Anda di halaman 1dari 64

KAJIAN STRATA POSYANDU

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BALARAJA

Disusun Oleh :
Dearestha Brilliani 01073190035
Valeska Harsen 01073190037

Dibimbing Oleh:
Dr.dr.Shirley Ivonne Moningkey, M.Kes
drg. Lely Aryuni
dr. Siti Zaenab Oktarina

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
PUSKESMAS BALARAJA
PERIODE JULI - AGUSTUS 2020
TANGERANG

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

KAJIAN STRATA POSYANDU


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BALARAJA

Disusun oleh:

Dearestha Brilliani
Valeska Harsen

Telah disetujui untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan kelulusan


kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) program profesi dokter

Disetujui oleh:

Tangerang, 30 Juli 2020

Pembimbing

(dr. Siti Zaenab Oktarina) (drg. Lely Aryuni)

(Dr. dr. Shirley Moningkey, M.Kes)

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
berkat dan rahmat yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan evaluasi program dengan judul “Kajian Strata Posyandu
di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja”, periode Juni-Agustus 2020 dengan baik
dan tepat waktu.
Laporan evaluasi program ini disusun oleh penulis selama menjalani
kegiatan kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Balaraja
sejak 13 Juli 2020 hingga 01 Agustus 2020. Adapun pembuatan tugas evaluasi
program ini ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan
kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Studi Profesi Dokter,
serta ditujukan juga untuk mendukung kemajuan Puskesmas dalam upaya
mempromosikan kesehatan mata terutama untuk mencegah meningkatnya angka
kebutaan di Indonesia.
Laporan ini tidak dapat diselesaikan penulis dengan baik dan tepat waktu
tanpa bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, kami selaku penulis ingin
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak
yang telah mendukung dan membantu penulis dalam proses pengerjaan laporan
ini. Selain itu, secara khusus penulis juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. dr. Shirley I Moningkey, M.Kes​, selaku dosen pembimbing
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat, yang telah
senantiasa memberikan bimbingan serta memberikan masukan
kepada penulis dalam proses penyusunan evaluasi program ini.
2. drg. Lely Aryuni​, selaku Kepala Puskesmas Balaraja, yang telah
memberikan penulis kesempatan untuk dapat berpartisipasi dan
mengobservasi program yang ada di Puskesmas Balaraja.

3
3. dr. Siti Zaenab Oktarina​, selaku dokter pembimbing
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Balaraja, yang telah memberikan penulis waktu, arahan,
bimbingan, masukan, dan segala bantuan yang penulis butuhkan
dalam menyelesaikan laporan evaluasi program ini.
4. Seluruh staf Puskesmas Balaraja​, yang telah menyambut, serta
memberikan kontribusi, arahan dan masukan selama penulis
menjalani rotasi kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Balaraja.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa Tugas Evaluasi Program ini masih
jauh dari kata sempurna, dan masih membutuhkan kritik serta saran yang
membangun dari para pembaca agar dapat menjadi lebih baik lagi. Oleh sebab
itu, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan, baik dalam penyusunan
laporan evaluasi program maupun kesalahan selama menjalani rotasi
kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja. Untuk itu,
penulis mengharapkan adanya kritik maupun saran dari berbagai pihak, agar
kedepannya penulis dapat memperbaiki laporan evaluasi program menjadi lebih
baik lagi dan bermanfaat bagi semua pihak pembaca.

Tangerang, 29 Juli 2020


Penulis

4
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING 2


KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 5
DAFTAR TABEL 7
DAFTAR BAGAN 8
DAFTAR SINGKATAN 9
ABSTRAK 11
ABSTRACT 12

BAB I​ PENDAHULUAN 13
1.1. Latar Belakang 13
1.2. Perumusan Masalah 14
1.3. Tujuan 15
1.3.1. Tujuan Umum 15
1.3.2. Tujuan Khusus 15
1.4. Manfaat 15
1.4.1. Bagi Puskesmas 15
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan 16
1.4.3. Bagi Evaluator (Dokter Muda) 16

BAB II​ TINJAUAN PUSTAKA 18


2.1. Posyandu 18
2.1.1. Definisi Posyandu 18
2.1.2. Tujuan Posyandu 19
2.1.3. Fungsi Posyandu 20
2.1.4. Manfaat Posyandu 20
2.1.5. Sasaran Posyandu 22
2.1.6. Kegiatan Posyandu 22
2.1.7. Jenjang Posyandu 23
2.1.8. Prinsip Dasar Posyandu 25
2.2. Program Utama Posyandu 25
2.2.1. Keluarga Berencana (KB) 26
2.2.2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 26
2.2.3. Pelayanan Gizi 28
2.2.4. Imunisasi 29
2.2.5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare 30

5
2.3. Kegiatan Pengembangan/ Pilihan Posyandu 30
2.4. Peran Pembina Posyandu Dalam Kegiatan Posyandu 31
2.5. Lokasi Posyandu 31
2.6. Kriteria Pembentukan Posyandu 32
2.7. Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu 33
2.8. Dana Posyandu 40

BAB III​ KERANGKA PENELITIAN 41


3.1. Kerangka Teori 41
3.2. Definisi Operasional 41

BAB IV​ METODE PENELITIAN 44


4.1. Jenis penelitian 44
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 44
4.3. Bahan dan Cara Penelitian 44
4.3.1. Bahan Penelitian 44
4.3.2. Cara Penelitian 44
4.4. Alur Penelitian 45
4.5. Analisis Data 45
4.6. Pengolahan Data 46
4.7. Organisasi Penelitian 47
4.8. Dana Penelitian 47
4.9. Jadwal Penelitian 47

BAB V​ HASIL DAN PEMBAHASAN 48


5.1. Hasil 48
5.1.1. Strata Posyandu di Puskesmas Balaraja 48
5.1.2. Desa Sentul Jaya 49
5.1.3. Desa Sentul 51
5.1.4. Desa Saga 53
5.1.5. Desa Talagasari 55
5.1.6. Kelurahan Balaraja 56
5.1.7. Pencapaian Indikator di Seluruh Desa 58
5.2. Pembahasan 59

BAB VI​ KESIMPULAN DAN SARAN 62


6.1. Kesimpulan 62
6.2. Saran 62

DAFTAR PUSTAKA 64

6
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu 33


Tabel 2.2 Indikator Penentuan Strata Posyandu 33
Tabel 3.1 Definisi Operasional 41
Tabel 4.1 Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu 45
Tabel 4.2 Jadwal Penelitian 47
Tabel 5.1 Strata Posyandu di Puskesmas Balaraja 48
Tabel 5.2 Strata Posyandu di Desa Sentul Jaya 49
Tabel 5.3 Pencapaian Indikator Posyandu di Desa Sentul Jaya 49
Tabel 5.4 Strata Posyandu di Desa Sentul 51
Tabel 5.5 Pencapaian Indikator Posyandu di Desa Sentul 51
Tabel 5.6 Strata Posyandu di Desa Saga 53
Tabel 5.7 Pencapaian Indikator Posyandu di Desa Saga 54
Tabel 5.8 Strata Posyandu di Desa Talagasari 55
Tabel 5.9 Pencapaian Indikator Posyandu di Desa Talagasari 55
Tabel 5.10 Strata Posyandu di Kelurahan Balaraja 56
Tabel 5.11 Pencapaian Indikator Posyandu di Kelurahan Balaraja 57
Tabel 5.12 Pencapaian Indikator Posyandu di Puskesmas Balaraja 58

7
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Sistem 5 Meja di Pelayanan Posyandu 23


Bagan 3.1 Kerangka Teori 41
Bagan 4.1 Alur Penelitian 45

8
DAFTAR SINGKATAN

AKABA : ​Angka Kematian Anak Balita


AKB : ​Angka Kematian Bayi
AKI : ​Angka Kematian Ibu
BGM : ​Bawah Garis Merah
BKB :​ Bina Keluarga Balita
BKL :​ Bina Keluarga Lansia
DBD :​ Demam Berdarah Dengue
Depkes : ​Departemen Kesehatan
IMD : ​Inisiasi Menyusui Dini
ISPA :​ Infeksi Saluran Pernafasan Atas
KB : ​Keluarga Berencana
KEK : ​Kurang Energi Kronis
Kemenkes : ​Kementerian Kesehatan
KIA : ​Kesehatan Ibu Anak
KKP : ​Kurang Kalori Protein
KLB :​ Kejadian Luar Biasa
KRR :​ Kesehatan Reproduksi Remaja
MDGs : ​Millenium Development Goals
NKKBS : ​Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
PAUD :​ Pos Pendidikan Anak Usia Dini
PHBS : ​Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHC : ​Primary Health Care
PKMD : ​Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa
PMT : ​Pemberian Makanan Tambahan
Posyandu :​ Pos Pelayanan Terpadu
PUS : ​Pasangan Usia Subur
Puskesmas : ​Pusat Kesehatan Masyarakat

9
P4K :​ Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
TOBA :​ Tanaman Obat Keluarga
UKBM : ​Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
UKGMD :​ Usaha Kesehatan Gizi Masyarakat Desa
UP2K : ​Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
UU :​ Undang - Undang
UUD : ​Undang - Undang Dasar

10
ABSTRAK

KAJIAN STRATA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


BALARAJA

​ aleska Harsen​ 1​ ,​ Shirley Ivonne Moningkey​2​, Lely Aryuni​3​, Siti Zaenab


Dearestha Brilliani​1,​ V
Oktarina​3

Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Banten, Indonesia​1


Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, Tangerang,
Banten, Indonesia​2
Puskesmas Balaraja, Tangerang, Banten, Indonesia​3

Latar Belakang: ​Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu upaya pembangunan
kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak. Dimana dalam mengoptimalkan upaya tersebut,
Posyandu ditargetkan untuk dapat mencapai strata Posyandu mandiri. Namun pada kenyataannya,
terdapat banyak faktor yang menghambat sebuah Posyandu untuk dapat mencapai strata mandiri.
Tujuan Penelitian: ​Mengetahui, mengkaji, dan menganalisis pencapaian strata Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Balaraja pada tahun 2019.
Metode: ​Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif menggunakan data sekunder berupa
data laporan strata Posyandu Puskesmas Balaraja tahun 2019 pada bagian Promosi Kesehatan
Puskesmas Balaraja dan dianalisa menggunakan 8 indikator tingkat perkembangan strata
Posyandu.
Hasil: ​Dari total 47 Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Balaraja pada periode Januari 2019
sampai dengan Desember 2019, didapatkan 16 Posyandu strata Pratama (34,05%), 9 Posyandu
strata Madya (19,15%), 1 Posyandu strata Purnama (2,12%), dan 21 Posyandu strata Mandiri
(44,68%). Indikator yang menjadi faktor terbesar tidak tercapainya Posyandu strata Mandiri
adalah jumlah kader < 5 orang sebanyak 16 Posyandu (34,04%) dan dana sehat < 50% sebanyak
17 Posyandu (36,17%).
Kesimpulan: ​Jumlah Posyandu yang mencapai strata Mandiri di wilayah kerja Puskesmas
Balaraja tahun 2019 sebanyak 21 Posyandu dan indikator yang menjadi faktor terbesar tidak
tercapainya strata Mandiri adalah jumlah kader dan dana sehat.

Kata Kunci: ​strata, posyandu, puskesmas

11
ABSTRACT

RESEARCH ABOUT LEVEL OF INTEGRATED HEALTHCARE CENTER


(POSYANDU) IN BALARAJA PUBLIC HEALTH CENTER (PUSKESMAS)
WORKING AREA

Dearestha Brilliani​1​,Valeska Harsen ​1​, Shirley Ivonne Moningkey​2​, Lely Aryuni3​ ,​ Siti Zaenab
Oktarina​3

Faculty of Medicine Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Banten, Indonesia​1


Public Health Department, Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, Tangerang,
Banten, Indonesia2​
Puskesmas Balaraja, Tangerang, Banten, Indonesia3​

Background: I​ ntegrated healthcare center (Posyandu) is one of the health development program
by the government to improve the quality of public health, maternal and child health. In
optimizing these efforts, Posyandu is targeted to be able to achieve the Independent level of
Posyandu (Posyandu strata Mandiri). However, there are a lot of factors that inhibit Posyandu to
achieve the Independent level.
Aim: K ​ nowing, studying, and analyzing the achievement of Posyandu's strata in the working
area of ​the Balaraja Public Health Center in 2019.
Methods: ​This research is a type of descriptive research, that using secondary data from level of
integrated healthcare center data reports of Balaraja Public Health Center in 2019, from Health
Promotion section of Balaraja Public Health Center and analyzed with 8 indicators of the level
of integrated healthcare center level development.
Result: ​From a total of 47 Posyandu in Balaraja Public Health Center working area in the
period of January 2019 to December 2019, there were 16 Posyandu for Primary level (34.05%),
9 Posyandu for Middle level (19.15%), 1 Posyandu for Purnama level (2.12%), and 21
Independent Posyandu (44.68%). Indicators that became the biggest factor in not achieving the
independent level of Posyandu were the number of cadres <5 people as many as 16 Posyandu
(34.04%) and healthy funds <50% as many as 17 Posyandu (36.17%).
Conclusion: ​The number of Posyandu that reached the independent level in Balaraja
Community Health Center working area in 2019 were 21 Posyandu and indicators that became
the biggest factors for not achieving the independent level were the number of cadres and healthy
funds.

Key Words : ​Level, Posyandu, Puskesmas

12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia terwujud derajat kesehatan


masyarakat yang optimal.​1 Hal ini perlu ditekankan, karena kesehatan bukan
hanya merupakan tanggung jawab dari pemerintah saja, namun merupakan
tanggung jawab yang harus dipikul bersama oleh pemerintah bersama-sama
dengan seluruh masyarakat.
Pemerintah telah mengupayakan dan menerapkan berbagai kebijakan
dalam bidang kesehatan, dalam rangka mewujudkan komitmen dalam
merealisasikan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan target pemerintah
untuk mencapai Indonesia yang lebih sehat.​2 Target tersebut tentunya dapat
dicapai melalui kerjasama dari individu, komunitas masyarakat, serta
dukungan dari lingkungan.
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang merupakan salah satu
sarana pelayanan kesehatan dasar, berperan penting dalam menyediakan
serta membantu mewujudkan program-program kesehatan yang telah
direncanakan oleh pemerintah. Sebagai pelayanan kesehatan strata pertama
tentunya dibutuhkan perencanaan dan strategi dalam pelaksanaan jalannya
program-program pemerintah tersebut. Namun, target kesehatan yang ingin
dicapai bukan hanya menjadi tanggung jawab dari pelayanan kesehatan,
melainkan menjadi tanggung jawab bersama dengan masyarakat sendiri. Hal
ini yang dilakukan puskesmas berkaitan dengan salah satu fungsi
puskesmas, yakni pemberdayaan masyarakat.​2
Pemberdayaan masyarakat, sesuai dengan fungsi puskesmas
dilaksanakan salah satunya dengan pembinaan pos pelayanan terpadu
(Posyandu). Pembinaan Posyandu merupakan salah satu elemen kesehatan

13
dasar yang pada hakikatnya merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan
untuk masyarakat. Dimana, kegiatan Posyandu merupakan salah satu bentuk
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan
oleh, dari dan bersama masyarakat. Sehingga pemenuhan kebutuhan sarana
dan prasarana Posyandu menjadi tanggung jawab yang harus dipikul
bersama terutama oleh masyarakat disekitarnya.
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan bagian dari
pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah yang
bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, angka
kelahiran bayi, dan angka kematian ibu, serta dalam rangka mempercepat
terwujudnya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). Di dalam
Posyandu sendiri terdapat lima meja yang meliputi pendaftaran,
penimbangan, pencatatan, penyuluhan dan pemberian makanan tambahan
(PMT), serta pelayanan kesehatan. Posyandu dalam pelaksanaannya dapat
dikelompokkan menjadi empat kelompok yang disebut strata Posyandu.
Strata Posyandu ditentukan melalui indikator strata yang mencakup bentuk,
sistem, sarana, prasarana, maupun kegiatan pelaksanaan di Posyandu
tersebut. Terdapat Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama,
dan Posyandu Mandiri.
Puskesmas Balaraja memiliki 47 Posyandu dengan strata
masing-masing Posyandu yaitu 16 Posyandu Pratama, 9 Posyandu Madya, 1
Posyandu Purnama dan 21 Posyandu Mandiri. Pada tahun 2019 target
kinerja Posyandu Mandiri dan Purnama di wilayah Puskesmas Balaraja 33
Posyandu akan tetapi pencapaiannya hanya sebanyak 21 Posyandu Mandiri,
dan 1 Posyandu Purnama untuk itu penting dilakukannya kajian terhadap
strata Posyandu yang tidak mencapai target.

1.2. Perumusan Masalah

Faktanya di Indonesia sendiri masih belum bisa mencapai target


Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015.​3 Banyak faktor

14
penghambat dalam menunjang sebuah Posyandu menjadi mandiri,
diantaranya karena belum optimalnya sistem kinerja dan pengelolaan dari 8
kriteria penentu strata. Maka berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah
dengan memanfaatkan peran masyarakat, baik melalui keluarga ataupun
kader-kader kesehatan.​2
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
mengapa tidak tercapainya target strata Posyandu Mandiri di wilayah kerja
Puskesmas Balaraja, yaitu sebanyak 33 Posyandu berdasarkan indikator -
indikator Posyandu yang ada.

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran klasifikasi strata Posyandu di wilayah kerja


Puskesmas Balaraja tahun 2019.

1.3.2. Tujuan Khusus


a. Mengetahui indikator yang menjadi kelemahan terbesar dalam
pencapaian Posyandu Strata Mandiri di wilayah kerja Puskesmas
Balaraja tahun 2019.
b. Mencarikan pemecahan masalah berdasarkan indikator untuk
meningkatkan kemandirian Posyandu di wilayah kerja puskesmas
Balaraja pada tahun 2019.

1.4. Manfaat

1.4.1. Bagi Puskesmas

a. Puskesmas Balaraja mengetahui pencapaian,


perkembangan, kesenjangan, masalah, dan halangan dalam
program promosi kesehatan pos pelayanan terpadu

15
(Posyandu) Purnama dan Mandiri di wilayah kerja
puskesmas Balaraja.
b. Mendapatkan masukan mengenai peningkatan kualitas
pelayanan terhadap program promosi kesehatan.
c. Puskesmas Balaraja dapat memperbaiki kinerja serta
meningkatkan kompetensi dan rasa kerja sama antar tenaga
kesehatan dalam melayani masyarakat sehingga pelayanan
pasien dapat diberikan dengan sebaik-baiknya.

1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan


a. Memperkenalkan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
kepada masyarakat luas.
b. Mewujudkan visi dan misi Fakultas Kedokteran Universitas Pelita
Harapan dalam pengabdian kepada masyarakat.
c. Memperluas cakupan pembelajaran dan peranan Fakultas
Kedokteran Universitas Pelita Harapan dalam ilmu kesehatan
masyarakat.
d. Mempererat hubungan antar instansi pemerintah dan pendidikan
dengan cara saling membangun dan memberi masukan dalam
proses evaluasi.

1.4.3. Bagi Evaluator (Dokter Muda)


a. Mahasiswa mampu mengerti dan menerapkan Ilmu Kesehatan
Masyarakat yang sudah diperoleh saat berada di perguruan tinggi.
b. Melatih dan mempersiapkan mahasiswa untuk memimpin,
menjalankan, mengevaluasi, dan memperbaiki suatu program
kerja kesehatan.
c. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan
dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan mengenai pos pelayanan
terpadu (Posyandu) yang merupakan pos pelayanan kesehatan
dasar.

16
d. Mahasiswa dapat mempelajari dan melaksanakan pengelolaan
masalah kesehatan seperti promosi kesehatan, pencegahan,
penatalaksanaan, dan pengembangan masyarakat.

17
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Posyandu

2.1.1. Definisi Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan


Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi. UKBM sendiri merupakan
wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar
kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama
masyarakat dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor
dan lembaga terkait lainnya.​4
Posyandu dalam pelaksanaannya melibatkan masyarakat
antara lain melalui kader-kader yang terpilih dan terlatih dalam
pelayanan di bidang kesehatan untuk menyelenggarakan 5 (lima)
program prioritas secara terpadu pada suatu tempat dan waktu yang
telah ditentukan dengan bantuan pelayanan dari petugas Puskesmas,
bagi jenis pelayanan dimana masyarakat tidak mampu memberikan
sendiri.​5
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi
dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan
pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan

18
keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini dan mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi. Nilai strategi yang dimaksud
untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam
meningkatkan mutu manusia dimasa mendatang dan akibat dari
proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 (tiga)
intervensi yaitu:​6
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (​Child Survival)​ yang
ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak
janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (​Child Development​) yang
ditujukan untuk membina tumbuh/kembang anak secara
sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi
tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (​Employment)​ yang dimaksud
untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam
pembangunan bangsa dan negara.

2.1.2. Tujuan Posyandu

Tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah untuk memelihara


dan meningkatkan kesehatan bayi, balita, ibu dan pasangan usia subur.
Posyandu dapat melayani semua anggota masyarakat, terutama ibu
hamil, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta Pasangan Usia Subur
(PUS). Penyelenggaraan Posyandu biasanya dilaksanakan satu kali
dalam sebulan, ditempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan
ditentukan masyarakat sendiri.​4,5
Namun, tujuan Posyandu dapat dibedakan secara khusus
menjadi tujuan umum dan tujuan khusus yang diuraikan sebagai
berikut:​4

19
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dibentuknya Posyandu adalah untuk menunjang
percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita
(AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI,
AKB dan AKABA
b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan
Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan
AKABA.

2.1.3. Fungsi Posyandu

Menurut Kemenkes tahun 2011, Posyandu memiliki dua fungsi


utama, yaitu:​4
1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi
dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar
sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI,
AKB, dan AKABA.
2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA.

2.1.4. Manfaat Posyandu

Menurut Kemenkes tahun 2011​ ​mengenai manfaat Posyandu adalah:​4


a. Bagi Masyarakat
- Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan

20
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan
Angka Kematian Anak Balita (AKABA).
- Memperoleh pelayanan secara profesional dalam pemecahan
masalah kesehatan terutama terkait kesehatan ibu, bayi dan balita.
- Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu
dan pelayanan sosial dasar sektor lain terkait.

b. Bagi Kader dan Tokoh Masyarakat


- Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan
yang terkait dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI),
Angka Kematian Balita (AKB), dan Angka Kematian Anak Balita
(AKABA).
- Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu
masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi
(AKB), dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA).

c. Bagi Puskesmas
- Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer, dan
pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.
- Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
- Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.

d. Bagi Sektor Lain


- Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan dan sosial dasar lainnya, terutama yang terkait
dengan upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

21
Kematian Balita (AKB), dan Angka Kematian Anak Balita
(AKABA) sesuai kondisi setempat.
- Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara
terpadu sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi masing-masing
sektor.

2.1.5. Sasaran Posyandu

Sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah:​4


a. Bayi
b. Anak balita
c. Ibu hamil, Ibu Nifas, dan Ibu menyusui
d. Pasangan Usia Subur (PUS)

2.1.6. Kegiatan Posyandu

Dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu digunakan sistem 5 meja,


dimana 4 meja dikelola oleh kader terpilih, dan 1 meja terakhir
merupakan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh petugas
medis. Sistem 5 meja di pelayanan Posyandu terdiri dari:

22
Bagan 2.1. Sistem 5 Meja di Pelayanan Posyandu

​2.1.7. Jenjang Posyandu


Menurut Kemenkes (2011), jenjang Posyandu dibagi menjadi 4
(empat) strata berdasarkan tingkat perkembangan Posyandu, yaitu: (1)
Posyandu Pratama; (2) Posyandu Madya; (3) Posyandu Purnama dan
(4). Posyandu Mandiri.​4
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang
ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara
rutin serta jumlah kader aktif terbatas yakni kurang dari 5 (lima)
orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan
Posyandu, di samping jumlah kader aktif yang terbatas, dapat pula
karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan
untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta
menambah jumlah kader. Selain menambah jumlah kader, perlu
dilakukannya pelatihan dasar kader lebih lanjut sebagai intervensi
lainnya.

23
2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata
jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima
kegiatan utamanya masih rendah yaitu kurang dari 50%. Intervensi
yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkat
cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai
motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan
Posyandu.

3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan yang frekuensinya lebih dari 8 kali per
tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima) orang atau
lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat
yang pesertanya masih terbatas, yakni kurang dari 50% KK di
wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dapat dilakukan adalah
mengarahkan masyarakat menentukan sendiri pengembangan
program di Posyandu dan diadakannya Pelatihan Dana Sehat agar
di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat yang kuat dengan
cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.

4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan yang frekuensinya lebih dari 8 kali per
tahun, dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih.
Cakupan dari kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu

24
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat
yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Posyandu. Posyandu dalam mencapai strata
Posyandu Mandiri, bergantung pada kemampuan dan keterampilan
yang diiringi rasa memiliki serta tanggung jawab oleh para kader
yang terpilih, pengelola Posyandu, serta keterlibatan masyarakat
secara aktif dalam mendukung penyelenggaran Posyandu.
Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan
dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya.

2.1.8. Prinsip Dasar Posyandu

Prinsip dasar Posyandu menurut syafrudin:​7


a. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana
terdapat perpaduan antara pelayanan profesional dan
nonprofesional (oleh masyarakat).
b. Adanya kerja sama lintas program yang baik yang meliputi
program kesehatan Ibu Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB),
gizi imunisasi, penanggulangan diare, maupun lintas sektoral.
c. Kelembagaan masyarakat (pos desa, kelompok timbang/pos
timbang, pos imunisasi, pos kesehatan lain-lain ).
d. Memiliki sasaran penduduk yang sama ( Bayi 0-1 tahun, anak
balita 1-4 tahun, ibu hamil, pasangan usia subur (PUS)
e. Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD)/ ​Primary Health Care (PHC)

2.2. Program Utama Posyandu

Program utama dari kegiatan yang dilakukan di Posyandu dimana


masyarakat sekaligus dapat memperoleh pelayanan kesehatan antara lain
mencakup: keluarga berencana (KB), kesehatan ibu dan anak (KIA),

25
pelayanan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Secara rinci kegiatan
utama Posyandu adalah sebagai berikut:

2.2.1. Keluarga Berencana (KB)

Keluarga Berencana merupakan program perencanaan


kehamilan yang dibuat agar kehamilan terjadi pada waktu yang
diinginkan. Program ini mengupayakan agar jarak antara kelahiran
diperjarang dengan tujuan untuk membina kesehatan bagi keluarga.
Patokan keberhasilan KB harus diikuti dengan adanya penurunan dari
angka kematian bayi dan anak balita atau ibu keluarga atau
sebaliknya.
Untuk itu, diperlukan adanya upaya peningkatan pelestarian
pemakaian alat kontrasepsi yang efektif serta pengayoman medis
terhadap penderita. Pelayanan Keluarga Berencana di Posyandu yang
dapat diberikan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian
pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan
pelayanan suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan
dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat
dilakukan pemasangan IUD dan implant.​4

2.2.2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Salah satu hal yang penting dalam mendukung keberhasilan


melahirkan bayi yang sehat adalah dengan memastikan kondisi ibu
sehat pada masa kehamilannya. Bayi yang akan lahir dari seorang ibu
ditumbuhkan oleh gizi di dalam rahim. Zat gizi tersebut diambil dari
bagian lain tubuh ibu dan dialirkan melalui tali pusat. Bila ibu hamil
kurang makan, maka bayi yang akan dilahirkan kecil dan lemah
karena itu kesehatan ibu dan anak amatlah penting.
Di dalam program Posyandu dalam pelayanan kesehatan ibu
dan anak perlu diperhatikan dan ditekankan pentingnya pemberian pil
penambah darah pada ibu hamil, pemberian imunisasi Tetanus

26
Toxoid, penimbangan balita, pemberian oralit dan pemberian
makanan tambahan (PMT). 4​
a. Ibu hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,
pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi
(pengukuran lingkar lengan atas), pemberian tablet besi,
pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi
fundus uteri, temu wicara (konseling) termasuk Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
serta KB pasca persalinan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dibantu oleh kader. Apabila ditemukan kelainan,
segera dirujuk ke Puskesmas.
2. Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu
diselenggarakan Kelas Ibu Hamil pada setiap hari buka
Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan.
Kegiatan Kelas Ibu Hamil antara lain sebagai berikut:
a. Penyuluhan : tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan
persalinan , persiapan menyusui, KB dan gizi
b. Perawatan payudara dan pemberian ASI
c. Peragaan pola makan ibu hamil
d. Peragaan perawatan bayi baru lahir
e. Senam ibu hamil
b. Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui
mencakup:
1. Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan ,
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif dan gizi.

27
2. Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1
kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam
setelah pemberian kapsul pertama)
3. Perawatan payudara.
4. Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan
payudaram pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim), dan
pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
c. Bayi dan Anak Balita
Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus
dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas
tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu
menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya tidak
digendong melainkan dilepas bermain sesama balita dengan
pengawasan orang tua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu
disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk
balita mencakup:
1. Penimbangan berat badan
2. Penentuan status pertumbuhan
3. Penyuluhan dan konseling
4. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang.
Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

2.2.3. Pelayanan Gizi

Tujuan pelayanan gizi yang utama adalah untuk menurunkan


angka Kurang Kalori Protein (KKP) dan kebutaan karena kekurangan
vitamin A pada balita, serta anemia gizi pada ibu hamil. Tujuan ini
dapat dicapai secara lebih efektif dan efisien dengan jalan

28
memadukan kegiatan-kegiatan penyuluhan gizi, pelayanan kesehatan
dasar dan keluarga berencana di Posyandu. Dengan demikian sasaran
pelayanan gizi di Posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
menyusui, dan pasangan usia subur (PUS). Pelayanan gizi di
Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang diberikan
meliputi pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan berat badan
balita, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling
gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, suplementasi
vitamin A dan tablet zat besi (Fe). Apabila ditemukan ibu hamil
kurang energi kronis (KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2
kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah (BGM), kader
wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes.​4

2.2.4. Imunisasi

Imunisasi balita berasal dari kata imun yang berarti kebal atau
resisten. Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu
penyakit tertentu. Tingkat kekebalan terhadap penyakit tertentu belum
tentu kebal terhadap penyakit lain. Imunisasi didapatkan oleh anak
melalui pemberian vaksin secara sengaja. Imunisasi yang diberikan
terdiri dari imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC
(Tuberkulosis), imunisasi DPT untuk mencegah penyakit difteri,
pertusis dan tetanus, imunisasi Polio untuk mencegah penyakit
kelumpuhan, imunisasi Campak untuk mencegah penyakit campak
dan imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis.​4
Setiap anak sebelum usia 1 tahun wajib mendapatkan imunisasi
dasar yang lengkap. Imunisasi yang diberikan pada waktu kegiatan di
Posyandu antara lain BCG, DPT I,II,III, Polio I, II, III, IV, dan
Campak pada usia 9 bulan serta imunisasi Hepatitis B. Menurut
program Departemen Kesehatan RI (1996), pemberian imunisasi
lengkap pada balita yaitu vaksin BCG satu kali, DPT tiga kali, Polio

29
empat kali, Campak satu kali dan Hepatitis B tiga kali. Pelayanan
imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas puskesmas.
Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap
bayi dan ibu hamil.​4

2.2.5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di
Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila diperlukan
penanganan lebih lanjut, anak akan diberi tablet Zinc oleh petugas
kesehatan.​4

2.3. Kegiatan Pengembangan/ Pilihan Posyandu

Beberapa kegiatan tambahan Posyandu yang telah diselenggarakan antara


lain:​4
1. Bina Keluarga Balita (BKB)
2. Kelas Ibu Hamil dan Balita
3. Penemuan dini dan Pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa
(KLB), misalnya Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Demam
Berdarah Dengue (DBD), gizi buruk, Polio, Campak, Difteri, Pertusis,
Tetanus Neonatorum.
4. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
5. Usaha Kesehatan Gizi Masyarakat Desa (UKGMD)
6. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman
(PAB-PLP)
7. Program diversifikasi tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan,
melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
8. Kegiatan ekonomi produktif, seperti: Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.
9. Tabungan Ibu Bersalin (tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas).

30
10. Kesehatan lanjut usia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL).
11. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).
12. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang
masalah kesejahteraan sosial.

2.4. Peran Pembina Posyandu Dalam Kegiatan Posyandu

Untuk mendukung kegiatan Posyandu sebagai wahana yang


memberi pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pengembangan
kualitas manusia dini, perlu adanya institusi Pembina Posyandu yang
berfungsi memfasilitasi, membina, memantau dan mengevaluasi kegiatan
Posyandu sesuai kebutuhan. Pembina Posyandu beranggotakan wakil-wakil
dinas atau instansi atau lembaga terkait dan organisasi kemasyarakatan yang
memiliki kepedulian terhadap kegiatan pelayanan masyarakat di Posyandu,
seperti Puskesmas.
Fungsi pembina Posyandu antara lain:​4
1. Berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan pembinaan,
penggerakan dan pengembangan metode pendampingan masyarakat.
2. Berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan sarana dan prasarana
kesehatan.
3. Berperan dalam penyuluhan dan penggerakan peran serta masyarakat
4. Berperan dalam perencanaan umum dan evaluasi
5. Berperan dalam pelatihan kader, motivasi masyarakat, penyuluhan dan
bimbingan teknis.
6. Berperan dalam mendukung teknis operasional Posyandu.

2.5. Lokasi Posyandu

a. Berada di tempat yang mudah dikunjungi


b. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri
c. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai
desa, pos RT/RW atau pos yang lainnya.

31
2.6. Kriteria Pembentukan Posyandu

a. Langkah-langkah pembentukan ​:
1. Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan
2. Survei mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah
bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB.
3. Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survei mawas
diri, sarana dan prasarana Posyandu, biaya Posyandu
4. Pemilihan kader Posyandu
5. Pelatihan kader Posyandu
6. Pembinaan

b. Kriteria Pembentukan Posyandu


Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas
agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai
sedangkan satu Posyandu melayani 100 balita.
c. Kriteria Kader Posyandu
- Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan
- Dapat membaca dan menulis
- Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat
- Mempunyai waktu yang cukup
- Berpenampilan ramah dan simpatik
- Bertempat tinggal di wilayah Posyandu
- Diterima masyarakat setempat.

32
2.7. Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu

Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, ditetapkan


beberapa indikator untuk setiap peringkat Posyandu, yang dapat diuraikan
sebagai berikut :

No. Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri

1. Frekuensi Kegiatan <8 >8 >8 >8

2. Jumlah Kader <5 ≥5 ≥5 ≥5

3. Cakupan KIA <50% <50% ≥50% ≥50%

4. Cakupan KB <50% <50% ≥50% ≥50%

5. Cakupan Imunisasi <50% <50% ≥50% ≥50%

6. Rerata D/S <50% <50% ≥50% ≥50%

7. Program Tambahan (-) (-) (+) (+)

8. Cakupan Dana Sehat <50% KK <50%KK <50% KK ≥50%KK

Tabel 2.1. Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu​4

Untuk menentukan strata awal Posyandu didasarkan hasil pengisian


form penilaian berdasarkan indikator berikut:

No Indikator Skor

1. A.​ K
​ epengurusan

Landasan Hukum Kepengurusan


a. S
​ udah dalam bentuk SK (Surat Keputusan) dari Kepala 1
desa/Kelurahan atau Pokja Posyandu Desa atau
Pokjanal Kecamatan
b.​ B
​ elum dalam bentuk SK 0

33
2. Jumlah Pengurusan
a. Minimal sudah ada ketua, sekretaris dan anggota
​ 1
pengurus 0
b. Belum ada pengurus (ketua, sekretaris dan anggota

pengurus) definitif

3. Pembagian tugas di antara pengurusan.


a.​ S
​ udah jelas dalam bentuk rumusan tupoksi 1
b.​ B
​ elum jelas 0

4. B.​ K
​ ader

Jumlah Kader
a.​ 5​ orang atau lebih 1
b.​ K
​ urang dari 5 orang 0

5. Jenis kader yang ada di Posyandu


a. B
​ eragam, tidak hanya kader gizi/kesehatan, tetapi juga

ada kader lain (kader PAUD atau kader penyuluh atau 1


kader pertanian dll.)
b. J​ umlah kader belum terlatih atau belum mengikuti 0
pelatihan kader kurang dari 50 %.

6. Keterampilan Kader
a. Jumlah kader tlh terlatih atau mengikuti pelatihan
​ 1
kader lebih dari 50 %
b. J​ umlah kader blm terlatih atau blm mengikuti pelatihan 0
kader kurang dari 50 %

34
7. C.​ S
​ arana

Jenis sarana Posyandu


a. Sudah lengkap (semua lata ini ada: timbangan
​ 1
dacin/injak, KMS/buku KIA, KMS Bumil, Pita Lila,
Alat ukur TB, Meja Kursi, Tes lodisasi)
b.​ B
​ elum lengkap 0

8. Jumlah sarana
a. Jumlahnya memadai sesuai kebutuhan (terutama;
​ 1
jumlah KMS/Buku KIA, tablet Fe, Vitamin A,
meja-kursi) 0
b.​ B
​ elum lengkap.

9. Kondisi semua alat/sarana


a.​ B
​ erfungsi baik atau tidak rusak 1
b.​ T
​ idak semua berfungsi baik/rusak 0

10. D.​ P
​ rasarana

Status peruntukan prasarana (tempat Posyandu) adalah


a.​ D
​ iperuntukkan khusus untuk kegiatan Posyandu 1
b.​ T
​ idak diperuntukkan khusus untuk kegiatan Posyandu 0

11. Tempat/lokasi Posyandu


a.​ P
​ ermanen atau menetap disuatu tempat 1
b.​ T
​ idak permanen atau berpindah-pindah. 0

12. Lingkungan Posyandu


a.​ B
​ ersih, tidak dekat sumber pencemar 1
b.​ K
​ urang bersih atau dekat dng sumber pencemar 0

35
13. E.​ D
​ ana

Jumlah Dana
a. Cukup untuk membiayai kegiatan operasional
​ 1
Posyandu. 0
b.​ K
​ ekurangan atau tidak cukup untuk biaya operasional

14. Sumber dana untuk kegiatan Posyandu


a.​ B
​ erasal dari swadaya masyarakat setempat 1
b.​ T
​ idak ada sumber dana dari masyarakat setempat 0

15. Kesimbangan sumber pendanaan kegiatan Posyandu


a.​ R
​ utin dan kontinyu 1
b.​ T
​ idak tetap 0

16. F.​ P
​ elaksanaan Program Pokok

Program Pokok sudah diselenggarakan di Posyandu yaitu


a. S
​ emua program pokok, meliputi :KIA, KB, Imunisasi, 1
Gizi (PMT), Penanggulangan Diare dan ISPA.
b.​ B
​ elum semua program pokok 0

17. Jenis Kegiatan


a. Kegiatan
​ 5 meja (pendaftaran, penimbangan, 1
pencatatan, penyuluhan dan pelayanan) sudah
dilakukan secara berkesinambungan pada tiap
kegiatan Posyandu. 0
b. K
​ egiatan 5 meja belum secara berkesinambungan

dilakukan pada tiap kegiatan Posyandu

36
18. Sasaran kegiatan pokok Posyandu
a. S
​ asaran lengkap (meliputi: bayi, anak/balita, ibu hamil, 1
ibu nifas, ibu menyusui dan WUS/PUS).
b.​ K
​ urang lengkap. 0

19. G.​ P
​ elaksanaan Program Pengembangan

Program Pengembangan :
a. ​Telah melakukan minimal satu program pengembangan
(program pencegahan dan pemberantasan penyakit
Endemik, deteksi dini penyakit ringan, penyediaan 1
obat P3K/pos obat desa, kegiatan PSN, JPKM/Dana
Sehat, Polindes/PKD)
b.​ ​Belum ada satupun dilakukan program pengembangan 0

20. Kesinambungan kegiatan Program Pengembangan yang telah


dilakukan :
a.​ T
​ elah secara rutin atau berkesinambungan 1
b.​ I​ nsidental atau kadang-kadang atau belum pernah 0

21. Pencapaian sasaran program pengembangan yg dilakukan :


a.​ T
​ epat sasaran dan sesuai tujuan (efektif) 1
b.​ T
​ idak tepat sasaran atau belum efektif. 0

22. H.​ P
​ elaksanaan Administrasi

Kelengkapan Administrasi Posyandu


a. T
​ elah lengkap, terdiri : terdapat 9 buku administrasi 1
(susunan pengurus, daftar hadir, kegiatan Posyandu,
notulen, iventaris, daftar bantuan, buku tamu,
kunjungan rumah, kas) dan SIP.
b.​ B
​ elum lengkap 0

37
23. Pengisian buku wajib dan SIP
a.​ D
​ ilakukan secara tertib 1
b.​ B
​ elum tertib 0

24. Pelaporan kegiatan Posyandu


a. Telah dilakukan secara rutin dan dan tepat waktu,
​ 1
antara lain dlm bentuk data dinding (balok SKDN dan
atau yang lain)
b.​ B
​ elum dilakukan secara rutin dan tepat waktu 0

25. I.​ K
​ inerja

D/S :
a.​ L
​ ebih atau sama dengan 50 % 1
b.​ K
​ urang dari 50 % 0

26. N/D :
a.​ L
​ ebih atau sama dengan 50 % 1
b.​ K
​ urang dari 50 % 0

27. K/S :
a.​ L
​ ebih atau sama dengan 50 % 1
b.​ K
​ urang dari 50 % 0

28. Cakupan K4 :
a.​ L
​ ebih atau sama dengan 50 % 1
b.​ K
​ urang dari 50 % 0

29. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan


a.​ L
​ ebih atau sama dengan 50 % 1
b.​ K
​ urang dari 50 % 0

38
30. Cakupan peserta KB:
a.​ L
​ ebih atau sama dengan 50 % 1
b.​ K
​ urang dari 50 % 0

31. Cakupan Imunisasi


a.​ L
​ ebih atau sama dengan 50 % 1
b.​ K
​ urang dari 50 % 0

32. Cakupan dana sehat


a.​ L
​ ebih atau sama dengan 50 % 1
b.​ K
​ urang dari 50 % 0

33. Cakupan fe :
a.​ L
​ ebih atau sama dengan 50 % 1
b.​ K
​ urang dari 50 % 0

34. Cakupan kapsul Vitamin A Balita dan ibu nifas, masing-masing


a.​ L
​ ebih atau sama dengan 50 % 1
b.​ K
​ urang dari 50 % 0

35. Frekuensi penimbangan per tahun


a.​ L
​ ebih atau sama dengan 50 % 1
b.​ K
​ urang dari 50 % 0

Tabel 2.2. Indikator Penentuan Strata Posyandu​4

Perhitungan skor akhir dengan rumus : ​Jumlah skor​ x 100%


35

39
Penggolongan Strata Posyandu Berdasarkan Jumlah Skoring:
● Skor > 80% : Posyandu Mandiri
● Skor 70 – 80% : Posyandu Purnama
● Skor 60 – 70% : Posyandu Madya
● Skor < 60% : Posyandu Pratama

2.8. Dana Posyandu

Dana pelaksanaan Posyandu diperoleh melalui dana yang disediakan oleh


sumbangan dari klinik kesehatan setempat, pihak kelurahan masing-masing
wilayah, dan iuran dana yang diperoleh secara musyawarah dan gotong
royong dari masyarakat setempat, serta sumbangan dari donatur yang tidak
mengikat yang dihimpun melalui kegiatan dana sehat.

40
BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Teori

Bagan 3.1. Kerangka Teori

3.2. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Metode Indikator Referensi

1 Posyandu Salah satu bentuk Indikator - Pratama 4


UKBM yang dikelola tingkat - Madya
dan diselenggarakan perkembangan - Purnama
dari, oleh, untuk dan Posyandu - Mandiri
bersama masyarakat
dalam

41
penyelenggaraan
pembangunan
kesehatan, guna
memberdayakan
masyarakat dan
memberikan
kemudahan kepada
masyarakat dalam
memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk
mempercepat
penurunan angka
kematian ibu dan bayi

2 Strata Pratama Posyandu yang belum Indikator - Frekuensi 4


mantap, yang ditandai tingkat kegiatan <8
oleh kegiatan bulanan perkembangan - Jumlah
Posyandu belum Posyandu kader < 5
terlaksana secara rutin - Cakupan
serta jumlah kader KIA < 50%
aktif terbatas yakni - Cakupan KB
kurang dari 5 (lima) < 50%
orang - Cakupan
Imunisasi
< 50%,
- Rerata D/S
<50%
- Program
tambahan (-)
- Dana sehat
<50%

3 Strata Madya Posyandu yang sudah Indikator - Frekuensi 4


dapat melaksanakan tingkat kegiatan >8
kegiatan lebih dari 8 perkembangan - Jumlah
kali per tahun, dengan Posyandu kader ≥5
rata-rata jumlah kader - Cakupan
sebanyak 5 orang atau KIA <50%
lebih, tetapi cakupan - Cakupan KB
kelima kegiatan <50%
utamanya masih - Cakupan
rendah yaitu kurang Imunisasi
dari 50%. <50%
- Rerata D/S
<50%
- Program
tambahan (-)
- Dana sehat
<50%

42
4 Strata Posyandu yang sudah Indikator - Frekuensi 4
Purnama dapat melaksanakan tingkat kegiatan >8
kegiatan yang perkembangan - Jumlah
frekuensinya lebih dari Posyandu kader ≥5
8 kali per tahun, - Cakupan
dengan rata-rata KIA ≥50%
jumlah kader sebanyak - Cakupan KB
5 (lima) orang atau ≥50%
lebih. Cakupan dari - Cakupan
kegiatan utamanya Imunisasi
lebih dari 50%, mampu ≥50%
menyelenggarakan - Rerata D/S
program tambahan, ≥50%
serta telah - Program
memperoleh sumber tambahan
pembiayaan dari dana (+)
sehat yang dikelola - Dana sehat
oleh masyarakat yang <50%
pesertanya masih
terbatas, yakni kurang
dari 50% KK di
wilayah kerja
Posyandu.

5 Strata Mandiri Posyandu yang sudah Indikator - Frekuensi 4


memenuhi 8 indikator tingkat kegiatan >8
tingkat perkembangan perkembangan - Jumlah
Posyandu. Posyandu kader ≥5
- Cakupan
KIA ≥50%
- Cakupan KB
≥50%
- Cakupan
Imunisasi
≥50%
- Rerata D/S
≥50%
- Program
tambahan
(+)
- Dana sehat
≥50%

Tabel 3.1. Definisi Operasional

43
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Pengambilan data


dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa data laporan strata
Posyandu Puskesmas Balaraja tahun 2019 pada bagian Promosi Kesehatan
Puskesmas Balaraja dan wawancara dengan bidan desa, lalu dianalisis
menggunakan 8 indikator tingkat perkembangan strata Posyandu.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Balaraja dengan data dari 4 desa


(Sentul, Sentul Jaya, Talagasari) dan 1 kelurahan (Balaraja) pada 13- 23 Juli
2020.

4.3. Bahan dan Cara Penelitian

4.3.1. Bahan Penelitian

Data laporan strata Posyandu Puskesmas Balaraja tahun 2019 dari


bagian Promosi Kesehatan dan hasil wawancara dengan bidan desa.

4.3.2. Cara Penelitian

1. Peneliti akan mengambil data sekunder, yaitu data jumlah, strata,


dan pencapaian indikator Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Balaraja tahun 2019 dari bagian Promosi Kesehatan.
2. Peneliti akan mewawancara masing-masing bidan desa terkait
pencapaian indikator Posyandu di seluruh desa di wilayah kerja
Puskesmas Balaraja tahun 2019.
3. Peneliti kemudian akan melakukan analisis data.

44
4.4. Alur Penelitian

Bagan 4.1. Alur penelitian

4.5. Analisis Data

Metode kajian strata Posyandu didasarkan pada seberapa banyak


keberhasilan yang dicapai berdasarkan indikator yang ada. Dimana terdapat
8 indikator tingkat perkembangan Posyandu yang harus dipenuhi oleh suatu
Posyandu untuk dapat dikatakan telah mencapai strata Posyandu mandiri,
yang dapat diuraikan sebagai berikut :

No. Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri

1. Frekuensi <8 >8 >8 >8


Kegiatan

2. Jumlah Kader <5 ≥5 ≥5 ≥5

45
3. Cakupan KIA <50% <50% ≥50% ≥50%

4. Cakupan KB <50% <50% ≥50% ≥50%

5. Cakupan <50% <50% ≥50% ≥50%


Imunisasi

6. Rerata D/S <50% <50% ≥50% ≥50%

7. Program (-) (-) (+) (+)


Tambahan

8. Cakupan Dana <50% KK <50%KK <50% KK ≥50%KK


Sehat

Tabel 4.1. Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu 4​

Indikator
1. Frekuensi Kegiatan
2. Jumlah Kader
3. Cakupan KIA
4. Cakupan KB
5. Cakupan Imunisasi
6. Rerata D/S
7. Program Tambahan
8. Cakupan Dana Sehat

4.6. Pengolahan Data

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data sekunder.


Tabulasi dilakukan menggunakan program pengumpulan data elektronik
Microsoft Excel 2015, sedangkan analisis data dilakukan dengan melihat
pencapaian dari tiap Posyandu terhadap 8 indikator tingkat perkembangan
Posyandu.

46
4.7. Organisasi Penelitian

4.7.1 Peneliti Utama : Dearestha Brilliani


Valeska Harsen
4.7.2 Pembimbing : Dr. dr. Shirley Moningkey, M.Kes
drg. Lely Aryuni
dr. Siti Zaenab Oktarina

4.8. Dana Penelitian

Tidak terdapat anggaran dana yang diperlukan dalam pelaksanaan


penelitian ini.

4.9. Jadwal Penelitian

13-17 20-24 27-29 1 Agustus


Juli 2020 Juli 2020 Juli 2020 2020
Proposal Penelitian V
Pengambilan Data V
Pengolahan dan V
Analisis
Laporan dan V
Publikasi

Tabel 4.2. Jadwal Penelitian

47
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil

5.1.1. Strata Posyandu di Puskesmas Balaraja

Dari pengumpulan data sekunder oleh penulis, diperoleh data-data


jumlah Posyandu pada tiap desa menurut stratanya di wilayah kerja
puskesmas Balaraja pada tahun 2019. Pada wilayah kerja Puskesmas
Balaraja terdapat 4 desa dan kelurahan, yakni Desa `Sentul Jaya, Desa
Sentul, Desa Saga, Desa Talagasari, dan Kelurahan Balaraja. Dari
seluruh desa dan kelurahan tersebut terdapat 47 Posyandu dan dibagi
menjadi 4 strata yang akan dijabarkan sebagai berikut.

Strata Sentul Persentase


Saga Sentul Balaraja Talagasari Jumlah
Posyandu Jaya (%)

Pratama 7 5 0 4 0 16 34,05

Madya 1 4 4 0 0 9 19,15

Purnama 0 0 0 1 0 1 2,12

Mandiri 9 0 1 3 8 21 44,68

Total 17 9 5 8 8 47 100
Tabel 5.1. Strata Posyandu Seluruh Desa di Wilayah Kerja Puskesmas
Balaraja

Dari total 47 Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Balaraja,


didapatkan jumlah Posyandu strata Pratama sebesar 16 Posyandu
(34,05%), Posyandu strata Madya sebesar 9 Posyandu (19,15%),
Posyandu strata Purnama sebesar 1 Posyandu (2,12%), dan Posyandu
strata Mandiri sebesar 21 Posyandu (44,68%). (Tabel 5.1.)

48
5.1.2. Desa Sentul Jaya

Tabel 5.2. Strata Posyandu Desa Sentul Jaya di Wilayah Kerja


Puskesmas Balaraja tahun 2019

Strata Posyandu di desa Sentul Jaya pada tahun 2019


menunjukkan hasil, terdapat Posyandu strata Madya sebanyak 4
Posyandu dan Posyandu strata Mandiri sebanyak 1 Posyandu. (Tabel
5.2.)

Indikator Jumlah Posyandu yang Tercapai Persentase (%)

Frekuensi
penimbangan >8 5 100

Jumlah kader >5 5 100

49
Rata-rata cakupan
D/S ≥50% 1 20

Cakupan KB ≥50% 4 80

Cakupan KIA
≥50% 4 80

Cakupan Imunisasi
≥50% 4 80

Adanya program
tambahan 5 100

Dana sehat ≥50% 5 100

Tabel 5.3. Pencapaian Indikator Posyandu -posyandu di Desa Sentul Jaya

Berdasarkan indikator yang digunakan dalam penentuan


tingkat perkembangan strata Posyandu desa Sentul Jaya di tahun
2019, didapati sebanyak 5 Posyandu (100%) yang mencapai indikator
jumlah frekuensi penimbangan >8, jumlah kader ≥ 5, adanya program
tambahan, dan dana sehat ≥50%. Sebanyak 4 Posyandu (80%) yang
mencapai indikator cakupan KB ≥50%, cakupan KIA ≥50%, dan
cakupan Imunisasi ≥50%. Sebanyak 1 Posyandu (20%) yang
mencapai indikator rata-rata cakupan D/S ≥50%.

50
5.1.3. Desa Sentul

Tabel 5.4. Strata Posyandu Desa Sentul di Wilayah Kerja Puskesmas


Balaraja tahun 2019

Strata Posyandu di desa Sentul pada tahun 2019 menunjukkan


hasil, terdapat Posyandu strata Pratama sebanyak 5 Posyandu dan
Posyandu strata Madya sebanyak 4 Posyandu (Tabel 5.4.)

Indikator Jumlah Posyandu yang Tercapai Persentase (%)

Frekuensi
penimbangan >8 9 100

Jumlah kader ≥ 5 4 44,44

Rata-rata cakupan
D/S ≥50% 4 44,44

Cakupan KB ≥50% 0 0

51
Cakupan KIA
≥50% 5 55,56

Cakupan Imunisasi
≥50% 5 55,56

Adanya program
tambahan 9 100

Dana sehat ≥50% 1 11,11

Tabel 5.5. Pencapaian Indikator Posyandu -posyandu di Desa Sentul

Berdasarkan indikator yang digunakan dalam penentuan


tingkat perkembangan strata Posyandu desa Sentul di tahun 2019,
didapati sebanyak 9 Posyandu (100%) yang mencapai indikator
jumlah frekuensi penimbangan >8 dan adanya program tambahan.
Sebanyak 5 Posyandu (55,56%) yang mencapai indikator cakupan
KIA ≥50% dan cakupan Imunisasi ≥50%. Sebanyak 4 Posyandu
(44,44%) yang mencapai indikator jumlah kader ≥5 dan rata-rata
cakupan D/S ≥50%. Sebanyak 1 Posyandu (11,11%) yang mencapai
indikator dana sehat ≥50%, dan sebanyak 0 Posyandu (0%) yang
mencapai cakupan KB ≥50%.

52
5.1.4. Desa Saga

Tabel 5.6. Strata Posyandu desa Saga di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja
tahun 2019

53
Strata Posyandu di desa Saga pada tahun 2019 menunjukkan
hasil terdapat Posyandu strata Pratama sebanyak 7 Posyandu,
Posyandu strata Madya sebanyak 1 Posyandu, dan Posyandu strata
Mandiri sebanyak 9 Posyandu. (Tabel 5.6.)

Indikator Jumlah Posyandu yang Tercapai Persentase (%)

Frekuensi
17 100
penimbangan >8

Jumlah kader >5 10 58,82

Rata-rata cakupan
16 94,12
D/S ≥50%

Cakupan KB
16 94,12
≥50%

Cakupan KIA
17 100
≥50%

Cakupan
17 100
Imunisasi ≥50%

Adanya program
11 64,71
tambahan

Dana sehat ≥50% 10 58,82

Tabel 5.7. Pencapaian Indikator Posyandu -posyandu di Desa Saga

Berdasarkan indikator yang digunakan dalam penentuan


tingkat perkembangan strata Posyandu desa Saga di tahun 2019,
didapati sebanyak 17 Posyandu (100%) yang mencapai indikator
jumlah frekuensi penimbangan >8, cakupan KIA ≥50% dan cakupan
Imunisasi ≥50%. Sebanyak 16 Posyandu (94,12%) yang mencapai

54
indikator rata-rata cakupan D/S dan cakupan KB ≥50%. Sebanyak
11 Posyandu (64,71%) yang mencapai indikator adanya program
tambahan. Sebanyak 10 Posyandu (58,82%) yang mencapai
indikator jumlah kader ≥5 dan dana sehat ≥50%.

5.1.5. Desa Talagasari

Tabel 5.8. Strata Posyandu Desa Talagasari di Wilayah Kerja


Puskesmas Balaraja tahun 2019

Strata Posyandu di desa Talagasari pada tahun 2019


menunjukkan hasil terdapat Posyandu strata Mandiri sebanyak 8
Posyandu. (Tabel 5.8.)

Indikator Jumlah Posyandu yang Tercapai Persentase (%)

Frekuensi
8 100
penimbangan >8

Jumlah kader >5 8 100

Rata-rata cakupan
8 100
D/S ≥50%

55
Cakupan KB
8 100
≥50%

Cakupan KIA
8 100
≥50%

Cakupan
8 100
Imunisasi ≥50%

Adanya program
8 100
tambahan

Dana sehat ≥50% 8 100


​Tabel 5.9. Pencapaian Indikator Posyandu -posyandu di Desa Talagasari

Berdasarkan indikator yang digunakan dalam penentuan


tingkat perkembangan strata Posyandu desa Talagasari di tahun 2019,
didapati sebanyak 8 Posyandu (100%) yang mencapai seluruh
indikator yang ada.

5.1.6. Kelurahan Balaraja

Tabel 5.10. Strata Posyandu Kelurahan Balaraja di Wilayah Kerja


Puskesmas Balaraja tahun 2019

56
Strata Posyandu di kelurahan Balaraja pada tahun 2019
menunjukkan hasil terdapat Posyandu strata Pratama sebanyak 4
Posyandu, Posyandu strata Purnama sebanyak 1 Posyandu, dan
Posyandu strata Mandiri sebanyak 3 Posyandu. (Tabel 5.10.)

Indikator Jumlah Posyandu yang Tercapai Persentase (%)

Frekuensi
8 100
penimbangan >8

Jumlah kader >5 4 50

Rata-rata cakupan
8 100
D/S ≥50%

Cakupan KB
8 100
≥50%

Cakupan KIA
8 100
≥50%

Cakupan
8 100
Imunisasi ≥50%

Adanya program
8 100
tambahan

Dana sehat ≥50% 6 75


Tabel 5.11. Pencapaian Indikator Posyandu -posyandu
di Kelurahan Balaraja

Berdasarkan indikator yang digunakan dalam penentuan


tingkat perkembangan strata Posyandu kelurahan Balaraja di tahun
2019, didapati sebanyak 8 Posyandu (100%) yang mencapai indikator
jumlah frekuensi penimbangan >8, rata-rata cakupan D/S ≥50%,
cakupan KB ≥50%, cakupan KIA ≥50%, cakupan Imunisasi ≥50%,
dan adanya program tambahan. Sebanyak 4 Posyandu (50%) yang
mencapai indikator jumlah kader ≥5. Sebanyak 6 Posyandu (75%)
yang mencapai indikator dana sehat ≥50%.

57
5.1.7. Pencapaian Indikator di Seluruh Desa

Indikator Jumlah Posyandu yang Tercapai Persentase (%)

Frekuensi
47 100
penimbangan >8

Jumlah kader >5 31 65,96

Rata-rata cakupan
37 78,73
D/S ≥50%

Cakupan KB
36 76,60
≥50%

Cakupan KIA
42 89,37
≥50%

Cakupan
42 89,37
Imunisasi ≥50%

Adanya program
41 87,23
tambahan

Dana sehat ≥50% 30 63,83


Tabel 5.12. Pencapaian Indikator Seluruh Desa di Wilayah Kerja
Puskesmas Balaraja tahun 2019

Berdasarkan indikator yang digunakan dalam penentuan tingkat


perkembangan strata Posyandu pada seluruh desa di wilayah kerja
Puskesmas Balaraja di tahun 2019, didapati sebanyak 47 Posyandu
(100%) yang mencapai indikator frekuensi penimbangan >8. Sebanyak
42 Posyandu (89,37%) ​yang mencapai cakupan KIA ≥50% dan cakupan
Imunisasi ≥50%. Sebanyak 41 Posyandu (87,23%) yang memiliki program
tambahan. Sebanyak 37 Posyandu (78,73%) yang mencapai indikator
rata-rata cakupan D/S ​≥50%, 36 Posyandu (76,60%) yang mencapai indikator
cakupan KB ≥50%, 31 Posyandu (65,96%) yang mencapai indikator ​jumlah
kader >5, dan 3​0 Posyandu (63,83%) yang mencapai indikator dana sehat
≥50%.

58
5.2. Pembahasan

Dalam pembahasan ini, akan dibahas mengenai perbandingan


data-data strata Posyandu pada 4 desa (desa Sentul Jaya, desa Sentul, desa
Saga, dan desa Talagasari) dan 1 kelurahan (kelurahan Balaraja) di wilayah
kerja Puskesmas Balaraja pada periode Januari 2019 - Desember 2019 yang
diperoleh melalui indikator-indikator tingkat perkembangan Posyandu,
sehingga diperoleh data sebagai berikut:
a. Desa Sentul Jaya : 4 Posyandu strata Madya dan 1 Posyandu strata
Mandiri
b. Desa Sentul : 5 Posyandu strata Pratama dan 4 Posyandu strata
Madya
c. Desa Saga : 7 Posyandu strata Pratama, 1 Posyandu strata
Madya, dan 9 Posyandu strata Mandiri
d. Desa Talagasari : 8 Posyandu strata Mandiri.
e. Kelurahan Balaraja : 4 Posyandu strata Pratama, 1 Posyandu Purnama,
dan 3 Posyandu strata Mandiri

Pada penelitian ini ditemukan bahwa indikator yang menjadi


kelemahan dari setiap desa berbeda. Pada desa Sentul Jaya ditemukan
rata-rata cakupan D/S adalah indikator yang menjadi penyebab utama tidak
tercapainya Posyandu strata Mandiri, dikarenakan hanya 1 dari 5 Posyandu
yang memenuhi indikator tersebut. Berbeda dengan desa Sentul, cakupan
KB adalah indikator yang menjadi penyebab utama.
Kemudian masalah utama pada desa Saga adalah jumlah kader dan
dana sehat yang hanya terpenuhi oleh 10 Posyandu dari 17 Posyandu. Akan
tetapi pada desa Talagasari, seluruh Posyandu sudah mencapai strata
Mandiri, sehingga seluruh indikator sudah terpenuhi dengan baik. Terakhir
pada kelurahan Balaraja jumlah kader juga menjadi masalah utama tidak
tercapainya Posyandu strata Mandiri. Sehingga berdasarkan hasil dari

59
seluruh desa di wilayah Puskesmas Balaraja didapati dua masalah pokok
yang menjadi faktor terbesar tidak tercapainya Posyandu strata Mandiri,
yaitu jumlah kader ≥ 5 (65,96%) dan dana sehat ≥ 50% (63,83%). Dimana
permasalahan yang mencakup kedua hal tersebut akan dijabarkan sebagai
berikut:

1. Faktor jumlah kader


Dari segi faktor jumlah kader, untuk mencapai target strata
Posyandu Mandiri, diperlukan setidaknya 5 atau lebih kader untuk setiap
wilayah. Namun, seperti pada wilayah kelurahan Balaraja dan desa Saga
jumlah kader menjadi permasalahan utamanya. Hal ini disebabkan karena
penduduk pada daerah-daerah tersebut lebih memilih untuk bekerja.
Sedangkan, seperti yang telah diketahui bahwa kader bersifat sukarela
dan tidak dibayar, dan masyarakat lebih memilih untuk memiliki
pekerjaan yang dibayar dibandingkan menjadi kader, sehingga masih
sulit untuk terpenuhi jumlahnya.

2. Faktor dana sehat


Dari faktor dana sehat, hambatan terjadi akibat beberapa faktor.
Pertama, dari sisi aliran dana. Pada beberapa wilayah, dari segi inisiatif,
ekonomi, dan juga koordinasi cukup baik contohnya pada desa Saga
beberapa Posyandunya sudah mencapai strata Mandiri dikarenakan
merupakan daerah komplek perumahan. Namun, pada beberapa wilayah
hal ini masih sulit untuk dicapai. Akan tetapi faktor dana sehat saat ini
sudah tidak menjadi indikator yang relevan dikarenakan sebagian besar
masyarakat sudah memiliki Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan (BPJS Kesehatan) sehingga idealnya dana sudah tidak menjadi
hambatan.

60
Selain kedua permasalahan utama, ada beberapa masalah lain yang
juga menjadi faktor tidak tercapainya strata Mandiri Posyandu. Dari segi
rata-rata cakupan D/S dalam pelaksanaannya, banyak orang tua dari balita
yang bekerja, sehingga banyak balita yang dititipkan ke kerabat, pengasuh,
atau tetangga sekitar. Hal ini menyebabkan pada saat pelaksanaan kegiatan
penimbangan banyak balita yang tidak hadir dan menjadikan rata-rata
cakupan D/S tidak mencapai ≥ 50%.
Masalah lainnya yang menyebabkan tidak tercapainya strata Mandiri
adalah cakupan KB. Pada dasarnya masyarakat sudah cukup memahami
seberapa pentingnya KB, akan tetapi dikarenakan masyarakat yang bekerja
memiliki jaminan kesehatan dari tempat mereka bekerja, sehingga
pelayanan KB banyak yang tidak dilakukan di Posyandu melainkan di
Rumah Sakit atau klinik. Setiap akseptor aktif memiliki kartu KB, idealnya
dimanapun masyarakat mendapat pelayanan KB akan tetap tercatat. Namun,
pada kenyataannya banyak data KB yang tidak terlaporkan ke Posyandu,
sehingga menyebabkan angka cakupan KB <50%.

61
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan


sebagai berikut:
1. Dari total 47 Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Balaraja pada
periode Januari 2019 sampai dengan Desember 2019, didapatkan 16
Posyandu strata Pratama, 9 Posyandu strata Madya, 1 Posyandu strata
Purnama, dan 21 Posyandu strata Mandiri.
2. Indikator yang menjadi faktor terbesar tidak tercapainya Posyandu
strata Mandiri di wilayah kerja Puskesmas Balaraja pada periode
Januari 2019 sampai dengan Desember 2019 adalah jumlah kader ≥ 5
dan dana sehat ≥ 50%.

6.2. Saran

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan dilihat dari penyebab


masalahnya maka diharapkan:
1. Mengadakan koordinasi antara perangkat desa, bidan desa, kader, serta
masyarakat agar meningkatkan kemandirian Posyandu.
2. Dilihat dari penyebab masalahnya maka diharapkan masyarakat
menyadari hakekat Posyandu yang dibentuk oleh, dari, dan untuk
masyarakat. Sehingga tidak beranggapan bahwa Posyandu adalah milik
Puskesmas. Dengan demikian akan timbul kesadaran meningkatkan
strata dan kinerja Posyandu.
3. Mengoptimalkan perangkat desa dalam perekrutan jumlah kader
sehingga jumlah kader dapat terpenuhi.

62
4. Memperbaharui indikator tingkat perkembangan Posyandu terutama
terkait dana sehat, dikarenakan sebagian besar masyarakat sudah
memiliki jaminan kesehatan.

63
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan
RI.;2009.
2. Departemen Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 39
Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kementrian Kesehatan
RI.;2016.
3. Sihombing L. Pencapaian ​Millenium Development Goals (MDGs) di
Indonesia Melalui Kerjasama Internasional. Jakarta: Pusat Pengkajian
Pengolahan Data dan Informasi Jenderal DPR RI.;2016
4. Departemen Kesehatan RI, Pokjanal. Pedoman Umum Pengelolaan
Posyandu. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2011.
5. Departemen Kesehatan RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2016 Tentang Manajemen Puskesmas. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.;2006.
6. Sembiring, N. 2004, Posyandu sebagai saran peran serta masyarakat
dalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat, USU Digital Library.
7. Syafrudin S. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media; 2009

64

Anda mungkin juga menyukai