Anda di halaman 1dari 5

Ringkasan Materi Ke-NU-an Kelas 12

Oleh : Aisyah Purwandari


BAB I
MABADI’U KHAIRA UMMAH NAHDLATUL ULAMA

A. MABADI’U KHAIRA UMMAH SEBAGAI MISI NAHDLATUL ULAMA

1. Pengertian Mabadi’u Khaira Ummah


Nahdlatul Ulama ( NU ) merupakan organisasi keagamaan terbesar di Indonesia
yang didirikan pada tanggal 16 Rajab 1344 H bertepatan tanggal 31 Januari 1926 M oleh
para Kiai pengasuh pesantren. Tujuan didirikannya NU diantaranya :
a. Memelihara , melestarikan , mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam
Ahlussunnah wal Jama’ah yang menganut pola mazhab empat ; Imam Hanafi ,
Imam Maliki , Imam Syafi’I dan Imam Hambali.
b. Mempersatukan langkah para ulama dan pengikut-pengikutnya
c. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan
masyarakat , kemajuan bangsa , dan ketinggian harkat serta martabat manusia.
Prinsip aswaja yaitu hakikat tujuan hidup adalah tercapainya keseimangan
kepentingan dunia dan akhirat dan selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt. Untuk
mewujudkan dan mengamalkan ajaran aswaja setiap anggota harus terpanggil dalam
melakukan amar ma’ruf nahi munkar.
Kendala utama yang menghambat kemampuan umat melaksanakan amar ma’ruf
nahi munkar dan menegakkan agama adalah karena kemiskinan dan kelemahan dibidang
ekonomi. Kelemahan ekonomi ini bermula dari lemahnya Sumber Daya Manusia
( SDM ). Gerakan pengembangan dan penguatan ekonomi di NU terus digiatkan ,
mengingat dengan upaya ini NU berkembang secara mandiri.
2. Tujuan dan Isi Mabadi’u Khaira Ummah
Mabadi’u Khaira Ummah merupakan gerakan untuk membangun etika sosial dan
moral ekonomi. Dicetuskan kali pertama pada Muktamar NU tahun 1939 di agelang oleh
K.H Machfud Shiddiq ( w. 1364 H / 1944 M ), yang dikenal dengan istilah Mabadi’u
Khaira Ummah as-Salasah ( trisila mabadi). Trisila mabadi antara lain al-shidqu , al-
wafa bi al-‘ahd/ al-amanah , ta’awun. Istilah khaira ummah diambil dari QS. Ali Imran
(3) : 110 yakni :
Artinya : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia , menyuruh
kepada yang ma’ruf , dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman , tentulah itu lebih baik bagi mereka , di antara mereka ada
yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orag yang fasik.” ( QS. Ali Imran
(3):110).
Ayat tersebut berisi perintah kepada umat islam agar ada diantaranya suatu
golongan yang mengkhususkan diri untuk berdakwah. Menyuruh berbuat baik dan
mencegah berbuat munkar yaitu segala perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Allah
dan Rasul-Nya serta bertentangan pula dengan kemaslahatan umat manusia.
Sesuai perkembangan jaman dan kemajuan ekonomi , kemudian dalam Munas
Alim Ulama dan Konbes NU di Lampung tahun 1992, Mabadi’u khaira ummah as-
Salasah dikembangkan mejadi Mabadi’u Khaira Ummah al-Khamsah ( pancasila mabadi)
dengan menambahkan ‘adalah dan istiqamah. Bahkan menurut KH. Achmad Shiddiq ( w.
1411 H/1991 M) dalam negara yang berdasarkan Pancasila maka mabadi ini digunakan
sebagai sarana mengembangkan masyarakat Pancasila yaitu masyarakat sosialis yang
religious yang dicita-citakan oleh NU oleh negara.
3. Prinsip-prinsip Mabadi’u Khaira Ummah
Al-Shidqu ( jujur , benar , trust ) memiliki posisi sangat penting dalam
pengembangan bisnis. Al-wafa bi al-‘ahd/al-amanah ( menempati janji ) merupakan
indikasi tidaknya organsasi atau lembaga bisnis. Al-Ta’awun ( tolong-menolong)
merupakan sendi utama dalam tata kehidupan bermasyarakat, manusia tidak bisa hidup
sendiri tanpa bantuan pihak lain. Prinsip al-‘adaalah ( keadilan)ndan al-istiqamah
( konsisten ) sangat perlu ditegaskan saat ini karena ditengah sistem kapitalis keadilan
menjadi sangat langka.\
Kebangkitan kembali prinsip Mabadi’u Khaira Ummah ini di dorong oleh
kebutuhan-kebutuhan dan tantangan nyata yang dihadapi oleh NU khususnya dan bangsa
Indonesia umumnya. Diantaranya adalah kemiskinan dan kelangkaan SDM kemerosotan
budaya , dan mencairnya solidaritas sosial. Nilai-nilai universal butir-butir Mabadi’u
Khaira Ummah dapat dijadikan jawaban langsung bagi problem-problem sosial yang
dihadapi masyarakat dan bangsa ini.
B. URAIAN DAN PEMASYARAKATAN MABADI’U KHAIRA UMMAH

1. Al-Shidqu
Sebagai salah satu sifat Rasulullah Saw. Al-Shidqu berarti jujur , benar ,
keterbukaan , tidak bohong dan satunya hati , kata dan perbuatan. Setiap warga NU
dituntut jujur semula pada diri sendiri dan kemudian kepada orang lain . Dalam
bermu’amalah dan berinteraksi harus bertegang teguh pada prinsipp al-shidqu sehingga
pihak lain tidak khawatir tertipu. Itulah yang dijalankan Rasulullah Saw saat menjalankan
bisnis Siti Khadijah dan beliau memperoleh sukses besar. Prinsip as-shidqu telah
dijalankan Rasulullah Saw sepanjang hidupnya.
2. Al-amanah wa al wafa bi al-‘ahdi
Al-amanah lebih umum meliputi semua beban yang harus dilaksanakan ,
baik ada perjanjian atau tidak. Sedangkan al-wafa bi al-‘ahdi hanya berkaitan
dengan perjanjian . Kedua istilah ini digabungkan untuk memperoleh satu
kesatuan pengertian yang meliputi dapat dipercaya memegang tanggung jawab ,
setia dan menepati janji . Seua ini untuk menghindari diri dari beberapa sikap
buruk , seperti manipulasi dan berkhianat dan dilandasi kepatuhan serta ketaatan
kepada Allah Swt.
Sebelum diangkat menjadi rasul , Nabi Muhammad Saw mendapat gelar
‘al-amin’ dari masyarakat karena diakui sebagai orang yang dapat diserahi
tanggung jawab.

3. Al-‘Adalah
Berarti bersikap adil , proporsional , objektif dan mengutamakan
kebenaran. Prinsip ini mengharuskan orang berpegang kepada kebenaran objektif
dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya , jauh dari pengaruh egoisme.
Setiap warga NU harus memegang kebenaran yang objektif dalam pergaulan
untuk mengembangkan kehidupan. Orang yang bersikap adil akan dipandang
orang lain sebagai tempat yang aman untuk berlindung dan tidak menjadikannya
ancaman. Warga NU yang bisa menjadi pengayom bagi masyarakatnya sekaligus
memudahkan membuka jalan kehidupannya.
4. Al-Ta’awun
Al-Ta’awun berarti tolong menolong atau sikap saling menolong diantara
sesame , setia kawan , gotong royong dalam kebaikan dan taqwa. Prinsip ini
mempunyai arti timbal balik yaitu memberi dan menerima. Oleh karena itu sikap
ta’awun mendorong orang untuk bersikap kreatif , agar memiliki sesuatu yang
dapat disumbangkan pada yang lain untuk kepentingan bersama sebagai langkah
mengkoordinasi masyarakat.
5. Al-Istiqamah
Al-Istiqamah berarti teguh , jejeg-ajek , dan konsisten. Tetap teguh dengan
ketentuan Allah Swt dan Rasul-Nya serta tuntutan para al-Salafus al-Salihin dan aturan
main serta rencana yang telah disepakati. Al-Istiqamah juga berarti berkesinambungan
dan keterkaitan antara satu perode dengan periode berikutnya.Berkelanjutan dalam
sebuah proses maju yang tidak kenal henti untuk mencapai tujuan. Semuanya merupakan
satu kesatuan yang utuh , yang saling menopang seperti sebuah bangunan.
C. STRATEGI PEMASYARAKATAN MABADI’U KHAIRA UMMAH
Mabadi’u khaira ummah adalah gerakan pembentukan identitas dan karakter
warga NU melalui penanaman nilai-nilai luhur yang digali dari paham keagamaan NU.
Gerakan Mabadi’u Khaira Ummah merupakan langkah awal dari pembentukan umat
terbaik.Penanaman Mabadi’u Khaira Ummah kepada warga NU harus dilaksanakan
secara intensif , terencana dan berkelanjutan melalui berbagai jalur yang dimiliki oleh
NU. Mabadi’u Khaira Ummah relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa dan
negara yang sasaran utamanya adalah pembangunan SDM. Keberhasilan pembangunan
bangsa ini akan bergantung pada upaya pembentukan manusia Indonesia , yang tidak
hanya memiliki skill saja tetapi juga watak dan karakter terpuji serta bertanggung jawab.

LATIHAN SOAL !
1. Apa yang dimaksud dengan Mabadi’u Khaira Ummah ?
2. Sebutkan tujuan Mabadi’u Khaira Ummah ?
3. Sebutkan prinsip-prinsip Mabadi’u Khaira Ummah ?
4. Menurut anda , mengapa warga NU dituntut untuk memiliki sifat jujur ? jelaskan
alasannya ?
5. Jika kalian menemui seseorang yang manupulatif , berbohong tidak amanah lalu
bagaimana sikap yang akan kalian lakukan ?

Berilah tanda centang pada tabel diawah ini.


No Pernyataan Setuju Sangat Tidak
setuju setuju
1. Sebaik-baik amal menurut Allah adalah
yang dilakukan oleh pemiliknya terus
menerus walaupun sedikit.
2. Andi berbohong demi kebaikan bersama
3. Ketika melihat perselisihan ikut berselisih
4. Melaksanakan prinsip at-taawun ( tolong
menolong ) kepada teman untuk mencontek
pada saat ulangan
5. Memberi harapan yang tidak benar kepada
orang lain bukan merupakan warga NU yang
melakukan prinsip Mabadi’ Khaira Ummah

Anda mungkin juga menyukai