Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PEMIKIRAN DAN PERGERAKAN NU TENTANG PERILAKU


WARGA NU

Disusun oleh:
1. Devi Purnaning (2103401051045)
2. Fina Khairunnisa (2103401051049)
3. Khoirul Anam (2103401051010)

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
“Pemikiran dan Pergerakan Nu Tentang Perilaku Warga NU”

Penulis berusaha sebaik mungkin untuk dapat menyelesaikan makalah ini


secara sistematis dan mengacu pada sumber yang ada, dengan tujuan
memudahkan pembaca makalah “Pemikiran dan Pergerakan Nu Tentang Perilaku
Warga NU”

Penulisan makalah ini tidak dapat terlaksana dengan baik, tanpa bantuan
dari sebagian pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada
dosen mata kuliah yang telah meluangkan waktu untuk menyempurnakan makalah
ini. Penulis sadar bahwa segalah bantuan yang diterima, tidak dapat kami balas.
Oleh karena itu dengan rendah hati penulis serahkan kepada yang Maha Kuasa,
semoga budi baik mereka mendapat rahmat yang berlimpah.

Jember, 10 April
2022

                                                                                     
                            

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Mahbadi’ khaira ummah ?
2. Apa yang dimaksud dengan Ukhuwah NU ?
3. Bagaimana tatacara penegakan Amar makruf nahi munkar ?
4. Bagaimana pergerakan NU menyebar Islam aswaja dan NKRI ?
5. Apa yang dimaksud dengan Qoidah fiqhiyah sebagai dasar pembentukan
perilaku warga NU ?
1.3 Tujuan
1. Mampu memahami Mahbadi’ khira ummah
2. Mampu memahami Ukhuwah NU
3. Memahami tatacara penegakan Amar makruf nahi munkar
4. Pergerakan NU menyebar Islam aswaja dan NKRI
5. Memahami Qoidah fiqhiyah sebagai dasar pembentukan perilaku warga
NU
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Mubadi’ Khira Ummah


2.1.1. Pengertian Mubadi’ Khaira Ummah
Mabadi Khaira Ummah adalah prinsip-prinsip dasar yang melandasi
terbentuknya umat yang terbaik. Gerakan Mabadi Khaira Ummah merupakan
langkah awal pembentukan umat terbaik (khaira ummah) yaitu suatu umat yang
mampu melaksanakan tugas-tugas Waljamaah yang merupakan bagian terpenting
dari kiprah Nahdlatul Ulama. Amar makruf adalah mengajak dan mendorong
perbuatan baik yang bermanfaat bagi kehidupan duniawi dan ukhrawi, sedangkan
Nahi munkar adalah menolak dan mencegah segala yang dapat merugikan,
merusak, dan merendahkan nilai-nilai kehidupan dan kemanusiaan.
Oleh karena itu, amar makruf dan nahi munkar merupakan dua sendi yang
tidak dapat dipisahkan untuk mencapai kebahagiaan lahiriah dan batiniah. Prinsip
dasar yang melandasinya disebut Mabadi Khaira Ummah. Kalimat khaira ummah
diambil dari kandungan Alquran surat Ali Imran ayat 110 yang berbunyi:

ِ ‫اس ت َۡأ ُمرُونَ بِ ۡٱل َم ۡعر‬


‫ُوف َوت َۡنهَ ۡونَ ع َِن ۡٱل ُمنڪ َِر َوتُ ۡؤ ِمنُونَ بِٱل ّل‬ ِ َّ‫خَي َر ُأ َّم ٍة ُأ ۡخ ِر َج ۡت لِلن‬
ۡ ۡ‫ُكنتُم‬

Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman
kepada Allah (QS. Ali Imran 110)
2.1.2. Uraian dan Pemasyarakatan Mabadi Khaira Ummah
Pada pembahasan ini akan diuraikan makna-makna yang terkandung
dalam Mabadi Khaira Ummah, yaitu:
a. Asshidqu (memiliki integritas kejujuran)
Butir ini mengandung arti kejujuran pada diri sendiri, sesama dan kepada
Allah sebagai pencipta. Asshidqu mengandung arti juga kebenaran,
kenyataan, kesungguhan dan keterbukaan. Kejujuran dan kebenaran adalah
satunya kata dengan perbuatan, ucapan dengan pikiran. Apa yang
diucapkan sama dengan yang dibatin.
b. Al amanah walwafa bil’ahdi (terpercaya dan taat memenuhi janji)
Butir ini memuat dua istilah yang saling kait, yakni al amanah dan al wafa
bil’ahdi. Yang pertama secara lebih umum meliputi semua beban yang
harus dilaksanakan, baik ada perjanjian maupun tidak, sedang yang
disebut belakangan hanya berkaitan dengan perjanjian.
c. Al’adalah (tagak lurus dalam meneguhkan rasa adil dan keadilan)
Bersikap adil al’adalah mengandung pengertian objektif, proporsional dan
taat asas. Butir ini mengharuskan orang berpegang kepada kebenaran
objektif dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
d. Attaawun (saling menolong)
Attaawun merupakan sendi dalam tata kehidupan masyarakat. Yaitu
manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa berinteraksi
dengan masyarakat sekitarnya. Prinsip ini mengandung pengertian tolong
menolong, setia kawan, dan gotong royong dalam mewujudkan kebaikan
dan ketakwaan.
e. Al Istiqomah (konsisten)
Al istiqomah mengandung pengertian ajeg-jejeg, kesinambungan,
keberlanjutan dan kontiniutas. Ajeg-jejeg artinya tetap dan tidak bergeser
dari jalur (thariqah) sesuai dengan ketentuan Allah, Rasul-Nya, para salaf
al salih dan aturan yang telah disepakati bersama. Kesinambungan artinya
keterkaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain dan antara
periode satu dengan periode yang lain sehingga semuanya merupakan satu
kesatuan yang saling menopang dan terkait seperti sebuah bangunan.
2.1.3. Prinsip Prinsip Mabadi Khaira Ummah
Pada Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama di Lampung
tahun 1992, gerakan Mabadi Khaira Ummah kembali dimunculkan ke permukaan
dan bahkan lebih dikembangkan lagi. Mabadi Khaira Ummah yang pada asalnya
hanya terdiri dari tiga prinsip yaitu Asshidqu, Alamanah / Alwafa bil Ahdi, dan
Attaawun sebagaimana yang dirumuskan oleh KH. Mahfudz Shiddiq selaku ketua
PBNU pada tahun 1935. Kemudian dalam Munas Alim Ulama dan Konbes NU di
Bandar Lampung tahun 1992, tiga prinsip tersebut ditambah dua poin lagi yakni
Aladalah dan Alistiqomah, sehingga menjadi lima prinsip dan disebut juga
sebagai “Mabadi Khaira Ummah”.
Dasar pemikiran adanya penambahan tersebut adalah perbedaan tantangan
situasional yang berbeda antara tahun 1935 dan tahun-tahun mendatang. Selain itu
juga adanya perbedaan sasaran yang ingin dicapai. Sasaran pada waktu itu hanya
pembentukan jati diri dan watak warga, sedangkan sekarang ini diharapkan
sebagai modal dasar bagi pembentukan tata kehidupan baru yang lebih baik.
2.2. Ukhuwah NU
2.2.1 Pengertian Ukhuwah
Ukhuwah berasal dari kata dasar akhun, yang berarti saudara. Kata akhun
ini dapat berarti saudara kandung/seketurunan atau dapat juga berarti kawan.
Secara etimologi juga disebutkan, bahwa kata Ukhuwah berasal dari kata “akhun”
berarti dua orang yang kelahiranya sama dari dua sisi: ayah ataupun ibu, atau
salah satu diantara keduanya, atau karena penyusuan. Kadang kata ini juga di
pergunakan bagi dua orang yang sama ras, agama, karakter, pergaulan atau dalam
kecintaan dan lain sebagainya.
2.2.2 Macam-Macam Ukhuwah Islamiyah
Terdapat beberapa macam persaudaraan yang di ajarkan oleh agama Islam.
Perbedaan suku, bangsa, agama, tidak menjadi halangan bagi manusia untuk tetap
bersaudara. Adapun macam-macam Ukhuwah Islamiyah yaitu:
1. Ukhuwah ubudiyah adalah saudara kesemahlukan atau kesetundukan
kepada Allah SWT.
2. Ukhuwah insaniyah (basyariyah) adalah semua umat manusia adalah
saudara, karena mereka berasal dari ayah dan ibu yang sama yaitu Adam
dan Hawa.
3. Ukhuwah wataniyah wa an-nasab adalah persaudaraan dalam keturunan
dan kebangsaan.
4. Ukhuwah fii din al-islam adalah persaudaraan sesama umat muslim
2.2.3 Sikap yang mempengaruhi Ukhuwah
Adanya kebutuhan yang dirasakan hanya dapat dicapai dengan melalui
kerja sama, gotong royong dan persatuan. Keberlangsungan sikap ukhuwah dalam
realisasi kehidupan sosial dipengaruhi oleh beberapa sikap dasar, antara lain :
1. Saling mengenal (Ta’aruf)
2. Saling menghargai dan menegangkan (tasamuh)
3. Tolong menolong (ta’awun)
4. Saling mendukung (tadlamun)
5. Saling menyayangi (tarahum)
2.2.4 Sikap yang dapat mengganggu Ukhuwah
Ukhuwah akan terganggu kelestariannya apabila terjadi sikap-sikap
destruktif (Muhlikat) yang bertentangan dengan etika sosial yang baik (akhlakul
karimah), seperti :
1. Saling menghina (Assakhriyah)
2. Saling mencela (allamzu)
3. Berburuk sangka (suudhan)
4. Suka mencemarkan nama baik (ghibah)
5. Sikap curiga yang berlebihan (Tajassus)
6. Sikap congkak (Takabbur)
2.2.5 Penjabaran Konsep Ukhuwah Nadliyah
Dalam masalah sosial ukhuwah dapat dijabarkan dalam beberapa kontek
hubungan sebagai berikut :
1. Persaudaraan nasioanal (ukhuwah wathoyah) yang tumbuh dan
berkembang karena persamaan aqidah/keimanan, yang baik di tingkat
nasional maupaun internasional.
2. Persatuan nasional (ukhuwah wahtoniyah) yang tumbuh dan berkembang
atas dasar kesadaran berbangsa dan bernegara.
3. Solidaritas kemanusiaan (ukhuwah wathiniyah) yang tumbuh dan
berkembang atas dasar rasa kemanusiaan yang bersifat universal.
2.3. Penegakan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
2.3.1 pengertian Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Secara etimologi kata ma‟ruf adalah berasal dari bahasa Arab, isim maf‟ul
dari kata arafa, yu‟rifu, irfatan atau ma‟rifatan yang berarti mengetahui,
mengenal, mengakui. Sebagai isim maf‟ul, kata ma‟ruf diartikan sebagai sesuatu
yang telah diketahui, yang telah dikenali atau yang telah diakui. Kadang-kadang
kata ma‟ruf juga diartikan sebagai sesuatu yang sepantasnya, sewajarnya atau
sepatutnya atau sesuatu yang terpuji.11 Sedangkan kata munkar juga berasal dari
bahasa Arab, yang kata dasarnya adalah nakira, yang diartikan dengan jahala
(tidak mengenal, tidak mengetahui atau tidak mengakui). Sebagai isim maf”ul,
kata munkar diartikan sebagai sesuatu yang tidak diketahui, yang tidak dikenali
atau yang tidak diakui,12 yang pada gilirannya diingkarinya.
2.3.2 Karakteristik Masyarakat Menyikapi Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Ada 3 karakter masyarakat dalam menyikapi amar ma’ruf nahi munkar:
1. Memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang munkar, atau dinamakan
karakter orang mukmin.
2. Memerintahkan yang munkar dan melarang yang ma’ruf, atau dinamakan
karakter orang munafik.
3. Memerintahkan sebagian yang ma’ruf dan munkar, dan melarang sebagian
yang ma’ruf dan munkar. Ini adalah karakter orang yang suka berbuat dosa
dan maksiat
2.3.3 Manfaat Melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Ada beberapa manfaat bila amar ma’ruf dan nahi munkar ditegakkan:
1. Kita akan menjadi bagian dari orang-orang mukmin.
2. Segala kebaikan akan diberikan siapa saja yang melakukan aksi amar
ma’ruf nahi munkar, yaitu, orang-orang yang lahir dari umat terbaik (umat
muslim).
3. Kita akan menjadi orang-orang yang shaleh.
4. Kita akan mendapatkan keselamatan apabila kita mencegah perbuatan
buruk (munkar).
5. Kita akan menjadi orang-orang yang meraih kemenangan.
6. Allah akan memberikan rahmat dan karunianya kepada kaum tersebut,
sehingga tercipta kerukunan, kedamaian dan ketentraman.
7. Akan dijauhkan dari Azab Allah.
8. Ilmu yang dibawa oleh para ulama (sebagai pewaris para nabi) akan
terjaga dengan baik, sehingga dijauhkan dari kesesatan dalam menuntut
ilmu, yaitu niat/motivasi yang salah dan belajar pada orang yang salah.
Dengan terjaganya para ulama yang sholeh, maka akan lahirlah umara
(penguasa) yang baik dan mampu memimpin umatnya dengan adil
2.3.4
2.4. Qoidah fiqhiyah sebagai dasar pembentukan perilaku warga NU

Anda mungkin juga menyukai