SKRIPSI
SKRIPSI
Oleh:
Novia Yana Sulistyani
15.E1.0194
Pada Tanggal
28 Juli 2022
Mengesahkan
Ketua Program Studi Sarjana Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt atas rahmat dan
Minum Obat Penderita Diabetes Melitus Ditinjau Dari Health Locus Of Control”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik
tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan
1. Dr. Suparmi, M.Si selaku ketua Program Studi Sarjana Psikologi Universitas
2. Damasia Linggarjati Novi P., S.Psi., MA., selaku Dosen Pembimbing yang
3. Dr. A. Rachmad Djati Winarno, MS, selaku Dosen Wali kelas 03 angkatan
2015 yang telah memberikan bimbingan dan nasihat kepada penulis selama
Semarang.
Soegijapranata Semarang
Semarang
penulis selama penelitian dan terima kasih untuk para pasien Diabetes
penelitian.
7. Keluarga tercinta Bapak, Ibuk (almarhumah), Mas Yogie, Mbak Ismi, Azka,
Una terima kasih atas segala dukungan, doa, dan kasih sayangnya yang
8. Sahabat terbaik penulis Tisa, mas Iqbal terima kasih telah bersedia
menyelesaikan studi.
Deananda, Sonia, mbak Amyda, Affan yang selalu ada untuk penulis dan
menyelesaikan studi.
11. Teman-teman seperjuangan Mitha, Adrian, Luisa, Mesa terima kasih atas
13. Ibu-ibu tetangga yang telah memberikan semangat serta dukungan kepada
skripsi ini, Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun untuk perbaikan dan dapat memberikan wawasan yang
Penulis
DAFTAR ISI
JUDU
L i
HALAMAN PENGESAHAN iii
UCAPAN TERIMAKASIH iv
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
ABSTRAKSI viii
ABSTRACT ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Tujuan Penelitian 5
1.3. Manfaat Penelitian 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Kepatuhan Minum Obat 6
2.2. Health Locus of control 10
2.2.1. Definisi Health Locus of control 10
2.2.2. Dimensi Health Locus of control 11
2.3. Dinamika Hubungan Antara Health Locus of Control Dengan Kepatuhan
Minum Obat 12
2.4. Hipotesis 15
BAB 3 METODE PENELITIAN 16
3.1. Jenis Penelitian 16
3.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel 16
3.2.1. Kepatuhan minum obat 16
3.2.2. Health Locus of Control 17
3.3. Populasi dan Teknik Sampling 17
3.3.1. Populasi 17
3.3.2. Teknik Pengambilan Sampel 17
3.4. Alat Ukur 18
3.5. Validitas dan Reabilitas Alat Ukur 20
3.5.1. Validitas Alat Ukur 20
3.5.2. Realibilitas Alat Ukur 20
3.6. Metode Analisis Data 21
BAB 4 PELAKSANAAN PENELITIAN 22
4.1. Orientasi Kancah Penelitian 22
4.2. Persiapan Penelitian 22
4.2.1. Penyusunan Alat Ukur 23
4.2.2. Permohonan Izin 24
4.3. Pelaksanaan Penelitian 24
4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 25
4.4.1. Validitas dan Reliabilitas Skala Kepatuhan minum obat 25
4.4.2. Validitas dan Reliabilitas Skala Health Locus of Control 26
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 27
5.1. Hasil Penelitian 27
5.1.1. Uji Asumsi 27
5.1.2. Uji Hipotesis 28
5.2. Pembahasan 28
5.3. Keterbatasan Penelitian 30
BAB 6 PENUTUP 31
6.1. Kesimpulan 31
6.2. Saran 31
6.2.1. Bagi Masyarakat 31
6.2.2. Bagi Peneliti Selanjutnya 32
DAFTAR PUSTAKA 33
DAFTAR TABEL
9
DAFTAR LAMPIRAN
10
ABSTRAKSI
Kata Kunci : Health Locus of Control, kepatuhan minum obat, penderita diabetes
miletus.
11
ABSTRACT
This study aims to determine adherence to taking medication for patients with
diabetes mellitus in terms of health locus of control. The hypothesis proposed in
this study is that there is a positive relationship between health locus of control
medication adherence. The method used in this research is quantitative with a
measuring instrument in the form of a scale. The sampling technique used is
incidental sampling, with a total of 53 respondents as subjects. This research
uses Product Moment correlation analysis technique. Product Moment analysis
results obtained rxy = 0.293 with p of 0.034 (p <0.05). This shows that there is a
positive relationship between the relationship between Health Locus of Control
and adherence to medication in patients with diabetes mellitus. Thus, the
hypothesis in this study is accepted.
12
BAB 1
PENDAHULUAN
dengan sistem tubuh dan ditandai dengan adanya kadar gula yang berlebihan
yang disebabkan oleh suatu faktor, karena kurangnya sekresi insulin atau tidak
efektifnya insulin yang disekresi oleh pankreas (Livana, Keliat dan Putri, 2018).
mellitus mengalami efek secara fisik dan psikologis. Hal ini memengaruhi
Health Organization (WHO), terdapat 422 juta pasien diabetes mellitus di seluruh
dari 1,1% menjadi 2,1% pada 2019 menurut survei Riset Kesehatan Daerah
13,6% penderita DM pada tahun 2013, 14,96% pada tahun 2014, dan semakin
mellitus sebagai kasus penyakit tidak menular (PTM) tertinggi kedua setelah
biaya pengobatan dan rawat inap. Komplikasi yang dapat ditimbulkan pada
peranan penting dalam keberhasilan pengobatan agar kadar glukosa darah tetap
Penelitian ini memahami pentingnya minum obat dengan benar dan teratur bagi
pasien yang memahami penyakitnya untuk mengontrol kadar gula darahnya dan
minum obat anti diabetes mempengaruhi kadar glikemik pada pasien (Jasmine,
berobat, banyak pasien diabetes mellitus sudah diobati dengan berbagai jenis
3
agen hipoglikemik, baik insulin oral maupun suntik, agar gula darah pasien DM
pengobatan yang terbaik untuk mengontrol kadar glukosa darah mereka, baik
melalui pengobatan secara teratur, diet sesuai dengan anjuran dokter, atau
olahraga secara teratur, tetapi masih banyak dari mereka yang terkadang jenuh
untuk melakukan itu semua. Situasi ini dapat menjadi akibat dari kurangnya
literasi yang tidak tepat yang menyebabkan perawatan diri yang gagal. Alasan
yang diberikan termasuk fakta bahwa pasien tidak dapat menemukan motivasi
untuk tetap bisa menjalani hidup yang harus mengonsumsi obat diabetes setiap
harinya.
(Poursharif & Bababour, 2011). Menurut (Horne, Weinman, Barber, & Elliott,
menjelaskan melalui temuannya, dengan 18,2% dari total 110 responden sangat
perilaku kepatuhan dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti memori dan locus
of control.
bahwa adanya hubungan yang signifikan antara health locus of control dengan
penelitian yang memiliki health locus of control tinggi memiliki kepatuhan yang
tinggi. Sedangkan sebagian besar (86.4%) subjek penelitian yang health locus of
(2011) ditemukan bahwa individu dengan powerful others health locus of control
dapat memiliki korelasi yang positif dengan kepatuhan minum obat. Pasien
faktor yang dapat mempengaruhi locus of control dan kepatuhan terapi pasien
yang dirujuk ke Pusat Penelitian Diabetes Yazd Iran. Hasil penelitian ini
control dengan kepatuhan terapi serta hubungan negatif antara chance health
locus of control dengan kepatuhan terapi. Artinya subjek yang memiliki internal
health locus of control cenderung lebih patuh untuk melakukan terapi diabetes
Locus of control berasal dari teori pembelajaran sosial Rotter. Hal ini
kesehatan mereka saat ini ditentukan oleh perilaku mereka sendiri (internal) atau
kekuatan eksternal. Individu dengan internal health locus control percaya bahwa
apa yang terjadi pada kesehatan mereka adalah hasil dari tindakan mereka.
Hal ini sesuai dengan penelitian Omeje dan Nebo (2011) yang
oleh kekuatan di luar individu, seperti tim medis yang mengelola kesehatannya
dalam health locus of control di Indonesia masih kurang dan berdasarkan hasil
wawancara pasien yang peneliti lakukan juga ditemukan adanya health locus of
ada hubungan antara kepatuhan minum obat pasien diabetes melitus ditinjau dari
yang berkaitan dengan tingkat kepatuhan minum obat penderita diabetes melitus
kepatuhan minum obat dan health locus of control pada penderita penyakit
diabetes melitus.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
pengobatan yang dianjurkan oleh dokter (Firdiawan, 2020). Pandangan lain dari
medis atau sumber informasi lainnya. Definisi kepatuhan minum obat atau
Sawkin, Chase, dan Darby (2015) adalah kemampuan individu untuk beradaptasi
perilaku pasien, seperti minum obat, melakukan diet sesuai dengan anjuran
dokter atau perubahan gaya hidup lainnya serta konsultasi kesehatan lainnya.
Sedangkan pasien yang tidak setuju dengan perubahan perilaku dan pengobatan
yang direkomendasikan oleh dokter disebut non compliant atau tidak patuh
minum obat adalah sejauh mana upaya dan perilaku seorang individu
8
regimen obat yang diberikan oleh tenaga medis profesional untuk menunjang
kesembuhannya.
dari:
Minum obat resep secara teratur sesuai aturan pemakaian obat. Tidak
dengan dokter.
dilakukan dengan menggunakan strip tes urine dan darah. Tujuan dari
tes urine adalah untuk mendeteksi adanya glukosa atau kadar gula
9
rasa pada tungkai kakinya. Ini sangat berbahaya apabila terjadi infeksi
a. Aspek yang tidak diinginkan, yaitu perilaku individu yang terjadi tanpa
disadari selama pengobatan. Aspek ini terjadi di luar kendali pasien. Contoh
perilaku dari aspek ini adalah pasien lupa minum obat yang diberikan atau
aturan yang diberikan oleh spesialis kesehatan. Aspek ini terjadi pada pasien
di bawah kendalinya. Contoh perilaku dalam aspek ini adalah pasien lelah
minum obat terus menerus kemudian secara sadar mengurangi dosis atau
oleh Morisky yaitu aspek yang tidak diinginkan dan aspek kesengajaan.
a) Pahami petunjuknya
Menurut penelitian Ley dan Spelman (Niven, 2013), 60% orang yang
digunakan.
b) Kualitas interaksi
cara mendidik anak tentang pola hidup sehat. Keluarga juga dapat
yang sakit.
individu pengontrol tentang apa yang terjadi pada dirinya. Locus of control juga
individu tentang sejauh mana kontrol individu dapat dilakukan atas lingkungan
(Marton, 2021). Health locus control juga didefinisikan sebagai sejauh mana
cenderung menjalani hidup sehat dan memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi
adalah yang terpenting dan hanya dia yang bertanggung jawab untuk itu.
sakit, orang dengan tipe ini cenderung berpikir sudah waktunya untuk sakit.
Individu cenderung bergantung pada orang lain ketika mereka sakit. Dengan
faktor yang memegang kontrol atas kesehatannya. Skala IPC (Internal, Powerful
1. Internal
2. Powerful Others
bahwa sehat atau tidaknya dirinya disebabkan oleh orang lain (eksternal).
Individu dengan tipe ini cenderung bergantung pada orang lain, dan
apabila ia jatuh sakit akan menyalahkan orang lain atas penyakit yang ia
3. Chance
untuk sakit.
tiga aspek: Internal Health Locus of control (IHLC), Chance Health Locus of
proses medis. Jika pasien melakukan upaya yang diusulkan oleh seorang
diabetes melitus adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan yang perlu
risiko komplikasi. Salah satu pengobatan yang efektif untuk pasien diabetes
pada pasien diabetes melitus adalah dosis harian yang membantu mengontrol
kadar insulin darah pada pasien diabetes melitus dan ditentukan oleh tingkat
faktor, salah satunya adalah keyakinan, sikap, dan kepribadian pasien mengenai
individu tentang siapa yang mengelola kesehatan seseorang juga disebut konsep
Health Locus of Control, yaitu Internal Health Locus of Control (IHLC), Powerful
Locus of Control (PHLC), dan Chance Health Locus of Control (CHLC) (Bąk-
Sosnowskaetal., 2022).
yang percaya bahwa kesehatannya tergantung pada dirinya sendiri. Individu juga
Oleh karena itu, upaya penyembuhan harus berdasarkan keinginan individu itu
adalah powerful others health locus of control (PHLC). Powerful others health
bergantung pada orang lain, anggota keluarga, tim medis, atau kepentingan
pribadi lainnya. Individu merasa terlibat penuh dalam proses penyembuhan dan
lain cenderung lupa minum obat. Ini terjadi ketika subjek hilang atau karakter
yang diyakini subjek tidak ada hubungannya dengan subjek. Subjek merasa
bahwa karakter lebih tertarik pada proses penyembuhan. Orang yang berpikiran
powerful others health locus of control lebih mungkin untuk berhenti minum obat
16
jika mereka tidak memiliki teman dekat. Kondisi ini merupakan akibat dari
kesehatan seseorang didominasi oleh sesuatu yang tidak spesifik, seperti nasib,
keberuntungan, atau kesempatan. Subjek dalam uji coba terkontrol secara acak
gagal jika nasib untuk menyembuhkan penyakit belum tiba. Subjek cenderung
diabetes melitus dengan internal health locus control (IHLC) cenderung memiliki
tingkat kepatuhan yang tinggi saat minum obat. Ini karena kesehatan mereka
adalah tanggung jawab mereka sendiri karena kontrol diambil dari dalam subjek.
Di sisi lain, pasien diabetes melitus dengan powerful others health locus of
control (PHLC) dan chance health locus control (CHLC) lebih rentan terhadap
kontrol subjek yang sedikit untuk berpartisipasi aktif dalam upaya penyembuhan.
Subjek dengan powerful others health locus control (PHLC) dan chance health
locus control (CHLC) cenderung memiliki motivasi yang datang dari luar subjek
2.4. Hipotesis
Health Locus of Control dengan kepatuhan minum obat. Semakin tinggi Health
Locus of control pada penderita diabetes melitus maka semakin tinggi pula
kepatuhan minum obat pada penderita diabetes melitus begitu juga sebaliknya,
Semakin rendah Health Locus of Control pada penderita diabetes melitus maka
semakin rendah pula kepatuhan minum obat pada penderita diabetes melitus.
18
BAB 3
METODE PENELITIAN
yang signifikan antar kelompok atau variabel yang diteliti (Azwar, 2014).
dan dapat diamati.” Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam
rekomendasi mengenai dosis dan obat yang diberikan oleh profesional medis
Semakin tinggi skor yang dicapai, semakin tinggi kepatuhan minum obat,
semakin rendah skor yang dicapai, dan semakin rendah kepatuhan minum obat.
19
tentang kesehatannya sendiri. Kendali ini bisa datang dari dirinya sendiri sebagai
akibat dari perbuatannya sendiri, atau dari kendali di luar kendalinya. Health
Locus Control (HLOC) memiliki tiga aspek : Internal Health Locus of Control
(IHLC), Powerful Locus of Control (PHLC), dan Chance Health Locus of Control
(CHLC).
Semakin tinggi skor yang dicapai, semakin tinggi pula Health Locus of
control, semakin rendah skor yang dicapai, dan semakin rendah Health Locus of
control.
3.3.1. Populasi
oleh hasil penelitian” (Azwar, 2014). Populasi bukan hanya jumlah subjek yang
incidental sampling. Teknik ini digunakan pada saat sampel diambil secara
kebetulan. Siapa yang bertemu peneliti pada saat itu secara kebetulan/incidental
dan cocok dengan sumber data, maka dapat digunakan sebagai sampel
(Sugiyono, 2017)
20
menjadi dua, yaitu data primer yang diperoleh langsung dari subjek dengan
menggunakan alat ukur. Lalu data sekunder yaitu data yang diperoleh lewat
pihak lain, tidak diperoleh langsung dari subjek (Azwar, 2014). Tujuan dari
metode penelitian ini adalah untuk mengungkapkan fakta dari variable yang
diteliti. Ada beberapa macam skala pengukuran yang dapat digunakan untuk
penelitian, administrasi, pendidikan, dan sosial antara lain skala likert, skala
Metode dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala ini digunakan
terdiri dari dua macam, yaitu favourable (mendukung atau memihak pada objek
Skala dibuat dalam bentuk skala Likert untuk health locus of control dengan
STS (sangat tidak setuju). Pada skala health locus of control terdapat dua bentuk
Skala kepatuhan minum obat dibuat dengan bentuk skala dikotomi dengan
21
respon Ya dan Tidak. Pada item yang favorable jawaban Ya bernilai 1, dan
Skala ini terdiri dari 8 item. Berikut ini adalah blue-print skala kepatuhan :
Skala MMAS-8 berjumlah 8 item yang terdiri dari 1 item skala likert dan 7
item skala dikotomi. Skala MMAS-8 memiliki 7 aitem unfavourable dan 1 item
untuk jawaban “tidak” dan 0 untuk jawaban “ya”. Sementara untuk item 1
diberikan skor 1 untuk jawaban “ya” dan 0 untuk jawaban “tidak”. Item 8 yang
merupakan skala likert diberikan skor 1 untuk jawaban “tidak pernah”, skor 0,75
untuk jawaban “sesekali”, skor 0,5 untuk jawaban “kadang-kadang”, skor 0,25
untuk jawaban “biasanya”, dan skor 0 untuk jawaban “selalu”. Skor total
dengan total skor 0-5, kategori kepatuhan sedang dengan skor 6- 7,9 , dan
bidang kesehatan dan pencegahan penyakit. Item pada skala ini mencakup item
yang menguntungkan dan tidak menguntungkan. Skala ini terdiri dari 32 item, 16
item positif dan 16 item merugikan. Di bawah ini adalah blue print untuk skala
Jumlah 9 9 18
Validitas merupakan hasil perhitungan derajat alat ukur tentang apa yang
harus diukur (Jogiyanto, 2017). Pada penelitian ini, supaya skala yang digunakan
valid, maka skala aka diuji validitasnya, dengan menggunakan teknik korelasi
Product Moment.
Alpha, dengan membagi item menjadi dua atau tiga bagian sehingga setiap
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data korelasi
adalah untuk menguji hubungan antara kedua variabel yaitu hipotesis tentang
BAB 4
PELAKSANAAN PENELITIAN
untuk melakukan penelitian ini. Menurut data dari UPTD Puskesmas Kendal
yang mengikuti Prolanis kebanyakan para lansia. Tujuan utama dari Prolanis
kualitas hidup yang optimal dan ada pemeriksaan spesifik untuk pasien
sampel yang secara kebetulan/incidental dan cocok dengan siapa saja yang
sampai 70 tahun. Data survei yang digunakan dalam penelitian ini adalah
25
eksperimen bekas di mana peneliti mengumpulkan data hanya satu kali yaitu
uji validitas, uji reliabilitas asumsi, dan analisis data menggunakan program
SPSS V.21. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan
obat dan skala health locus of control. Setiap skala ditempatkan berdasarkan
aspek dari kedua variabel tersebut. Model skala ini menggunakan skala
Likert untuk mendorong responden memilih salah satu dari empat pilihan
2008. Dengan kata lain adalah MMAS-8 dengan keandalan tinggi 0,83
bawah ini :
untuk jawaban “tidak” dan 0 untuk jawaban “ya”. Sementara untuk item 1
26
diberikan skor 1 untuk jawaban “ya” dan 0 untuk jawaban “tidak”. Item 8
pernah”, skor 0,75 untuk jawaban “sesekali”, skor 0,5 untuk jawaban
dengan skor 8.
Health Locus of Control yang terdiri dari “Internal Health Locus of control
Item
No Aspek Total
Favourable Unfavourable
1 Internal Health Locus of 1,3,5 2,4,6 6
control (IHLC)
2. Chance Health Locus of 7,9,11 8,10,12 4
control (CHLC)
3. Powerful others Health 13,15,17 14,16,18 4
Locus of control (PHLC)
Total 7 7 14
Peneliti mengumpulkan data selama lima hari dari Senin, 27 Juni 2022
hingga Senin, 4 Juli 2022. Subyek yang diikutsertakan dalam penelitian ini
kepada pasien yang telah didiagnosis penyakit diabetes melitus. Kuesioner yang
telah diisi oleh para pasien diabetes melitus di Puskesmas Kendal I masih belum
sekitar wilayah Puskesmas Kendal I atas izin dari petugas Puskesmas Kendal I,
waktu peneliti itu terbatas, maka menggunakan metode lain untuk memperoleh
data yang dibutuhkan. Try out terpakai adalah metode pengumpulan data satu
kali yang juga digunakan untuk uji statistik seperti reliabilitas, validitas, pengujian
28
hipotesis, dan analisis data. Pengambilan data menggunakan metode try out
terpakai.
metode Product Moment dengan teknik part whole. Hasil uji validitas pada skala
Kepatuhan minum obat menunjukan terdapat 7 item yang valid dan 1 item yang
ada yang valid dan ada yang gugur, dan empat item yang gugur adalah item
nomor 9,10,15,16 Item yang dibuang disisihkan dan item yang valid dikumpulkan
korelasi berkisar antara 0,296 hingga 0,655, dengan 4 item hilang dari total 18
29
item. Hasil uji reliabilitas pada skala Health Locus of Control menunjukkan faktor
Item
No Aspek Total
Favourable Unfavourable
1 Internal Health Locus of 1,3,5 2,4,6 6
control (IHLC)
2. Chance Health Locus of 7,9*,11 8,10*,12 4
control (CHLC)
3. Powerful others Health 13,15*,17 14,16*,18 4
Locus of control (PHLC)
Total 7 7 14
Keterangan:
ada yang valid dan ada yang gugur, dan empat item yang gugur adalah item
nomor 9,10,15,16. Item yang dibuang disisihkan dan item yang valid dikumpulkan
BAB 5
hipotesis. Uji asumsi ini dilakukan untuk mengetahui sebaran item normal atau
tidak normal sehingga dapat mengetahui apakah ada hubungan antara variabel
tergantung dan variabel bebas pada penelitian. Uji asumsi terdiri atas dua jenis
1. Uji Normalitas
2. Uji Linearitas
Untuk skala Kepatuhan Minum Obat dan skala Health Locus Of Control
distribusi persebaran data bersifat tidak normal, maka dari itu tidak perlu
health locus of control dan kepatuhan minum obat. Pengujian hipotesis dilakukan
Peneliti menggunakan metode korelasi Spearman's rho karena dua variabel yang
bersifat tidak normal. Hasil tersebut mencapai tingkat signifikansi 0,034 (p <
0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara health
locus of control dengan kepatuhan minum obat. Semakin tinggi health locus
control maka kepatuhan minum obat semakin tinggi dan begitu sebaliknya.
Semakin rendah health locus control pada penderita diabetes melitus maka
semakin rendah pula kepatuhan minum obat pada penderita diabetes melitus.
Hasil koefisien korelasi rho = 0,293. Menurut Sugiyono (Muizu, Evita, &
rendah. Jika koefisien korelasi antara 0,100 dan 0,299, maka ada kategori tingkat
Berdasarkan hasil analisis data, kita dapat menerima hipotesis yang diajukan
oleh peneliti.
5.2. Pembahasan
0,293 maka hasil hipotesis yang diajukan peneliti diterima. Artinya, terdapat
hubungan positif antara health locus of control dengan kepatuhan minum obat,
yaitu signifikan 0,034, p<0,05 untuk kategori penting. Hal ini menunjukkan bahwa
diabetes melitus, pasien dengan health locus of control yang tinggi juga memiliki
kepatuhan minum obat yang tinggi dan pasien dengan health locus of control
Berdasarkan atas data yang valid untuk skala kepatuhan minum kategori
kategori tinggi tidak ada. Berdasarkan data yang valid untuk skala health locus of
control kategori rendah tidak ada, kategori sedang ada 42 subjek (79,24%),
kategori tinggi ada 11 subjek (20,76%). Adapun sumbangan efektif (SE) health
locus of control terhadap kepatuhan minum obat pada penderita diabetes melitus
sebesar 8,58%.
teknik korelasi Spearman’s rho adalah data tidak dapat digeneralisasikan dan
Temuan ini konsisten dengan hasil temuan sebelumnya oleh Taher et al.
kepatuhan pengobatan yang baik. Ada penelitian lain yang setuju dengan temuan
di atas. Artinya, sebuah studi oleh Omeje & Nebo (2019) menemukan bahwa
individu yang berpikiran internal lebih patuh terhadap pengobatan individu yang
berorientasi eksternal.
positif yang signifikan antara powerful others health locus of control dengan
kepatuhan minum obat pada pasien diabetes melitus. Hal ini memiliki arti bahwa
33
seseorang dengan powerful others health locus of control yang tinggi, memiliki
memiliki hubungan positif dengan kepatuhan dapat dipengaruhi oleh regional dan
Hal yang sama terjadi dalam penelitian ini ditemukan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara powerful others health locus of control
dengan kepatuhan minum obat pada pasien diabetes melitus. Salah seorang
responden mengatakan bahwa keluarga seperti suami dan cucu menjadi tokoh
utama dalam membuat dirinya selalu ingat untuk meminum obat dan menjaga
terbiasa untuk hidup bersama dan berkelompok. Hal ini membuat dukungan dari
orang terdekat atau kelompok dapat memberikan pengaruh yang cukup besar
kepada individu sehingga hasil penelitian ini terbatas pada wilayah tertentu.
setiap bulannya, karena waktu peneliti sangat terbatas maka dari itu peneliti
chance locus of control (CHLC) dan powerful others health locus of control
mempengaruhi kepatuhan.
35
BAB 6
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada pasien diabetes melitus di UPTD
Control dengan kepatuhan minum obat pada penderita diabetes melitus. Pasien
yang mempunyai Health Locus of Control yang tinggi, maka akan mempunyai
kepatuhan minum obat yang tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hipotesis yang diajukan peneliti diterima. Adapun sumbangan efektif (SE) health
locus of control terhadap kepatuhan minum obat pada penderita diabetes melitus
sebesar 8,58%.
6.2. Saran
6.2.1.Bagi Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Abredari, H., Bolourchifard, F., Rassouli, M., Nasiri, N., Taher, M., & Abedi, A.
(2015). Health locus of control and self-care behaviors in diabetic foot
patients. Medical Journal of the Islamic Republic of Iran, 29, 283.
http://journal.jptranstech.or.id/index.php/ACHNR/article/view/49
Dinkes Jateng. 2018. Profil kesehatan provinsi jawa tengah tahun 2017. Dinkes
Jateng. Semarang
https://dinkesjatengprov.go.id
Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., & Posey, L.
M. (2014). Pharmacotherapy: a pathophysiologic approach, ed. McGraw-Hill
Medical, New York. https://accesspharmacy.mhmedical.com/book.aspx?
bookID=1861
Ganjoo, M., Farhadi, A., Baghbani, R., Daneshi, S., & Nemati, R. (2021).
Association between health locus of control and perceived stress in college
student during the COVID-19 outbreak: a cross-sectional study in Iran. BMC
Psychiatry, 21(1), 1–9. https://doi.org/10.1186/s12888-021-03543-1
Gerland, H. M. E., & Prell, T. (2021). Association Between the Health Locus of
Control and Medication Adherence: An Observational, Cross-Sectional
Study in Primary Care. Frontiers in Medicine, 8(August), 1–9.
https://doi.org/10.3389/fmed.2021.705202
Horne, R., Weinman, J., Barber, N., Elliott, R., Morgan, M., Cribb, A., & Kellar, I.
37
Huang, Y. M., Pecanac, K. E., & Shiyanbola, O. O. (2020). “Why Am I Not Taking
Medications?” Barriers and Facilitators of Diabetes Medication Adherence
Across Different Health Literacy Levels. Qualitative Health Research,
30(14), 2331–2342.
https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1049732320945296
Hussain, A., Bhowmik, B., & do Vale Moreira, N. C. (2020). COVID-19 and
diabetes: Knowledge in progress. Diabetes Research and Clinical Practice,
162, 108142. https://www.researchgate.net/publication/340545987_COVID-
19_and_diabetes_Knowledge_in_progress
Iskandarsyah, A., de Klerk, C., Suardi, D. R., Soemitro, M. P., Sadarjoen, S. S., &
Passchier, J. (2014). Psychosocial and cultural reasons for delay in seeking
help and nonadherence to treatment in Indonesian women with breast
cancer: a qualitative study. Health Psychology, 33(3), 214.
https://scholar.google.com/citations?user=mVB0zmMAAAAJ&hl=en
Marton, G., Pizzoli, S. F. M., Vergani, L., Mazzocco, K., Monzani, D., Bailo, L.,
Pancani, L., & Pravettoni, G. (2021). Patients’ health locus of control and
preferences about the role that they want to play in the medical decision-
making process. Psychology, Health and Medicine, 26(2), 260–266.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32323553/
Muizu, W. O., Evita, S. N., & Suherman, D. (2016). Disiplin Kerja dan
Pengaruhnya terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Wa Ode Zusnita
Muizu, Siti Noni Evita & Dindin Suherman). Pekbis Jurnal, 8, 172–182.
https://pekbis.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPEB/article/view/3633
Niven, N., 2013, Psikologi Kesehatan, Edisi 2, 192-198, Penerbit EGC, Jakarta.
Diterjemahkan oleh Agung Waluyo.
Omeje, O., & Nebo, C. (2011). The influence of locus control on adherence to
treatment regimen among hypertensive patients. Patient Preference and
Adherence, 5, 141.
https://www.researchgate.net/publication/51127530_The_influence_of_locus
_control_on_adherence_to_treatment_regimen_among_hypertensive_patie
nts
Poursharifi, H., & Babapour, J. (2011). Memory, health locus of control and
adherence in type II diabetic patients in Iran-Tabriz. Procedia-Social and
Behavioral Sciences, 30, 2621–2624.
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042811023408
%20Dwi Hubungan%20Health%20Locus%20of%20Control%20dengan
%20Kepatuh.pdf?isAllowed=y&sequence=1
Sawkin, M. T., Deppe, S. J., Thelen, J., Stoner, S. C., Dietz, C. A., & Rasu, R. S.
(2015). Health Literacy and Medication Adherence Among Patients Treated
in a Free Health Clinic : A Pilot Study. Health Services Research and
Managerial Epidemiology, 2(333392815589094).
https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/2333392815589094
Srikartika, V. M., Cahya, A. D., & Hardiati, R. S. W. (2016). Analisis faktor yang
memengaruhi kepatuhan penggunaan obat pasien diabetes melitus tipe 2.
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of
Management and Pharmacy Practice), 6(3), 205–212.
https://jurnal.ugm.ac.id/jmpf/article/view/29409
Wallston, K. A., Strudler Wallston, B., & DeVellis, R. (1978). Development of the
multidimensional health locus of control (MHLC) scales. Health Education
Monographs, 6(1), 160–170.
https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/109019817800600107
40
Wibowo, M. I. N. A., Fitri, F. M., Yasin, N. M., Kristina, S. A., & Prabandari, Y. S.
(2021). Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Beberapa Puskesmas Kabupaten Banyumas. Jurnal Kefarmasian
Indonesia, 11(2), 98–108.
https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/jki/article/view/3635
LAMPIRAN
42
Lampiran A.
SKALA PENELITIAN
KUESIONER
Isilah kolom dibawah ini dengan tanda checklist (√) sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Setiap
pertanyaan dijawab dengan satu jawaban yang menurut anda paling sesuai,
dengan penjelasan sebagai berikut :
Kuisioner kepatuhan minum obat di tanyakan kepada keluarga
dalam kurun waktu 1 tahun kebelakang, peneliti bertanya kepada pihak
keluarga riwayat minum obat dalam 1 tahun terakir.
NO PERTANYAAN JAWAB SEKO SEK
AN R OR
PASI
EN
1 Apakah bapak/ibu/saudara minum Ya 1
obat secara teratur? Tidak 0
2 Apakah bapak/ibu/saudara Ya 0
terkadang Tidak 1
lupa minum obat?
3 Seseorang kadang–kadang lupa Ya 0
minum obat, coba ingat apakah 2
minggu terakir apakah bapak / ibu / Tidak 1
saudara tidak minum obat?
4 Apakah anda pernah mengurangi Ya 0
atau berhenti minum obat tanpa
Tidak 1
memberitahu dokter?
5 Jika anda sedang berpergian jauh Ya 0
dengan cukup lama apakah anda
Tidak 1
pernah lupa membawa obat yang
harus anda minum?
6 Jika anda merasa sudah baikan, dan Ya 0
gejala penyakit anda berkurang
Tidak 1
apakah anda pernah berhenti untuk
minumobat
7 Minum obat setiap hari merupakan Ya 0
hal yang tidak nyaman bagi sebagian
orang, apakah anda merasa Tidak 1
terganggu dengan rencana
pengobatan yang anda dapatkan
8 Apakah anda kesulitan untuk Tidakper 1
mengingat semua obat yang harus nah
anda minum Sesekali 0,75
45
N Pernyataan ST T S S
O S S S
1 Jika saya sakit saya sendiri yang menentukan
seberapa cepat saya akan sembuh lagi
2 Tidak peduli apa yang saya lakukan jika saya
sakit, saya akan sakit.
3 Memiliki kontak teratur dengan dokter adalah cara
terbaik bagi saya untuk menghindari penyakit.
4 Hal-hal yang mengganggu kesehatan saya
terajadi karena ketidaksengajaan.
5 Hal-hal yang saya lakukan ketika kondisi saya
Lampiran B.
DATA UJI COBA
B-1 UJI COBA MINUM OBAT
B-2 UJI COBA HEALTH LOCUS OF CONTROL
50
Subjek y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8
1 1 0 1 1 1 1 0 1
2 0 0 1 1 0 1 0 0,75
3 0 0 0 0 0 0 0 0,25
4 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 0 1 1 1 1 0 0,75
6 0 0 0 0 0 0 0 0,25
7 1 0 1 1 0 0 1 0,75
8 1 0 0 1 0 0 1 0,25
9 1 0 1 1 0 0 1 0,75
10 0 0 1 0 1 0 1 0,25
11 1 1 1 1 1 1 1 0,75
12 0 1 0 0 0 1 0 0,75
13 1 0 1 0 0 1 0 0,75
14 1 1 1 1 0 0 0 0,5
15 1 0 0 1 1 1 0 0,75
16 1 0 1 1 1 1 1 1
17 1 0 0 1 0 1 1 1
18 0 1 1 0 0 1 1 0,25
19 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1
21 1 1 1 1 0 1 0 0,75
22 1 0 0 0 0 0 0 0,75
23 1 0 1 1 1 1 1 0,75
24 0 0 0 0 0 0 0 0,25
25 1 0 0 0 1 1 1 0,75
51
26 1 0 1 0 0 0 1 0,5
27 0 0 0 0 0 0 0 0,25
28 1 1 1 0 0 0 0 0,75
29 1 1 1 0 0 0 1 0,5
30 1 1 0 0 0 0 0 0,5
31 1 1 1 0 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1 1 0 1
33 1 0 1 0 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1
35 1 1 0 0 0 1 1 1
36 1 1 1 1 1 0 0 0,75
37 1 0 0 1 1 1 0 0,5
38 1 0 1 1 0 1 0 1
39 1 1 0 1 1 1 1 0,5
40 1 1 0 1 0 1 1 1
41 1 1 0 1 1 1 1 0,75
42 1 1 1 1 1 1 1 0,75
43 1 1 1 1 1 1 1 0,75
44 1 1 1 1 1 1 1 0,5
45 1 0 1 1 1 1 1 0,25
46 1 1 1 1 1 1 1 0,5
47 1 1 0 1 1 1 1 0,75
48 1 0 0 1 0 0 0 0,25
49 1 1 0 0 1 0 0 0,5
50 1 1 0 1 1 1 1 0,25
51 1 1 0 0 1 1 0 0,5
52 1 1 0 0 0 0 0 0,75
53 1 1 0 0 0 0 1 0,25
52
Subje x1 x1 x1 x1
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x11 x13 x15 x17 x18
k 0 2 4 6
1 2 3 3 3 4 2 4 4 2 3 2 2 2 2 3 2 3 4
2 2 3 4 2 3 3 4 4 2 4 1 1 2 2 3 1 3 4
3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 4 1 2 1 3 2 1 3 4
4 1 3 3 3 4 3 3 3 2 4 2 2 2 2 4 3 3 4
5 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 2 1 1 4 2 2 4 2
6 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4 3
7 3 3 3 4 4 3 3 4 1 3 2 2 1 4 1 2 3 3
8 2 3 3 4 3 3 4 3 2 4 1 2 2 2 3 1 4 4
9 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 1 1 3 2 4 4 4
10 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 4 2 3 4 3
11 3 4 3 4 4 4 4 4 1 3 1 2 1 3 1 2 4 3
12 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 1 1 1 4 1 2 4 4
13 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 1 2 1 3 1 2 4 3
14 2 3 4 4 3 3 4 3 1 3 2 1 2 3 3 2 4 3
15 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 2 3 2 3 4 3
16 2 3 3 2 4 2 3 4 2 3 2 2 2 2 1 1 3 3
17 2 3 4 2 3 3 3 3 2 4 1 2 1 3 2 1 4 4
18 2 3 4 4 3 3 2 4 2 3 2 1 1 3 3 1 4 3
19 4 4 3 4 4 4 4 4 1 3 2 1 1 3 1 1 4 3
20 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 1 1 1 2 1 2 4 2
21 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 2 2 3 1 1 4 2
22 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 2 2 2 3 1 1 4 3
53
23 3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 2 2 2 3 2 3 3 2
24 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2
25 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3
26 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3
27 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 2 4 2 3 3 3
28 3 3 4 2 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3
29 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 1 3 3 2
30 4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 3 1 1 3 1 3 4 2
31 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 2 1 2 1 2 4 3
32 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 1 2 2 3 2 3 4
33 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2
34 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2
35 2 3 4 2 3 3 4 4 4 4 2 2 2 4 2 1 3 4
36 2 3 3 3 4 3 3 4 1 4 1 2 2 2 2 1 3 2
37 3 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 1 2 4 3 4 4 4
38 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 1 1 1 3 3 2 4 3
39 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 1 1 3 3 1 3 3
40 4 2 4 4 3 4 2 3 1 3 2 1 2 3 3 3 4 4
41 3 2 4 3 3 3 3 4 1 4 2 1 1 4 2 3 3 3
42 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 1 2 2 2 3 3 4
43 3 3 3 2 2 4 4 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2
44 3 3 3 4 4 3 3 4 1 3 2 1 1 2 3 3 4 3
45 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 2 4 4 2
46 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 1 3 2 3 4 4
47 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 1 2 3 2 4 4 4
48 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3
54
49 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 2 3 4 3
50 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3
51 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 1 1 4 2 3 4 3
52 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 2 3 3 2
53 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3
55
Lampiran C
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
C-1 SKALA MINUM OBAT
C-2 SKALA HEALTH LOCUS OF CONTROL
56
Reliability
PUTARAN 1
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.733 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
Y1 4.5849 3.622 .476 .695
Y2 4.4528 3.541 .549 .679
Y3 4.4528 3.666 .473 .695
Y4 4.5283 3.860 .344 .723
Y5 4.4151 3.805 .407 .709
Y6 4.4717 4.071 .239 .744
Y7 4.3208 3.732 .520 .688
Y8 4.3019 4.176 .493 .706
Koefisien r-tabel= 0,271
Reliability
PUTARAN 2
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.744 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
Y1 3.9811 2.875 .550 .690
Y2 3.8491 2.861 .586 .681
Y3 3.8491 3.063 .449 .716
Y4 3.9245 3.196 .347 .741
Y5 3.8113 3.233 .355 .737
Y7 3.7170 3.082 .525 .699
Y8 3.6981 3.522 .470 .722
Koefisien r-tabel= 0,271
PUTARAN 1
N %
Valid 53 100.0
Cases Excluded a
0 .0
Total 53 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.822 18
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
X1 46.40 19.128 .647 .799
X2 46.60 20.244 .399 .814
X3 46.51 18.755 .637 .798
X4 46.74 20.390 .300 .822
X5 46.55 20.483 .405 .814
X6 46.36 19.734 .552 .805
X7 46.49 19.332 .612 .801
X8 46.42 19.709 .595 .803
X9 46.77 21.640 .159 .826
X10 46.64 21.581 .165 .826
X11 46.51 20.639 .390 .815
X12 46.60 20.744 .398 .814
X13 46.34 19.806 .513 .807
X14 46.58 20.324 .514 .809
X15 46.72 21.591 .136 .829
X16 47.06 22.401 .012 .831
X17 46.40 20.590 .406 .814
X18 46.45 20.176 .551 .807
Koefisien r-tabel= 0,271
Reliability
PUTARAN 2
Valid 53 100.0
Cases Excluded a
0 .0
Total 53 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.852 14
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
X1 36.38 16.047 .655 .833
X2 36.58 17.094 .400 .849
X3 36.49 15.678 .649 .833
X4 36.72 17.245 .296 .858
X5 36.53 17.177 .440 .846
X6 36.34 16.652 .547 .840
X7 36.47 16.177 .633 .834
X8 36.40 16.705 .571 .839
X11 36.49 17.447 .395 .848
X12 36.58 17.709 .358 .850
X13 36.32 16.607 .534 .841
X14 36.57 17.058 .548 .841
X17 36.38 17.393 .412 .848
X18 36.43 16.904 .590 .839
Koefisien r-tabel= 0,271
60
Lampiran D.
DATA PENELITIAN
61
62
24 0 0 0 0 0 0 0,25 0,25
25 1 0 0 0 1 1 0,75 3,75
26 1 0 1 0 0 1 0,5 3,5
27 0 0 0 0 0 0 0,25 0,25
28 1 1 1 0 0 0 0,75 3,75
29 1 1 1 0 0 1 0,5 4,5
30 1 1 0 0 0 0 0,5 2,5
31 1 1 1 0 1 1 1 6
32 1 1 1 1 1 0 1 6
33 1 0 1 0 1 1 1 5
34 1 1 1 1 1 1 1 7
35 1 1 0 0 0 1 1 4
36 1 1 1 1 1 0 0,75 5,75
37 1 0 0 1 1 0 0,5 3,5
38 1 0 1 1 0 0 1 4
39 1 1 0 1 1 1 0,5 5,5
40 1 1 0 1 0 1 1 5
41 1 1 0 1 1 1 0,75 5,75
42 1 1 1 1 1 1 0,75 6,75
43 1 1 1 1 1 1 0,75 6,75
44 1 1 1 1 1 1 0,5 6,5
45 1 0 1 1 1 1 0,25 5,25
46 1 1 1 1 1 1 0,5 6,5
47 1 1 0 1 1 1 0,75 5,75
48 1 0 0 1 0 0 0,25 2,25
49 1 1 0 0 1 0 0,5 3,5
62
63
50 1 1 0 1 1 1 0,25 5,25
51 1 1 0 0 1 0 0,5 3,5
52 1 1 0 0 0 0 0,75 2,75
53 1 1 0 0 0 1 0,25 3,25
63
64
x1
Subjek x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x11 x12 x14 x17 x18 JML
3
1 2 3 3 3 4 2 4 4 2 2 2 2 3 4 40
2 2 3 4 2 3 3 4 4 1 1 2 2 3 4 38
3 3 3 3 4 4 3 4 3 1 2 1 3 3 4 41
4 1 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 4 38
5 4 4 4 3 3 3 3 4 2 1 1 4 4 2 42
6 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 41
7 3 3 3 4 4 3 3 4 2 2 1 4 3 3 42
8 2 3 3 4 3 3 4 3 1 2 2 2 4 4 40
9 3 3 3 3 4 4 4 4 3 1 1 3 4 4 44
10 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 1 4 4 3 42
11 3 4 3 4 4 4 4 4 1 2 1 3 4 3 44
12 3 3 3 4 3 3 4 4 1 1 1 4 4 4 42
13 3 4 4 4 3 3 4 3 1 2 1 3 4 3 42
14 2 3 4 4 3 3 4 3 2 1 2 3 4 3 41
15 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 42
16 2 3 3 2 4 2 3 4 2 2 2 2 3 3 37
17 2 3 4 2 3 3 3 3 1 2 1 3 4 4 38
18 2 3 4 4 3 3 2 4 2 1 1 3 4 3 39
19 4 4 3 4 4 4 4 4 2 1 1 3 4 3 45
20 4 4 3 3 4 4 4 4 1 1 1 2 4 2 41
21 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 2 3 4 2 46
22 4 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 4 3 44
64
65
23 3 3 3 3 4 4 4 3 2 2 2 3 3 2 41
24 2 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 4 3 2 39
25 3 3 3 3 4 3 4 4 2 2 2 3 3 3 42
26 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 41
27 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 2 4 3 3 45
28 3 3 4 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 41
29 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 40
30 4 4 3 2 3 4 4 4 3 1 1 3 4 2 42
31 3 3 4 2 4 3 3 4 3 2 1 2 4 3 41
32 2 3 4 4 3 3 4 4 2 1 2 2 3 4 41
33 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 36
34 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 36
35 2 3 4 2 3 3 4 4 2 2 2 4 3 4 42
36 2 3 3 3 4 3 3 4 1 2 2 2 3 2 37
37 3 3 4 2 3 2 3 4 3 1 2 4 4 4 42
38 3 3 3 4 4 3 3 3 1 1 1 3 4 3 39
39 3 2 3 4 3 3 2 3 2 1 1 3 3 3 36
40 4 2 4 4 3 4 2 3 2 1 2 3 4 4 42
41 3 2 4 3 3 3 3 4 2 1 1 4 3 3 39
42 2 2 3 4 3 3 3 3 2 1 2 2 3 4 37
43 3 3 3 2 2 4 4 4 3 2 2 3 3 2 40
44 3 3 3 4 4 3 3 4 2 1 1 2 4 3 40
45 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 1 4 4 2 46
46 3 2 3 3 4 4 4 4 4 1 1 3 4 4 44
47 3 3 3 2 3 3 4 4 4 1 2 3 4 4 43
48 3 2 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 39
65
66
49 3 2 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 4 3 40
50 3 3 3 2 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 43
51 3 2 4 3 3 4 4 4 4 1 1 4 4 3 44
52 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 35
53 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 37
66
67
Lampiran E.
UJI ASUMSI
E-1 UJI NORMALITAS
67
68
NPar Tests
Graph
68
69
Graph
69
70
70
71
Lampiran F.
UJI HIPOTESIS
71
72
Uji Hipotesis
Nonparametric Correlations
Correlations
Health Locus Of Kepatuhan
Control Minum Obat
Correlation Coefficient 1.000 .293
Health Locus Of Control Sig. (2-tailed) . .034
N 53 53
Spearman's rho
Correlation Coefficient .293* 1.000
Kepatuhan Minum Obat Sig. (2-tailed) .034
N 53 53
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
72
73
Lampiran G.
SURAT IJIN PENELITIAN
73
74
74
75
Lampiran H
SURAT BUKTI PENELITIAN
75
76
76