H
PENELITI
AN
SEJARAH
DISUSUN OLEH
KELAS X
FANINA
SMA
NEGERI 1
MUARA
KAMAN
Kec.Muara
Kaman-Kab
Kutai
Kartanegara
KATA PENGANTAR
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Serta
ucapan terima kasih kepada guru pembimbing pelajaran sejarah.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta referensi
pembelajaran maupun inpirasi terhadap pembaca.
fanina
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
D. Manfaat Penulisan 1
DAFTAR PUSTAKA 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode penelitian sejarah adalah metode atau cara yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya.
Dengan kata lain, metode penelitian sejarah adalah instrumen untuk
merekonstruksi peristiwa sejarah (history as past actuality) menjadi sejarah
sebagai kisah (history as written). Dalam ruang lingkup Ilmu Sejarah, metode
penelitian itu disebut metode sejarah.
Metode sejarah digunakan sebagai metode penelitian, pada prinsipnya
bertujuan untuk menjawab enam pertanyaan (5 W dan 1 H) yang merupakan
elemen dasar penulisan sejarah, yaitu what (apa), when (kapan), where
(dimana), who (siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana).
Dalam proses penulisan sejarah sebagai kisah, pertanyaan-pertanyaan dasar
itu dikembangkan sesuai dengan permasalahan yang perlu diungkap dan
dibahas. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itulah yang harus menjadi sasaran
penelitian sejarah, karena penulisan sejarah dituntut untuk menghasilkan
eksplanasi (kejelasan) mengenai signifikansi (arti penting) dan makna peristiwa.
B. Rumusan Masalah
Apa pengertian dari penelitian masalah.
Apa saja langkah-langkah penelitian sejarah.
Apa saja jenis-jenis dan langkah-langkah penelitian sejarah.
C. Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi tugas pembelajaran sejarah di sekolah
D. Manfaat Penulisan
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang arti dan makna serta
kegunaan sejarah dalam ilmu pengetahuan
1
BAB II
PENELITIAN SEJARAH
2
dapat disimpilkan bahwa pengertian penelitian sejarah mengandung beberapa
unsur pokok yaitu:
1) Adanya proses pengkajian peristiwa
2) Usaha dilakukan seara sistematis dan obyektif
3) Merupakan serentetan gambaran masa lalu yang integrative antara anusia,
peristiwa, ruang dan waktu.
4) Dilakukan secara interktif dengan gagasan, gerakan dan intuisi.
3
intrepretasi: analisis dan sintesis, dan 5) penulisan. Contoh-contoh yang
dikemukakan sengaja berbeda-beda dengan maksud supaya kita sadar bahwa
sejarah itu bermacam-macam. Berturut-turut akan dicontohkan dari sejarah
pertanahan, sejarah keluarga, sejarah politik, sejarah kota, dan sejarah lokal.
1. Pemilihan Topik
Pemilihan Topik Hal pertama yang harus dilakukan oleh peneliti yakni
menentukan topik yang akan menjadi objek penelitian pemilihan topik bertujuan
agar dalam melakukan pencarian sumber-sumber sejarah dapat terarah dan
tepat sasaran. Pemilihan topik penelitian dapat didasarkan pada unsur-unsur
berikut ini.
Bernilai: peristiwa sejarah yang diungkap tersebut harus bersifat unik, kekal,
abadi.
Keaslian(orisinalitas) peristiwa sejarah yang diungkap hendaknya berupa
upaya pembuktian baru atau ada pandangan baru akibat munculnya teori
dan metode baru
Praktis dan efisien: peristiwa sejarah yang diungkap terjangkau dalam
mencari sumbernya dan mempunyai hubungan yang erat dengan peristiwa
itu.
Kesatuan, unsur yang dijadikan bahan penelitian itu mempunyai satu
kesatuan ide.
2. Heuristik
Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan.
Berhasil-tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya tergantung dari wawasan
peneliti mengenai sumber yang diperlukan dan keterampilan teknis penelusuran
sumber. Berdasarkan bentuk penyajiannya, sumber-sumber sejarah terdiri atas
arsip, dokumen, buku, majalah/jurnal, surat kabar, dan lain-lain.
Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan sumber
sekunder.
Sumber Primer adalah sumber yang waktu pembuatannya tidak jauh dari
waktu peristiwa terjadi. Sumber Sekunder adalah sumber yang waktu
pembuatannya jauh dari waktu terjadinya peristiwa. Peneliti harus mengetahui
benar, mana sumber primer dan mana sumber sekunder. Dalam pencarian
4
sumber sejarah, sumber primer harus ditemukan, karena penulisan sejarah
ilmiah tidak ukup hanya menggunakan sumber sekunder. Sumber menurut
bahanya dapat dibagi menjadi 2 yaitu
a) Sumber tertulis
Sumber tertulis bisa berupa surat, notulen, kontrak kerja, bon-bon dan
sebagainya. Dokumen tersebut bisa kita cari di perpustakaan ataupun arsip
nasional. Dokumen-dokumen yang berhasil di himpun merupakan data yang
sangat berharga, dokumen bisa menjadi dasar untuk menelusuri peristiwa-
peristiwa sejarah yang telah menjadi masa lampau. Menurut sifatnya sumber
tertulis ada 2 yaitu
1) Primer
Yaitu sumber yang dibuat pada saat peristiwa terjadi, seperti dokumen
laporan kolonial. Sumber primer dibuat oleh tangan pertama
2) Sekunder
Sumber yang menggunakan sumber primer sebagai sumber utamanya.
Jadi dibuat oleh tangan atau pihak kedua. Contoh: buku, skripsi, tesis
Jika kita mendapat sumber tertulis, kita akan mendapatkan sumber tertulis
sezaman dan setempat sumber tertulis sezaman dan setempat yang memiliki
kadar kebenaran yang relatif tinggi, serta sumber tertulis yang tidak sezaman
dan tidak setempat yang memerlukan kejelian para penelitinya.
b) Sumber lisan
Untuk sumber lisan, pemilihan sumber didasarkan pada pelaku atau saksi
mata pada peristiwa. Narasumber yang hanya mendengar atau tidak hidup
sezaman dengan peristiwa tidak bisa dijadikan narasumber lisan.
3. Verifikasi
Verifikasi adalah penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Verifikasi dalam
sejarah berarti pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu
peristiwa sejarah. Penilaian terhadap suatu sember sejarah mempunyai 2
aspek yaitu
Aspek ektern
Aspek esteren mempersoalkan tentang apakah sumber sejarah itu asli
atau palsu sehingga sejarawan harus mampu menguji tentang keakuratan
5
dokumen tersebut. misalnya kita harus teliti:kertasnya, tintanya, gaya
penulisanya, bahasanya, kalimatnya, ungkapanya, kata-katanya,
hurufnya, dan penampilan luarnya guna mengetahui autentisitasnya.
Selain pada dokumen tertulis , juga pada artifact, sumer lisan, dan
sumber kuantitatif, kita harus membuktikan keaslianya.
Aspek intern
Aspek intern mempersoalkan apakah isi yang terdapat dalam sumber itu
dapat memberikan informasi yang diperluakan. Dalam hal ini aspek intern
berupa proses analisa terhadap suatu dokumen. Kritik intern dilakukan
untuk membuktikan bahwa informasi yang terkandung di dalam sumber
itu dapat dipercaya. Sumber-bumber yang diakui kebenaranya lewat
verifikasi atau kritik baik intern maupun estern menjadi fakta. Fakta
adalah keterangan tentang sumber yang dianggap benar oleh sejarawan
atau peneliti sejarah. Fakta bisa saja diartikan sebagai sumber-sumber
yang terpilih.
4. Intrepetasi
Interpretasi berarti penafsiran atau menafsirkan fakta sejarah dan merangkai
fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal.
Interpretasi dalam sejarah dapat juga diartikan sebagai penafsiransuatu
peristiwa, fakta sejarah dan merangkai suatu fakta dalam kesatuan yang masuk
akal. Penafsiran fakt harus bersifat logis terhadap keseluruhan konteks peristiwa
sehingga berbagai fakta yang lepas satu sama lainya dapat disusun dan
dihubungkan menjadi satu kesatuan yang masuk akal. Dalam melakukan
penafsiran, peneliti sejarah melakukan analisa sesuai dengan fokus penelitianya.
Dengan menganalisis kita temukan data, dengan data tersebut kita menemukan
fakta. Langkah berikutnya adalah interpretasi atau penafsiran. Agar dapat
menginterpretasikan fakta dengan kejelasan yang objektif, harus dihindari
penafsiran yang semena-mena karena biasanya cendrung bersifat subjektif,
selain itu interpretasiharus bersifat deskriptif sehingga akademisi juga dituntut
untuk mencari landasan interpretasi yang mereka gunakan. Proses interpretasi
juga harus bersifat selektif, Interpretasi itu dua macam, yaitu analisis dan
sintesis.
6
5. Penulisan
Penulisan sejarah atau Historigrafi merupakan tahap terakhir dalam penulisan
sejarah. Menusil penelitian sejarah bukanlah sekedar menyusun dan merangkai
fakta-fakta hasil penelitian, melainkan juga menyampaikan suatu pikiran melalui
interpretasi sejarah berdasarkan fakta hasil penelitian. Untuk itu penulisan
sejarah memerlukan kecakapan dan kemahiran. Penyajian penelitian dalam
bentuk tulisan mempunyai tiga bagian: 1) pengantar, 2) hasil penelitian, dan 3)
kesimpulan.
1) Pengantar
Dalam pengantar harus dikemukakan permasalahan, latar belakang (lintasan
sejarah), historigrafi dan pendapat kita tentang tulisan orang lain,
pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian, teori dan
konsep yang akan dipakai, dan sumber-sumber sejarah.
2) Hasil Penelitian
Dalam bab-bab inilah ditunukan kebolehan penulis dalam melakukan
penelitian daan penyajian. Profesionalisme penulis tampak dalam
pertanggungjawaban. Tanggungjawab itu tampak pada catatan dan
lampiran. Setiap fakta yang ditulis harus disertai data yang mendukung.
3) Simpulan
Pada simpulan kita mengemukakan gneralization dari yang telah diuraikan
dalam bab-bab sebelumnya dan social significance penelitian kita. Dalam
generalisasi itu akan tampak apakah kita melanjutkan, menerima, memberi
catatan atau menolak generalisasi yang sudah ada. Penulisan sejarah dibagi
menjadi 3 yakni:
Penulisan sejarah tradisional
Penulisan sejarah kolonila
Penulisan sejarah modern
7
Penelitian sejarah dikerjakan untuk membandingkan faktor-faktor dari
fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau.
Penelitian Yuridis atau Legal
Penelitian sejarah dikerjakan untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut
dangan hukum, baik hukum formal ataupun hukum nonformal dalam
masa lalu.
Penelitian Biografis
Penelitian sejarah dilakukan untuk meneliti kehidupan seserang hubungan
dengan masyarakat. dalam penelitian ini diteliti sifat-sifat, watak, dan
pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari subjek
penelitian dalam masa hidupnya, serta membentuk watak figur yang
diterima selama hayatnya.
Penelitian Bibliografis
Penelitian sejarah dilakukan untuk mencari, menganalisis, dari fakta-fakta
yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu
organisasi dikelompokan dalam penelitian bibliografis. Penelitian ini
mencangkup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh peikir-prmikir
ahli.
8
Membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa lalu sehingga mereka
mungkin mempelajari dari kegagalan dan keberhasilan masa lampau.
Mempelajari bagaimana sesuatu telah dilakukan pada masa lalu, untuk
melihat jika mereka dapat mengaplikasikan masalahnya pada masa sekarang.
Membantu memprediksi sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang.
Membantu menguji hipoteesis yang berkenaan dengan hubungan atau
kecendrungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian sejarah harus dilandasi atau berpedoman pada kaidah-kaidah
metode sejarah. Jika tidak, penelitian itu hanya akan menghasilkan tulisan
sejarah semi ilmiah atau bahkan sejarah populer. Oleh karena itu calon
peneliti sejarah harus memahami kaidah-kaidah metode sejarah dan mampu
mengimplementasikannya, agar penelitian itu menghasilkan karya sejarah
ilmiah.
9
Penelitian sejarah dan hasilnya dapat membantu penelitian dan
pengembangan kebudayaan. Sejarah mengkaji aspek-aspek kehidupan
manusia di masa lampau, termasuk kebudayaan.
http://pearljka.blogspot.com/2016/12/makalah-penelitian-sejarah.html
https://mamikos.com/info/contoh-makalah-sejarah-indonesia-pljr/
http://digilib.unimed.ac.id/28096/9/9.%20NIM.
%203131121039%20CHAPTER%20I.pdf
10
11
12