Sistem
Ekskresi
Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menjelaskan sistem ekskresi pada manusia.
Syarat bagi Anda untuk menjelaskannya adalah mampu memahami organ-organ, proses,
serta kelainan pada sistem ekskresi manusia.
Setiap hari kita menghasilkan urine 1–1,5 liter. Sementara itu, ikan air A. Sistem Ekskresi
tawar mengeluarkan urine setara dengan total volume darahnya setiap pada Manusia
2 jam sampai 3 jam. Adapun kanguru mengeluarkan urine hanya beberapa B. Gangguan pada
mililiter urine setiap harinya. Apa yang membuat volume urine yang Sistem Ekskresi
dikeluarkan masing-masing makhluk hidup berbeda?
C. Sistem Ekskresi
Selain urine, manusia pun mengeluarkan keringat dan uap air. Di
manakah keringat dibentuk? Melalui apakah uap air dikeluarkan? Kenapa
pada Hewan
kita harus membuang zat-zat tertentu dari tubuh?
Semua jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas dapat Anda temukan
jawabannya setelah mempelajari bab berikut. Tanyakanlah kepada guru
apabila ada hal-hal yang tidak Anda pahami. Selain itu, Anda akan
menemukan keajaiban-keajaiban tubuh manusia yang merupakan anugerah
Tuhan Yang Maha Esa.
135
Soal Pramateri A Sistem Ekskresi pada Manusia
1. Apakah yang dimaksud
dengan ekskresi?
Di dalam tubuh manusia terjadi metabolisme. Metabolisme merupakan
2. Apa saja alat-alat ekskresi proses molekul suatu zat dalam sel dari bentuk sederhana ke bentuk kompleks
pada manusia? atau sebaliknya. Metabolisme tidak menghasilkan bahan-bahan yang bermanfaat
bagi tubuh. Jika bahan-bahan tersebut terus berada di dalam tubuh kita, akan
terjadi ketidakseimbangan kimia di dalam tubuh kita. Ketidakseimbangan tersebut
akan mengganggu proses-proses metabolisme yang lain.
Proses pengeluaran bahan-bahan sisa metabolisme ini disebut ekskresi.
Ekskresi membantu menjaga homeostasis dengan mempertahankan lingkungan
dalam tubuh agar tetap stabil dan bebas dari materi-materi yang
membahayakan. Bahan-bahan hasil metabolisme yang harus dikeluarkan dari
dalam tubuh di antaranya adalah karbon dioksida, kelebihan air, dan urea.
Karbon dioksida dihasilkan di antaranya dari proses respirasi seluler, sedangkan
Tokoh urea adalah zat kimia yang berasal dari hasil pemecahan protein. Alat-alat
Biologi ekskresi yang ada pada manusia adalah kulit, paru-paru, hati, dan ginjal.
1. Kulit
Sebagai alat ekskresi, kulit mengeluarkan keringat. Keringat terdiri atas
air dan garam-garam mineral (terutama NaCl, itu sebabnya keringat terasa
asin), serta sedikit sampah buangan, seperti urea, asam urat, dan amonia.
Keringat dikeluarkan tubuh dalam jumlah besar ketika melakukan kegiatan
berat dan berada di lingkungan yang panas. Pengeluaran keringat juga
dipengaruhi oleh makanan, keadaan kesehatan, dan emosi.
Kulit dibagi menjadi dua lapisan utama, yaitu epidermis dan dermis
(Gambar 8.1). Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar dan lebih tipis
dibandingkan lapisan dermis. Epidermis terdiri atas beberapa lapisan, yaitu
Claude Bernard
(1813 – 1878) stratum korneum (lapisan tanduk), stratum lusidum, stratum granulosum,
Claude Bernard merupakan dan stratum germinativum (Kurnadi, 1995 : 234).
seorang ahli fisiologi
kelahiran Perancis. Ia meneliti
cara tubuh mempertahankan Pori-pori kelenjar keringat
keseimbangan konsentrasi
cairan tubuh. Hal tersebut
merupakan dasar homeo- Epidermis Saluran kelenjar keringat
stasis.
Sumber: Concise Encyclopedia Kapiler
ature, 1994
Kelenjar lemak
Dermis
Kelenjar keringat
kelenjar ini masuk ke darah dan merangsang pembuluh darah untuk melebar
sehingga kecepatan aliran darah menurun dan kelenjar keringat memproduksi
keringat. Dengan demikian, suhu tubuh akan menurun.
2. Paru-paru
Paru-paru berperan dalam proses ekskresi karena paru-paru
mengeluarkan gas karbon dioksida dan air melalui proses respirasi. Kata Kunci
Dalam paru-paru, terdapat alveoli tempat terjadinya pertukaran gas antara • Alveoli
oksigen dan karbon dioksida. Dinding alveoli dan kapiler sangat tipis dan basah • Bilirubin
• Ginjal
sehingga memudahkan pertukaran gas (Gambar 8.2). • Kulit
Setelah udara masuk ke alveolus, oksigen masuk melalui dinding • Paru-paru
alveolus dan segera memasuki dinding kapiler darah. Sebaliknya, karbon
dioksida dan air terlepas dari darah dan masuk ke alveoli untuk selanjutnya
dikeluarkan dari dalam tubuh.
Alveoli
Gambar 8.2
Kapiler darah
Struktur alveoli. Di sinilah
terjadi pertukaran gas O2 dan
Sumber: Biology Concepts & Connections, 2006 CO2.
3. Hati
Hati termasuk dalam sistem ekskresi karena hati mengeluarkan empedu
(Gambar 8.3). Setiap hari, hati menyekresi sekitar 600–1.000 mL cairan
empedu. Cairan empedu terdiri atas kolesterol, lemak, hormon pelarut lemak,
dan lesitin. Fungsi cairan empedu, di antaranya mengemulsi lemak dalam
usus halus. Cairan empedu tersebut disimpan dalam kantung empedu untuk
disalurkan ke dalam usus halus.
Sebagai bagian dari sistem ekskresi, hati menghasilkan produk ekskretori,
seperti zat pewarna cairan empedu (bile pigmen), yaitu bilirubin. Bilirubin
berasal dari pemecahan hemoglobin darah yang berlangsung dalam hati.
Lobus kiri
Arteri hepatika
Lobus
Saluran kanan
Gambar 8.3
empedu Kantung
Hati termasuk organ pada
empedu
sistem ekskresi karena
mengeluarkan cairan empedu. Sumber: Human Anatomy, 1993
Di manakah letak hati manusia?
4. Ginjal
Ginjal adalah organ utama dalam sistem ekskresi. Ginjal mengeluarkan
urea, kelebihan air, dan material sampah lainnya dalam bentuk urine. Urine
dialirkan melalui ureter menuju kantung urine. Keinginan untuk
Aorta mengeluarkan urine muncul ketika kantung urine terisi penuh. Urine
Vena
Arteri ginjal ginjal
dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Ginjal manusia berbentuk seperti kacang dengan panjang kira-kira 13
Ureter cm, lebar 8 cm, dan tebal 2,5 cm. Ginjal berukuran lebih kurang seukuran
dengan kepalan tangan Anda. Ukuran organ tersebut memang kecil, tetapi
mempunyai fungsi dan efektivitas kerja yang sangat mengagumkan. Manusia
mempunyai dua buah ginjal yang terletak di sebelah kanan dan kiri tubuhnya
(Gambar 8.4). Dari bagian luar ke dalam, ginjal terdiri atas tiga lapisan,
yaitu korteks renalis (korteks), medula renalis (medula) dan pelvis renalis.
Unit fungsional terkecil dari ginjal disebut nefron. Nefron terletak di
korteks renalis dan medula renalis. Nefron terdiri atas tiga bagian utama,
Ginjal yaitu glomerulus (tempat darah disaring), kapsula Bowman, dua buah
tubulus panjang. Tubulus tersebut dibagi menjadi tubulus kontortus
proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal, dan yang terakhir
Kandung Uretra
kemih adalah tubulus pengumpul (Gambar 8.5).
Sumber: Biology: Discovering
Glomerulus adalah untaian pembuluh kapiler yang dinding-dindingnya
Life, 1991 bertautan dengan dinding kapsula Bowman. Kapiler yang membentuk
glomerulus adalah percabangan dari arteriol aferen.
Gambar 8.4
Kapsula Bowman sendiri berhubungan dengan tubulus kontortus
Manusia memiliki 2 buah ginjal, proksimal, lengkung Henle, dan tubulus kontortus distal hingga tubulus
yaitu ginjal kanan dan ginjal kiri.
pengumpul.
Beberapa H+ K+ H+
obat dan
Komposisi filtrat Tubulus
racun
H2O Korteks pengumpul
NaCl
Medula
HCO3-
H+
Urea Lengkung
Henle NaCl
Glukosa
Asam amino
NaCl
Sisa obat-obatan
H2O
Reabsorpsi
Urea
Sekresi
NaCl H2O
Gambar 8.6
Pergerakan cairan dan ion yang
terjadi dalam filtrat dan
lingkungan sekelilingnya sebagai
perpindahan filtrat dalam Sumber: Biology Concepts & Connections, 2006
nefron.
Di bagian manakah reabsorpsi
banyak ter adi?
c. Pengumpulan (Augmentasi)
Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan memasuki tubulus
pengumpul. Di tubulus ini, masih terjadi penyerapan kembali air, garam
NaCl, dan urea sehingga terbentuk urine yang harus dibuang dari tubuh.
Dari tubulus pengumpul, urine memasuki pelvis renalis, lalu mengalir
menuju ureter menuju kandung kemih (vesika urinaria). Ketika kandung
kemih penuh, orang akan merasakan keinginan untuk buang air kecil.
Beberapa hal yang memengaruhi volume urine, di antaranya zat-zat
diuretik, suhu, konsentrasi darah, dan emosi. Jika sering mengonsumsi kopi
dan teh, zat diuretik (kafein) yang dikandungnya akan menghambat
reabsorpsi air sehingga volume urine meningkat.
Pada saat terjadi peningkatan suhu, kapiler di kulit melebar dan air
berdifusi keluar serta kelenjar keringat menjadi aktif. Saat volume air turun,
penyerapan air di ginjal berkurang sehingga volume urine menurun. Begitu
pula halnya ketika konsentrasi darah meningkat, atau ketika darah menjadi
lebih cair karena banyak mengonsumsi cairan. Emosi tertentu merangsang
peningkatan atau pengurangan volume urine, contohnya orang menjadi lebih
sering buang air kecil pada saat gugup, tegang, atau takut.
Kegiatan 8.1
Uji Glukosa dalam Urine
Tujuan
Menguji adanya kandungan glukosa dalam urine
Alat dan Bahan
Dua buah tabung reaksi, gelas kimia 250 mL, kaki tiga, pemanas spirtus, air, dan
larutan Benedict
Ginjal
baru
Gambar 8.7
(a) Pasien gagal ginjal yang
sedang dicuci darahnya oleh
mesin dialisis. (b) Posisi ginjal
hasil transplantasi Sumber: Jendela Iptek: Ilmu Kedokteran, 1997; www.healtatoz.com
Vakuola
Partikel yang
Sitoplasma
harus
dibuang
Pada hewan Coelenterata dan Porifera yang hidup sebagai koloni sel-sel,
mekanisme ekskresinya dengan cara mendifusikan zat-zat yang akan dibuang Gambar 8.8
dari satu sel ke sel yang lain hingga akhirnya dilepaskan ke lingkungan. Makhluk hidup satu sel
membentuk vakuola yang berisi
b. Planaria sisa metabolisme, lalu
Organ ekskresi yang paling sederhana dapat ditemukan pada cacing pipih mengeluarkannya dari dalam
sel.
atau planaria. Organ tersebut bernama protonefridia, berupa jaringan pipa yang
bercabang-cabang di sepanjang tubuhnya. Jaringan pipa tersebut dinamakan
nefridiofor. Ujung dari cabang nefridiofor disebut sel api (flame cell). Disebut
demikian karena ujung sel tersebut terus bergerak menyerap dan menyaring Kata Kunci
sisa metabolisme pada sel-sel di sekitarnya. Kemudian, mengalirkannya melalui • Difusi
nefridiofor menuju pembuluh ekskretori (Gambar 8.9). • Nefostrom
• Nefridiofor
• Sel api
Sel api
Silia
Pori-pori
ekskretori
Pergerakan
Saluran
ekskretori Gambar 8.9
Sumber: Essentials of Biology, 1990 Sistem ekskresi pada planaria.
c. Cacing Tanah
Cacing tanah, moluska, dan beberapa hewan invertebrata lainnya
memiliki struktur ginjal sederhana yang disebut nefridia. Struktur tersebut
terdapat di setiap segmen tubuhnya. Dalam cairan tubuh cacing tanah yang
memenuhi rongga tubuhnya, terkandung sisa metabolisme maupun nutrien.
Cairan inilah yang disaring oleh ujung tabung berbentuk corong dengan
silia yang disebut nefrostom.
Dari nefrostom, hasil yang disaring tersebut kemudian dibawa melewati
tubulus sederhana yang juga diselaputi oleh kapiler-kapiler darah. Pada
tubulus ini, terjadi proses reabsorpsi bahan-bahan yang penting, seperti
garam-garam dan nutrien terlarut. Air dan zat-zat buangan dikumpulkan
Nefrostom
Cairan selom
Septum antara
segmen tubuh
Tubulus
Jaringan Nefridiofor di
kapiler darah dinding tubuh
Kantung
Gambar 8.10 kemih
Cacing tanah memiliki struktur
Urine
ginjal sederhana yang disebut
nefridia. Sumber: Essentials of Biology, 1990
d. Serangga
Alat ekskresi pada serangga, contohnya belalang adalah tubulus
Malpighi (Gambar 8.11). Badan Malpighi berbentuk buluh-buluh halus yang
Kata Kunci terikat pada ujung usus posterior belalang dan berwarna kekuningan.
• Mesorefros Zat-zat buangan diambil dari cairan tubuh (hemolimfa) oleh saluran
• Metarefros Malpighi di bagian ujung. Kemudian, cairan masuk ke bagian proksimal lalu
• Pronefros masuk ke usus belakang dan dikeluarkan bersama feses dalam bentuk kristal-
• Tubulus Malpighi
kristal asam urat (Hopson & Wessells, 1990: 598).
Usus tengah
Cairan selom
Mulut Usus
Tubulus belakang
Malpighi
Hemolimfa
Gambar 8.11
Badan Malpighi pada
belalang. Sumber: Essentials of Biology, 1990
b. Amphibia (Katak)
Tipe ginjal pada Amphibia adalah tipe ginjal opistonefros. Katak jantan Gambar 8.12
memiliki saluran ginjal dan saluran kelamin yang bersatu dan berakhir di
Sistem ekskresi pada (a) ikan
kloaka. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada katak betina. Ginjal pada air tawar dan (b) ikan air laut.
katak seperti halnya pada ikan, juga menjadi salah satu organ yang sangat Apa perbedaan ekskresi pada
berperan dalam pengaturan kadar air dalam tubuhnya. kedua ikan ini?
Kulit Amphibia yang tipis dapat menyebabkan Amphibia kekurangan
cairan jika terlalu lama berada di darat. Begitu pula jika katak berada terlalu
lama dalam air tawar. Air dengan sangat mudah masuk secara osmosis ke
dalam jaringan tubuh melalui kulitnya.
Kloaka
Glomerulus yang
tereduksi
Ginjal
Rektum
Gambar 8.14
Sistem ekskresi pada Reptilia, Kloaka Kandung kemih
menggunakan tipe ginjal
metanefros. Sumber: Biology, 1999
Hasil ekskresi pada Reptilia adalah asam urat. Asam urat ini tidak terlalu
toksik jika dibandingkan dengan amonia yang dihasilkan oleh Mammalia.
Asam urat dapat juga diekskresikan tanpa disertai air dalam volume yang
besar. Asam urat tersebut dapat diekskresikan dalam bentuk pasta berwarna
putih.
Beberapa jenis Reptilia juga menghasilkan amonia. Misalnya, pada buaya
dan kura-kura. Penyu yang hidup di lautan memiliki kelenjar ekskresi untuk
mengeluarkan garam yang dikandung dalam tubuhnya. Muara kelenjar ini
adalah di dekat mata. Hasil ekskresi yang dihasilkan berupa air yang
mengandung garam. Ketika penyu sedang bertelur, kita seringkali melihatnya
mengeluarkan semacam air mata. Namun, yang kita lihat sebenarnya adalah
hasil ekskresi garam. Ular, buaya, dan aligator tidak memiliki kandung kemih
sehingga asam urat yang dihasilkan ginjalnya keluar bersama feses melalui
kloaka.
Rangkuman
1. Sistem ekskresi berfungsi mengeluarkan sisa hasil tanah memiliki alat ekskresi berupa metanefridia.
metabolisme yang sudah tidak diperlukan tubuh. Adapun serangga memiliki alat ekskresi berupa
Jika tidak dikeluarkan, zat buangan tersebut dapat badan Malpighi.
meracuni tubuh. 5. Terdapat beberapa kelainan dan penyakit yang
2. Sistem ekskresi pada manusia terdiri atas organ terjadi pada sistem ekskresi manusia, antara lain
kulit, hati, paru-paru, dan ginjal. Kulit mengekskresi- sistitis, hematuria, glomerulonefritis, batu ginjal,
kan keringat. Hati mengekskresikan cairan empedu. gagal ginjal, dermatitis, prostatis, impetigo, dan
Paru-paru mengekskresikan CO2 dan air. Adapun penyakit kuning.
ginjal mengeksresikan urine. 6. Ikan memiliki ginjal sederhana yang disebut
3. Proses pembentukan urine melalui tiga tahap, yaitu opistonefros. Amphibia memiliki ginjal tipe
tahap filtrasi, reabsorsi, dan augmentasi. opistonefros. Pada Reptilia, Aves, dan Mammalia
4. Hewan satu sel mengekresikan zat sisa secara difusi memiliki perkembangan ginjal mulai dari pronefros,
dan pembentukan vakuola. Cacing pipih meng- mesonefros dan metanefros. Reptilia dan Aves
gunakan alat ekskresi berupa protonefridia. Cacing menghasilkan ekskret dalam bentuk asam urat.
pada
Manusia Hewan
antara lain
Hati Kulit Paru-paru Ginjal
Filtrasi
dilanjutkan
Reabsorpsi
dilanjutkan
Augmentasi
Kaji Diri
Apakah Anda telah memahami materi bab ini dengan Anda pahami, kemudian diskusikan dengan teman-teman atau
baik? Setelah mempelajari bab Sistem Ekskresi, Anda harus guru Biologi Anda.
dapat menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan Banyak manfaat yang dapat Anda peroleh setelah
proses serta penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi. mempelajari bab ini. Anda dapat memahami proses
Jika Anda belum mampu menjelaskan keterkaitan antara terbentuknya urine. Anda pun paham kenapa Anda berkeringat.
struktur, fungsi, dan proses serta penyakit yang dapat terjadi Hal yang cukup penting adalah Anda dapat menjaga kesehatan
pada sistem ekskresi, Anda belum menguasai materi Bab paru-paru, hati, kulit, dan ginjal.
Sistem Ekskresi dengan baik. Rumuskan materi yang belum
Hemolimfa
Soal Tantangan
1. Dewasa ini, banyak bermunculan produk-produk 2. Fungsi ginjal sebagai alat ekskresi sangat vital bagi
kosmetik berupa deodoran (penghilang bau tubuh. Untuk itu, jelaskan beberapa cara atau
keringat di ketiak). Bagaimana cara kerja deodoran kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang
tersebut sehingga dapat menghilangkan bau bertujuan untuk menjaga agar ginjal tetap sehat dan
keringat? Menurut Anda, adakah pengaruh produk dapat berfungsi secara normal sampai usia lanjut.
tersebut terhadap fungsi fisiologis kelenjar keringat
pada tubuh, khususnya di ketiak?