Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEJARAH, POKOK PIKIRAN DAN

DOKTRIN ALIRAN MURJIAH DAN JABARIYAH

Disusun Oleh:
1. Riska Nafila (202369110029)
2. Wahyu Dwi Nor Muhammad (202369110118)

Dosen : May Agus Swandhono S.Psi., M.psi

ASWAJA
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kami
sehingga kami diberikan kemudahan untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
beriring salam, semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya menembus zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Makalah ini merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah Ilmu Kalam. Terima kasih
kami sampaikan kepada Dosen kami yakni Bapak
May Agus Swandhono S.Psi.,M.Psi atas bimbingan beliau selama ini pada kami. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kami dan pembaca.
Semoga makalah ini memberikan penjelasan yang bermanfaat bagi kita semua.
Setiap karya tulis pasti terdapat kekurangan dan kelebihan. Untuk itu kami membutuhkan
kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Pasuruan, 22 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………... i
Daftar Isi…………………………………………………………………………… ii
BAB 1 Pendahuluan……………………………………………………………….3
A. Latar Belakang………………………………………………………….. 3
B. Rumusan Masalah………………………………………………………. 4
BAB 2 Pembahasan………………………………………………………………..5
A. Asal-usul kemunculan aliran murjiah…………………………………... 5
B. Pokok pikiran aliran murjiah…………………………………………….6
C. Doktrin-doktrin aliran murjiah………………………………………….. 7
D. Asal-usul kemunculan aliran jabariyah………………………………….8
E. Pokok pikiran aliran jabariyah…………………………………………...10
F. Doktrin-doktrin aliran jabariyah………………………………………… 10
BAB 3 Penutup……………………………………………………………………. 11
A. Kesimpulan……………………………………………………………... 11
Daftar Pustaka…………………………………………………………….……... 12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aliran-aliran (firqoh) muncul setelah rasulullah saw wafat, pada zaman Nabi
Muhammad SAW. umat islam dapat kompak dalam lapangan agama, termasuk di bidang
aqidah. Kalau ada hal-hal yang tidak jelas atau hal-hal yang diperselisihkan diantara para
sahabat, mereka mengembalikan persoalannya kepada Nabi. Maka penjelasan beliau itulah
yang kemudian menjadi pegangandan ditaatinya. Namun setelah rasulullah wafat mulailah
bermunculan aliran-aliran (firqoh) ilmu kalam, terutama pada masa pemerintahan
kholifah Usman bin Affan. Syiah merupakan firqoh pertama yang kemudian disusul oleh
firqoh-firqoh lainnya, salah satunya adalah firqoh murjiah dan jabariyah.
Berbicara masalah aliran pemikiran dalam islam berarti berbicaratentang ilmu
kalam. Kalam secara harfiah berarti kata-kata. Kaum teolog islam berdebat dengan kata-
kata dalam mempertahankan pendapat dan pemikirannya sehingga teolog disebut sebagai
mutakallim yaitu ahli debat pintar mengolahkata. Ilmu kalam juga diartikan sebagai
teologi islam atau ushuluddin, ilmuyang membahas ajaran-ajaran dasar dari agama.
Mempelajari teologi akan memberi seseorang keyakinan yang mendasar dan tidak mudah
digoyahkan. Munculnya perbedaan antara umat islam. Perbedaan yang pertama muncul
dalam islam bukanlah masalah teologi melainkan dibidang politik. Akan tetapi
perselisihan politik ini, seiring dengan perjalanan waktu, meningkat menjadi persoalan
teologi.
Perbedaan teologis dikalangan umat islam sejak awal memang dapat mengemukan
dalam bentuk praktis maupun teoritis. Secara teoritis, perbedaan itu demikian tampak
melalui perdebatan aliran-aliran kalam yang muncul tentang berbagai persoalan. Tetapi
patut dicatat bahwa perbedaan yang ada umumnya masih sebatas pada aspek filosofis
diluar persoalan keesaan Allah, keimanan kepada rasul, para malaikat, hari akhir dan
berbagai ajaran nabi yang tidak mungkin lagi ada peluang untuk memperdebatkannya.
Misalnya tentang kekuasaan Allah dan kehendak manusia, kedudukan wahyu dan akal, keadilan

MAKALAH SEJARAH, POKOK PIKIRAN DAN DOKTRIN ALIRAN MURJIAH DAN JABARIYAH

3
Tuhan. Perbedaan itu kemudian memunculkan berbagai macam aliran, yaitu muta’zilah,
syiah, khawarij, jabariyah, dan qadariyah serta aliran-aliran lainnnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan maka dapat dibuat
perumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana asal-usul kemunculan aliran murjiah
b. Apa pokok pikiran aliran murjiah
c. Apa saja doktrin-doktrin aliran murjiah
d. Bagaimana asal-usul kemunculan aliran jabariyah
e. Apa pokok pikiran aliran jabariyah
f. Apa saja doktrin-doktrin aliran jabariyah

MAKALAH SEJARAH, POKOK PIKIRAN DAN DOKTRIN ALIRAN MURJIAH DAN JABARIYAH

4
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Asal usul kemunculan aliran murjiah


Nama murji’ah diambil dari kata irja’ atau arja’a yang
bermakna penundaan, penangguhan, dan pengharapan. Kata arji’ah mengandung arti
memberi pengharapan, yaitu kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh
pengampunan dan rahmat Allah swt selain itu, arji’ah berarti pula meletakan di
belakang atau mengemudikan, yaitu orang yang mengemudikan, yaitu orang yang
mengemudikan amal dari iman. Oleh karena itu murji’ah artinya orang yang menunda
penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa, yaitu Alidan Muawwiyyah.
Ada beberapa teori yang mengemukakan asal-usul adanya aliran murji’ah. Teori
pertama mengatakan bahwa gagasan irja’a atau arja’a dikembangkan oleh sebagaian
sahabat dengan tujuan menjamin persatuan dankesatuan umat islam ketika terjadinya
pertikaian politik dan juga bertujuan untuk menghindari sektarianisme. Diperkirakan
murji’ah ini muncul bersamaan dengan munculnya khawarij. Teori lain mengatakan
bahwa basis doktrin murji’ah muncul pertama kali sebagai gagasan politik yang
diperlihatkan oleh cucu Ali bin Abi Thalib, Al-Hasan bin Muhammad al-hanafiyah,
sekitar tahun 695 M.
Ada juga teori yang mengatakan bahwa ketika dilakukan tahkim, kelompok Ali
terpecah menjadi dua kubu, yaitu pro dan kontra. Kelompok kontra akhirnya keluar
dan disebut dengan kelompok khawarij, yang memandang bahwa keputusan tahkim
bertentangan dengan al-qur’an, sehingga pelakunya melakukan dosa besar dan
pelakunya dihukumi kafir. Pendapat tersebut ditolak oleh sebagian sahabat yang
kemudian disebut dengan aliran murji’ah. Dimana aliran ini menyatakan bahwa
pembuat dosa besar tetaplah mukmin, sementara dosanya diserahkan kepada Allah
swt, apakah diberi ampunan atau tidak. Golongan murji’ah muncul dari persoalan
khalifah. Setelah khalifah Usman bin Affan terbunuh ada dua golongan yang saling
bertentangan. Golongan pertama yang bernama khawarij. Mereka keluar dari barisan
khalifah Ali. Mereka membelot dan menganggap muawiyah dan Ali telah berbuat

MAKALAH SEJARAH, POKOK PIKIRAN DAN DOKTRIN ALIRAN MURJIAH DAN JABARIYAH

5
dosa dan keduanya dicap kafir. Golongan yang kedua adalah golongan syiah. Golongan
ini juga sangat memusuhi muawiyah. Tetapi dengan alasan yang berbeda dengan
golongan khawarij. Menurut golongan syiah muawiyah telah merampas kekuasaan
Ali. Dalam pertentangan dua kelompok tersebut muncul sebuah golongan yang
menanamkan diri sebagai murji’ah.
Golongan ini tumbuh pada abad kedua hijriah. Mereka tidak mau turut campur
dalam permasalahan politik. Mereka tidak mau menentukan kesalahan terhadap
muawiyah dan Ali. Siapapun yang memerintah menurut mereka adalah sebuah hal
yang sah. Tanpa mereka sadari, dengan pemahaman seperti ini, berarti mereka
mengakuimuawiyah sebagai pemimpin, karena pada waktu itu kepemimpinan telah
berada pada tangan muawiyah. Adapun sebab yang paling utama timbulnya golongan
murji’ah adalah karena persoalan pemahaman kafir mengkhafirkan. Banyak kalangan
yang membuat keputusan terhadap Usman, Ali, dan muawiyah sebagai para
pelakudosa besar. Namun, ada beberapa sahabat nabi yang enggan memberikan keputusan
dosa terhadap Usman, Ali, dan muawiyah. Mereka adalah Sa’ad bin Abi Waqash,
Abdullah bin Umar, Abu Bakar, dan Imran bin al Hashin. Mereka mengembalikan
semua urusan kafir mengkhafirkan kepada Allah swt, dari sikap para sahabat inilah
kemudian diteruskan oleh beberapa orang yang kemudian menanamkan dirinya
sebagai golongan murji’ah.

B. Pokok pikiran aliran murjiah


Sebelum kita membahas doktrin-doktrin dari aliran murji’ah, kita pahami dulu
ajaran pokok aliran murji’ah. Ajaran pokok murji’ah pada dasarnya ada dua, yaitu
tentang pelaku dosa besar dan teori tentang iman. Tentang pelaku dosa besar, bahwa
selama seseorang meyakini tiada Tuhan selain Alloh SWT dan Muhammad adalah
Rasul Nya, maka ia dianggap mu’min bukan kafir, karena amal tidak sampai merusak
iman. Kalaupun ia tidak diampuni Alloh SWT dan dimasukkan ke dalam neraka, ia
tidak kekal di dalamnya seperti orang kafir. Iman adalah keyakinan dalam hati bahwa
tiada Tuhan selain Alloh SWT dan Muhammad SAW adalah RasulNya.

MAKALAH SEJARAH, POKOK PIKIRAN DAN DOKTRIN ALIRAN MURJIAH DAN JABARIYAH

6
C. Doktrin-doktrin aliran murjiah
a. Doktrin Aliran Murji’ah Menurut Harun Nasution
Berkaitan dengan doktrin aliran murji’ah, ada beberapa ahli yang berpendapat
tentang doktrin ajaran murji’ah, salah satunya yaitu Harun Nasution. Menurut Harun
Nasution menyebutkan, bahwa Murji'ah memiliki empat ajaran pokok, yaitu:
1. Menunda hukuman atas Ali, Mu'awiyah, Amr bin Ash, dan Abu Musa Al-
Asy'ari yang terlibat tahkim dan menyerahkannya kepada Allah di hari
kiamat kelak
2. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa
besar
3. Meletakkan (pentingnya) iman dari amal
4. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk
memperoleh ampunan dan rahmat Allah

b. Doktrin Aliran Murji’ah Menurut W. Montgomery Watt


Ahli kedua yang berpendapat tentang doktrin ajaran murji’ah yaitu Montgomery
Watt. Menurut W. Montgomery Watt, doktrin aliran Murji’ah terdiri dari hal – hal
berikut :
1. Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Muawiyah hingga Alloh
memutuskannya di akhirat kelak
2. Penangguhan Ali untuk menduduki ranking keempat dalam peringkat al
Khalifah ar Rasyidun
3. Pemberian harapan terhadap orang muslim yang berdosa besar untuk
memperoleh ampunan dan rahmat dari Alloh
4. Doktrin – doktrin Murji’ah menyerupai pengajaran para skeptis dan empiris
dari kalangan Helenis

c. Doktrin Aliran Murji’ah Menurut Abul A’la al Maududi


Sementara itu, Abul A’la al Maududi menyebut bahwa ajaran Murji’ah
mempunyai dua doktrin pokok, antara lain :

MAKALAH SEJARAH, POKOK PIKIRAN DAN DOKTRIN ALIRAN MURJIAH DAN JABARIYAH

7
1. Iman adalah percaya kepada Alloh dan RasulNya saja. Adapun amal atau
perbuatan tidak merupakan suatu keharusan bagi adanya iman. Berdasarkan
hal ini, seseorang tetap dianggap mukmin walaupun meninggalkan
perbuatan yang difardukan dan melakukan dosa besar
2. Dasar keselamatan adalah iman semata. Selama masih ada iman di hati,
setiap maksiat tidak dapat mendatangkan madarat ataupun gangguan atas
seseorang. Untuk dapat pengampunan, manusia cukup hanya dengan
menjauhkan diri dari syirik dan mati dalam keadaan aqidah tauhid

d. Doktrin Aliran Murji’ah Menurut Umar Hasyim


Adapun menurut Umar Hasyim menyebutkan doktrin aliran Murji’ah itu ialah
bahwa berbuat dosa itu tidak membahayakan iman, sebagaimana berbuat taat itu
tidak berguna sama sekali bila disertai dengan kafir, atau ketaatan tidak dapat
mempengaruhi kekafiran. Pendapat kaum Murji’ah ini berbahaya bagi aqidah Islam
dan Kaum Muslimin, sebab bila berbuat dosa besar tidak mempengaruhi iman,
tentulah membuka pintu kepada mereka yang biasanya senang berbuat dosa. Kata
Murji’ah selanjutnya, bahwa iman itu cuma keyakinan dalam hati saja, tak ada
hubungannya dengan amal. Maka meskipun seseorang menyembah berhala,
meskipun ia merupakan orang Yahudi dan Nasrani dalam Negara Islam, kalau ia
meninggal dunia tetap sebagai ahli Surga.

D. Asal-usul kemunculan aliran jabariyah


Mengenai asal usul serta akar kemunculan aliran Jabariyah ini tidak lepas
dari beberapa faktor antara lain:
1. Faktor Politik
Pendapat Jabariah diterapkan di masa kerajaan Ummayyah (660-750 M).
Yakni di masa keadaan keamanan sudah pulih dengan tercapainya
perjanjian antara Muawiyah dengan Hasan bin Ali bin Abu Thalib, yang
tidak mampu lagi menghadapi kekuatan Muawiyah. Maka Muawiyah
mencari jalan untuk memperkuat kedudukannya. Di sini ia bermain politik

MAKALAH SEJARAH, POKOK PIKIRAN DAN DOKTRIN ALIRAN MURJIAH DAN JABARIYAH

8
yang licik. Ia ingin memasukkan di dalam pikiran rakyat jelata bahwa
pengangkatannya sebagai kepala negara dan memimpin ummat Islam
adalah berdasarkan "Qadha dan Qadar/ketentuan dan keputusan Allah
semata" dan tidak ada unsur manusia yang terlibat di dalamnya. Golongan
Jabariyah pertama kali muncul di Khurasan (Persia) pada saat munculnya
golongan Qodariyah, yaitu kira-kira pada tahun 70H. Aliran ini dipelopori
oleh Jahm bin Shafwan, aliran ini juga disebut Jahmiyah. Jahm bin
Shafwan-lah yang mula-mula mengatakan bahwa manusia terpasung tidak
mempunyai kebebasan apapun semua perbuatan manusia ditentukan Allah
semata tidak ada campur tangan manusia. Paham Jabariyah dinisbatkan
kepada jahm bin Shafawan karena itu kaum Jabariyah disebut Jahmiyah.
Namun pendapat lain mengatakan bahwa orang yang pertama
mempelopori paham jabariyah adalah Al-Ja'ad bin Dirham, dia juga
disebut sebagai orang yang pertama kali menyatakan bahwa Al-Quran itu
makhluq dan meniadakan sifat-sifat Allah. Disamping itu kaum Jahmiyah
juga mengingkari adanya ru'ya (melihat Allah dengan mata kepala di
akhirat). Meskipun kaum Qadariyah dan Jahmiyah sudah musnah namun
ajarannya masih tetap dilestarikan.Karena kaum Mu'tazilah menjadi
pewaris kedua pemahaman tersebut dan mengadopsi pokok-pokok ajaran
kedua kaum tersebut.

2. Faktor Geografi
Para ahli sejarah pemikiran mengkaji melalui pendekatan
geokultural bangsa Arab. Kehidupan bangsa Arab yang dikungkung
oleh gurun pasir saharamemberikan pengaruh besar ke dalam cara hidup
mereka. Ketergantungan merekakepada alam sahara yang ganas telah
memunculkan sikap penyerahan diriterhadap alam. Situasi demikian,
bangsa Arab tidak melihat jalan untuk mengubah keadaan sekeliling
mereka sesuai dengan keingianan mereka sendiri. Mereka merasa lemah
dalam menghadapi kesukaran-kesukaran hidup. Akhirnya, mereka banyak
bergantung kepada sikap Fatalisme.

MAKALAH SEJARAH, POKOK PIKIRAN DAN DOKTRIN ALIRAN MURJIAH DAN JABARIYAH

9
E. Pokok Pikiran Aliran Jabariyah
Dalam pemikiran Aliran Jabariyah, segala hal yang dialami dan dilakukan oleh
manusia, baik itu masa lalu, masa kini maupun masa depan, entah itu musibah
maupun keberuntungan, dinilai telah ditentukan oleh Allah semuanya. Sedangkan
manusia dinilai tidak memiliki daya kecuali mengikuti sebagaimana yang telah
ditentukan untuknya.

F. Doktrin - Doktrin Aliran Jabariyah


1. Aliran Ekstrim
Tokoh aliran ekstrim adalah Jahm bin Shafwan, dengan doktrin pokok
adalah:
a) Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya,
tidak mempunyai kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan
b) Surga dan neraka tidak kekal, dan yang kekal hanya Allah Swt
c) Iman adalah makrifat atau membenarkan dengan hati, dan hal ini sama
dengan konsep yang dikemukakan oleh kaum Murji’ah
d) Kalam Tuhan adalah makhluk
e) Allah Swt tidak mempunyai keserupaan dengan manusia seperti
berbicara, mendengar, dan melihat
f) Allah Swt tidak dapat dilihat dengan indera mata di akhirat kelak.
2. Aliran Moderat
a) Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik itu positif atau negatif,
tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya. Tenaga yang diciptakan
dalam diri manusia mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatannya
b) Manusia tidak dipaksa dan tidak pula menjadi pencipta perbuatan,
tetapi manusia memperoleh perbuatan yang diciptakan Tuhan.
c)Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat.

MAKALAH SEJARAH, POKOK PIKIRAN DAN DOKTRIN ALIRAN MURJIAH DAN JABARIYAH

10
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Aliran murji’ah berawal dari sekumpulan orang yang tidak setuju dengan
keyakinan aliran khawarij, yaitu yang menganggap bahwa orang yang melakukan dosa
besar adalah kafir. Alliran murji’ah meyakini bahwa iman tidak dinilai dari amal
perbuatan, iman datang dari hati bukan amal. Kata mu rji’ah mengandung arti memberi
pengharapan, yaitu kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan
rahmat Allah swt. Oleh karena itu murji’ah artinya orang yang menunda penjelasan
kedudukan seseorang yang bersengketa, yaitu Ali dan Muawwiyah.
Qadariyah berasal dari bahasa Arab qadara yang berarti kemampuan dan kekuatan.
Nama Qadariyah juga berasal dari pengertian bahwa manusiamempunyai qudrah atau
kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai dengankehendaknya sendiri, bukan berasal
dari pengertian bahwa manusia terpaksa tundukpada qadar atau ketentuan Allah.
Aliran-aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi
segalaperbuatannya. Seseorang dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas
kehendaknyasendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia
dalammewujudkan perbuatan-perbutannya.

MAKALAH SEJARAH, POKOK PIKIRAN DAN DOKTRIN ALIRAN MURJIAH DAN JABARIYAH

11
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Rosihan, Ilmu Kalam, Bandung: Puskata Setia, Cet ke-2, 2006
Asmuni Yusran , Dirasah Islamiyah: Pengantar Studi Sejarah Kebudayaan
Islam danPemikiran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
Alkhendra, Pemikiran Kalam, Bandung: Alfabeta, 2000.
Al- Qur’an In Word Version 1.2.0 by Mohamad Taufiq
Muhammad ibn Abd al-Karim al-Syahrastani, al-Milal wa al- Nihal. Beirut:
Dar al-Kutub Ilmiah.
Nurdin M.Amin, Sejarah Pemikiran Islam, Jakarta:Teruna Grafika, 2011
Nasution Harun, Teologi Islam, Jakarta: UI-Press, 1986.
Rozak Abdul dan Anwar Rassihon, Ilmu Kalam, Bandung : Pustaka Setia,
2010
Wiyani Hardy, Ilmu Kalam, Bumiayu:Teras, 2013
Zainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap, Jakarta: Rineka Cipta Zen Rifa’I Ahmad,
Ilmu Kalam, Sukamaju Depok : CV Arya Duta, 2011

MAKALAH SEJARAH, POKOK PIKIRAN DAN DOKTRIN ALIRAN MURJIAH DAN JABARIYAH

12

Anda mungkin juga menyukai