Anda di halaman 1dari 2

Mabadi Khoiro Ummah

A. Pengertian Mabadi Khoiro Ummah

Mabadi Khoiro Ummah dpat diartikan sebagai gerakan pembentukan


identitas dan karkter sehingga warga Nahdlatul Ulama' melalui penanaman nilai -
nilai yang dapat dijadikan prinsip dasar. atau dengan kata lain mabadik hoiro
ummah adalah prinsip dasar untuk membentuk umat terbaik.

B. Perumusan Mabadi Khoiro Ummah

Lahirnya gerakan ini didorong oleh adanya kesadaran bahwa mewujudkan


cita-cita dan tujuan NU harus didukung oleh umat yang memiliki sifat-sifat terpuji
dan mental perjuangan yang tinggi yang mampu mengemban tugas Amar ma'ruf
nahi mungkar.

Tujuan gerakan mabadik hoiro ummah tidak hanya pada pembinaan ke


dalam saja tetapi mempunyai dampak keluar untuk dijadikan umat teladan
sebagai salah satu aset yang dapat dijadikan modal dalam upaya
pengembangan nilai-nilai ajaran Nahdlatul Ulama yang rahmatan lil alamin

Mabadi Khoiro Ummah pertama kali dirumuskan setelah kongres HBNU


(PBNU)ke XIII tahun 1935 persamaan dengan gerakan pembangunan ekonomi.

Penamaan Mabadi Khoiro Ummah ini melalui berbagai forum khususnya


melalui Lailatul Ijtima gerakan ini pernah berhenti pada waktu terjadinya PD 2
dan NU menjadi partai politik.

Pada Munas alim ulama Tahun 1992 di Lampung dirumuskan kembali


Mabadi Khoiro Ummah.

C. Isi dan kandungan Mabadi Khoiro Ummah

1. As Shidqu artinya kejujuran, sifat jujur adalah keutamaan yang menjadi dasar
dalam kehidupan bermasyarakat, kejujuran dapat menjadikan tertibnya
semua urusan dan lancarnya semua tugas termasuk mengangkat derajat
seseorangtertibnya semua urusan dan lancarnya semua tugas termasuk
mengangkat derajat seseorang.
2. Al amanah wali Wafa bilahdi artinya dapat dipercaya atau menepati janji hal
ini merupakan sifat yang diletakkan pada seseorang yang dapat
melaksanakan tugas yang dipikul nya baik baik yang bersifat dunia maupun d
baik yang bersifat diniyah maupun ijtima'. Tepat janji mengandung arti
melaksanakan semua perjanjian baik secara pribadi atau kelompok.
3. Al 'Adalah artinya bersikap adil. Bersikap Adil yang berpihak pada kebenaran
Bersikap Adil dituntut pada semua pihak baik pada penguasa, Hakim
pimpinan, kepala keluarga, dan Orang alim yang berfatwa.
4. At ta'awun artinya tolong menolong. Manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa
saling tolong menolong maka sesuai dengan firman Allah dalam surat al-
maidah 2, yang artinya : "dan Tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan
taqwa dan jangan tolong menolong kamu dalam perbuatan dosa dan
pelanggaran dan bertaqwalah kepada Allah Sesungguhnya Allah amat berat
siksanya".
5. Al Istiqomah artinya keanehan, kesinambungan dan berkelanjutan, keajegan
artinya tetap dan tidak bergeser dari jalur sesuai yang ditentukan Allah dan
rasulnya, kesinambungan artinya saling keterkaitan antara kegiatan yang satu
dengan kegiatan yang lain. sedangkan berkelanjutan adalah proses
pelaksanaan secara terus menerus.

D. Penerapan Mabadi Khoiro Ummah

Sesuai dengan butir-butir yang dirumuskan oleh Nahdlatul ulama, maka


penerapan prinsip-prinsip tersebut harus diterapkan selalu benar dan jujur dalam
bersikap yaitu :

1) "As Shidqu" dalam arti kejujuran dalam bersikap, kejujuran dalam berbicara,
kejujuran dalam berbuat, dan kejujuran dalam berpikir.
2) "Al Amanah Wal Wafa Bil Ahdi" dalam arti sebagai anggota NU secara
otomatis harus berjanji untuk tunduk kepada peraturan organisasi.
3) "Al adalah" dalam arti menunjukkan sikap adil dalam kehidupan sehari-hari.
4) "At ta'awun" dalam arti menunjukkan sikap tolong-menolong di antara
sesama.
5) "Al Istiqomah" yang harus diwujudkan dalam bentuk keajekan dalam berbuat
baik. Nilai-nilai yang terkandung dalam mabadi Khaira Ummah harus
dijadikan pedoman dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Catatan

- cita-cita pendiri, yaitu islahulummah atau perbaikan umat dalam berbagai bidang,
agama, ekonomi, sosial, kebudayaan dan lainnya.

- Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin, artinya Islam merupakan agama
yang membawa rahmat (kebaikan, kasihsayang) dan kesejahteraan bagi
seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama
manusia. Allah tegaskan hal tersebut dalam firman-Nya, “Dan tidaklah engkau
(Muhammad) diutus ke muka bumi ini kecuali sebagai rahmat bagi seluruh
alam.” (QS. al-Anbiya: 107).

Contoh: kita harus selalu menjaga hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan
sesama manusia dan mahluk-mahluk lain,” kata Guru Besar UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Prof Siti Musdah Mulia di Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai