Disusun oleh:
Agus Susanto (21102011033)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena telah
melimpahkan rahmad, hidayah, dan inayah-Nya. Sehingga Kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudu “Dasar-Dasar dan Dalil Amaliah NU “ini
dengan tepat waktu.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Ali Romdhoni, M.A. Selaku
dosen pengampu mata kuliah Ke-NU-an III. Karena telah memberikan tugas ini
kepada Kami. Semoga apa yang telah diberikan bapak kepada Kami, akan
mendapat balasan yang baik oleh Tuhan Yang Maha Esa. Kami juga berharap
semoga dapat mengambil hikmah dari tugas ini dan menjadi lebih baik kedepannya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan kepada Kami. Karena tanpa dukungan kalian, Kami tidak
dapat menyelasaikan tugas ini dengan baik. Semoga atas dukungan kalian, Tuhan
akan membalasnya dengan kebaikan.
Kami mengucapkan mohon maaf, jika dalam makalah ini terdapat
kekurangan. Karena sesungguhnya manusia tidak ada yang sempurna. Kami juga
berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun.
Agar kedepan Kami dapat membuat makalah dengan baik.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nahdlatul Ulama adalah Jam’iyyah Diniyyah yang didirikan pada 16 Rajab
1344 H/ 31 januari 1926 M, oleh para Ulama Kiyai pengasuh Pondok Pesantren
sebagai wadah bagi para Ulama dan pengikut-pengikutnya. Para Ulama sepakat
untuk mendirikan organisasi beserta nama dan peresmiannya diserahkan kepada
KH. Hasyim Asyári. Organisasi ini dibentuk bertujuan untuk memelihara,
melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam yang berlandaskan
Aqidah Ahlus Sunnah Wa Al jamah dan menganut pola Amaliyah salah satu
madhab yang 4 yaitu Imam Hanafi, Imam maliki, Imam Syafi’í dan Imam Hambali.
Serta melaksanakan kegiatan masyarakat untuk menciptakan kemaslahatan
kehidupan bermasyarakat, kemajuan bangsa dan ketinggian harkat dan martabat
manusia. (Khittah NU, Buku seri MKNU, 2019:5).1
Amaliyah berarti tingkah laku sehari-hari yang berhubungan dengan
masalah agama. Dalam pembahasan ini yang dimaksud amaliyah Nahdlatul Ulama
(NU) adalah upaya perbuatan hati, ucapan, dan tingkah laku untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT melalui ajaran-ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah versi NU.
Sederhananya amaliyah NU adalah amalan ibadah yang dipedomani dan
dilaksanakan oleh warga Nahdlatul Ulama (NU) berdasarkan Amalan Islam
Ahlussunah Wal Jamaah.
Berdasarkan pernyataan, maka diatas penulis membuat makalah yang
berjudul “Dasar-Dasar dan Dalil Amaliah NU”. Untuk mengetahui lebih dalam
tentang dasar dan dalil dari tradisi yang selalu dijalankan oleh wargaNU.
1
(Cucu Suwandana, 2023)
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Amaliah NU
NU (Nahdlatul Ulama) adalah salah satu ormas Islam yang terkenal dengan
berbagai amalan yang sering dilakukan secara berjamaah. Tradisi pewarisannya
bisa dibilang cukup panjang yaitu dari generasi ke generasi. Kadang banyak juga
yang mempertanyakan keabsahan tradisi dan amaliyah NU ini.
2
(Kusmayadi, 2023)
2
memasuki hari ketujuh, ke-40 bahkan sampai hari ke-100 dari kewafatan
seorang mayit.
Hal tersebut termaktub dalam QS. Al-Hasyr ayat 10 yang artinya: dan
orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin, dan Anshar), mereka
berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami, dan saudara-saudara kami yang
telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan
kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan
kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.”
Beberapa ayat di atas dapat dijadikan bukti nyata orang yang beriman
tidak hanya memperoleh pahala dari perbuatannya sendiri. Mereka juga dapat
merasakan manfaat amaliyah orang lain. Sumber dalil-dalil dari ayat-ayat al-
Qur’an di atas yang menunjukan bahwa sampainya pahala yang dikirim oleh
orang yang masih hidup (keluarga, sanak saudara, tetangga, dan lain
sebagainya) kepada mayit (orang yang telah meninggal dunia).
َّللا
ِ سو َل ه ُ َيا َر: قِي َل.“ ” ج َِددُوا ِإي َما َنكُم: س هل َم َ ع َلي ِه َو صلهى ه
َ َُّللا َ َّللا ُ َو َقا َل َر، َعَن أ َ ِبي ه َُري َرة،
ِ سو ُل ه
ََل ِإلَهَ ِإ هَل ه: ” أَكث ُِروا ِمن قَو ِل: ف نُج َِد ُد ِإي َمانَنَا ؟ قَا َل
َُّللا َ َوكَي
Artinya:
3
Dari Abi Hurairah RA, ia berkata Rasulullah SAW bersabda: Perbaruilah iman
kalian. Para sahabat bertanya, “Bagaimana kami memperbarui iman kami ya
Rasullah?’ Beliau Menjawab: “Perbanyaklah mengucapkan La Illaaha
Illahllah”
روى أحمد بن حنبل في الزهد وأبو نعيم في الحلية عن طاوس أن الموتى يفتنون في قبور هم سبعا
فكانوا يستحبون أن يطعموا عنهم تلك األيام إسناده صحيح وله حكم الرفع وذكر ابن جريج في مصنفة
عن عبيد بن عمير أن المؤمن يفتن سبعا والمنافق أربعين صباحا وسنده صحيح أيضا (شرح السيوطي
٢/٤٩١ (على مسلم ج
Ahmad bin Hambal dalam kitabnya az-Zuhud & Abu Nu’aim pada kitabnya
al-Hilyah meriwayatkan dari Thawus, “Sungguh orang-orang mati mendapat
ujian di dalam kuburnya selama 7 hari. Maka para sahabat senang untuk
memberikan sedekah pada tujuh haru tersebut”. Sanad riwayat ini shahih dan
berstatus hadi marfu’. Ibnu Juraij dalam Mushannaf menyebutkan dari Ubad
bin Amir; “Sungguh orang mukmin mendapat ujian di kubur selama 7 hari &
orang munafiq selama 40 hari . Sanadnya juga shahih“.
Dianjurkan membaca Al-Qur’an di kubur. Ahmad berkata “Jika masuk kubur
bacalah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas. Hadiahkan untuk ahli
kubur, maka akan sampai. Inilah kebiasaan sahabat Anshar yang bolak-balik
kepada orang yang meninggal dari golongan mereka dengan membaca Al-
Qur’an”
4
Dalil dari Ijma dan Qiyas:
1) Imam Syafi’i berkata, “Bahwa, disunahkan membacakan ayat-ayat al-
Qur’an kepada mayit, dan jika sampai khatam al-Qur’an maka akan lebih
baik.”
2) Imam al-Hafidz Jalaludin as-Suyuthi Imam As-suyuthi menjelaskan bahwa,
jumhur ulama’ salaf telah berpendapat dengan pendapat yang mengatakan
“sampainya pahala bacaan terhadap mayit.”
3) Imam Nawawi berkata “Imam Ibnu Hajar menuqil dari kitab Syahril
Mukhtar berkata: faham ahlussunnah meyakini bahwa seseorang hendaknya
menjadikan pahala amal, dan shalatnya untuk mayit, dan pahala tersebut
sampai kepada mayit.”
4) Imam al-Qurthubi Imam Al-qurthubi memberikan penjelasan bahwa, dalil
yang dijadikan acuan oleh ulama’ kita tentang sampainya pahala kepada mayit
adalah bahwa, Rasulallah SAW. pernah membelah pelepah kurma untuk
ditancapkan di atas kubur dua sahabatnya sembari bersabda: Semoga ini dapat
meringankan keduanya di alam kubur sebelum pelepah ini menjadi kering.
5
melarang melakukan praktik ini, tapi kemudian larangan tersebut mansukh
(diubah) menjadi suatu perbuatan yang diperbolehkan untuk dilakukan.
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah bersabda, Dari Abu Hurairoh RA.
Berkata, Rasulullah SAW bersabda: Aku meminta ijin kepada Allah untuk
memintakan ampunan bagi ibuku, tetapi Allah tidak mengijinkan. Kemudian
aku meminta ijin kepada Allah untuk berziarah ke makam ibuku, lalu Allah
mengijinkanku. (HR. Muslim).
6
Adapun istighotsah adalah meminta pertolongan kepada orang yang
memilikinya, yang pada hakikatnya adalah Allah semata. Akan tetapi allah
membolehkan pula meminta pertolongan (istighotsah) kepada para nabi dan
para walinya.
7
Hadits al-Bukhari:
8
menampakkan rasa syukur atas lahirnya Rasulullah. Dan juga beliau
berkata: tidak ada rumah atau masjid atau apa saja yang dibacakan
maulid di dalamnya kecuali mendapatkan rahmat dari allah.”
Surat Ali Imron ayat 191, Artinya: (Yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imron: 191).
9
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Amaliyah berarti tingkah laku sehari-hari yang berhubungan dengan
masalah agama. Dalam pembahasan ini yang dimaksud amaliyah Nahdlatul Ulama
(NU) adalah upaya perbuatan hati, ucapan, dan tingkah laku untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT melalui ajaran-ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah versi NU.
Sederhananya amaliyah NU adalah amalan ibadah yang dipedomani dan
dilaksanakan oleh warga Nahdlatul Ulama (NU) berdasarkan Amalan Islam
Ahlussunah Wal Jamaah.
Ada tiga pilar inti yang menandai karakteristik amaliah NU, yaitu mengikuti
paham al-Asy’ari dan al-Maturidi dalam bidang teologi, mengikuti salah satu dari
empat imam mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali) dalam bidang Fiqih,
dan mengikuti Imam Junaid al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali dalam bidang
tasawuf.3 Contoh Amaliyah NU seperti bacaan wirid, dzikir, tahlil, yasin, shalawat,
istighotsah, ziarah kubur; Peringatan Hari Besar Islam seperti Isra Mi’raj, Maulid
Nabi Muhammad SAW, tahun baru Hijriyah, Doa Qunut, Adzan 2 kali saat Shalat
Jumat, dan lain-lain.
3
(Kusmayadi, 2023)
10
DAFTAR PUSTAKA
11