Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari dosen pembina mata kuliah dan rekan-rekan
ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Penulis
Kelompok 2
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sikap saling mengkafirkan dari syi’ah dan Khawarij terhadap golongan lain
menyebabkan tumbuhnya golongan lain yang dibentuk oleh beberapa sahabat Nabi
sendiri yaitu golongan Murji’ah, mereka benci terhadap pertikaian dan pertentangan
yang diwarnai oleh saling mengkafirkan antara satu sama lainnya. kemudian mereka
salah satu golongan manapun. Supaya kita lebih tahu tentang aliran Murji’ah, maka
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini akan dibahas unsur-unsur yang terkait tentang aliran
murji’ah yang meliputi: Sejarah lahir, ajaran pokok, sekte-sekte aliran murji’ah dan
pengaruhnya.
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
pertama hijriah. Nama Murji’ah berasal dari kata irja atau arja’a yang berarti
harapan, yakni memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh
pengampunan dan Rahmat Allah. Selain itu, arja’a juga berarti meletakkan di
belakang atau mengemudikan, yaitu orang yang mengutamakan iman dari pada amal.
Oleh karena itu, Murji’ah artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan
seseorang yang bersengketa (yakni Ali dan Muawiyah serta pengikut masing-
Teori pertama mengatakan bahwa gagasan irja atau arja’a dikembangkan oleh
sebagian sahabat dengan tujuan menjamin persatuan dan kesatuan umat Islam ketika
kemunculan Syi’ah dan Khawarij. Yang mana kelompok Murji’ah merupakan musuh
berat Khawarij.
Teori lain mengatakan bahwa gagasan irja muncul pertama kali sebagai
gerakan politik yang diperlihatkan oleh cucu Ali bin Abi Tholib yaitu Al-Hasan bin
Muhammad Al-Hanafiyah sekitar tahun 695 M. Dengan gerakan politik tersebut Al-
3
Islam. Ia mengelak berdampingan dengan kelompok Syi’ah yang terlampau
mengagungkan Ali dan para pengikutnya, serta menjauhkan diri dari Khawarij yang
Teori lain mengatakan bahwa ketika terjadi perseteruan antara Ali dan
Muawiyah, dilakukan Arbitrase (Tahkim) atas usulan Amr bin Ash (kaki tangan
Muawiyah). Kelompok Ali terpecah menjadi dua kubu, yang pro dan kontra.
Kelompok kontra yang akhirnya menyatakan keluar dari Ali disebut Khawarij.
pengertian, tidak bertahkim berdasarkan hukum Allah dikatakan dosa besar dan
pelakunya dihukumi dengan kafir sama dengan perbuatan dosa besar lainnya, seperti:
berzina, riba, membunuh tanpa alasan, durhaka kepada orang tua, dan menfitnah
disebut Murji’ah. Murji’ah mengatakan bahwa pembuat dosa besar tetap mukmin,
tidak kafir sementara dosanya diserahkan kepada Allah, apakah dia akan diampuni
atau tidak.
memisahkan amal dari keimanan, sehingga menurut mereka suatu kemaksiatan itu
tidak mengurangi keimanan seseorang. Tokoh utama aliran ini ialah Hasan bin Bilal
Al-Muzni, Abu Salat As-Samman, dan TsaubanDliror bin 'Umar. Penyair Murji’ah
yang terkenal pada pemerintahan Bani Umayah ialah Tsabit bin Quthanah,
4
B. Ajaran Pokok Aliran Murji’ah
Iman adalah cukup dengan mengakui dan percaya kepada Allah dan rasul-
Nya saja. Adapun amal atau perbuatan tidak merupakan suatu keharusan bagi adanya
iman. Berdasan hal ini seseorang tetep dianggap mukmin walaupun meninggalkan
ialah hanya membenarkan dengan hati saja, atau dengan kata lain iman ialah makrifat
kepada Allah SWT. Dengan hati, bukan pengertian lahir. Apabila seseorang beriman
dengan hatinya, maka dia adalah Mukmin dan Muslim, sekalipun lahirnya dia
menyerupai orang Yahudi atau Nasrani dan meskipun lisannya tidak mengucapkan
dua kalimat syahadat. Mengikrarkan dengan lisan dan amal perbuatan seperti shalat,
Dasar keselamatan adalah iman semata-mata, selama masih ada iman dihati,
setiap maksiat tidak dapat mendatangkan madarat atau gangguan atas seseorang.
amal tidaklah sepenting iman, Yang kemudian meningkat pada pengertian bahwa,
hanyalah imanlah yang penting dan yang menentukan mukmin atau tidak
Iman letaknya dalam hati seseorang dan tidak diketahui manusia lain, selanjutnya
5
mengandung arti bahwa ia tidak memiliki iman. Yang penting ialah iman yang ada
dalam hati. Dengan demikian ucapan dan perbuatan- perbuatan tidak merusak iman
tetapi kalau hatinya iman, aliran tersebut masih mengatakan orang itu mukmin.
atau dia melakukan dosa-dosa besar, maka sebagian dari tokoh-tokoh Murji’ah
berpendapat: tiadalah mungkin menentukan hokum bagi orang itu di dunia ini. Hal
hari kiamat. Dari sini timbulnya istilah ”Murji’ah”, yaitu berasal dari kata “irja’”
I’tiqadmurji’ah
a. Sudah mengetahui dalam hati atas wujudnya tuhan dan sudah percaya dalam hati
b. Golongan murji’ah juga mengatakan, bahwa orang mukmin yang percaya dalam
mukmin walaupun dia mengerjakan segala macam dosa besar ataupun dosa
kecil. Dosa bagi kaum murji’ah tidak apa-apa kalau sudah ada iman dalam hati,
sebagai keadaannya perbuatan baik tak ada gunanya kalau sudah ada kekafiran
didalam hati.
c. Orang yang telah beriman dalam hatinya, tetapi ia kelihatan menyembah berhala
atau membuat dosa-dosa besar yang lain, bagi murji’ah orang ini masih mukmin.
6
d. I’tiqad menangguhkan dari kaum murji’ah, yaitu menangguhkan orang yang
bersalah sampai kemuka tuhan sampai hari kiamat, hal ini ditentang oleh kaum
ini.
e. Kalau kita ikuti faham golongan murji’ah ini maka ayat-ayat hukum seperti
berzina, menghukum bayar kafart dan lain-lain yang banyak tersebut dalam
Qur’an tidak ada gunanya lagi karena sekalian kesalahan akan ditangguhkan
pendapat di kalangan para pendukung Murji’ah sendiri. Dalam hal ini, terdapat
Murji’ah. Kesulitannya- antara lain- adalah ada beberapa tokoh aliran pemikiran
tertentu yang diklaim oleh seorang pengamat sebagai pengikut Murji’ah, tetapi tidak
diklaim oleh pengamat lain. Tokoh yang dimaksud adalah washil bin Atha dari
Mu’tazilah dan Abu Hanifah dari Ahlus Sunnah. Oleh karena itulah, Ash-
7
b. Murji’ah Qadariyah, mereka adalah orang yang dipimpin oleh Ghilan Ad
Mereka hanya mencukupkan diri dengan keyakinan dalam hati saja. Dan menurut
mereka maksiat itu tidak berpengaruh pada iman dan bahwasanya ikrar dengan
d. Murji’ah Murni, mereka adalah kelompok yang oleh para ulama diperselisihkan
jumlahnya.
adalah Abu Hanifah dan gurunya Hammad bin Abi Sulaiman juga orang-orang
yang mengikuti mereka dari golongan Murji’ahKufah dan yang lainnya. Mereka
8
k. Al-Murisiyah, pengikut Basral-Murisy
sekte, yaitu golongan moderat dan golongan ekstrim. Murji’ah moderat berpendapat
bahwa iman itu terdiri dari tasdiqunbilqolbi dan iqrorunbil lisan. Pembenaran hati
saja tidak cukup ataupun dengan pengakuan lidah saja, maka tidak dapat dikatakan
iman. Kedua unsur iman tidak dapat dipisahkan. Iman adalah kepercayaan dalam hati
yang dinyatakan dengan lisan. jadi pendosa besar menurut mereka tetap mukmin,
tidak kafir, tidak pula kekal di dalam neraka. Mereka disiksa sebesar dosanya, dan
bila diampuni oleh Allah maka tidak masuk neraka sama sekali. Iman ini tidak
bertambah dan tidak berkurang. Tak ada perbedaan manusia dalam hal ini.
Penggagas pendirian ini adalah Al-Hasan bin Muhammad bin Ali bin Thalib, Abu
menyatakan iman kepada Tuhan kemudian berkata kufur secara lisan tidaklah
menjadi kafir, karena iman dan kufur tempatnya dalam hati bukan yang lain.
Kemudian shalat, zakat, puasa, dan haji hanya menggambarkan kepatuhan, bukan
9
a. Al-jahmiyah, pengikut jahm ibnu sofwan. Menurut golongan ini orang islam
tidaklah menjadi kafir, karena iman dan kufur tempatnya hanya dalam hati
bukan dalam bagian lain dari tubuh manusia,tetapi dalam hati sanubari.
adalah mengetahui Tuhan dan kufur adalah tidak tahu pada Tuhan. Dalam
maksiat atau perbuatan jahat tidaklah merusak iman seseorang. Mati dalam
merugian orang yang bersangkutan. Dalam hal ini, Muqatil bin Sulaiman
berpendapat bahwa perbuatan jahat, banyak atau sedikit, tidak merusak iman
Tuhan melarang makan babi, tetapi saya tidak tahu apakah babi yang
diharamkan itu adalah kambing ini”, maka orang tersebut tetap mukmin,
bukan kafir. Begitu pula orang yang mengatakan ”saya tahu Tuhan
mewajibkan naik haji ke ka’bah, tetapi saya tidak tahu apakah ka’bah di
10
D. Pengaruh Aliran Murji’ah
2. Aliran Murji’ah menyamakan antara orang yang shalih dengan yang tidak, dan
orang yang istiqamah di atas agama Allah dengan orang yang fasik. Sebab
kerusakan dalam agama, dan merasa tidak terikat dengan perintah dan larangan
melakukan perbuatan kekufuran dan kesyirikan, dengan alasan bahwa hal itu
11
Pengaruh positif aliran ini salah satunya yaitu golongan ini memberi harapan
kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah SWT.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa pendapat yang telah disampaikan bahwa aliran Murji’ah yang
terpenting dalam kehidupan beragama adalah aspek iman dan kemudian amal. Aliran
Murji’ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat dalam
upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagaimana
hal itu dilakukan oleh aliran khawarij. Menurut mereka suatu kemaksiatan itu tidak
mengurangi keimanan seseorang. Jika seseorang masih beriman, berarti dia tetap
mukmin, bukan kafir walaupun ia melakukan dosa besar. Karena hanya Tuhan-lah
yang mengetahui keadaan iman seseorang. Adapun hukuman bagi dosa besar itu
B. Saran
luas tentang aliran Murji’ah yang belum bisa kami bahas pada makalah kami ini.
Demikian sajian makalah ini mudah-mudahan apa yang kami uraikan pada makalah
ini bisa memberi manfaat bagi kami dan yang mengkaji makalah ini. Dalam
pembuatan makalah ini pasti masih banyak kekurangan, Untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan pada penulisan karya
ilmiah mendatang.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rozak, Abdul, Prof. Dr, dan. Anwar, Rosihon, Prof. Dr., Ilmu kalam, Pustaka setia,
Bandung: 2001.
Jakarta: 2010.
RI,Jakarta:1999.
14