalah diantara mereka yang tengah
berselisih ini. Karena penundaan, semua keputusan berada ditangan
Allah SWT, serta senantiasa berharap Allah akan mengampuni
dosa-dosa pelaku dosa besar tersebut, kemudian mereka ini populer
dengan sebutan golongan atau aliran murji’ah yaitu orang yang
mendapat putusan para pelaku dosa besar sampai ada ketetapan dari
Allah, dengan berharap bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa
mereka itu. Pemimpin dari kaum murji’ah ini adalah Hasan bin Bilal
Al-Muzni, Abu Salad As Amman (meninggal 152 H),Tauban dan
Dhinar bin Umar.
Adapun hal-hal yang melatar belakangi kehadiran murji’ah antara
lain:
 Adanya pertentangan pendapat aantara orang-orang syi’ah
dan khawarij, mengkafirkan pihak-pihak yang ingin merebut
kekuasaan Ali dan mengkafirkan orang-orang yang terlibat
dan menyetujui adanya tahkim dalam perang shiffin.
 Adanya pendapat menyalahkan pihak Aisyiah, cs.yang
menyebabkan pecahnya perang shiffin.
 Adanya pendapat yang menyalahkan orang yang ingin
merebut kekuasaan Utsman ibnu Affan.

Kaum murji’ah lahir permulaan pada abad ke-1 Hijriah setelah


melihat hal-hal di bawah ini :
 Kaum syi’ah menyalahkan bahkan menghafirkan orang-orang
yang merebut pangkat khalifah dan saidina Ali ra.
 Kaum khawarij menghukunm kafir khalifah Mu’awiyah
karena melawan pada khalifah yang sah, yaitu saidina ‘Ali
Ra, begitu juga kaum khawarij menghukum kafir saidina ‘Ali
Ra karena menerima tahkim dalam peperangan siffin.
 Kaum Mu’awiyah menyalahkan orang-orang pihak Ali karena
memberontak melawan saidina Utsman bin Affan Ra.
 Sebagian pengikut saidina Ali Ra menyatakan kesalahan atas
sikap Ummul Mukminin yaitu Siti Aisyah Ra, sikap sahabat
Thalhah dan Zubair yang menggerakkan perlawanan terhadap
saidina Ali sehingga terjadi “peperangan jamal”.

Kaum murji’ah berpendapat bahwa mukmin yang melakukan


dosa besar tersebut masih mukmin yaitu, mukmin yang berdosa
tidak berubah menjadi kafir. Orang mukmin yang melakukan dosa
besar itu dianggap mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
nabi Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya. Dengan kata lain bahwa
orang mukmin sekalipun melakukan dosa besar masih tetap
signifikansi.

Secara etimologi Murji’ah memiliki beberapa pengertian antara


lain :
1. Penundaan, menunda atau mengembalikan urusan mereka yang
mukmin dan melakukan dosa besar kemudian mati sebelum tobat
kepada Allah.
2. Penghargaan, orang mukmin yang berbuat dosa besar tidak kafir
sebagai penghargaan atas iman mereka kepada Allah.
3.Penyerahan, menyerahkan segala urusan kepada Allah sebagai
Dzat yang Maha Tahu dan Maha Adil. Tidak ada yang berhak
menghukumi seseorang selain Allah.
4. Menjadikan sesuatu di belakang, amal seseorang tidaklah penting
dan tidak akan mempengaruhi iman. Hal ini sebagaiman orang kafir
yang beramal tidaklah mempengaruhi pendustaan mereka kepada
Allah (keimanan).

Menurut mereka penganut Murji’ah, masalah iman adalah


urusan Allah. Dan bukan urusan mereka yang perlu diperdebatkan.
Selama ada kepercayaan kepada Allah maka mereka dihukumi
mukmin, meskipun dalam dzahirnya bertentangan dan tidak
menjalankan syari’at. Karena mereka yang kafir adalah mereka yang
tidak kenal Allah atau bodoh tentang-Nya. Bahkan jika mereka
menjalankan ajaran agama lain, bersujud pada berhala dan mengaku
percaya pada trinitas.[2] Mereka memisahkan amal dan iman yang
ada dalam hati (Al-FashluBaynal Amal Wa Al-Iman).

Hal ini sebagaimana amal yang dilakukan orang kafir tidak


akan mempengaruhi hati atau keimanan mereka. Mengucapkan dua
kalimat syahadat yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh karena
itu orang tersebut masih tetap mukmin, bukan kafir.

Pemikiran yang paling menonjol dari aliran ini ialah bahwa


pelaku dosa besar tidak dikatagori sebagai orang kafir, karena
mereka masih memiliki keimanan dan keyakinan dalam hati bahwa
Tuhan mereka adalah Allah, Rasul-Nya adalah nabi muhammad,
serta Al-quran sebagai ajarannya.

B. TOKOH-TOKOH ALIRAN MURJI'AH


Pemimpin utama Madzhabmurji’ah ialah Hasan ibn Bilal Al
Muzni, Abu Salat As-Sammam dan Diraribn Umar. Untuk
mendukung perjuangan pendapat Murji’ah ini pada masa Umayyah
telah muncul sebuah syair yang [4]terkenal tetangi’tikad dan
keyakinan Murji’ah yang di gubah oleh TsabitiQuthnah.

Dari segi politik, Murji’ah sangat menguntungkan pada khalifah,


semasa Bani Umaiyyah karena dengan dogma mereka dapat
mencegah pemberontakan terhadap pemerintah. Dalam proses
perkembangan selanjutnya terjadi perpecahan dan perbedaan
pendapat, ada yang moderat ada pula yang ekstrim. Dalam Murji’ah
tidak terdapat aliran atau sekte dalam arti yang sebenarnya, yang
ada hanya pendapat pribadai yang didukung oleh orang lain.

Murji’ah yang moderat antara lain Hasan ibn Muhammad ibn


Abi Thalib antara lain berpendapat walau bagaimanapun besar
dosanya, kemungkinan pengampunan Tuhan masihada.Dan yang
ekstrim antara lain Al-Jahmiyah,As- Sahalihiyah, Al-Yunusiy .Al-
Ubaidiyah dan Al-Hasaniyah. Pandangan tiap-tiap kelompok
menjelaskan seperti berikut :
 Jahmiyah, kelompok jahm bin shafwan dan para pengikutnya
berpandangan bahwa orang yang perca ya kepada Tuhan
kemudian menyatakan kekufurannya secara lisan, tidaklah
menjadi kafir karena iman dan kufur bertempat didalam hati
bukan pada bagian lain dalam tubuh manusia.
 Syalihiyah, kelompok Abu Hasan Ash-Shalihi, berpendapat
bahwa iman adalah pengetahuan Tuhan, sedangkan kufur
adalah tidak tahu Tuhan. Sholat bukan merupak ibadah kepada
Allah yang dimaksud ibadah adalah iman kepada–Nya dalam
arti mengetahui Tuhan. Begitu pula dengan zakat, puasa dan
haji bukanlah ibadah, melaikan sekedar menggambarkan
kepatuhan.
 Yunusiyah dan Ubaniyah melontarkan pernyataan bahwa
melakukan maksiat atau perbuatan jahat tidaklah merugikan
orang yang bersangkutan. Dalam hal ini, Muqatil bin
Sulaiman berpendapat bahwa berbuat jahat, banyak atau
sedikit, tidak merusak iman seorang sebagai musyrik
(polytheist).
 Hasaniyah menyebutkan bahwa jika seorang mengatakan
bahwa “saya tahu Tuhan melarang makan babi, tetapi saya
tidak tahu apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing
ini”. Maka orang tersebut tetap mukmin, bukan kafir, begitu
pula orang mengatakan “saya tahu Tuhan mewajibakn naik
haji ke Ka’bah, tetapi saya tidak tahu apakah Ka’bah di India
atau tempat lain?

Asy Syahratsani membagi kelompok-kelompok pendapat


Murji’ah itu kepada empat, yaitu :
 Murji’ah Khawarij
 Murji’ahQodariyah
 Murji’ahJabariyah
 Murji’ah Asli

Secara fisik Murji’ah lenyap bersama turunnya Bani


Ummayah. Namun dalam sejarah perkembangannya cukup banyak
mengisi lembaran sejarah. Dalam politik mereka sebagai moderator
yang tidak mudah apriori dan dalam teologi termasuk orong yang
berhati-hati dalam menghukum orang sebagai kafir.

C. POKOK- POKOK AJARAN MURJIAH

Ajaran pokok Murji’ah pada dasarnya bersumber dari


gagasana atau doktrin  irja atau arja’a yang diaplikasiakan dalam
banyak persoalan, baik persoalan politik maupun teologis. Di bidang
politik, doktrin irja diimplementasikan dengan sikap politik netral
atau nonblok, yang hampir selalu diekspresikan dengan sikap diam.
Itulah sebabnya, kelompok  Murji’ah dikenal pula
sebagai the queietist (kelompok bungkam). Sikap ini akhirnya
berimplikasi begitu jauh sehingga membuat  Murji’ah selalu diam
dalam persoalan politik.

Adapun di bidang teologi,


doktrin irja dikembangkan  Murji’ah ketika menanggapi persoalan-
persoalan teologis yang muncul saat itu. Pada perkembangan
berikutnya, persoalan-persoalan yang ditanggapinya menjadi
semakin kompleks   sehngga mencakup iman, kufur, dosa besar dan
ringan (mortalandvenial sains), tauhis tafsir Al-Qur’an, eskatologi,
pengampunan atas dosa besar, kemaksuman nabi, hukuman atas
dosa, ada yang kafir di kalangan ,generasi awal Islam, tobat, hakikat
Al-Qur’an, nama dan sifat Allah, serta ketentuan Tuhan.

Berkaitan dengan dokrin ketentuan  Murji’ah, W. Montgomery Watt


merincinya sebagai berikut:
1.      Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Muawiyyah hingga
Allah memutuskannya di akhirat kelak.
2.      Penangguhan Ali untuk menduduki ranking keempat dalam
peringkat khulafaur rasyidin
3.      Pemberian harapan terhadap orang Muslim yang berdosa besar
untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah Swt.
4.      Doktrin-doktrin  Murji’ah meyerupai pengajaran (madzhab)
para skeptis dan empiris dari kalangan helenis.

Masih berkaitan dengan doktrin teologi Murji’ah, Harun


Nasution menyebutkan empat ajaran pokoknya, yaitu:
1.      Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, Amr bin Ash, dan Abu
Musa al-Asy’ary yang terlibat tahkim dan menyerahkannya kepada
Allah di hari kiamat kelak.
2.      Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang Muslim tang
berdosa besar.
3.      Meletakkan (pentingnya) iman daripada amal.
4.      Memberikan pengharapan kepada Muslim yang berdosa besar
untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.

Sementara itu, Abu A’laal-Maududi menyebutkan dua doktrin


ajaran pokok Murji’ah, yaitu:
1.      Iman adalah percaya kepada Allah dan RasulNya saja. Adapun
amal dan perbuatan tidak merupakan suatu keharusan bagi adanya
iman. Bedasarkan hal ini, seseorang tetap dianggap mukmin
walaupun meninggalkan perbuatan yang difardhukan dan melakukan
dosa besar.
2.      Dasar keselamatan adalah iman semata. Selama masih ada
iman di hati, setiap maksiat tidak dapat mendatangkan madarat
ataupun gangguan atas seseorang. Untuk mendapatkan
pengampunan, manusia cukup hanya dengan menjauhkan diri dari
syirik dan mati dalam keadaan akidah tauhid.
Secara garis besar, ajaran-ajaran pokok  Murji'ah adalah:

Pengakuan iman cukup hanya dalam hati. Jadi pengikut


golongan ini tak dituntut membuktikan keimanan dalam perbuatan
sehari-hari. Ini merupakan sesuatu yang janggal dan sulit diterima
kalangan Murji'ah itu sendiri, karena iman dan amal perbuatan
dalam Islam merupakan satu kesatuan yang harus selaras dan
berkesinambungan.Selama meyakini 2 kalimah syahadat, seorang
Muslim yang berdosa besar tak dihukum kafir. Hukuman terhadap
perbuatan manusia ditangguhkan, artinya hanya Allah yang berhak
menjatuhkannya di akhirat.

D. Ideologi yang dianut dan diajarkannya

Aliaranmurji’ah dapat dibagi menjadi dua golongan besar,


yaitu golongan moderat dan golongan ekstrem.

Al-Murji’ah moderat disebut juga al-Murji’ahal-Sunnah yang


pada umum terdiri dari para fuquha dan muhditsin. Mereka
berpendapat bahwa orang berdosa besar bukanlah kafir dan tidak
kekal dalam neraka, dia akan dihukuk dalam neraka sesuai dosa
yang telah diperbuatnya dan kemungkinan Allah bisa mengampuni
dosanya. Dengan demikian, Murji’ah moderat masih mengakui
keberadaan amal perbuatan dan mengakui pentingnya amal perbutan
manusia, meskipun bukan bagian dari iman. Yang termasuk
golongan al-Murji’ah moderat, di antaranya al-Hasan bin
Muhammad bin Ali bin Abi Tholib, Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan
beberapa ahli hadis.

Golongan al-Murji’ah yang eksterm adalah mereka yang


secara berlebihan mengadakan pemisahan antara iman dan amal
perbuatan. Mereka menghargai iman terlalu berlebihan dan
merendahkan amal perbuatab tanpa perhitungan sama sekali. Amal
perbutan tidak ada pengaruhnya terhadap iman. Iman hanya
berkaitan dengan Tuhan dan hanya Tuhan yang mengetahuinya. Oleh
karena itu, selagi orang beriman, perbuatan apapun tidak dapat
merusak imanya sehingga tidak menyebabkan kafirnya seseoarang.
Adapun yang termasuk al-Murji’aheksterm sebagai berikut :
1. Golongan al-Jahmiyah
Golongan ini merupakan para pengikut Jahm bin Safwan. Mereka
berpendapat bahwa orang Islam yang percaya kepada Tuhan tidak
akan menjadi kafir menyatakan kekufuran secara lisan karena iman
dan kufur letaknya dalam hati.
2. Golongan al-Sahiliyah
Golongan ini merupakan pengikut Abu Hasan al-Salahi. Iman adalah
mengetahui secara mutlak Tuhan. Kufur adalah tidak mengetahui
Tuhan. Yang disebut ibadah adalah iman.
3. Golongan al-Yunusiyah
Golongan ini merupakan pengikut Yunus bin Aunal-Numairi.
Melakukan maksiat atau pekerjaan jahat tidaklah merusak iman
seseorang.
4. Golongan al-Ubaidiyah
Pengikut dari Ubaid al-Muktaib. Berpendirian sebagaimana al-
Yunusiyah dengan menambahkan jika sesorang mati dalam iman,
dosa-dosa, dan perbuatan jahat yang dikerjakan tidak merugikan
bagi yang bersangkutan.
5. Golongan al-Ghozaniyah
Pengikut Ghassan al-Kuffi, berpendirian bahwa iman adalah
mengenal Allah dan Rosul-Nya serta mengakui apa-apa yang
diturunkan Allah dan yang dibawa Rosul-Nya.

E. Kelebihan dan Kekurangan Aliran Murji’ah

Kelebihan dari aliran ini adalah golongan ini tidak akan


memudaratkan perbuatan maksiat itu terhadap keimanan. Demikian
juga sebaliknya, “tidaklah akan memberi manfaat dan memberi
faedah ketaatan seseorang terhadap kekafirannya”. Artinya, tidaklah
akan berguna dan tidaklah akan diberi pahala perbuatan baik yang
dilakukan oleh orang kafir. Maka dari itu, mereka tidak mau
mengkafirkan seseorang yang telah masuk Islam, sebab golongan ini
sagatmementingakan kewajiban sesama manusia.
Kekurangan aliran ini adalah lebih mementingkan urusan
dunia dari pada akhirat.Karena menurut mereka, iman adalah
mengetahui dan mengakui sesuatu yang menurut akal wajib
dikerjakan.Berarti, kelompok ini mengakui adanya kewajiban-
kewajiban yang dapat diketahui akal sebelum datangnya syariat.
Firman Allah SWT dalam surat Ar Ra’du ayat 28 :
I‫ب‬I‫و‬I‫ل‬I‫ق‬I‫ل‬I‫ ا‬Iّ‫ن‬I‫ئ‬I‫م‬I‫ط‬I‫ت‬I‫ه‬I‫ل‬I‫ل‬I‫ا‬I‫ر‬I‫ك‬I‫ذ‬I‫ب‬I‫ال‬I‫ا‬I‫ى‬I‫ل‬I‫ق‬I‫ه‬I‫ل‬I‫ل‬I‫ا‬I‫ر‬I‫ك‬I‫ذ‬I‫ب‬I‫م‬I‫ه‬I‫ب‬I‫و‬I‫ل‬I‫ ق‬Iّ‫ن‬I‫ئ‬I‫م‬I‫ط‬I‫ت‬I‫و‬I‫ا‬I‫و‬I‫ن‬I‫م‬I‫ا‬I‫ن‬I‫ي‬I‫ ذ‬Iّ‫ل‬I‫ا‬
Artinya :
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah.Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah hati akan menjadi tenteram”.

Apabila seseorang sudah mempercayai Allah SWT dan rasul-


rasul-Nya dan segala sesuatu yang datang dari Allah SWT, berarti ia
mukmin meskipun ia menyatakan dalam perbuatannya hal-hal yang
bertentangan dengan imannya. Seperti berbuat dosa, menyembah
berhala, dan minum-minuman keras.Golongan ini juga meyakini
bahwa surga dan neraka itu tidak abadi, karena keabadian hanya
bagi Allah SWT semata.
Firman Allah SWT dalam surat Al Anfal ayat 2 disebutkan :
I‫ا‬I‫ن‬I‫ا‬I‫م‬I‫ي‬I‫ا‬I‫م‬I‫ه‬I‫ت‬I‫د‬I‫ا‬I‫ز‬I‫ه‬I‫ت‬I‫ا‬I‫ي‬I‫ا‬I‫م‬I‫ه‬I‫ي‬I‫ل‬I‫ع‬I‫ت‬I‫ي‬I‫ل‬I‫ت‬I‫ا‬I‫ذ‬I‫ا‬I‫و‬
Artinya :
“Dan apabila dibacakan terhadap ayat-ayat-Nya, maka ayat-ayat itu
menambah iman mereka”.

F. Pengaruh Pengaruh Ajaran Murjiah

Diantara pengaruh -- p engaruh ajaran murji'ah ini yang masih


berkembang pada masa sekarang adalah:
 Taklid, menjadi hal yang biasa ketika ada anak yang lahir dari
orang tua muslim yang dikatakan seorang muslim, padahal
mereka belum tahu tentang apa itu islam bahkan kadang
sampai masa dewasanya.
 Penundaan dan penangguhan menunda -- nunda baik dalam
urusan dunia maupun akhirat sudah menjadi kebiasaan dan hal
yang lumrah dan masyarakat sekarang ini.
 Iman dan Kufur sudah diketahui sebelumnya bahwa termasuk
salah satu ajaran Murji'ah adalah tidak berpengaruhnya amal
akan keimanan seseorang
 Pengampunan Tuhan di zaman sekarang banyak ditemukan
orang yang berlebihan dan keterlaluan khususnya dalam
maksiat

KESIMPULAN

Aliran Murji'ah adalah aliran Islam yang muncul dari


golongan yang tak sepaham dengan Khowarij. Ini tercermin dari
ajarannya yang bertolak belakang dengan Khowarij. Pengertian
murji'ah sendiri ialah penangguhan vonis hukuman atas perbuatan
seseorang sampai di pengadilan Allah SWT kelak. Jadi, mereka tak
mengkafirkan seorang Muslim yang berdosa besar, sebab yang
berhak menjatuhkan hukuman terhadap seorang pelaku dosa
hanyalah Allah SWT, sehingga seorang Muslim, sekalipun berdosa
besar, dalam kelompok ini tetap diakui sebagai Muslim dan punya
harapan untuk bertobat.

Secara garis besar, ajaran-ajaran pokok Murji'ah adalah:

a.) Pengakuan iman cukup hanya dalam hati. Jadi pengikut


golongan ini tak dituntut membuktikan keimanan dalam
perbuatan sehari-hari. Ini merupakan sesuatu yang janggal dan
sulit diterima kalangan Murjites sendiri, karena iman dan
amal perbuatan dalam Islam merupakan satu kesatuan.
b.) Selama meyakini 2 kalimah syahadat, seorang Muslim yang
berdosa besar tak dihukum kafir. Hukuman terhadap perbuatan
manusia ditangguhkan, artinya hanya Allah yang berhak
menjatuhkannya di akhirat.
DAFTAR PUSTAKA

Fachrudin, Dr. Fuad Mohd. Sejarah Perkembangan Pemikiran Dalam


Islam. CV. Yasaguna.1990.

Nasution, Harun.Teologi Islam. Penerbit UI. 2008

'Abdul-Akhir Hammad al-Ghunaimi,Al-


MinhahIlâhiyahfîTahdzîbSyarhath-Thahâwiyah, Darush-
Shahabah.1978.

Syaikul-Islam Ibnu Taimiyyah. Majmu’ Fatâwa, Dar El-


Maárif.2001.

Asy-Syahrastani. Al-Milal Wan Nihal, Dar El-Maárif.2000.

Anda mungkin juga menyukai