Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DASAR-DASAR DAN DALIL AMALIAH NU


Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah: Ke-NU-an III


Dosen Pengampu: Ali Romdhoni, M.A.

Disusun oleh:
Agus Susanto (21102011033)

Faidlotul Khoiriyah (21102011050)

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena telah
melimpahkan rahmad, hidayah, dan inayah-Nya. Sehingga Kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudu “Dasar-Dasar dan Dalil Amaliah NU “ini
dengan tepat waktu.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Ali Romdhoni, M.A. Selaku
dosen pengampu mata kuliah Ke-NU-an III. Karena telah memberikan tugas ini
kepada Kami. Semoga apa yang telah diberikan bapak kepada Kami, akan
mendapat balasan yang baik oleh Tuhan Yang Maha Esa. Kami juga berharap
semoga dapat mengambil hikmah dari tugas ini dan menjadi lebih baik kedepannya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan kepada Kami. Karena tanpa dukungan kalian, Kami tidak
dapat menyelasaikan tugas ini dengan baik. Semoga atas dukungan kalian, Tuhan
akan membalasnya dengan kebaikan.
Kami mengucapkan mohon maaf, jika dalam makalah ini terdapat
kekurangan. Karena sesungguhnya manusia tidak ada yang sempurna. Kami juga
berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun.
Agar kedepan Kami dapat membuat makalah dengan baik.

Semarang, 10 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1...................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3. Tujuan ......................................................................................................... 1
BAB 2...................................................................................................................... 2
2.1. Pengertian Amaliah NU............................................................................. 2
2.2. Dasar dan Dalil Amaliah NU .................................................................... 2
2.2.1. Tahlil..................................................................................................... 2
2.2.2. Ziarah Kubur ...................................................................................... 5
2.2.3. Tawasul dan Istighotsah ..................................................................... 6
2.2.4. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ..................................... 8
2.2.5. Dzikir Bersama-Sama ......................................................................... 9
BAB 3.................................................................................................................... 10
3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nahdlatul Ulama adalah Jam’iyyah Diniyyah yang didirikan pada 16 Rajab
1344 H/ 31 januari 1926 M, oleh para Ulama Kiyai pengasuh Pondok Pesantren
sebagai wadah bagi para Ulama dan pengikut-pengikutnya. Para Ulama sepakat
untuk mendirikan organisasi beserta nama dan peresmiannya diserahkan kepada
KH. Hasyim Asyári. Organisasi ini dibentuk bertujuan untuk memelihara,
melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam yang berlandaskan
Aqidah Ahlus Sunnah Wa Al jamah dan menganut pola Amaliyah salah satu
madhab yang 4 yaitu Imam Hanafi, Imam maliki, Imam Syafi’í dan Imam Hambali.
Serta melaksanakan kegiatan masyarakat untuk menciptakan kemaslahatan
kehidupan bermasyarakat, kemajuan bangsa dan ketinggian harkat dan martabat
manusia. (Khittah NU, Buku seri MKNU, 2019:5).1
Amaliyah berarti tingkah laku sehari-hari yang berhubungan dengan
masalah agama. Dalam pembahasan ini yang dimaksud amaliyah Nahdlatul Ulama
(NU) adalah upaya perbuatan hati, ucapan, dan tingkah laku untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT melalui ajaran-ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah versi NU.
Sederhananya amaliyah NU adalah amalan ibadah yang dipedomani dan
dilaksanakan oleh warga Nahdlatul Ulama (NU) berdasarkan Amalan Islam
Ahlussunah Wal Jamaah.
Berdasarkan pernyataan, maka diatas penulis membuat makalah yang
berjudul “Dasar-Dasar dan Dalil Amaliah NU”. Untuk mengetahui lebih dalam
tentang dasar dan dalil dari tradisi yang selalu dijalankan oleh wargaNU.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan amaliah NU?
2. Apa dasar dan dalil amaliah NU?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui arti amaliah NU.
2. Mengetahui dasar dan dalil amaliah NU.

1
(Cucu Suwandana, 2023)

1
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Amaliah NU
NU (Nahdlatul Ulama) adalah salah satu ormas Islam yang terkenal dengan
berbagai amalan yang sering dilakukan secara berjamaah. Tradisi pewarisannya
bisa dibilang cukup panjang yaitu dari generasi ke generasi. Kadang banyak juga
yang mempertanyakan keabsahan tradisi dan amaliyah NU ini.

Amaliyah berarti tingkah laku sehari-hari yang berhubungan dengan


masalah agama. Dalam pembahasan ini yang dimaksud amaliyah Nahdlatul Ulama
(NU) adalah upaya perbuatan hati, ucapan, dan tingkah laku untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT melalui ajaran-ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah versi NU.
Sederhananya amaliyah NU adalah amalan ibadah yang dipedomani dan
dilaksanakan oleh warga Nahdlatul Ulama (NU) berdasarkan Amalan Islam
Ahlussunah Wal Jamaah.
Ada tiga pilar inti yang menandai karakteristik amaliah NU, yaitu mengikuti
paham al-Asy’ari dan al-Maturidi dalam bidang teologi, mengikuti salah satu dari
empat imam mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali) dalam bidang Fiqih,
dan mengikuti Imam Junaid al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali dalam bidang
tasawuf.2 Contoh Amaliyah NU seperti bacaan wirid, dzikir, tahlil, yasin, shalawat,
istighotsah, ziarah kubur; Peringatan Hari Besar Islam seperti Isra Mi’raj, Maulid
Nabi Muhammad SAW, tahun baru Hijriyah, Doa Qunut, Adzan 2 kali saat Shalat
Jumat, dan lain-lain.

2.2. Dasar dan Dalil Amaliah NU


2.2.1. Tahlil
Tahlilan sendiri berisi pembacaan dzikir, tasbih, ayat Quran tahlil, tahmid
dan lain sebagainya. Biasanya acara ini diselenggarakan dalam berbagai
momentum kalangan NU. Yang paling banyak adalah ketika mendoakan
seseorang yang sudah meninggal. Biasanya dilakukan pada malam hari
pertama sampai malam ke-40 berlanjut terus hari ke 100, 1000 dan haul tiap
tahunnya. Ada juga yang dilakukan secara rutinan di masyarakat setiap malam
jumat.
Tahlilan sendiri bisa dilaksanakan di berbagai tempat, baik di masjid,
mushalla dan majelis-majelis dzikir dengan semata-mata mengharapkan
rahmat serta ridho dari Allah swt. tahlilan dapat kita temui di tengah-tengah
masyarakat Indonesia pada hari pertama meninggalnya seorang mayit, hingga

2
(Kusmayadi, 2023)

2
memasuki hari ketujuh, ke-40 bahkan sampai hari ke-100 dari kewafatan
seorang mayit.

Dalil dari Al-Qur’an:


Dalam QS. Al-Mu’min ayat 7-9, artinya: (Malaikat-malaikat) yang
memikul Arasy, dan (malaikat) yang berada di sekelilingnya bertasbih dengan
memuji Tuhan-nya, dan mereka beriman kepada-Nya serta memohonkan
ampunan untuk orang-orang yang beriman (seraya berkata), “Ya Tuhan kami,
rahmat, dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah
ampunan kepada orang-orang yang bertobat, dan mengikuti jalan (agama)-
Mu, dan peliharalah mereka dari azab neraka (7) Ya Tuhan kami,
masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau Janjikan kepada
mereka, dan orang yang saleh di antara nenek moyang mereka, istri-istri, dan
keturunan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Perkasa, Maha
Bijaksana,(8), dan peliharalah mereka dari (bencana) kejahatan, dan orang-
orang yang Engkau Pelihara dari (bencana) kejahatan pada hari itu, maka
sungguh, Engkau telah Menganugerahkan rahmat kepadanya, dan demikian
itulah kemenangan yang agung.”(9.)
Ayat tersebut menerangkan bahwa para Malaikat penyangga Arsy
mendoakan orang-orang yang beriman, nenek moyang, isteri-isteri mereka, dan
keturunannya yang shalih agar diampuni oleh Allah SWT serta dimasukkan
kedalam surga-Nya.

Hal tersebut termaktub dalam QS. Al-Hasyr ayat 10 yang artinya: dan
orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin, dan Anshar), mereka
berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami, dan saudara-saudara kami yang
telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan
kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan
kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.”
Beberapa ayat di atas dapat dijadikan bukti nyata orang yang beriman
tidak hanya memperoleh pahala dari perbuatannya sendiri. Mereka juga dapat
merasakan manfaat amaliyah orang lain. Sumber dalil-dalil dari ayat-ayat al-
Qur’an di atas yang menunjukan bahwa sampainya pahala yang dikirim oleh
orang yang masih hidup (keluarga, sanak saudara, tetangga, dan lain
sebagainya) kepada mayit (orang yang telah meninggal dunia).

Dalil dari Hadist:

‫َّللا‬
ِ ‫سو َل ه‬ ُ ‫ َيا َر‬: ‫ قِي َل‬.“ ‫ ” ج َِددُوا ِإي َما َنكُم‬: ‫س هل َم‬ َ ‫ع َلي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ ُ ‫ َو َقا َل َر‬، َ‫عَن أ َ ِبي ه َُري َرة‬،
ِ ‫سو ُل ه‬
‫ ََل ِإلَهَ ِإ هَل ه‬: ‫ ” أَكث ُِروا ِمن قَو ِل‬: ‫ف نُج َِد ُد ِإي َمانَنَا ؟ قَا َل‬
ُ‫َّللا‬ َ ‫َوكَي‬

Artinya:

3
Dari Abi Hurairah RA, ia berkata Rasulullah SAW bersabda: Perbaruilah iman
kalian. Para sahabat bertanya, “Bagaimana kami memperbarui iman kami ya
Rasullah?’ Beliau Menjawab: “Perbanyaklah mengucapkan La Illaaha
Illahllah”

Dalam tradisi tahlilan terdapat suatu kebiasaan di tengah masyarakat


yakni sedekah makanan dan kirim doa pada mayit di dalam kubur. Sedekah
makanan & kirim doa pada mayit, saat tahlilan hari ketujuh & ke-40 , sudah
diamalkan sejak dahulu dengan landasan riwayat dari Ahmad bin Hambal

‫روى أحمد بن حنبل في الزهد وأبو نعيم في الحلية عن طاوس أن الموتى يفتنون في قبور هم سبعا‬
‫فكانوا يستحبون أن يطعموا عنهم تلك األيام إسناده صحيح وله حكم الرفع وذكر ابن جريج في مصنفة‬
‫عن عبيد بن عمير أن المؤمن يفتن سبعا والمنافق أربعين صباحا وسنده صحيح أيضا (شرح السيوطي‬
٢/٤٩١ ‫(على مسلم ج‬

Ahmad bin Hambal dalam kitabnya az-Zuhud & Abu Nu’aim pada kitabnya
al-Hilyah meriwayatkan dari Thawus, “Sungguh orang-orang mati mendapat
ujian di dalam kuburnya selama 7 hari. Maka para sahabat senang untuk
memberikan sedekah pada tujuh haru tersebut”. Sanad riwayat ini shahih dan
berstatus hadi marfu’. Ibnu Juraij dalam Mushannaf menyebutkan dari Ubad
bin Amir; “Sungguh orang mukmin mendapat ujian di kubur selama 7 hari &
orang munafiq selama 40 hari . Sanadnya juga shahih“.
Dianjurkan membaca Al-Qur’an di kubur. Ahmad berkata “Jika masuk kubur
bacalah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas. Hadiahkan untuk ahli
kubur, maka akan sampai. Inilah kebiasaan sahabat Anshar yang bolak-balik
kepada orang yang meninggal dari golongan mereka dengan membaca Al-
Qur’an”

“Dari Abi Sa’id al-Khudri, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,


tidaklah berkumpul suatu kaum sambil berzikir kepada Alah SWT akan
memberikan rahmad-Nya kepada mereka, memberikan ketenangan hati, dan
memujinya dihadapan makh-luk yang ada di sisi-Nya,” (HR. al-Muslim
[4868]).

Paparan dalil-dalil al-Qur’an, dan Hadits di atas jelas bahwasanya


Tahlil sangat dianjurkan dalam Islam, di mana kita sebagai seorang muslim
haruslah saling mendoakan baik mendoakan orang yang masih hidup ataupun
yang sudah meninggal dunia. Di samping itu acara Tahlilan juga mengajarkan
untuk bersedekah, bersilaturahim, dan sebagainya. Di mana hadiah pahala yang
di dalam acara Tahlilan diperuntukkan kepada saudara mukmin yang telah
meninggal dunia.

4
Dalil dari Ijma dan Qiyas:
1) Imam Syafi’i berkata, “Bahwa, disunahkan membacakan ayat-ayat al-
Qur’an kepada mayit, dan jika sampai khatam al-Qur’an maka akan lebih
baik.”
2) Imam al-Hafidz Jalaludin as-Suyuthi Imam As-suyuthi menjelaskan bahwa,
jumhur ulama’ salaf telah berpendapat dengan pendapat yang mengatakan
“sampainya pahala bacaan terhadap mayit.”
3) Imam Nawawi berkata “Imam Ibnu Hajar menuqil dari kitab Syahril
Mukhtar berkata: faham ahlussunnah meyakini bahwa seseorang hendaknya
menjadikan pahala amal, dan shalatnya untuk mayit, dan pahala tersebut
sampai kepada mayit.”
4) Imam al-Qurthubi Imam Al-qurthubi memberikan penjelasan bahwa, dalil
yang dijadikan acuan oleh ulama’ kita tentang sampainya pahala kepada mayit
adalah bahwa, Rasulallah SAW. pernah membelah pelepah kurma untuk
ditancapkan di atas kubur dua sahabatnya sembari bersabda: Semoga ini dapat
meringankan keduanya di alam kubur sebelum pelepah ini menjadi kering.

Dipandang dari sisi sosial, keberadaan tradisi Tahlilan mempunyai


manfaat yang sangat besar untuk menjalin ukhuwah antar anggota masyarakat.
Dalam sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Zainudin Fananie MA,
dan Atiqo sabardila dosen Universitas Muammadiyah Surakarta,
menyimpulkan bahwa Tahlil merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari
masyarakat. Di samping itu Tahlil juga merupakan satu alat mediasi (perantara)
yang paling memenuh syarat yang bisa dipakai sebagai media komunikasi
keagamaan, dan pemersatu umat serta mendatangkan ketenangan jiwa.

2.2.2. Ziarah Kubur


Warga NU akrab sekali dengan budaya ziarah kubur. Mendatangi
makam para auliya, ulama atau leluhur sembari membaca berbagai doa disana.
Dan jangan dimaknai kaum NU berdoa kepada kuburan. Tapi melalui para
orang-orang shalih yang telah meninggal, mereka merasa lebih dekat dengan
yang Maha Kuasa dan mengingatkan mereka bahwa kehidupan pada
hakikatnya adalah fana dan tidak kekal.
Khusus ziarah makam para wali sudah menjadi tradisi dan bahkan
sekarang sangat ramai sekali pengunjungnya. Biasanya ini dilakukan secara
rombongan. Ziarah ke makam para leluhur hampir tiap hari raya Idhul Fitri dan
hari-hari tertentu yang menjadi budaya mapan dikalangan warga NU.
Ziarah kubur merupakan salah satu perbuatan yang mengalami
perubahan (nasikh-mansukh). Pada zaman awal-awal Islam, Rasulullah

5
melarang melakukan praktik ini, tapi kemudian larangan tersebut mansukh
(diubah) menjadi suatu perbuatan yang diperbolehkan untuk dilakukan.

Dalil dari hadist:


Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah bersabda dalam salah satu haditsnya yang
Artinya: Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang)
berziarahlah kalian. (HR Muslim).

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah bersabda, Dari Abu Hurairoh RA.
Berkata, Rasulullah SAW bersabda: Aku meminta ijin kepada Allah untuk
memintakan ampunan bagi ibuku, tetapi Allah tidak mengijinkan. Kemudian
aku meminta ijin kepada Allah untuk berziarah ke makam ibuku, lalu Allah
mengijinkanku. (HR. Muslim).

Dalil dari Ijma dan Qiyas:

1) Imam Ahmad bin Hambal


Ibnu Qudamah dalam kitabnya “al-Mughni” menceritakan bahwa Imam
Ahmad bin Hambal pernah ditanya pendapatnya tentang masalah ziarah
kubur, manakah yang lebih utama antara ziarah kubur ataukah
meninggalkannya. Beliau Imam Ahmad kemudian menjawab, bahwa ziarah
kubur itu utama.
2) Imam Nawawi Imam
Nawawi secara konsisten berpendapat dengan hukum sunnahnya ziarah
kubur. Imam Nawawi juga menjelaskan tentang adanya ijma’ dari kalangan
ashabus Syafi’i (para pengikut Imam Syafi’i) tentang sunnahnya ziarah
kubur.
3) Doktor Said Romadlon al-Buthi
Doktor Said Romadlon al-Buthi juga berbendapat dengan pendapat yang
memperbolehkan ziarah kubur. Al-Buthi berkata, “Belakangan ini banyak
dari kalangan umat Islam yang mengingkari sampainya pahala kepada
mayit, dan menyepelekan permasalahan ziarah ke kubur.”

2.2.3. Tawasul dan Istighotsah


Tawasul adalah salah satu jalan dari berbagai jalan tadzorru’ kepada
Allah. Sedangkan Wasilah adalah setiap sesuatu yang dijadikan oleh Allah
sebagai sabab untuk mendekatkan diri kepadanya. Sebagaimana firmannya
dalam Q.S.al-Maidah ayat 35, Artinya: Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-
Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
(Q.S.al-Maidah.35).

6
Adapun istighotsah adalah meminta pertolongan kepada orang yang
memilikinya, yang pada hakikatnya adalah Allah semata. Akan tetapi allah
membolehkan pula meminta pertolongan (istighotsah) kepada para nabi dan
para walinya.

Diperbolehkanya tawasul dan istighosah ini oleh ulama salaf tidaklah


terjadi pertentangan. Karena dalam tawasul itu sendiri seseorang bukanlah
meminta kepada sesuatu yang dijadikan wasilah itu sendiri, akan tetapi pada
hakikatnya meminta kepada Allah dengan barokahnya orang yang dekat
kepada Allah, baik seorang nabi, wali maupun orang-orang sholeh dan juga
dengan amal sholeh.

Dalil dari Al-Qur’an:


Dalam Surat al-Maidah ayat 35, yang artinya: Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-
Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
(Q.S.al-Maidah.35).

Dalam Surat al-Isro’ ayat 56 Artinya: Katakanlah: “Panggillah mereka yang


kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai
kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula
memindahkannya.” (QS. Al-Isro’: 56).
Dalam Surat al-Anfal ayat 9 Artinya: (Ingatlah), ketika kamu memohon
pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu:
“Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan
seribu malaikat yang datang berturut-turut”. (QS. Al-Anfaal: 9)
Ayat ini menjelaskan peristiwa ketika Nabi Muhammad memohon bantuan
dari Allah. Saat itu beliau berada di tengah berkecamuknya perang badar di
mana kekuatan musuh tiga kali lipat lebih besar dari pasukan Islam, kemudian
Allah mengabulkan permohonan Nabi dengan memberi bantuan pasukan
tambahan berupa seribu pasukan malaikat.

Dalil dari hadits:

Diriwayatkan dari sahabat ali karomallahu wajhah, bahwa rasulullah


Muhammad s.a.w ketika menguburkan Fatimah binti Asad, ibu dari sahabat
Ali bin Abi Thalib, beliau berdoa, Artinya: Ya Allah dengan hakku dan hak-
hak para nabi sebelumku, Ampunilah dosa ibuku dan orang-orang setelah kau
ampuni ibu kandungku. (HR. Thobroni, Abu Naim, dan al-Haitsami) dan lain-
lain.

7
Hadits al-Bukhari:

‫ف األُذُ ِن فَبَينَ َما هُم َكذَ ِلكَ استَغَاثُوا‬


َ ‫ق نِص‬ ُ ‫س تَدنُو يَو َم ال ِقيَا َم ِة َحتهى يَبلُ َغ العَ َر‬
َ ‫إِنه الشهم‬
‫سى ث ُ هم ِب ُم َح همد (رواه البخاري )ـ‬ َ ‫ِبآ َد َم ث ُ هم ِب ُمو‬

“Matahari akan mendekat ke kepala manusia di hari kiamat, sehingga


keringat sebagian orang keluar hingga mencapai separuh telinganya, ketika
mereka berada pada kondisi seperti itu mereka beristighotsah (meminta
pertolongan) kepada Nabi Adam, kemudian kepada Nabi Musa kemudian
kepada Nabi Muhammad” (HR al-Bukhari).
Faedah Hadits: Hadits ini adalah dalil dibolehkannya meminta pertolongan
kepada selain Allah dengan keyakinan bahwa seorang nabi atau wali adalah
sebab. Terbukti ketika manusia di mahsyar terkena terik panasnya sinar
matahari mereka meminta tolong kepada para nabi. Kenapa mereka tidak
berdoa kepada Allah saja dan tidak perlu mendatangi para nabi tersebut?
Seandainya perbuatan ini adalah syirik niscaya mereka tidak melakukan hal
itu, dan jelas tidak ada dalam ajaran Islam suatu perbuatan yang dianggap
syirik di dunia, sedangkan di akhirat tidak terhitung syirik. Syirik adalah
syirik di dunia dan di akhirat, dan yang bukan syirik di dunia, bukan syirik
pula di akhirat.

2.2.4. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW


Diketahui bahwa peringatan maulid Nabi Muhammad SAW adalah
acara rutin yang dilaksanakan oleh mayoritas kaum muslimin untuk
mengingat, mengahayati dan memuliakan kelahiran Rasulullah. Menurut
catatan Sayyid al-Bakri, pelopor pertama kegiatan maulid adalah al-
Mudzhaffar Abu Sa`id, seorang raja di daerah Irbil, Baghdad. Peringatan
maulid pada saat itu dilakukan oleh masyarakat dari berbagai kalangan
dengan berkumpul di suatu tempat. Mereka bersama membaca sejumlah
ayat Al-Qur’an, membaca sejarah ringkas kehidupan dan perjuangan
Rasulullah, melantunkan shalawat dan syair-syair kepada Rasulullah, serta
diisi pula ceramah agama.

Dalil dari Ijma dan Qiyas:


1) Syeikh Taqiyudin Ibnu Taymiah Beliau berkata: “mengagungkan
maulid nabi adalah menganndung pahala yang sangat agung, karena hal
itu adalah wujud ta’dzim kepada Rasulullah.”
2) Imam Jalaluddin as-Suyuthi Beliau berkata: “perayaan maulid nabi
adalah bid’ah hasanah. Orang yang merayakannya diberi pahala
olehnya.” Imam Suyuthi juga berkata: “disunnahkan bagi kita untuk

8
menampakkan rasa syukur atas lahirnya Rasulullah. Dan juga beliau
berkata: tidak ada rumah atau masjid atau apa saja yang dibacakan
maulid di dalamnya kecuali mendapatkan rahmat dari allah.”

2.2.5. Dzikir Bersama-Sama


Berkumpul di suatu tempat untuk berdzikir bersama hukumnya adalah
sunnah dan merupakan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalil dari Al-Qur’an:


Surat al-Baqoroh ayat 152, Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku
niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu, dan
janganlah kamu mengingkari (ni’mat)-Ku. (QS. Al-Baqoroh: 152).

Surat Ali Imron ayat 191, Artinya: (Yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imron: 191).

Surat Al-Ahzab ayat 41, artinya: Hai orang-orang yang beriman,


berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-
banyaknya. (QS. Al-Ahzab: 41).

Surat Al-Ahzab ayat 42 Artinya: Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi


dan petang. (QS. Al-Ahzab: 42).

Dalil dari hadits:


Diriwayatkan dari Abu Huroiroh bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya Allah memiliki para Malaikat yang berkeliling di jalanan
untuk mencari orang-orang ahli dzikir. Dan ketika mereka menemukan
sekelompok orang yang senantiasa berdzikir kepada Allah, para Malaikat
ini kemudian memanggil, “Ambillah kebutuhan kalian.” (HR. Muttafakun
Alaihi. Tirmidzi dan Ahmad).

Dalil dari Ijma dan Qiyas:


1) Imam Ibnu Abidin Imam al-Alamah Ibnu Abidin dalam kitabnya
“hasyiah fi ma’rodi dzikrillah” berkata, Bahwa dzikir berjamaah itu
lebih besar pengaruhnya di hati daripada dzikir sendirian.

2) Imam Abdul Wahab Sya’roni Imam Abdul Wahab Sya’roni dalam


kitabnya “dzikru adz-dzakir…” mengatakan, bahwa ulama’ salaf
maupun ulama’ khalaf telah sepakat atas disunnahkannya dzikir
berjama’ah baik di masjid maupun di luarnya.

9
BAB 3

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Amaliyah berarti tingkah laku sehari-hari yang berhubungan dengan
masalah agama. Dalam pembahasan ini yang dimaksud amaliyah Nahdlatul Ulama
(NU) adalah upaya perbuatan hati, ucapan, dan tingkah laku untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT melalui ajaran-ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah versi NU.
Sederhananya amaliyah NU adalah amalan ibadah yang dipedomani dan
dilaksanakan oleh warga Nahdlatul Ulama (NU) berdasarkan Amalan Islam
Ahlussunah Wal Jamaah.

Ada tiga pilar inti yang menandai karakteristik amaliah NU, yaitu mengikuti
paham al-Asy’ari dan al-Maturidi dalam bidang teologi, mengikuti salah satu dari
empat imam mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali) dalam bidang Fiqih,
dan mengikuti Imam Junaid al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali dalam bidang
tasawuf.3 Contoh Amaliyah NU seperti bacaan wirid, dzikir, tahlil, yasin, shalawat,
istighotsah, ziarah kubur; Peringatan Hari Besar Islam seperti Isra Mi’raj, Maulid
Nabi Muhammad SAW, tahun baru Hijriyah, Doa Qunut, Adzan 2 kali saat Shalat
Jumat, dan lain-lain.

3
(Kusmayadi, 2023)

10
DAFTAR PUSTAKA

Cucu Suwandana, C. I. (2023). ASWAJA AN-NAHDLIYYAH (Fikrah, Harakkah,


Amaliyah). Bandung: WIDINA BHAKTI PERSADA BANDUNG.
Kusmayadi, M. d. (2023). Pendidikan Islam pada Amaliah Nahdlatul Ulama (NU)
sebagai Strategi Deradikalisasi Berbasis Pesantren (Studi di
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo). Jurnal
Ilmiah Multidisiplin, 4340-4351.
Maksum, Ali. Kitab Hujjah Ahlus Sunnah Wal Jamaah
Lembaga Ta’mir Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ltm Pbnu). 2015.
Amaliah NU dan Dalilnya.
NU Cilacap Online. 2023. Amaliyah NU.
Link: https://pcnucilacap.com/tag/amaliyah-
nu/#:~:text=Contoh%20Amaliyah%20NU%20seperti%20bacaan,2
%20kali%20saat%20Shalat%20Jumat.
Hakim. 2019. Inilah 9 Tradisi dan Amaliyah NU yang Umum di Masyarakat.
Link: https://pecihitam.org/inilah-9-tradisi-dan-amaliyah-nu-yang-umum-di-
masyarakat/
Rara. 2022. Pengertian Hingga Dalil Tradisi Tahlilan.
Link: https://tebuireng.online/pengertian-hingga-dalil-tradisi-tahlilan/
Syaifullah. 2022. Dalil Mengapa Ziarah Kubur sangat Dianjurkan.
Link: https://jatim.nu.or.id/keislaman/dalil-mengapa-ziarah-kubur-sangat-
dianjurkan-o26MA

11

Anda mungkin juga menyukai