Disusun Oleh :
Dearestha Brilliani 01073190035
Valeska Harsen 01073190037
Dibimbing Oleh:
Dr.dr.Shirley Ivonne Moningkey, M.Kes
drg. Lely Aryuni
dr. Siti Zaenab Oktarina
Disusun oleh:
Dearestha Brilliani
Valeska Harsen
Disetujui oleh:
Pembimbing
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
berkat dan rahmat yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan evaluasi program dengan judul “Kajian Strata Posyandu
di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja”, periode Juni-Agustus 2020 dengan baik
dan tepat waktu.
Laporan evaluasi program ini disusun oleh penulis selama menjalani
kegiatan kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Balaraja
sejak 13 Juli 2020 hingga 01 Agustus 2020. Adapun pembuatan tugas evaluasi
program ini ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan
kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Studi Profesi Dokter,
serta ditujukan juga untuk mendukung kemajuan Puskesmas dalam upaya
mempromosikan kesehatan mata terutama untuk mencegah meningkatnya angka
kebutaan di Indonesia.
Laporan ini tidak dapat diselesaikan penulis dengan baik dan tepat waktu
tanpa bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, kami selaku penulis ingin
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak
yang telah mendukung dan membantu penulis dalam proses pengerjaan laporan
ini. Selain itu, secara khusus penulis juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. dr. Shirley I Moningkey, M.Kes, selaku dosen pembimbing
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat, yang telah
senantiasa memberikan bimbingan serta memberikan masukan
kepada penulis dalam proses penyusunan evaluasi program ini.
2. drg. Lely Aryuni, selaku Kepala Puskesmas Balaraja, yang telah
memberikan penulis kesempatan untuk dapat berpartisipasi dan
mengobservasi program yang ada di Puskesmas Balaraja.
3
3. dr. Siti Zaenab Oktarina, selaku dokter pembimbing
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Balaraja, yang telah memberikan penulis waktu, arahan,
bimbingan, masukan, dan segala bantuan yang penulis butuhkan
dalam menyelesaikan laporan evaluasi program ini.
4. Seluruh staf Puskesmas Balaraja, yang telah menyambut, serta
memberikan kontribusi, arahan dan masukan selama penulis
menjalani rotasi kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Balaraja.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa Tugas Evaluasi Program ini masih
jauh dari kata sempurna, dan masih membutuhkan kritik serta saran yang
membangun dari para pembaca agar dapat menjadi lebih baik lagi. Oleh sebab
itu, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan, baik dalam penyusunan
laporan evaluasi program maupun kesalahan selama menjalani rotasi
kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja. Untuk itu,
penulis mengharapkan adanya kritik maupun saran dari berbagai pihak, agar
kedepannya penulis dapat memperbaiki laporan evaluasi program menjadi lebih
baik lagi dan bermanfaat bagi semua pihak pembaca.
4
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 13
1.1. Latar Belakang 13
1.2. Perumusan Masalah 14
1.3. Tujuan 15
1.3.1. Tujuan Umum 15
1.3.2. Tujuan Khusus 15
1.4. Manfaat 15
1.4.1. Bagi Puskesmas 15
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan 16
1.4.3. Bagi Evaluator (Dokter Muda) 16
5
2.3. Kegiatan Pengembangan/ Pilihan Posyandu 30
2.4. Peran Pembina Posyandu Dalam Kegiatan Posyandu 31
2.5. Lokasi Posyandu 31
2.6. Kriteria Pembentukan Posyandu 32
2.7. Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu 33
2.8. Dana Posyandu 40
DAFTAR PUSTAKA 64
6
DAFTAR TABEL
7
DAFTAR BAGAN
8
DAFTAR SINGKATAN
9
P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
TOBA : Tanaman Obat Keluarga
UKBM : Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
UKGMD : Usaha Kesehatan Gizi Masyarakat Desa
UP2K : Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
UU : Undang - Undang
UUD : Undang - Undang Dasar
10
ABSTRAK
Latar Belakang: Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu upaya pembangunan
kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak. Dimana dalam mengoptimalkan upaya tersebut,
Posyandu ditargetkan untuk dapat mencapai strata Posyandu mandiri. Namun pada kenyataannya,
terdapat banyak faktor yang menghambat sebuah Posyandu untuk dapat mencapai strata mandiri.
Tujuan Penelitian: Mengetahui, mengkaji, dan menganalisis pencapaian strata Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Balaraja pada tahun 2019.
Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif menggunakan data sekunder berupa
data laporan strata Posyandu Puskesmas Balaraja tahun 2019 pada bagian Promosi Kesehatan
Puskesmas Balaraja dan dianalisa menggunakan 8 indikator tingkat perkembangan strata
Posyandu.
Hasil: Dari total 47 Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Balaraja pada periode Januari 2019
sampai dengan Desember 2019, didapatkan 16 Posyandu strata Pratama (34,05%), 9 Posyandu
strata Madya (19,15%), 1 Posyandu strata Purnama (2,12%), dan 21 Posyandu strata Mandiri
(44,68%). Indikator yang menjadi faktor terbesar tidak tercapainya Posyandu strata Mandiri
adalah jumlah kader < 5 orang sebanyak 16 Posyandu (34,04%) dan dana sehat < 50% sebanyak
17 Posyandu (36,17%).
Kesimpulan: Jumlah Posyandu yang mencapai strata Mandiri di wilayah kerja Puskesmas
Balaraja tahun 2019 sebanyak 21 Posyandu dan indikator yang menjadi faktor terbesar tidak
tercapainya strata Mandiri adalah jumlah kader dan dana sehat.
11
ABSTRACT
Dearestha Brilliani1,Valeska Harsen 1, Shirley Ivonne Moningkey2, Lely Aryuni3 , Siti Zaenab
Oktarina3
Background: I ntegrated healthcare center (Posyandu) is one of the health development program
by the government to improve the quality of public health, maternal and child health. In
optimizing these efforts, Posyandu is targeted to be able to achieve the Independent level of
Posyandu (Posyandu strata Mandiri). However, there are a lot of factors that inhibit Posyandu to
achieve the Independent level.
Aim: K nowing, studying, and analyzing the achievement of Posyandu's strata in the working
area of the Balaraja Public Health Center in 2019.
Methods: This research is a type of descriptive research, that using secondary data from level of
integrated healthcare center data reports of Balaraja Public Health Center in 2019, from Health
Promotion section of Balaraja Public Health Center and analyzed with 8 indicators of the level
of integrated healthcare center level development.
Result: From a total of 47 Posyandu in Balaraja Public Health Center working area in the
period of January 2019 to December 2019, there were 16 Posyandu for Primary level (34.05%),
9 Posyandu for Middle level (19.15%), 1 Posyandu for Purnama level (2.12%), and 21
Independent Posyandu (44.68%). Indicators that became the biggest factor in not achieving the
independent level of Posyandu were the number of cadres <5 people as many as 16 Posyandu
(34.04%) and healthy funds <50% as many as 17 Posyandu (36.17%).
Conclusion: The number of Posyandu that reached the independent level in Balaraja
Community Health Center working area in 2019 were 21 Posyandu and indicators that became
the biggest factors for not achieving the independent level were the number of cadres and healthy
funds.
12
BAB I
PENDAHULUAN
13
dasar yang pada hakikatnya merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan
untuk masyarakat. Dimana, kegiatan Posyandu merupakan salah satu bentuk
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan
oleh, dari dan bersama masyarakat. Sehingga pemenuhan kebutuhan sarana
dan prasarana Posyandu menjadi tanggung jawab yang harus dipikul
bersama terutama oleh masyarakat disekitarnya.
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan bagian dari
pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah yang
bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, angka
kelahiran bayi, dan angka kematian ibu, serta dalam rangka mempercepat
terwujudnya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). Di dalam
Posyandu sendiri terdapat lima meja yang meliputi pendaftaran,
penimbangan, pencatatan, penyuluhan dan pemberian makanan tambahan
(PMT), serta pelayanan kesehatan. Posyandu dalam pelaksanaannya dapat
dikelompokkan menjadi empat kelompok yang disebut strata Posyandu.
Strata Posyandu ditentukan melalui indikator strata yang mencakup bentuk,
sistem, sarana, prasarana, maupun kegiatan pelaksanaan di Posyandu
tersebut. Terdapat Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama,
dan Posyandu Mandiri.
Puskesmas Balaraja memiliki 47 Posyandu dengan strata
masing-masing Posyandu yaitu 16 Posyandu Pratama, 9 Posyandu Madya, 1
Posyandu Purnama dan 21 Posyandu Mandiri. Pada tahun 2019 target
kinerja Posyandu Mandiri dan Purnama di wilayah Puskesmas Balaraja 33
Posyandu akan tetapi pencapaiannya hanya sebanyak 21 Posyandu Mandiri,
dan 1 Posyandu Purnama untuk itu penting dilakukannya kajian terhadap
strata Posyandu yang tidak mencapai target.
14
penghambat dalam menunjang sebuah Posyandu menjadi mandiri,
diantaranya karena belum optimalnya sistem kinerja dan pengelolaan dari 8
kriteria penentu strata. Maka berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah
dengan memanfaatkan peran masyarakat, baik melalui keluarga ataupun
kader-kader kesehatan.2
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
mengapa tidak tercapainya target strata Posyandu Mandiri di wilayah kerja
Puskesmas Balaraja, yaitu sebanyak 33 Posyandu berdasarkan indikator -
indikator Posyandu yang ada.
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
15
(Posyandu) Purnama dan Mandiri di wilayah kerja
puskesmas Balaraja.
b. Mendapatkan masukan mengenai peningkatan kualitas
pelayanan terhadap program promosi kesehatan.
c. Puskesmas Balaraja dapat memperbaiki kinerja serta
meningkatkan kompetensi dan rasa kerja sama antar tenaga
kesehatan dalam melayani masyarakat sehingga pelayanan
pasien dapat diberikan dengan sebaik-baiknya.
16
d. Mahasiswa dapat mempelajari dan melaksanakan pengelolaan
masalah kesehatan seperti promosi kesehatan, pencegahan,
penatalaksanaan, dan pengembangan masyarakat.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Posyandu
18
keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini dan mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi. Nilai strategi yang dimaksud
untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam
meningkatkan mutu manusia dimasa mendatang dan akibat dari
proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 (tiga)
intervensi yaitu:6
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang
ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak
janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang
ditujukan untuk membina tumbuh/kembang anak secara
sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi
tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud
untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam
pembangunan bangsa dan negara.
19
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dibentuknya Posyandu adalah untuk menunjang
percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita
(AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI,
AKB dan AKABA
b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan
Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan
AKABA.
20
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan
Angka Kematian Anak Balita (AKABA).
- Memperoleh pelayanan secara profesional dalam pemecahan
masalah kesehatan terutama terkait kesehatan ibu, bayi dan balita.
- Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu
dan pelayanan sosial dasar sektor lain terkait.
c. Bagi Puskesmas
- Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer, dan
pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.
- Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
- Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.
21
Kematian Balita (AKB), dan Angka Kematian Anak Balita
(AKABA) sesuai kondisi setempat.
- Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara
terpadu sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi masing-masing
sektor.
22
Bagan 2.1. Sistem 5 Meja di Pelayanan Posyandu
23
2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata
jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima
kegiatan utamanya masih rendah yaitu kurang dari 50%. Intervensi
yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkat
cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai
motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan
Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan yang frekuensinya lebih dari 8 kali per
tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima) orang atau
lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat
yang pesertanya masih terbatas, yakni kurang dari 50% KK di
wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dapat dilakukan adalah
mengarahkan masyarakat menentukan sendiri pengembangan
program di Posyandu dan diadakannya Pelatihan Dana Sehat agar
di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat yang kuat dengan
cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan yang frekuensinya lebih dari 8 kali per
tahun, dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih.
Cakupan dari kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu
24
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat
yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Posyandu. Posyandu dalam mencapai strata
Posyandu Mandiri, bergantung pada kemampuan dan keterampilan
yang diiringi rasa memiliki serta tanggung jawab oleh para kader
yang terpilih, pengelola Posyandu, serta keterlibatan masyarakat
secara aktif dalam mendukung penyelenggaran Posyandu.
Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan
dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya.
25
pelayanan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Secara rinci kegiatan
utama Posyandu adalah sebagai berikut:
26
Toxoid, penimbangan balita, pemberian oralit dan pemberian
makanan tambahan (PMT). 4
a. Ibu hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,
pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi
(pengukuran lingkar lengan atas), pemberian tablet besi,
pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi
fundus uteri, temu wicara (konseling) termasuk Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
serta KB pasca persalinan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dibantu oleh kader. Apabila ditemukan kelainan,
segera dirujuk ke Puskesmas.
2. Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu
diselenggarakan Kelas Ibu Hamil pada setiap hari buka
Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan.
Kegiatan Kelas Ibu Hamil antara lain sebagai berikut:
a. Penyuluhan : tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan
persalinan , persiapan menyusui, KB dan gizi
b. Perawatan payudara dan pemberian ASI
c. Peragaan pola makan ibu hamil
d. Peragaan perawatan bayi baru lahir
e. Senam ibu hamil
b. Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui
mencakup:
1. Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan ,
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif dan gizi.
27
2. Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1
kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam
setelah pemberian kapsul pertama)
3. Perawatan payudara.
4. Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan
payudaram pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim), dan
pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
c. Bayi dan Anak Balita
Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus
dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas
tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu
menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya tidak
digendong melainkan dilepas bermain sesama balita dengan
pengawasan orang tua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu
disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk
balita mencakup:
1. Penimbangan berat badan
2. Penentuan status pertumbuhan
3. Penyuluhan dan konseling
4. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang.
Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
28
memadukan kegiatan-kegiatan penyuluhan gizi, pelayanan kesehatan
dasar dan keluarga berencana di Posyandu. Dengan demikian sasaran
pelayanan gizi di Posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
menyusui, dan pasangan usia subur (PUS). Pelayanan gizi di
Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang diberikan
meliputi pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan berat badan
balita, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling
gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, suplementasi
vitamin A dan tablet zat besi (Fe). Apabila ditemukan ibu hamil
kurang energi kronis (KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2
kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah (BGM), kader
wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes.4
2.2.4. Imunisasi
Imunisasi balita berasal dari kata imun yang berarti kebal atau
resisten. Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu
penyakit tertentu. Tingkat kekebalan terhadap penyakit tertentu belum
tentu kebal terhadap penyakit lain. Imunisasi didapatkan oleh anak
melalui pemberian vaksin secara sengaja. Imunisasi yang diberikan
terdiri dari imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC
(Tuberkulosis), imunisasi DPT untuk mencegah penyakit difteri,
pertusis dan tetanus, imunisasi Polio untuk mencegah penyakit
kelumpuhan, imunisasi Campak untuk mencegah penyakit campak
dan imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis.4
Setiap anak sebelum usia 1 tahun wajib mendapatkan imunisasi
dasar yang lengkap. Imunisasi yang diberikan pada waktu kegiatan di
Posyandu antara lain BCG, DPT I,II,III, Polio I, II, III, IV, dan
Campak pada usia 9 bulan serta imunisasi Hepatitis B. Menurut
program Departemen Kesehatan RI (1996), pemberian imunisasi
lengkap pada balita yaitu vaksin BCG satu kali, DPT tiga kali, Polio
29
empat kali, Campak satu kali dan Hepatitis B tiga kali. Pelayanan
imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas puskesmas.
Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap
bayi dan ibu hamil.4
30
10. Kesehatan lanjut usia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL).
11. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).
12. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang
masalah kesejahteraan sosial.
31
2.6. Kriteria Pembentukan Posyandu
a. Langkah-langkah pembentukan :
1. Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan
2. Survei mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah
bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB.
3. Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survei mawas
diri, sarana dan prasarana Posyandu, biaya Posyandu
4. Pemilihan kader Posyandu
5. Pelatihan kader Posyandu
6. Pembinaan
32
2.7. Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu
No Indikator Skor
1. A. K
epengurusan
33
2. Jumlah Pengurusan
a. Minimal sudah ada ketua, sekretaris dan anggota
1
pengurus 0
b. Belum ada pengurus (ketua, sekretaris dan anggota
pengurus) definitif
4. B. K
ader
Jumlah Kader
a. 5 orang atau lebih 1
b. K
urang dari 5 orang 0
6. Keterampilan Kader
a. Jumlah kader tlh terlatih atau mengikuti pelatihan
1
kader lebih dari 50 %
b. J umlah kader blm terlatih atau blm mengikuti pelatihan 0
kader kurang dari 50 %
34
7. C. S
arana
8. Jumlah sarana
a. Jumlahnya memadai sesuai kebutuhan (terutama;
1
jumlah KMS/Buku KIA, tablet Fe, Vitamin A,
meja-kursi) 0
b. B
elum lengkap.
10. D. P
rasarana
35
13. E. D
ana
Jumlah Dana
a. Cukup untuk membiayai kegiatan operasional
1
Posyandu. 0
b. K
ekurangan atau tidak cukup untuk biaya operasional
16. F. P
elaksanaan Program Pokok
36
18. Sasaran kegiatan pokok Posyandu
a. S
asaran lengkap (meliputi: bayi, anak/balita, ibu hamil, 1
ibu nifas, ibu menyusui dan WUS/PUS).
b. K
urang lengkap. 0
19. G. P
elaksanaan Program Pengembangan
Program Pengembangan :
a. Telah melakukan minimal satu program pengembangan
(program pencegahan dan pemberantasan penyakit
Endemik, deteksi dini penyakit ringan, penyediaan 1
obat P3K/pos obat desa, kegiatan PSN, JPKM/Dana
Sehat, Polindes/PKD)
b. Belum ada satupun dilakukan program pengembangan 0
22. H. P
elaksanaan Administrasi
37
23. Pengisian buku wajib dan SIP
a. D
ilakukan secara tertib 1
b. B
elum tertib 0
25. I. K
inerja
D/S :
a. L
ebih atau sama dengan 50 % 1
b. K
urang dari 50 % 0
26. N/D :
a. L
ebih atau sama dengan 50 % 1
b. K
urang dari 50 % 0
27. K/S :
a. L
ebih atau sama dengan 50 % 1
b. K
urang dari 50 % 0
28. Cakupan K4 :
a. L
ebih atau sama dengan 50 % 1
b. K
urang dari 50 % 0
38
30. Cakupan peserta KB:
a. L
ebih atau sama dengan 50 % 1
b. K
urang dari 50 % 0
33. Cakupan fe :
a. L
ebih atau sama dengan 50 % 1
b. K
urang dari 50 % 0
39
Penggolongan Strata Posyandu Berdasarkan Jumlah Skoring:
● Skor > 80% : Posyandu Mandiri
● Skor 70 – 80% : Posyandu Purnama
● Skor 60 – 70% : Posyandu Madya
● Skor < 60% : Posyandu Pratama
40
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
41
penyelenggaraan
pembangunan
kesehatan, guna
memberdayakan
masyarakat dan
memberikan
kemudahan kepada
masyarakat dalam
memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk
mempercepat
penurunan angka
kematian ibu dan bayi
42
4 Strata Posyandu yang sudah Indikator - Frekuensi 4
Purnama dapat melaksanakan tingkat kegiatan >8
kegiatan yang perkembangan - Jumlah
frekuensinya lebih dari Posyandu kader ≥5
8 kali per tahun, - Cakupan
dengan rata-rata KIA ≥50%
jumlah kader sebanyak - Cakupan KB
5 (lima) orang atau ≥50%
lebih. Cakupan dari - Cakupan
kegiatan utamanya Imunisasi
lebih dari 50%, mampu ≥50%
menyelenggarakan - Rerata D/S
program tambahan, ≥50%
serta telah - Program
memperoleh sumber tambahan
pembiayaan dari dana (+)
sehat yang dikelola - Dana sehat
oleh masyarakat yang <50%
pesertanya masih
terbatas, yakni kurang
dari 50% KK di
wilayah kerja
Posyandu.
43
BAB IV
METODE PENELITIAN
44
4.4. Alur Penelitian
45
3. Cakupan KIA <50% <50% ≥50% ≥50%
Indikator
1. Frekuensi Kegiatan
2. Jumlah Kader
3. Cakupan KIA
4. Cakupan KB
5. Cakupan Imunisasi
6. Rerata D/S
7. Program Tambahan
8. Cakupan Dana Sehat
46
4.7. Organisasi Penelitian
47
BAB V
5.1. Hasil
Pratama 7 5 0 4 0 16 34,05
Madya 1 4 4 0 0 9 19,15
Purnama 0 0 0 1 0 1 2,12
Mandiri 9 0 1 3 8 21 44,68
Total 17 9 5 8 8 47 100
Tabel 5.1. Strata Posyandu Seluruh Desa di Wilayah Kerja Puskesmas
Balaraja
48
5.1.2. Desa Sentul Jaya
Frekuensi
penimbangan >8 5 100
49
Rata-rata cakupan
D/S ≥50% 1 20
Cakupan KB ≥50% 4 80
Cakupan KIA
≥50% 4 80
Cakupan Imunisasi
≥50% 4 80
Adanya program
tambahan 5 100
50
5.1.3. Desa Sentul
Frekuensi
penimbangan >8 9 100
Rata-rata cakupan
D/S ≥50% 4 44,44
Cakupan KB ≥50% 0 0
51
Cakupan KIA
≥50% 5 55,56
Cakupan Imunisasi
≥50% 5 55,56
Adanya program
tambahan 9 100
52
5.1.4. Desa Saga
Tabel 5.6. Strata Posyandu desa Saga di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja
tahun 2019
53
Strata Posyandu di desa Saga pada tahun 2019 menunjukkan
hasil terdapat Posyandu strata Pratama sebanyak 7 Posyandu,
Posyandu strata Madya sebanyak 1 Posyandu, dan Posyandu strata
Mandiri sebanyak 9 Posyandu. (Tabel 5.6.)
Frekuensi
17 100
penimbangan >8
Rata-rata cakupan
16 94,12
D/S ≥50%
Cakupan KB
16 94,12
≥50%
Cakupan KIA
17 100
≥50%
Cakupan
17 100
Imunisasi ≥50%
Adanya program
11 64,71
tambahan
54
indikator rata-rata cakupan D/S dan cakupan KB ≥50%. Sebanyak
11 Posyandu (64,71%) yang mencapai indikator adanya program
tambahan. Sebanyak 10 Posyandu (58,82%) yang mencapai
indikator jumlah kader ≥5 dan dana sehat ≥50%.
Frekuensi
8 100
penimbangan >8
Rata-rata cakupan
8 100
D/S ≥50%
55
Cakupan KB
8 100
≥50%
Cakupan KIA
8 100
≥50%
Cakupan
8 100
Imunisasi ≥50%
Adanya program
8 100
tambahan
56
Strata Posyandu di kelurahan Balaraja pada tahun 2019
menunjukkan hasil terdapat Posyandu strata Pratama sebanyak 4
Posyandu, Posyandu strata Purnama sebanyak 1 Posyandu, dan
Posyandu strata Mandiri sebanyak 3 Posyandu. (Tabel 5.10.)
Frekuensi
8 100
penimbangan >8
Rata-rata cakupan
8 100
D/S ≥50%
Cakupan KB
8 100
≥50%
Cakupan KIA
8 100
≥50%
Cakupan
8 100
Imunisasi ≥50%
Adanya program
8 100
tambahan
57
5.1.7. Pencapaian Indikator di Seluruh Desa
Frekuensi
47 100
penimbangan >8
Rata-rata cakupan
37 78,73
D/S ≥50%
Cakupan KB
36 76,60
≥50%
Cakupan KIA
42 89,37
≥50%
Cakupan
42 89,37
Imunisasi ≥50%
Adanya program
41 87,23
tambahan
58
5.2. Pembahasan
59
seluruh desa di wilayah Puskesmas Balaraja didapati dua masalah pokok
yang menjadi faktor terbesar tidak tercapainya Posyandu strata Mandiri,
yaitu jumlah kader ≥ 5 (65,96%) dan dana sehat ≥ 50% (63,83%). Dimana
permasalahan yang mencakup kedua hal tersebut akan dijabarkan sebagai
berikut:
60
Selain kedua permasalahan utama, ada beberapa masalah lain yang
juga menjadi faktor tidak tercapainya strata Mandiri Posyandu. Dari segi
rata-rata cakupan D/S dalam pelaksanaannya, banyak orang tua dari balita
yang bekerja, sehingga banyak balita yang dititipkan ke kerabat, pengasuh,
atau tetangga sekitar. Hal ini menyebabkan pada saat pelaksanaan kegiatan
penimbangan banyak balita yang tidak hadir dan menjadikan rata-rata
cakupan D/S tidak mencapai ≥ 50%.
Masalah lainnya yang menyebabkan tidak tercapainya strata Mandiri
adalah cakupan KB. Pada dasarnya masyarakat sudah cukup memahami
seberapa pentingnya KB, akan tetapi dikarenakan masyarakat yang bekerja
memiliki jaminan kesehatan dari tempat mereka bekerja, sehingga
pelayanan KB banyak yang tidak dilakukan di Posyandu melainkan di
Rumah Sakit atau klinik. Setiap akseptor aktif memiliki kartu KB, idealnya
dimanapun masyarakat mendapat pelayanan KB akan tetap tercatat. Namun,
pada kenyataannya banyak data KB yang tidak terlaporkan ke Posyandu,
sehingga menyebabkan angka cakupan KB <50%.
61
BAB VI
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
62
4. Memperbaharui indikator tingkat perkembangan Posyandu terutama
terkait dana sehat, dikarenakan sebagian besar masyarakat sudah
memiliki jaminan kesehatan.
63
DAFTAR PUSTAKA
64