Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

METODE SEJARAH INTERPRETASI &


HISTORIGRAFI

Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sejarah

Yang Dibina Oleh :

Bpk Miskawi

Disusun Oleh :

Kelompok 3

 Bustanul arifin{228720100271}
 Hafidul Hasan{228720100171}
 M Syaiful Huda {228720100141}

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dari kelompok 3 dapat menyelesaikan tugas
makalah pendidikan sepanjang hayat,tidak lupa juga kami selaku penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang berkonribusi untuk menyelesaikan
makalah ini

Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman khususnya untuk kami sendiri dan untuk para pembaca pada
umumnya

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna karena keerbatasan pengetahuan kami maupun pengalaman kami oleh
karena itu kami selaku penulis mengharapkan kriik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini

Banyuwangi, 25 November 2022

Penyusun

Kelompok 3

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap ilmu mempunyai metode. Tanpa metode,kumpulan pengetahuan tentang


objek tertentu tidak dikatakan sebagai ilmu,sekalipun masih ada syarat yang lain.
Metode adalah cara kerja atau prosedur untuk memahami suatu objek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.

Dalam menentukan metode yang digunakan perlu mempertimbangkan kesesuaian


dengan objek studi.sebab kecenderungan untuk menempuh jalan yang sebaliknya
yakni mencocok cocokan objek situasi dengan metode yang asal ada saja, yang
sebenarnya merupakan suatu kekeliruan dalam kaidah ilmiah.karena itu terlebih
dahulu dicermati dan dipahami dengan cermat objeknya Sedangkan sejarah
merupakan satu cabang dari ilmu sosial yang sangat terbuka. Karena semua orang
mampu menulis sejarah.sehingga banyak tulisan sejarah yang tidak bisa
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Sehingga sulit membedahkan mana yang
fakta dan mana yang mitos atau dongeng semata. Sebelum menulis sejarah
seharusnya mengerti bagaimana cara penulisan dengan kritis. Yaitu dengan
melalui empat tahapan kerja, yang dimulai dari heuristic ( pengumpulan sumber)
kemudian kritik sumber (eksternal/bahan dan internal/isi) selanjutnya melalui
interpretasi (penafsiran) dan yang terkahir historiografi ( penulisan kisah
sejarah)sehingga tulisan yang di hasilkan bisa di pertanggung jawabkan
kebenarannya.

1.2 Rumusan masalah

1.Apa pengertian dari Interpretasi dalam metode sejarah ?

2.Apa pengertian dari Historigrafi dalam metode sejarah ?

1.3 Tujuan

1.Untuk mengetahui tentang Interpretasi & Historigrafi metode sejarah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Interpretasi Sejarah

Sebelum sampai pada tahap historiografi, terlebih dahulu fakta sejarah tersebut
digabung-gabungkan (disintesakan) berdasarkan subjek kajian. Tahap ini
merupakan tahap penafsiran terhadap sumber-sumber yang telah disaring dan
diidentifikasi melalui proses kritik ekstern dan intern yaitu berupa fakta. Fakta
yang telah didapatkan tersebut kemudian disusun, diolah, dan ditafsirkan oleh
peneliti sehingga peneliti dapat menguji kebenarannya. Setelah kebenaran
didapatkan, maka peneliti menggabungkan atau merekonstruksi fakta tersebut
menjadi sebuah satu kesatuan yang dibantu dengan “historical thingking”. Hal
tersebut dilakukan dengan memikirkan kembali masa lalu seolah-olah peneliti
mengalami dan menjadi pelaku pada peristiwa yang terjadi pada masa lalu
tersebut. Sehingga peneliti dapat memperoleh gambaran tentang permasalahan
yang dikaji.

Metode interpretasi sejarah memang pada umumnya memang sering diarahkan


kepada pandangan para ahli filsafat sehingga sejarawan bisa mendapatkan
kemungkinan jalan pemecahan dalam menghadapi masalah historis. Beberapa
interprestasi mengenai sejarah yang muncul dalam aliran-aliran filsafat itu dapat
dikelompokkan sebagai berikut :

o Interpretasi monistik, yakni interpretasi yang bersifat tinggal atau suatu


penafsiran yang hanya mencatat peristiwa besar dan pembuatan orang terkemuka.
Interprestasi ini meliputi :

§ Interpretasi teologis, yang menekankan pada takdir Tuhan sehingga peranan

§ gerak sejarah bersifat pasif.

§ Interpretasi geografis, yakni peranan sejarah ditentukan oleh factor


geografis,dengan pertimbangan letak bumi akan mempengaruhi pola hidup dan
cara hidup manusia

§ Interpretasi ekonomis,yang secara determistik factor ekonomi sangat


berpengaruh,sekalipun tidak dapat menerangkan mengapa suatu suku bangsa
berbeda padahal perekonomian hampir sama

§ Interpretasi rasial,ia;ah penafsiran yang ditentukan oleh peranan rasa tau


bangsa.

3
o Interpretasi pluralistic, dimunculkan oleh filsuf abad XIX yang mengemukakan
bahwa sejarah akan mengikuti perkembangan-perkembangan
social,budaya,politik,dan ekonomi yang menunjukkan pola peradaban yang
bersifat multikompleks

2.2 Pengertian Historigrafi

Tahap selanjutnya dari proses penelitian ini adalah historiografi. Kegiatan tersebut
merupakan tahap paling akhir dari metode penelitian sejarah. Penulis memaparkan
seluruh hasil penelitian dalam bentuk tulisan karya ilmiah. Menurut Ismaun
(2005: 28), Historiografi berarti pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang
peristiwa yang terjadi pada waktu yang telah lalu yang disebut sejarah.
Historiografi juga menggambarkan pemikiran penulis yang diawali dengan tahap
heuristik, kritik sumber, hingga interpretasi yang merupakan hasil penelitian di
lapangan yakni tentang Afrika Selatan dibawah pemerintahan Presiden Nelson
Mandela (1994 – 1999).

Hasan Usman dalam Abdurrahman (1999: 67-68) mengungkapkan bahwa terdapat


beberapa syarat umum yang harus diperhatikan oleh seorang peneliti dalam
melakukan pemaparan sejarah, antara lain:

1. Peneliti harus memiliki kemampuan mengungkapkan bahasa secara baik,


agar data dapat dipaparkan seperti apa adanya atau seperti yang dipahami oleh
peneliti dan dengan gaya bahasa yang khas.

2. Terpenuhinya kesatuan sejarah, yakni suatu penulisan sejarah itu disadari


sebagai bagian dari sejarah yang lebih umum, karena ia didahului oleh masa dan
diikuti oleh masa pula. Dengan perkataan lain, penulisan itu ditempatkannya
sesuai dengan perjalanan sejarah.

3. Menjelaskan apa yang ditemukan oleh peneliti dengan menyajikan bukti-


buktinya dan membuat garis-garis umum yang akan diikuti secara jelas oleh
pemikiran pembaca.

4. Keseluruhan pemaparan sejarah haruslah argumentatif, artinya usaha peneliti


dalam mengerahkan ide-idenya dalam merekonstruksi masa lampau itu didasarkan
pada bukti-bukti terseleksi, bukti yang cukup lengkap dan detail fakta yang
akurat.

Cukup jelas bahwa hal yang membedakan penulisan sejarah dengan penulisan
ilmiah bidang lain ialah penekanannya pada aspek kronologis

4
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metode sejarah merupakan cara atau teknik dalam merekontruksi peristiwa masa
lampau, melalui empat tahapan kerja,yaitu heuristik (pengumpulan sumber), kritik
sumber (eksternal/bahan dan internal/isi),interprestasi (penafsiran),dan
historiografi (penulisan kisah sejarah).

Daftar Rujukan

5
Sjamsudin, H. 1994. Metodologi Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan.

Abdurrahman,dudung,Metodologi penelitian sejarah.jogyakarta:Ar Ruzz


Media,2007

Hamid,Abd Rahman dan Muhammad saleh madjid.Pengantar Ilmu


Sejarah.Yogyakarta:penerbit ombak,2011

Anda mungkin juga menyukai