Anda di halaman 1dari 14

STRATEGI PEMBELAJARAN PENANAMAN SIKAP KETRAMPILAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Model dan Strategi pembelajaran PAI

Dosen Pengampu: Malikatus Sholihah,M.Pd

Disusun Oleh

Kelompok 7 :

1. Denuha Habibib Putra (192501002)


2. Fajriyatul Aini (192501071)
3. Sholihah (192501153)
4. Qoyyuma Nashuha (192501152)

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (IAINU)

TUBAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
hidayah untuk berfikir sehingga kita dapat melaksanakan tugas untuk pembuatan makalah
dalam upaya untuk memenuhi syarat dalam mata kuliah Model dan Strategi Pembelajaran
PAI.
Terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Model
dan Strategi Pembelajaran PAI yang telah membina dan menuntun kami untuk bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Semoga Allah SWT memberikan keberkahan dan makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi
teman sekalian dan kami mohon maaf apabila masih belum mencapai sempurna kami sangat
berharap atas kritik dan saran-sarannya yang sifatnya membangun.

Tuban, 28 Mei 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.................................................................................
B. Rumusan masalah............................................................................
C. Tujuan..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi penanaman sikap keteladanan............................................


B. Tujuan penanaman sikap keteladanan ............................................
C. Kelebihan dan kekurangan penanaman sikap keteladanan..............
D. Tahap-tahap penanaman sikap keteladanan.....................................
BAB III PENUTUP

Kesimpulan................................................................................................

DAFTAR RUJUKAN

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keteladanan merupakan faktor mutlak yang harus dimiliki oleh seorang pendidik.
Dalam penanaman sikap, keteladanan yang dibutuhkan oleh pendidikan adalah konsistensi
dalam menjalankan perintah agama dan menjauhi larangn-larangan-Nya, kepedulian terhadap
orang-orang yang tidak mampu, kegigihan dalam meraih prestasi baik secara individu
maupun sosial, ketahanan dalam menghadapi tantangan, rintangan, dan godaan, serta
kecepatan dalam bergerak dan reaktualisasi.

Selain itu, dibutuhkan pula kecerdasan pendidik dalam membaca, memanfaatkan,


dan mengembangkan peluang secara produktif dan kompetitif. Keteladanan pendidik sangat
penting demi efektivitas penanaman sikap. Tanpa keteladanan, penanaman sikap kehilangan
ruhnya yang paling esensial, hanya slogan, kamuflase, fatamorgana, dan kata-kata negatif
lainnya. Keteladanan memang mudah dikatakan, namun sulit untuk dilakukan. Sebab,
keteladan lahir melalui proses yang panjang, mulai dari pengayaan materi, perenungan,
penghayatan, pengamalan, ketahanan, hingga konsistensi dalam aktualisasi.

Dalam arus ini, pendidikan mengalami krisis keteladanan. Inilah yang menyebabkan
degradasi pengetahuan dan dekadensi moral menjadi akut di negeri ini. Ada beberapa sikap
dan perilaku pendidik yang tidak bisa menjadi contoh bagi peserta didik, mereka kehilangan
mentor yang bisa ‘digugu dan ditiru’.

Disinilah pentingnya pendidik di negeri ini merenungkan kembali peran dan fungsi
mereka bagi pembangunan sikap, perilaku dan pengetahuan bagi peserta didiknya. Sudah
waktunya mereka menjadi teladan dalam sikap dan perilaku, misalnya memberikan contoh
datang tepat waktu, berbicara yang sopan, menghargai pendapat orang lain, dan lain
sebagainya.

4
B. Rumusan Masalah
A. Bagaimanakah definisi penanaman sikap keteladanan?
B. Apa tujuan penanaman sikap keteladanan?
C. Apa saja kelebihan dan kekurangan penanaman sikap keteladanan?
D. Bagaimanakah tahap-tahap penanaman sikap disiplin?

C. Tujuan Masalah
A. Mengetahui definisi penanaman sikap keteladanan
B. Mengetahui tujuan penanaman sikap keteladanan
C. Mengetahui kelebihan dan kekurangan penanaman sikap keteladanan
D. Mengetahui tahap-tahap penanaman sikap keteladanan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Penanaman Sikap Keteladanan


Penanaman adalah proses (perbuatan atau cara) menanamkan. Artinya bagaimana usaha
seorang guru menanamkan nilai-nilai dalam hal ini adalah nilai-nilai pendidikan karakter
pada peserta didiknya yang dilandasi oleh pemahaman terhadap berbagai kondisi
pembelajaran yang berbeda-beda.
Sedangkan Keteladanan berasal dari kata dasar teladan yang berarti sesuatu yang patut ditiru
atau baik untuk dicontoh, baik itu perbuatan, sikap, sifat, ataupun perkataan.1
Keteladanan merupakan faktor mutlak yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Dalam
penanaman sikap, keteladanan yang dibutuhkan oleh pendidikan adalah konsistensi dalam
menjalankan perintah agama dan menjauhi larangn-larangan-Nya, kepedulian terhadap
orang-orang yang tidak mampu, kegigihan dalam meraih prestasi baik secara individu
maupun sosial, ketahanan dalam menghadapi tantangan, rintangan, dan godaan, serta
kecepatan dalam bergerak dan reaktualisasi.
Selain itu, dibutuhkan pula kecerdasan pendidik dalam membaca, memanfaatkan, dan
mengembangkan peluang secara produktif dan kompetitif. Keteladanan pendidik sangat
penting demi efektivitas penanaman sikap. Tanpa keteladanan, penanaman sikap kehilangan
ruhnya yang paling esensial, hanya slogan, kamuflase, fatamorgana, dan kata-kata negatif
lainnya. Keteladanan memang mudah dikatakan, namun sulit untuk dilakukan. Sebab,
keteladan lahir melalui proses yang panjang, mulai dari pengayaan materi, perenungan,
penghayatan, pengamalan, ketahanan, hingga konsistensi dalam aktualisasi.
Dalam arus ini, pendidikan mengalami krisis keteladanan. Inilah yang menyebabkan
degradasi pengetahuan dan dekadensi moral menjadi akut di negeri ini. Ada beberapa sikap
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, KBBI, Balai Pustaka : hlm, 129

6
dan perilaku pendidik yang tidak bisa menjadi contoh bagi peserta didik, mereka kehilangan
mentor yang bisa ‘digugu dan ditiru’.
Disinilah pentingnya pendidik di negeri ini merenungkan kembali peran dan fungsi mereka
bagi pembangunan sikap, perilaku dan pengetahuan bagi peserta didiknya. Sudah waktunya
mereka menjadi teladan dalam sikap dan perilaku, misalnya memberikan contoh datang tepat
waktu, berbicara yang sopan, menghargai pendapat orang lain, dan lain sebagainya.
Penanaman sikap keteladanan merupakan suatu usaha atau cara seseorang guru atau
lembaga dalam menanamkan nilai sikap keteladanan pada peserta didik dengan melalui
beberapa langkah guna keberhasilan proses penanaman sikap keteladanan.

Ada beberapa langkah yang dapat dikembangkan oleh sekolah dalam rangka
melakukan proses penaman sikap pada peserta didik, yaitu memasukan konsep sikap pada
setiap kegiatan pembelajaran dengan cara:
a. Menambahkan nilai kebaikan kepada anak (knowing the good)
b. Menggunakan cara yang dapat membuat anak memiliki alasan atau keinginan untuk
berbuat baik (desiring the good)
c. Mengembangkan sikap mencintai untuk berbuat baik (loving the good)
d. Membuat slogan yang mampu menumbuhkan kebiasaan baik dalam segala tingkah laku
masyarakat sekolah
e. Pemantauan secara kontinyu, dimana pemantauan secara kontinyu merupakan wujud dari
pelaksanaan penanaman sikap.2 Beberapa hal yang harus selalu dipantau diantaranya
adalah:
a. Kedisiplinan peserta didi saat masuk kelas/tempat belajar
b. Kebiasaan peserta didik saat makan di kantin
c. Kebiasaan peserta didik dalam berbicara
d. Kebiasaan peserta didik ketika di masjid, dll
e. Penilaian orangtua. Rumah merupakan tempat pertama sebenarnya yang dihadapi
anak.

2
M. Nipan Abdul Hakim, Anak Saleh Dambaan Keluarga, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2003), hal. 182.

7
B. Tujuan Penanaman Sikap (Keteladanan)
Penanaman sikap keteladanan bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk
karakter bangsa yaitu Pancasila, yaitu:
a. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang disiplin
b. Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila.
c. Mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada
bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.
d. Meningkatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan
perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana
nilai-nilai yang dikembangkan.
e. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang
dikembangkan oleh sekolah.
f. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan
tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

C. Kelebihan dan Kekurangan Penanaman Sikap Keteladanan


a. Kelebihan dan Kekurangan Metode Keteladanan
Metode keteladanan juga memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri, sebagaimana
lazimnya metode-metode lainnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh seorang praktisi
pendidikan Islam Armai Arif dalam bukunya Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan
Islam, secara sederhana berkaitan dengan penerapannya dalam proses pendidikan
kelebihan dan kekurangan metode keteladanan dapat dijelaskan yaitu sebagai berikut:
Kelebihan Metode Keteladanan
Sebagaimana metode-metode lainnya, tentunya metode keteladanan mempunyai
beberapa kelebihan tersendiri dibandingkan metode lainnya. Diantara kelebihan dari
metode keteladanan yaitu sebagai berikut:
a) Metode keteladanan akan memberikan kemudahan kepada pendidik dalam melakukan
evaluasi terhadap hasil dari proses belajar mengajar yang dijalankannya.

8
b) Metode keteladanan akan memudahkan peserta didik dalam mmempraktikkan dan
mengimplementasikan ilmu yang dipelajarinya selama proses pendidikan
berlangsung.
c) Bila keteladanan di lingkungan keluarga, lembaga pendidikan atau sekolah dan
masyarakat baik, maka akan tercipta situasi yang baik.
d) Metode keteladanan dapat menciptakan hubungan harmonis antara peserta didik
dengan pendidik.
e) Dengan metode keteladanan tujuan pendidikan yang ingin dicapai menjadi lebih
terarah dan tercapai dengan baik.
f) Dengan metode keteladanan pendidik secara tidak langsung dapat
mengimplementasikan ilmu yang diajarkannya.
g) Metode keteladanan juga mendorong pendidik untuk senantiasa berbuat baik karena
menyadari dirinya akan dicontoh oleh peserta didiknya.3

Dari kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan di atas dapat dikatakan bahwa


metode keteladanan memiliki peranan yang sangat signifikan dalam upaya mewujudkan
pendidikan Islam, dimana selain diajarkan secara teoritis peserta didik juga bisa melihat
secara langsung bagaimana praktik atau pengamalan dari pendidiknya yang kemudian
bisa dijadikan teladan atau contoh dalam berprilaku dan mengamalkan atau
mengaplikasikan materi pendidikan yang telah dia pelajari selama proses belajar
menganjar berlangsung.

b. Kekurangan Metode Keteladanan


Selain mempunyai kelebihan dan keunggulan dibandingkan dengan metode lainnya,
dalam penerapannya metode keteladanan juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan,
diantaranya yaitu sebagai berikut:

a) Jika dalam proses belajar mengajar figur yang diteladani dalam hal ini pendidik tidak
baik, maka peserta didik cenderung mengikuti hal-hal yang tidak baik tersebut pula.

3
Hasanah, A., 2009. Pendidikan Berbasis Karakter. Media Indonesia, edisi 14 Desember 2009, hlm., 203

9
b) Jika dalam proses belajar menganjar hanya memberikan teori tanpa diikuti dengan
implementasi maka tujuan pendidikan yang akan dicapai akan sulit terarahkan.4

Dari serangkaian kelebihan dan juga kekurangan yang telah dijelaskan di atas
dapat dikatakan bahwa, metode keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang
mempunyai pengaruh dan terbukti bisa dikatakan efektif dengan berbagai kelebihannya,
meskipun juga tidak terlepas dari kekurangan, dalam mempersiapkan dan membentuk
aspek moral, spiritual dan etos sosial anak. Hal ini karena pendidik adalah figur terbaik
dalam pandangan anak didik, yang tindak-tanduk dan sopan santunnya disadari atau
tidak, akan ditiru atau diteladani oleh peserta didiknya.

Jadi dari kelebihan dan kekurangan diatas dapat terlihat betapa sentralnya peranan
guru dalam hal ini merupakan sosok kunci yang akan memberikan teladan kepada peserta
didik, dan juga sosok yang akan dijadikan model atau teladan oleh peserta didik, jadi
dalam hal ini sukses atau tidaknya Metode keteladalan dalam suatu pembelajaran sangat
tergantung pada sosok guru yang diteladani.5

Oleh karena itu, keteladanan yang baik adalah salah satu metode yang bisa diterapkan
untuk merealisasikan tujuan pendidikan. Hal ini karena keteladanan memiliki peranan yang
sangat signifikan dalam upaya mencapai keberhasilan pendidikan, dan juga dapat
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap nilai-nilai pendidikan Islam terutama
pendidikan ibadah dan pendidikan akhlak.

D. Tahap-tahap Penanaman Sikap Keteladanan


Menurut Krathwohl dalam bukunya yang berjudul Taxonomi of Education Objectives
Handbook II. Efective Domain, proses pembentukan nilai pada anak dapat dikelompokan
dalam 5 (lima) tahap yakni:

1. Tahap receiving (menyimak) pada tahap ini seseorang secara aktif dan sensitif menerima
stimulus dan menghadapi fenomena-fenomena sedia menerima secara aktif dan selektif
dalam memilih fenomena pada tahap ini belum terbentuk melainkan baru menerima

4
Baharuddin, dkk., Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007),
5
Ibid, hlm., 136

10
adanya. Nilai-nilai yang berada di luar dirinya dan mencari nilai-nilai itu untuk di pilih
mana yang paling menarik.
2. Tahap responding (menanggapi) pada tahab ini seseorang sudah mulai bersedia menerima
dan menangapi secara aktif stimulus dalam bentuk respons yang nyata. Dalam tahap ini
ada tiga tingkatan. Yakni tahap compliance (manut) wilingness to respon sedia
menangapi dan satisfaction in response puas dalam menangapi nilai ,maka pada tahap ini
seseorang sudah mualai aktif menangapi nilai yang berkembang di luar dan meresponya.
3. Tahap valuing memberi nilai. Pada tahap ini seseorang sudah mampu menangkap
stimulus itu atas dasar nilai yang terkandung di dalamnya dan mulai mampu menyusun
persepsi tentang obyek, dalam hal ini terdiri dari tiga tahap yaitu percaya terhadap nilai
tersebut, memiliki ketertarikan batin untuk memperjuangkan nilai yang diterima dan di
yakini.
4. Tahap pengorganisasian nilai. Pada tahap ini seseorang telah mengatur sistem nilai yang
ia terima untuk di organisasikan dalam dirinya. Dengan menkonsepsikan nilai dengan
mengaplikasikan dalam kehidupanya.
5. Tahap karakterisasi nilai yang tahap ini di bagi menjadi dua yaitu tahap menerapkan
sistem nilai dan mempribadikan sistem nilai tersebut.

Tahapan tersebut lebih mengarah pada tahap-tahap pembentukan nilai yang lebih
ditentukan dari arah mana dan bagaimana seseorang menerima nilai-nilai dari luar kemudian
mengiternalisasi nilai tersebut dalam dirinya. Dari segi isi, agama terdiri dari seperangkat
ajaran yang merupakan perangkat nilai –nilai kehidupan yang harus jadi barometer

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penanaman adalah proses (perbuatan atau cara) menanamkan. Artinya bagaimana usaha
seorang guru menanamkan nilai-nilai dalam hal ini adalah nilai-nilai pendidikan karakter
pada peserta didiknya yang dilandasi oleh pemahaman terhadap berbagai kondisi
pembelajaran yang berbeda-beda.
Sedangkan Keteladanan berasal dari kata dasar teladan yang berarti sesuatu yang patut
ditiru atau baik untuk dicontoh, baik itu perbuatan, sikap, sifat, ataupun perkataan.
2. Tujuan penanaman sikap :
a. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang disiplin
b. Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila.
c. Mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada
bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.
d. Meningkatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan
perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas
sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.

12
e. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang
dikembangkan oleh sekolah.
f. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam
memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.
3. Kelebihan dan kekurangan pada metode keteladanan dapat terlihat betapa sentralnya
peranan guru dalam hal ini merupakan sosok kunci yang akan memberikan teladan
kepada peserta didik, dan juga sosok yang akan dijadikan model atau teladan oleh peserta
didik, jadi dalam hal ini sukses atau tidaknya Metode keteladalan dalam suatu
pembelajaran sangat tergantung pada sosok guru yang diteladani.

4. Tahap - tahap penanaman sikap keteladanan


1. Tahap receiving
2. Tahap responding
3. Tahap valuing memberi nilai.
4. Tahap pengorganisasian nilai.
5. Tahap karakterisasi nilai

13
DAFTAR RUJUKAN

Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya manusia (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002).

Djamarah, Saipul Bahri & Aswan Zam. 2010. Strategi Belajar Mengajar, edisi revisi, Jakarta :
Rineka Cipta.

Hasanah, A., 2009. Pendidikan Berbasis Karakter. Media Indonesia, edisi 14 Desember 2009.

14

Anda mungkin juga menyukai