Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KELOMPOK KHAWARIJ, JABARIYAH, QODARIYAH,


MU’TAZILAH, SYIAH DAN MURJI’AH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

KISWAH

Dosen Pengampu :

Vita Firdausiyah, M.H

Disusun oleh kelompok 3 :

1. Nendi Alfiyatul M
2. Nikmatul Maulana

PROGAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TADRIS UMUM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
GENGGONG-KRAKSAAN-PROBOLINGGO
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas segala
rahmat dan inayahnya kami dapat menyelesaikan Makalah ini kelompok khawarij.
jabariyah, qodariyah, mu’tazilah, syiah, dan murji’ah. Makalah ini disusun dan
persiapkan untuk memenuhitugas pada mata kuliah “KISWAH”.

Penulisan Makalah ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dan bantuan


dari berbagai pihak.Dengan demikian dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada Ibu Vita Firdausiyah, M.H selaku dosen
pengampu mata kuliah kiswah yang senantiasa membimbing kami dalam
menyelesaikan tugas Makalah ini.

Apabila ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam Makalah kami, izinkan
kami mengucapkan maaf. Sebab, Makalah tiada sempurna dan masih memiliki
banyak kelemahan. Kami selaku penulis juga berharap pembaca Makalah kali ini
memberikan kritik dan sarannya kepada kami. Semoga Makalah kami ini
bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan, ilmu pengetahuan untuk kita
semua, Aamiin.

Probolinggo, 07 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
A. Sejarah Singkat Terbaginya Aliran Islam ............................................................... 2
B. Aliran – Aliran Dalam Islam ................................................................................... 2
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 8
B. Saran ....................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW, dikatakan bahwa kelak
islam terpecah menjadi 73 golongan. Setiap golongan akan memahami
islam sesuai versi mereka masing-masing. Bahkan tak jarang dari setiap
aliran islam kini ada, memiliki pemikiran dan pendapat yang berbeda-beda.
Memahami seluruh aliran islam akan memudahkan kita sebagai muslim
untuk mengidentifikasi ideologi dan nilai yang diyakini oleh setiap
golongan. tak dapat dipungkiri semenjak wafatnya nabi, perbedaan
pandangan mulai bermunculan, hingga akhirnya membentuk aliran, madzab
atau submadzab.
Perpecahan pertama kali dalam islam adalah saat perseteruan antara
khalifah Ali bin Abi Thalib, dengan Gubernur Syam Muawiyaah. Orang-
orang yang tidak mengikuti tahkim memecah diri menjadi kelompok
Khawarij.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah terbaginya aliran islam?
2. Ada berapa golongan dalam islam?

C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah terbaginya aliran islam
2. Mengetahui golongan-golongan dalam islam

-1-
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Terbaginya Aliran Islam


Terbaginya aliran islam merupakan salah satu bentuk dari beda pendapat
para orang-orang terdahulu. Dalam islam sebenarnya banyak aliran, yang
menyebarkan serta mengajarkan islam dengan berbagai versi.
Menurut Farid Zainal Effendi, penulis aliran– aliran islam , aliran dalam
Islam mulai tampak pada saat perang Siffin (37 H) Khalifah Ali bin Abi
Thalib dengan Mu’awiyah.
Persoalan-persoalan yang terjadi yang melahirkan aliran – aliran dalam
islam baru tidak luput dari persoalan politik. Harun Nasution, Mantan Rektor
UIN Jakarta sekaligus penulis buku “Teologi Islam, Aliran – Aliran Sejarah
Analisa Perbandingan” mengatakan dalam bukunya bahwa yang legal
menjabat sebagai Khilafah pada saat itu hanyalah Sayidina Ali bin Abi
Thalib, sedangkan Mu’awiyah hanyalah sebatas Gubernur daerah yang tidak
mau tunduk pada Ali.
Pada saat itu golongan Ali bin Abi Thalib berperang dengan golongan
Mu’awiyah. Ketika pihak Ali bin Abi Thalib berhasil menang dari golongan
Mu’awiyah dalam peristiwa Tahkim, maka golongan Mu’awiyah mengajak
berdamai kepada Ali bin Abi Thalib. Orang-orang yang tergabung dalam
golongan Sayidina Ali pun terpecah kembali, ada yang menyetujui
perdamaian tersebut, serta ada juga yang tidak.
Maka kelompok yang tidak setuju inilah yang melaihkan aliran islam
baru pada zaman itu yang dikenal dengan nama Khawarij. Karena hal
tersebut, Akhir nya kelompok Ali mempunyai dua musuh, yaitu Khawarij,
orang-orang yang tidak terima dengan keputusan Ali, dan juga golongan
Mu’awiyah. Perseteruan terus terjadi hingga suatu ketika Sayidina Ali bin
Abi Thalib wafat karena dibunuh dan akhirnya kelompok Mu’Awiyah
mendapat pengakuan penuh sebagai Khilafah dari orang – orang Muslim.

B. Aliran – Aliran Dalam Islam

2
Ada beberapa aliran dalam islam yang mempunyai sejarahnya masing
sejak dahulu hingga sekarang seperti :
1. Ahlus Sunnah wal Jama’ah
Sunni atau Ahlus Sunnah Wal Jama’ah (Aswaja) adalah
seseorang yang mengikuti Nabi serta para Sahabatnya. “Jadi Aswaja
itu, Ahlus Sunnah wal Jamaah, seseorang yang mengikuti nabi dan
mengikuti sahabat nabi, bukan hanya Nabinya saja. Sahabat-
sahabatnya juga kita harus mengikuti ajaran-ajarannya,” ujar Ustadz
Rizki Nugroho, Pengajar Pondok Pesantren Modern Nuruh Hijrah,
ketika di hubungi Okezone.
Sumber hukum dari aliran ini adalah Alauran, Al Hadist. Selain
itu juga mengakui Ijtima’ dan Qiyas sebagai sumber hukum. “Bagi
Ahli Sunnah wal Jamaah sumber hukumnya banyak. Ada Alquran
yang pertama, yang ke dua Hadist, yang ketiga Ijtima’, yang keempat
baru Qiyas,” sambung Ustadz Rizki.
2. Syiah
Syiah adalah aliran yang mengikuti Khalifah Ali bin Abi Thalib,
yang menyatakan kepemimpinannya baik. Ada banyak pendapat
akan awal munculnya aliran ini salah satunya pendapat ulama Syiah
yang mengatakan, Muncul sejak Zaman nabi Muhammad SAW.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Muhammad Abu Zahrah ialah,
Syiah muncul pada akhir pemerintahan Utsman bin Affan.
Mereka berpendapat bahwa sahabat - sahabat Nabi kecuali
Sayidina Ali tidak benar. Syiah sendiri terbagi menjadi banyak
kelompok.
Aliran Syiah mempunyai pendapat bahwa Alquran yang sekarang
mengalmi perubahan dan pengurangan. Sedangkan yang asli berada
di tangan Al Imam Al Mastur (Syiah Imamiyah). Aliran Syiah juga
tidak mengamalkan Hadist kecuali dari jalur keluarga Nabi
Muhammad (Ahlul Bait). Selain itu Syiah juga memperbolehkan
nikah Mut’ah, yang kita kenal dengan istilah kawin kontrak, yang

3
mana, pernikahan suami – istri akan waktu yang telah disepakati pada
akad.
3. Khawarij
Asal kata Khawarij adalah Kharijiy yang berarti keluar. Pada
sejarahnya aliran khawarij, seperti yang ditulis di atas, merupakan
aliran yang tidak setuju dengan adanya perdamaian antara Sayidina
Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah saat perang siffin. “Yang
dimaksud Khawarij itu dia yang keluar dari dari golongan sayidina
Ali, dia yang keluar dari golongan Nabi Muhammad,” sambung
Ustadz Rizki Nugroho.
Mereka menganggap Ali serta orang – orang yang menyetuji
perjanjian tersebut mendapatkan dosa besar, maka orang tersebut
dapat dikatakan orang yang kafir. Mereka juga menganggap orang-
orang yang seperti itu halal darahnya.
Menurut Farid Zainal Effendi, orang-orang khawarij berpendapat
bahwa pelaku dosa besar adalah kafir. Mereka juga menyebut, orang
yang tidak sepaham dengan mereka maka anak, istri mereka boleh
ditawan, dijadikan budak atau dibunuh, menurut khawarij Al
Azariqoh, sedangkan tidak untuk khawarij Al Ibadiyah, mereka
bukan mukmin dan bukan kafir, maka membunuh mereka adalah
haram. Tidak hanya itu, mereka berpendapat bahwa surat Yusuf
bukan termasuk dalam Alquran, karena mengandung cerita cinta.
4. Mu’tazilah
Menurut buku yang ditulis Harun Nasution, Mu’tazilah adalah
golongan yang membawa persoalan teologi yang lebih mandalam
dan bersifat filosofi. Artinya dalam membahas persoalan-persoalan
agama, kaum Mu’tazilah lebih banyak menggunakan akal yang lebih
bersifat rasional. Mereka juga mendapat julukan sebagai “kaum
rasionalis islam”
Awalnya, Wasil bin Atha dan seorang temannya Amr bin Ubaid
diusir oleh Hasan al Basri (guru Wasil dan Amr bin Ubaid) karena
terdapat adanya perselisihan di dalam Majlisnya tentang persoalan

4
orang yang berdosa besar. Akhirnya Hasan Al Basri mengatakan
“Wasil menjauhkan dari kita, (I’tazala’anna). Dengan demikian dia
serta teman-temannya, kata Al Syaharastani, disebut kaum
Mu’tazilah.
Aliran dalam islam ini berpendapat bahwa, orang islam yang
berdosa besar bukan kafir juga bukan mukmin, akan tetapi berada di
antara keduanya. Mereka hanya mengakui Isra Rasulullah ke Baitul
Maqdis tetapi tidak mengakui Mi’raj nya ke langit. Selain itu mereka
tidak percaya akan Azab kubur, malaikat pencatat amal, Arsy dan
kursi Allah. Selain tidak percaya ada azab kubur, mereka juga tidak
percaya dengan adanya Mizan (timbangan amal), Hisab (perhitungan
amal), dan syafaat nabi di Hari Kiamat.
5. Murji’ah
Masih dalam buku Aliran dalam islam , Murji’ah berasal dari
Kata Irja yang artinya menangguhkan. Murji’ah muncul pada abad
pertama hijriah, yang muncul karena perbedaan dua pendapat, yaitu
syiah dan khawarij. Kaum syiah mengkafirkan para sahabat, yang
menurut mereka menghina ke Khalifahan dari Ali. Sedangakan kaum
Khawarij, mereka mengkafirkan kelompok Ali dan Muawiyah. Maka
pada saat itulah muncul golongan umat islam, yang menjauhkan dari
hal kafir mengkafirkan kedua kelompok tersebut.
“Sekte Murji'ah muncul sebagai reaksi atas sikap yang tidak mau
terlibat dalam upaya kafir mengafirkan terhadap orang yang
melakukan dosa besar, sebagaimana yang dilakukan kaum khawarij,”
ujar Ustad Asroni Al Paroya, Ketua Forum Komunikasi Dai Muda
Indonesia untuk Jakarta Timur.
Pendapat aliran dalam islam ini terbagi menjadi dua, golongan
Moderat, dan golongan Ekstrim. Golongan moderat berpendapat
bahwa, orang berdosa bukan kafir dan tidak kekal dalam Neraka.
Sedangkan golongan Ekstrim berpendapat bahwa Orang Islam
yang percaya pada Allah kemudian menyatakan kekufuran secara
lisan tidak menjadi kafir karena iman itu letaknya di dalam hati,

5
bahkan meskipun melakukan ritual agama-agama lain. “Perbedaan
teologi adalah perbedaan dalam hal mengkafirkan,” sambung ustadz
Asroni.
6. Qadariyah
Qadariyah berasal dari kata qadr yang artinya mampu atau
berkuasa. Kaum Qadariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai
kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan
hidupnya.
Selain itu, mereka berpendapat bahwa manusia mempunyai
kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan –
perbuatannya. Maka, nama Qodariyah berangkat dari pengertian
bahwa manusia mempunyai qudrah atau kekuatan untuk
melaksanakan kehendaknya, bukan berasal dari pengertian bahwa
manusia mempunyai takdir yang sudah ditetapkan Allah SWT. Ustad
Asroni Al Paroya juga mengatakan bahwa, Qadiriyah berkeyakinan
mengingkari Taqdir Allah, atau segala perbuatan makhluk di luar
kehendak Allah.
7. Jabariyah
Berbeda dengan Qadariyah, aliran Jabariyah justru berbanding
terbalik dengan Qadariyah. Jabariyah berasal dari kata jabr yang
artinya paksaan. Aliran ini ditonjolkan pertama kali Jahm bin Safwan
(131 H), sekretaris Harits bin Suraih yang memberontak pada Bani
Umayyah di Khurasan. Memang dalam aliran ini terdapat faham
bahwa manusia mengerjakan mengerjakan perbuatannya dalam
keadaan terpaksa.
Aliran ini berpendapat bahwa, manusia tidak mempunyai
kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya.
Perbuatan – perbuatan manusia telah di tentukan dari semula oleh
Qada dan Qadar Tuhan.
Tidak semua aliran dalam islam di atas masih ada hingga kini.
Karena pada zaman dahulu aliran tersebut muncul sebagai senjata
untuk merebut kekuasaan. Seperti khawarij, mereka muncul karena

6
tidak setuju dengan kebijakan yang diambil oleh Sayidina Ali untuk
berdamai dengan Muawiyah. Sehingga pada akhirnya pengikut Ali
bin Abi Thalib mempunyai dua musuh, yaitu Khawarij dan juga
Muawiyah.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terbaginya aliran islam merupakan salah satu bentuk dari beda
pendapat para orang-orang terdahulu. Dalam islam sebenarnya banyak
aliran, yang menyebarkan serta mengajarkan islam dengan berbagai versi.
Ada beberapa aliran dalam islam yang mempunyai sejarahnya masing
sejak dahulu hingga sekarang seperti : Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Syiah,
Khawarij, Mu’tazilah, Murji’ah, Qadariyah, Jabariyah.

B. Saran
Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya tersilap
dari yang telah ditetapkan atau seharusnya. Apalagi dalam tugas menyusun
makalah ini. Untuk itu, penulis (kelompok 3) harapkan dari pembaca,
khusunya kepada dosen pengampu mata kuliah kiswah yakni Ibu Vita
Firdausiyah, M.H mohon kritik dan sarannya guna perbaikan penyusunan
selanjutnya.

-8-
DAFTAR PUSTAKA

Fathul Mufid, Ilmu Tauhid/Kalam, STAIN Kudus, Kudus: 2009 Fathul Mufid, Ilmu
Tauhid/Kalam, STAIN Kudus, Kudus: 2009.

Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, UI


Press, Jakarta: 1986.

-9-

Anda mungkin juga menyukai