Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN HISTORIS DAN METODE


PENELITIAN DESKRIPTIF

Di susun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Sholikah, M.Pd.I

Oleh :
1. Khozainul Muna
2. Misbakhus Zubair
3. Nur Hidayah
4. Fatma Zuhrotun Nisa'

KELAS E
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI TARBIYAH MAKHDUM IBRAHIM TUBAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami
dapatmenyelesaikan makalah yang berjudul “PENELITIAN HISTORIS DAN
DESKRIFTIF”.Tentunya makalah ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu,
kritik dan saranyang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan
makalah, baik makalah inimaupun makalah yang akan datang.
Makalah ini diharapkan dapat mempermudah dalam penelitian sebagai
seorang ilmuan dan menambah pengetahuan tentang apa yang dimaksud dengan
penelitian historisdan diskriftif, apa tujuannya dan contohnya dalam penelitian
.Semoga usaha ini dicatatsebagai amal ibadah dan bermanfaat bagi kita semua.

Tuban, 25 September, 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
B.Rumusan Masalah................................................................................................2
C.Tujuan Penulisan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A.Metode Penelitian Historis...................................................................................3
B.Metode Penelitian Deskripftif..............................................................................7

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan.........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penelitian dapat digolongkan menurut sudut pandang tertentu. Menurut
Prof. SutrisnoHadi MA, jenis-jenis penelitian dapat digolongkan sebagai
berikut :
1. Menurut bidangnya : Penelitian dapat meliputi misalnya penelitian
pendidikan, penelitian pertanian, penelitian hukum, penelitian ekonomi,
penelitian agama.
2. Menurut tempatnya : Penelitian dapat meliputi misalnya penelitian
laboratorium, penelitian perpustakaan, penelitian kancah
3. Menurut pemakaiannya : Penelitian dapat meliputi penelitian murni
(dasar) dan penelitianterapan (terpakai)
4. Menurut tujuan umumnya : Penelitian dapat meliputi penelitian
eksploratif, penelitiandevelopmental, dan penelitian verifikatif
5. Menurut tarafnya : Penelitian dapat meliputi penelitian inferensial
6. Menurut pendekatannya : Penelitian dapat meliputi penelitian longitudinal
dan penelitiancross sectional
Di sisi lain Dirjen pendidikan Tinggi menyebutkan salah satu cara
penggolonganmengenai macam rancangan penelitian berdasarkan atas sifat-
sifat masalahnya.
Mendasarkan sifat-sifat masalah tersebut, rancangan penelitian dapat
digolongkansebagai berikut :
1. Penelitian historis
2. Penelitian deskriptif
3. Penelitian perkembangan
4. Penelitian kasus dan penelitianlapangan
5. Penelitian korelasional
6. Penelitian kausal komparatif
7. Penelitian experimentalsungguhan
8. Penelitian experimental semu
9. Penelitian tindakan
B. Masalah Yang Dibahas
1. Metode Penelitian Historis
2. Metode Penelitian Deskriptif

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah MetodePenelitian yang diasuh oleh Dr. Sholikah, M.Pd.I pada
semester lima tahun pelajaran 2012/2013, dalam sub pokok bahasan Metode
Penelitian Historis dan Metode Penelitian Deskriptif.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

A. Metode penelitian historis


Pengertian penelitian historis
Secara umum dapat di mengerti bahwa penelitian historis merupakan
penelahaan serta sumber sumber lain yang berisi tentang informasi mengenai
masa lampau dan di laksanakan secara sistematis. Atau dapat dengan kata lain
yaitu penelitian yang bertugasendeskrepsikan gejala,tetapi bukan yang terjadi
pada waktu penelitina di lakukan
Penelitian historis di dalam pendidikan merupakan penelitian yang
sangat penting atas dasar beberapa alasan. Penelitian historis bermaksud
membuat rekontruksi masa latihan secara sistematis dan objektif,dengan cara
mengumpulkan,mengevaluasi,mengverifikasikan serta mensistesikan bukti
bukti untuk mendukung fakta memperoleh kesimpulan yang kuat.Di mana
terdapat hubungan yang benar benar utuh antara manusia, peristiwa,
waktu,dan tempat secara kronologis dengan tidak memandang sepotong objek
objek yang di observasi.
Menurut jack. R. Fraenankel dan norman E.1990:441 penelitian
sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada
masalaku. Penelitian ini mencoba merekonstruksi apa yang terjadi pada masa
yang lalu selengkap dan se akurat mungkin,dan biasanya menjelaskan
mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data di lakukan secara sistematis agar
mampu menggambarkan, menjelaskan,dan memahami kegiatan atau
peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu. Sementara menurut Donald ary
dkk (1998) dalam yatim riyanto (1996:22)dalam Nurul zuriah,2005:51 juga
menyatakan bahwa penelitian historis adalah untuk menetapkan fakta dan
mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu.yang di lakukan secara
sistematis dan oleh ahli sejarah dalam mencari, mengevaluasi dan
menafsirkan bukti bukti untuk mempelajari masalah baru tersebut.
Berdasarkan pandangan yang di sampaikan oleh para ahli di
atas,dapat di simpulkan bahwa pengertian penelitian sejarah mengandung
beberapa unsur pokok, yaitu
• Adanya proses pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu (berorientasi
pada masa lalu)
• Usaha dilakukan secara sistematis dan objektif
• Merupakan serentetan gambaran masa lalu yang integratif antar manusia,
peristiwa, ruang dan waktu
• Di lakukan secara interaktif dengan gagasan,gerakan dan institusi yang
hidup pada zamannya (tidak dapat di lakukan secara persial)

Tujuan penelitian historis


Adapun yang menjadi tujuan penelitian sejarah atau historis adalah
untuk memahami masa lalu, dan mencoba memahami atas dasar peristiwa
atau perkembangan di masa lampau (jhon W,best,1977 dalam yatim
riyanto,1996:23 dalam Nurul zuriah 2005:52).
Sedangkan donal ary 1980 dalam yatim riyanto (1996:23) dalam Nurul
zuriah 2005:52) menyatakan bahwa penelitian historis untuk memperkaya
pengetahuan peneliti tentang bagaimana dan mengapa suatu kejadian masa
lalu dapat terjadi serta proses bagaimana masalalu itu menjadi masa kini serta
memperolehnya dasar yang lebih rasional untuk melakukan pilihan pilihan di
masa kini.
Berikutnya jack R. Fraenankel dan norman E. Wellen (1990) dalam
yatim riyanto 1996:23 dalam Nurul zuriah 2005:52 menyetakan bahwa para
peneliti pendidikan sejarah melakukan penelitian sejarah dengan tujuan
untuk:
• Membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa lalu sehingga
mereka mungkin mempelajari dari kegagalan dan keberhasilan masa
lampau
• Mempelajari bagaimana sesuatu telah dilakukan pada masa lalu, untuk
menjilat jika mereka dapat mengaplikasikan masalahnya pada masa
sekarang
• Membantu memprediksi sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang
• Membantu menguji hipotesis yang berkenaan dengan hubungan atau
kecenderungan.
Misalnya pada awal tahun 1990, mayoritas guru guru wanita datang dari
kelas menengah keatas, tetapi guru laki laki tidak
• Memahami praktik dan politik pendidikan sekarang secara lebih lengkap
• Dengan demikian, tujuan penelitian sejarah tidak dapat di lepaskan
dengan kepentingan masa kini dan masa mendatang.

Ciri ciri penelitian historis


1. Pendidikan historis bergantung pada yang di observasi orang lain dari pada
yang di observasi peneliti sendiri. Data yang baik akan di hasilkan oleh kerja
yang cermat yang menganalisis keontetikan, ketepatan,dan pentingnya
sumber sumber nya.
2. Berlainan dengan anggapan yang popular, pendidikan historis haruslah di tertib
ketat, sistematis dan tuntas; seringkali penelitian yang di katakan sebagai
suatu "penelitian historis" hanyalah koleksi informasi informasi yang tak
layak, tak readibel,dan berat sebelah.
3."Penelitian historis" tergantung pada dua macam data, yaitu data premier dan
data sekunder. Data premier di peroleh dari sumber primer yaitu (penulis)
secara langsung melakukan observasi atau penyaksian kejadian kejadian yang
di tuliskan. Data sekunder di peroleh dari sumber sekunder,yaitu peneliti
melaporkan hasil observasi orang lain yang satukali ataulebih telah lepas dari
kejadian aslinya. Diantara kedua sumber itu, sumber primer di pandang
sebagai memiliki otoritas sebagai bukti tangan pertama,dan di beri prioritas
dalam pengumpulan data.
4. Untuk menentukan bobot data,bisa di lakukan dua macam kritik,yaitu kritik
eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal menanyakan " Apakah dokumen
relik atau otentik", sedang kritik internal menanyakan "Apabila data itu
otentik,apakah data tersebut akurat dan relevan?". Kritik internal harus
menguji motif,keber sebelahan,dan keterbatasan si penulis yang mungkin
melebih lebihkan atau mengabaikan sesuatu yang memberikan informasi
yang terpalsu. Evaluasi kritis inilah yang menyebabkan "penelitian
historis"itu sangat tertib ketat yang dalam banyak hal lebih demanding dari
pada studi eksperimental
5. Walaupun penelitian historis mirip dengan penelaahan ke pustakaan yang
mendahului lain-lain bentuk rancangan penelitian, namun cara pendekatan
historis adalah lebih tuntas, mencari informasi dari sumber yang lebih luas.
"Penelitian historis" juga menggali informasi-informasi yang lebih tua
daripada yang umum dituntut dalam penelahaan kepustakaan dan banyak juga
menggali bahan-bahan tak diterbitkan yang tak dikutip dalam bahan acuan
yang standard.

Sumber-Sumber Data dalam Penelitian Historis


Oleh karena objek penelitian sejarah adalah peristiwa atau kehidupan
masyarakat pada masa lampau maka yang menjadi sumber informasi harus
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan metode penelitian lainnya.
Beberapa sumber tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
Sumber-sumber primer yaitu data yang diperoleh dari cerita para pelaku
peristiwa itu sendiri, dan atau saksi mata yang mengalami atau mengetahui
peristiwa tersebut. Contoh sumber-sumber primer lainnya yang sering menjadi
perhatian-perhatian para peneliti di lapangan atau situs diantaranya seperti
dokumen asli, relief dan benda-benda peninggalan masyarakat zaman lampau.
Sumber informasi sekunder yaitu informasi yang diperoleh dari sumber
lain yang mungkin tidak berhubungan langsung dengan peristiwa tersebut.
Sumber sekunder ini dapat berupa para ahli yang mengalami atau mengetahui
peristiwa yang dibahas dan dari buku atau catatan yang berkaitan dengan
peristiwa, buku sejarah, artikel dalam ensiklopedia dan review penelitian. Dari
adanya sumber primer dan sekunder ini, sebaiknya peneliti apabila mungkin lebih
memberikan bobot sumber-sumber data primer lebih dahulu, baru kemudian data
sekunder, data tersier, dan seterusnya.

Langkah-Langkah Dalam Penelitian Historis ;


Menurut M. Subana dkk. 2005: 88, adapun kerangka penelitiannya yaitu :
• Pendefinisian masalah
• Perumusan masalah
• Pengumpulan data
• Analisis data
• Kesimpulan
Secara umum sumber informasi yang relevan dalam penelitian sejarah dapat
dikelompokkan menjadi 4 (empat) bagian berikut ini :
1. Dokumen
Dokumen yaitu materi yang tertulis atau tercetak dalam bentuk buku,
majalah, koran, buku catatan, dan sebagainya. Dokumen merujuk pada
beberapa jenis informasi yang eksis ke dalam bentuk tertulis atau cetak.
2. Rekaman yang bersifat numerik
Rekaman yang bersifat numerik yaitu rekaman yang di dalamnya terdapat
bentuk-bentuk data numerik, misalnya skor tes, laporan sensus, dan
sebagainya.
3. Penyataan lisan
Pernyataan lisan yaitu melakukan interview dengan orang yang merupakan
saksi saat peristiwa lalu terjadi. Ini merupakan bentuk khusus dari penelitian
sejarah yang disebut oral history.
4. Relief
Relief yaitu objek fisik atau karakteristik visual yang memberikan beberapa
informasi tentang peristiwa masa lalu. Contohnya berupa bangunan
monument, peralatan, pakaian dan sebagainya.
5. Meringkas informasi yang diperoleh darij sumber historis
Langkah ini merupakan proses meriview dan meringkas dari sumber
informasi sejarah. Dalam hal ini peneliti berusaha untuk menentulan revelansi
materi utama.

B. Metode Penelitian Deskriptif


“Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel
yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variabel
itu dengan variabel yang lain”. Sugiyono (2009:35) Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif
merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual
tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara
mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam
pengujian hipotesis statistik.
Sedangkan Metode Verifikatif adalah :
“Metode verifikatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”. Sugiyono
(2009:13)Penulis menggunakan metode tersebut, karena penelitian ini ditujukan
untuk menggambarkan dengan jelas bagaimana pengaruh Retun On Investment
(ROI) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai
dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga
dapat diketahui mengenai pengaruhnya dengan berdasarkan teori dan pengujian
hipotesis.
Kriteria Penelitian Deskriptif
Sebagai bentuk penelitian yang tujuan utamanya adalah menjelaskan dan
menggambarkan suatu fenomena atau peristiwa dengan teliti. Maka metode
deskriptif dalam kegiatan penelitian kemudian memiliki sejumlah kriteria. Kriteria
tersebut antara lain:
1. Masalah yang Dirumuskan Harus Layak
Kriteria pertama adalah mengenai masalah penelitian yang tentu menjadi
topik dalam penelitian tersebut dimana wajib layak untuk diangkat. Sehingga
peneliti dalam memakai metode penelitian ini tidak bisa asal dalam memilih
atau merumuskan masalah penelitian. Perlu dikaji dulu apakah rumusan
masalah tersebut memang layak untuk diangkat atau tidak. Selain itu rumusan
masalah tersebut juga mengandung nilai ilmiah. Sehingga tidak semua topik
nantinya bisa diangkat menjadi penelitian yang bersifat deskriptif. Sebab bisa
jadi topik tertentu menyulitkan peneliti untuk menjelaskannya.
2. Tujuan Penelitian Tidak Boleh Terlalu Luas
Dalam setiap kegiatan penelitian maka dijamin akan dirumuskan tujuan
penelitian. Khusus untuk penelitian yang dilakukan dengan metode deskriptif
nantinya tidak boleh terlalu luas. Perlu dipersempit dan sangat spesifik,
sehingga isi laporan penelitian lebih fokus. Hal ini lumrah, karena penelitian
dengan metode deskriptif akan menggambarkan dan menjelaskan objek
penelitian dengan detail. Jika tujuan penelitiannya kurang spesifik atau terlalu
luas. Tentu penjelasan ini akan terlalu banyak, dan ada kemungkinan
pembahasannya menjadi terlalu luas dan tidak terfokus.
3. Data Merupakan Fakta
Sama seperti penelitian dengan metode lainnya, penelitian deskriptif juga
memiliki kriteria bahwa data yang digunakan merupakan fakta. Jadi,
meskipun penelitian ini adalah menggambarkan objek penelitian tentu tidak
bisa hanya didasarkan pada apa yang disampaikan referensi, bai itu buku,
video, maupun referensi bentuk lainnya. Peneliti harus terjun langsung di
lapangan, untuk melihat sendiri dan mendata sendiri data-data penelitian.
Sehingga benar-benar sesuai dengan fakta dan kemudian memudahkan
peneliti untuk menuangkannya dalam laporan penelitian yang mendetail.
Sebab paham betul data penelitian dan bisa dijelaskan dengan bahasa sendiri.
4. Pembanding Harus Memiliki Validasi
Penelitian dengan metode deskriptif tentunya akan memiliki standar yang
digunakan sebagai pembanding. Standar pembanding ini kemudian penting
untuk memiliki validasi, sehingga jelas dan tentunya tidak mengandung unsur
opini melainkan fakta.
5. Tempat dan Waktu Penelitian Jelas
Penelitian dengan metode deskriptif kemudian juga diwajibkan
mencantumkan tempat dan waktu penelitian dengan jelas. Sehingga ada
kewajiban mencantumkan keterangan waktu, tidak hanya lokasi atau tempat
penelitian. Sebagaimana yang dilakukan pada penelitian dengan metode lain.
6. Hasil Penelitian Dijelaskan Mendetail
Berhubung peneliti memakai metode deskriptif maka hasil penelitian atau
laporan hasil penelitian perlu dijelaskan mendetail. Objek penelitian
kemudian dijelaskan atau digambarkan secara lengkap, selengkap mungkin
dan sejelas mungkin. Sehingga pembaca hasil penelitian juga memiliki
gambaran terhadap objek penelitian.

Ciri Ciri Penelitian Deskriptif


1. Mendeskripsikan Variabel
Ciri-ciri yang pertama adalah mengenai variabel utama di dalam metode
penelitian yang yang kemudian dideskripsikan secara mendetail. Sehingga
peneliti yang memakai metode ini perlu mendeskripsikan mengenai umur,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status marital, dan variabel
utama lain dengan detail.
2. Terdapat Hubungan Sebab Akibat
Ciri berikutnya adalah memiliki hubungan sebab akibat yang kemudian oleh
peneliti disajikan secara mendetail.
3. Hasil Penelitian Disajikan Sesuai Data
Penelitian dengan metode deskriptif kemudian menyajikan hasil penelitian
dengan data yang sesuai dengan fakta. Sehingga data ini murni didapatkan
langsung dari lapangan (lokasi penelitian). Kemudian oleh peneliti tadi
dikembangkan untuk bisa digambarkan sejelas dan sedetail mungkin.
4. Data Dikumpulkan pada Periode Tertentu
Penelitian secara deskriptif kemudian menentukan waktu tertentu untuk
melakukan pengamatan. Sebab data dari metode penelitian ini penting untuk
dikumpulkan di periode tertentu. Sebab suatu fenomena kadang akan lebih
mudah diamati pada periode waktu tertentu dan tentunya untuk memastikan
hasil penelitian akurat.
5. Wilayah Penelitian Fleksibel
Pada penelitian dengan metode deskriptif, maka wilayah dimana ditentukan
sebagai lokasi penelitian sifatnya fleksibel. Jadi peneliti bisa membatasi
lokasi penelitian hanya pada satu desa, satu kecamatan saja, dan sebagainya.
Selain itu juga bisa lebih luas misal dalam satu negara.
Contoh Penelitian Deskriptif
Secara sederhana penelitian dengan metode deskriptif memiliki tujuan untuk
bisa menggambarkan suatu fenomena sosial sebagai objek penelitian. Sehingga
contoh dari metode penelitian ini beragam sebagaimana beragamnya fenomena
sosial yang ada di sekitar kita.
Karakter khas dari penelitian dengan metode penelitian ini adalah dimulai dengan
pertanyaan “apa”. Adapun beberapa contohnya adalah:
Apa kira-kira dampak sosial teknologi nuklir di Indonesia?
Apa yang bisa membantu masyarakat tetap tenang di masa pandemi?
Apa yang dilakukan masyarakat yang terdampak pandemi dari segi ekonomi?
Apa saja upaya yang dilakukan pemerintah untuk meminimalkan dampak
pandemi?
Apa saja dampak sosial dari penerapan kebijakan work from home?
Apa yang mendorong masyarakat untuk merintis usaha di masa pandemi?

Metode dalam Penelitian Deskriptif


Pada saat memilih metode deskriptif untuk penelitian yang dilakukan maka
akan menjumpai beberapa pilihan metode lagi. Metode ini berhubungan dengan
proses pengambilan atau analisis dan mengorganisasi data penelitian. Metode
yang beragam ini bisa dipilih salah satunya, dan adapun beberapa metode yang
dimaksud adalah:
1. Metode Survei
Metode pertama adalah metode survei dimana peneliti akan berinteraksi
langsung dengan subjek penelitian atau subjek uji. Misalnya dengan
menggunakan teknik kuesioner yang wajib diisi subjek dan juga melakukan
jajak pendapat.
2. Metode Deskriptif Kesinambungan
Metode kedua adalah metode kesinambungan, yang merupakan metode
penelitian deskriptif dengan melakukan pengamatan dan pengumpulan data
secara berkelanjutan atau terus menerus. Sehingga data penelitian sifatnya
lebih detail dan menyeluruh.

3. Penelitian Studi Kasus


Berikutnya adalah metode studi kasus dimana penelitian dilakukan dengan
cara berfokus pada suatu objek penelitian. Pada metode ini peneliti bisa saja
terlibat langsung maupun tidak langsung dengan subjek uji.
4. Penelitian Analisis Pekerjaan dan Aktivitas
Dalam metode deskriptif juga terdapat proses pengumpulan data dengan
metode analisis pekerjaan dan aktivitas. Sehingga peneliti akan melakukan
pengkajian terhadap pekerjaan dan aktivitas dari subjek uji. Tujuannya adalah
untuk mengetahui aktivitas dan pekerjaan manusia secara terperinci.
5. Penelitian Tindakan
Merupakan metode dari penelitian secara deskriptif yang fokus utamanya
adalah bertujuan meningkatkan mutu dan bisa juga bertujuan untuk
memecahkan suatu masalah.
6. Penelitian Perpustakaan
Sedangkan untuk metode penelitian perpustakaan adalah metode
pengumpulan dan analisis data dengan cara melakukan pengamatan terhadap
hasil tulisan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti atau
berhubungan dengan objek penelitian.
7. Penelitian Komparatif
Metode berikutnya di dalam penelitian deskriptif adalah metode penelitian
komparatif. Sesuai dengan namanya, pada metode ini peneliti akan
melakukan perbandingan dari setiap data yang diperoleh di lapangan.

Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Deskriptif


Penelitian secara deskriptif sudah tentu ibarat tidak ada gading yang tak
retak, memang di beberapa sisi tampak sempurna untuk dipilih. Namun di sisi lain
metode penelitian satu ini juga memiliki kekurangan. Dua hal ini tentu wajib
diketahui dan dipahami untuk menimbang apakah metode ini tepat untuk
digunakan atau perlu beralih ke metode lainnya. Secara umum penelitian secara
deskriptif memiliki kelebihan yang cukup beragam dan menarik, seperti: Sangat
sesuai untuk topik penelitian yang tidak memungkinkan untuk dijelaskan dengan
bentuk angka, sehingga hasil analisisnya tetap maksimal dan mudah dipahami.
Metode ini mampu memudahkan peneliti melakukan pengamatan pada
kondisi apa adanya dan tidak dibuat sesuka hati oleh peneliti. Bisa
mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif.
Sebagaimana yang dijelaskan sekilas tadi, bahwa penelitian dengan metode
deskriptif juga punya kekurangan. Antara lain:
• Sifatnya tidak signifikan.
• Rentan terhadap bias sebagai proses penelitian sendiri sifatnya cenderung
subjektif.
• Sulit untuk dilakukan verifikasi ulang, sebab pengamatan dilakukan langsung
dan di momen atau waktu tertentu yang tentu kondisi dan situasinya tidak
bisa diulang.
• Sebenarnya penelitian deskriptif sama seperti metode penelitian lain, tetap
punya kelebihan dan kekurangan. Sehingga sebagai peneliti kamu harus
cermat menentukan metode terbaik sesuai karakter topik dan tingkat
kesulitannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode penelitian historis adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk
merekonstruksi masa lalu baik melalui studi kepustakaan maupun wawancara
dengan pelaku sejarah yang dilakukan dengan lima tahap; pemilihan topik,
heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Akan tetapi, banyak
mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam memahami metode penelitian
historis. Kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam memahami metode
penelitian historis diantaranya mahasiswa kurang mengerti mengenai
tahapan-tahapan dalam penelitian historis. Terbukti pada saat melakukan
praktik penelitian historis, banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan tugas penelitian yang diberikan oleh dosen. Mahasiswa
kesulitan dalam mengumpulkan data maupun pengolahan data.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: PT. Logos Wacana


Ilmu. 1999.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Peneliitian Cetakan Ketujuh. Jakarta: Rineka


Cipta. 2005.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka
Cipta. 2006.

Basri. Metodologi Penelitian Sejarah: Pendekatan, Teori dan Praktik. Jakarta:


Restu Agung. 2006.

Darmono dan Hasan, Aini M. Menyelesaikan Skripsi dalam Satu Semester.


Jakarta: Grasindo. 2002.

Djarwanto. Petunjuk Teknik Penyusunan Skripsi Cetakan Ketiga. Yogyakarta:


BPFE UNS. 1999.

Djuharie, Setiawan. Pedoman Penulisan Skripsi Tesis Disertasi. Bandung: Yrama


Widya. 2000.

Anda mungkin juga menyukai