KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah aswaja dan ke
nu-an, dan dalam proses penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini kami
juga bermaksud menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Muhammad subhan ansori,S.Pd.I M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah
aswaja dan ke nu-an
2. Semua anggota kelompok lima yang mau turut serta membantu pelaksanaan
hingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis
`
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
4.1 Kesimpulan................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19
`
BAB 1
PENDAHULUAN
Nahdlatul Ulama adalah salah satu organisasi islam terbesar dengan jumlah
anggota yang berbasis massa di bawah kepemimpinan ulama. Sebagai warga Indonesia
khususnya warga NU haruslah mengetahui sejarah Bangsa ini. Bagaimana NU memiliki
peranan yang sangat besar dalam sejarah bangsa ini dalam kemerdekaan Indonesia.
Dengan kita mengetahui sejarah atau proses kelahiran NU maka akan memberikan
semangat penerusnya dalam menjaga marwah dan perjuangan para ulama.
Sejarah perkembangan NU secara luas bisa dibagi dalam tiga fase: periode awal
sebagai organisasi sosial keagamaan, periode kedua ketika berfungsi sebagai partai
politik atau menjadi unsur formal dari sebuah partai, dan terakhir kembali ke aktivitas-
aktivitas social keagamaan. Untuk itu kehadiran NU memiliki peranan yang penting
untuk Indonesia di antaranya melakukan perubahan-perubahan dalam sikap dan
pandangan dunia banyak kalangan Muslim, khususnya dalam beradaptasi dengan
tantangan-tantangan modernisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Berlakunya ajaran Islam yang menganut paham Ahlussunah wal Jamaah untuk
terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan, kesejahteraan
umat dan demi terciptanya rahmat bagi semesta merupakan tujuan utama. Di dalamnya
terletak pondasi untuk pijakan tujuan NU yang lebih terperinci. Artinya semua tujuan
yang ditetapkan organisasi NU melalui banyak bidang usaha, program, dan kegiatan.
Faham Islam Ahlussunah wal Jamaah yang dipegang NU adalah faham mayoritas umat
Islam di seluruh penjuru dunia (sawadil a'azham) dari sejak generasi salafus shalih
bersilsilah sanad shahih sampai baginda Nabi Muhammad Saw.
Dari segi bahasa, sanad artinya yang menjadi sandaran, tempat bersandar, arti
yang lain sesuatu yang dapat dipegangi atau dipercaya. Dalam istilah ilmu hadis sanad
ialah rangkaian urutan orang-orang yang menjadi sandaran atau jalan yang
menghubungkan satu hadis atau sunnah sampai pada Nabi Saw. Sanad menurut istilah
ahli hadis yaitu: “Jalan yang menyampaikan kepada matan hadis.” Atau dalam istilah lain
“Mata rantai para periwayat hadis yang menghubungkan sampai ke matan hadis.”
Menerangkan rangkaian urutan sanad suatu hadis disebut isnad. Orang yang
menerangkan sanad suatu hadis disebut musnid. Sedangkan hadis yang diterangkan
dengan menyebutkan sanadnya sehingga sampai kepada Nabi Saw. disebut musnad.
Gerakan NU adalah transformasi sosial membentuk khoiro ummah mabadi khoiro
ummah: ash-shidqu al-amanah Al-adlu At-Taawun Al-Istiqomah.
`
Sebab itu, tasbih tidak tersentuh sedikit pun oleh tangan As’ad selama berjalan kaki
dari Bangkalan ke Tebuireng. Setelah tasbih diambil, Kiai Hasyim Asy’ari bertanya kepada
As’ad: “Apakah ada pesan lain lagi dari Bangkalan?” Kontan As’ad hanya menjawab: “Ya
Jabbar, Ya Qahhar”, dua asmaul husna tarsebut diulang oleh As’ad hingga tiga kali sesuai
pesan sang guru. Setelah mendengar lantunan itu, Kiai Hasyim Asy’ari kemudian berkata,
“Allah SWT telah memperbolehkan kita untuk mendirikan jam’iyyah” 1. Riwayat tersebut
merupakan salah satu tanda atau petunjuk di antara sejumlah petunjuk berdirinya Nahdlatul
Ulama (NU). Akhir tahun 1925 santri As’ad kembali diutus Mbah Cholil untuk mengantarkan
seuntai tasbih lengkap dengan bacaan Asmaul Husna (Ya Jabbar, Ya Qahhar. Berarti
menyebut nama Tuhan Yang Maha Perkasa) ke tempat yang sama dan ditujukan kepada
orang sama yaitu Mbah Hasyim.
Petunjuk sebelumnya, pada akhir tahun 1924 santri As’ad diminta oleh Mbah Cholil
untuk mengantarkan sebuah tongkat ke Tebuireng. Penyampaian tongkat tersebut disertai
seperangkat ayat Al-Qur’an Surat Thaha ayat 17-23 yang menceritakan Mukjizat Nabi Musa
as. Awalnya, KH Abdul Wahab Chasbullah (1888-1971) sekitar tahun 1924 menggagas
pendirian Jam’iyyah yang langsung disampaikan kepada Kiai Hasyim Asy’ari untuk meminta
persetujuan. Namun, Kiai Hasyim tidak lantas menyetujui terlebih dahulu sebelum ia
melakukan sholat istikharah untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT. Sikap bijaksana dan
kehati-hatian Kiai Hasyim dalam menyambut permintaan Kiai Wahab juga dilandasi oleh
berbagai hal, di antaranya posisi Kiai Hasyim saat itu lebih dikenal sebagai Bapak Umat
Islam Indonesia (Jawa). Kiai Hasyim juga menjadi tempat meminta nasihat bagi para tokoh
pergerakan nasional. Peran kebangsaan yang luas dari Kiai Hasyim Asy’ari itu membuat ide
untuk mendirikan sebuah organisasi harus dikaji secara mendalam. Hasil dari istikharah Kiai
1
(Choirul Anam, 2010:72)
`
Hasyim Asy’ari dikisahkan oleh KH As’ad Syamsul Arifin. Kiai As’ad mengungkapkan,
petunjuk hasil dari istikharah Kiai Hasyim Asy’ari justru tidak jatuh di tangannya untuk
mengambil keputusan, melainkan diterima oleh KH Cholil Bangkalan, yang juga guru Mbah
Hasyim dan Mbah Wahab. Dari petunjuk tersebut, Kiai As’ad yang ketika itu menjadi santri
Mbah Cholil berperan sebagai mediator antara Mbah Cholil dan Mbah Hasyim. Ada dua
petunjuk yang harus dilaksanakan oleh Kiai As’ad sebagai penghubung atau washilah untuk
menyampaikan amanah Mbah Cholil kepada Mbah Hasyim.
Dari proses lahir dan batin yang cukup panjang tersebut menggamabarkan bahwa lika-
liku lahirnya NU tidak banyak bertumpu pada perangkat formal sebagaimana lazimnya
pembentukan organisasi. NU lahir berdasarkan petunjuk Allah SWT. Terlihat di sini, fungsi
ide dan gagasan tidak terlihat mendominasi. Faktor penentu adalah konfirmasi kepada Allah
SWT melalui ikhtiar lahir dan batin. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa berdirinya NU
merupakan rangkaian panjang dari sejumlah perjuangan. Karena berdirinya NU merupakan
respons dari berbagai problem keagamaan, peneguhan mazhab, serta alasan-alasan
kebangsaan dan sosial-masyarakat.
Embrio lahirnya NU juga berangkat dari sejarah pembentukan Komite Hijaz. Problem
keagamaan global yang dihadapi para ulama pesantren ialah ketika Dinasti Saud di Arab
Saudi ingin membongkar makam Nabi Muhammad SAW karena menjadi tujuan ziarah
seluruh Muslim di dunia yang dianggap bid’ah. Selain itu, Raja Saud juga ingin menerapkan
kebijakan untuk menolak praktik bermazhab di wilayah kekuasaannya. Karena ia hanya ingin
menerapkan Wahabi sebagai mazhab resmi kerajaan.Rencana kebijakan tersebut lantas
dibawa ke Muktamar Dunia Islam (Muktamar ‘Alam Islami) di Makkah. Bgai ulama
pesantren, sentimen anti-mazhab yang cenderung puritan dengan berupaya memberangus
`
tradisi dan budaya yang berkembang di dunia Islam menjadi ancaman bagi kemajuan
peradaban Islam itu sendiri.
Kiai Wahab beberapa kali melakukan pendekatan kepada para tokoh CCC yaitu W.
Wondoamiseno, KH Mas Mansur, dan H.O.S Tjokroamonoto, juga Ahmad Soorkatti. Namun,
diplomasi Kiai Wahab terkait Risalah yang berusaha disampaikannya kepada Raja Ibnu Sa’ud
selalu berkahir dengan kekecewaan karena sikap tidak kooperatif dari para kelompok
modernis tersebut. Hal ini membuat Kiai Wahab akhirnya melakukan langkah strategis
dengan membentuk panitia tersendiri yang kemudian dikenal dengan Komite Hijaz pada
Januari 1926. Pembentukan Komite Hijaz yang akan dikirim ke Muktamar Dunia Islam ini
telah mendapat restu KH Hasyim Asy’ari.Perhitungan sudah matang dan izin dari KH
Hasyim Asy’ari pun telah dikantongi. Maka pada 31 Januari 1926, Komite Hijaz
mengundang ulama terkemuka untuk mengadakan pembicaraan mengenai utusan yang akan
dikirim ke Muktamar di Mekkah. Para ulama dipimpin KH Hasyim Asy’ari datang ke
Kertopaten, Surabaya dan sepakat menunjuk KH Raden Asnawi Kudus sebagai delegasi
Komite Hijaz. Namun setelah KH Raden Asnawi terpilih, timbul pertanyaan siapa atau
institusi apa yang berhak mengirim Kiai Asnawi? Maka lahirlah Jam’iyah Nahdlatul Ulama
(nama ini atas usul KH Mas Alwi bin Abdul Aziz) pada 16 Rajab 1344 H yang bertepatan
dengan 31 Januari 1926 M.
Riwayat-riwayat tersebut berkelindan satu sama lain, yaitu ikhtiar lahir dan batin.
Peristiwa sejarah itu juga membuktikan bahwa NU lahir tidak hanya untuk merespons
kondisi rakyat yang sedang terjajah, problem keagamaan, dan problem sosial di tanah air,
tetapi juga menegakkan warisan-warisan kebudayaan dan peradaban Islam yang telah
`
diperjuangkan oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Tepat pada 31 Januari 2020,
Nahdlatul Ulama berusia 94 tahun dalam hitungan tahun masehi. Sedangkan pada 16 Rajab
1441 mendatang, NU menginjak umur 97 tahun. Selama hampir satu abad tersebut, NU sejak
awal kelahirannya hingga saat ini telah berhasil memberikan sumbangsih terhadap kehidupan
beragama yang ramah di tengah kemajemukan bangsa Indonesia. Setiap tahun, Harlah NU
diperingati dua kali, 31 Januari dan 16 Rajab.
Nama lengkap Kyai Hasyim adalah Muhammad Hashim bin Ash’ari bin Abdul
Wahid bin Abdul Halim atau yang populer dengan nama pangeran Benawa bin
Abdurrahman yang juga dikenal dengan julukan Jaka Tingkir (Sultah Hadiwijaya) bin
Abdullah bin Abdul Aziz bin Abdul Fatah bin Maulana Ishak bin Ainul Yaqin yang
populer dengan sebutan Sunan Giri.1Sementara Arkhanaf dan Khuluq menyebutkan
Muhammad Hashim binti Halimah binti Layyinah binti Sihah bin Abdul Jabbar bin
Ahmad bin Pangeran Sambo bin Pangeran Benawa bin Jaka Tingkir atau juga dikenal
dengan nama Mas Karebet bin Lembu Peteng (Prabu Brawijaya VI). Penyebutan
pertama menunjuk pada silsilah keturunan dari jalur ibu.
Beliau merupakan salah satu tokoh dari sekian banyak ulama’ besar yang pernah
dimiliki oleh bangsa ini. Biografi tentang kehidupan beliaupun sudah banyak ditulis
oleh beberapa kalangan. Muhammad Hasyim itu adalah nama kecil pemberian dari
orang tuanya. Kyai Hasyim dilahirkan dari pasangan kyai Asy’ari dan Halimah pada
hari Selasa Kliwon tanggal 14 Februari tahun 1871 M atau bertepatan dengan 12
Dzulqa’dah tahun 1287 H. Tempat kelahiran beliau berada disekitar 2 kilometer ke arah
utara dari kota Jombang, tepatnya di Pesantren Gedang. Gedang sendiri merupakan
2
Nandy. Gramedia Blog. Siapakah Tokoh Pendiri Nahdlatul Ulama?. Diambil dari Situs :
https://www.gramedia.com/literasi/category/tokoh/
`
salah satu dusun yang menjadi wilayah 1 Achmad Muhibbin Zuhri, Pemikiran
KH.M.Hasyim Asy’ari Tentang Ahl Al-Sunnah wa AlJama’ah.Dengan demikian ditilik
dari waktu kelahirannya, beliau dapat dipandang sebagai bagian dari generasi Muslim
paruh akhir abad ke-19.
KH. Abdul Wahid Hasyim atau lebih dikenal dengan Kiai Wahid lahir di
Kabupaten Jombang, tepatnya di Tebuireng pada 1 Juni 1914. Sama halnya dengan
ayahanda, Kiai Hasyim Asy’ari, beliau juga lahir dan besar di lingkungan pesantren.
Sejak kecil, beliau sudah tekun mempelajari Al-Quran dan mendalami berbagai ilmu
agama lainnya, baru menginjak umur 12 tahun beliau sudah dipercaya ayahnya untuk
mengajarkan kitab Izzi ilmu gramatika Arab kepada adiknya Karim Hasyim. Semasa
kanak, Wahid kecil terkenal sebagai sosok yang pendiam, ramah, dan pandai memikat
orang. Hal inilah yang kelak menjadikannya sebagai sosok yang digemari oleh banyak
kalangan. Menginjak usia 13 tahun, Abdul Wahid barulah memulai pengembaraannya
ke berbagai pesantren di pulau Jawa, akan tetapi itu semua tidak berjalan lama sempat
beberapa kali datang ke berbagai pesantren lalu pulang kembali ke rumahnya. Hal ini
karena kecerdasannya yang begitu luar biasa, sehingga pengembaraan ke banyak
masyayikh di pesantren bertujuan untuk menyambung sanad keilmuan yang telah ia
kuasai. Bagi Wahid belajar otodidak di rumahnya sendiri lebih ia sukai, berbekal
kecerdasannya yang luar biasa itu. Sepak terjang beliau dalam melakukan
pengembaraan menuntut ilmu juga tidak berhenti sampai di situ, seolah mengikuti jejak
ayahanda ditemani KH. M. Ilyas beliau pun juga berangkat ke tanah suci guna
memperdalam lagi wawasan keilmuannya. KH. M. Ilyas jugalah yang mengenalkan
kepada Kiai Wahid baca tulis huruf latin.
Sekitar tahun 1933 Kiai Wahid pulang ke tanah air tercinta, dari sinilah
terobosan-terobosan besar di Pesantren Tebuireng di mulai. Sistem pembelajaran klasik
yang berjalan di Tebuireng, beliau usulkan agar menjadi sistem pembelajaran modern
dengan memasukkan materi pelajaran umum ke pesantren. Hal ini sempat ditolak oleh
Kiai Hasyim karena hal ini nantinya pasti menimbulkan masalah antar sesama pimpinan
pesantren, kendati demikian sang ayah tetap memberikan ruang kepada putra
kesayangan untuk menyalurkan gagasan beraninya.
`
Dari sini pula Kiai Wahid mempunyai jasa besar bagi kesatuan bangsa Indonesia,
yakni penghapusan 7 kata dalam Piagam Jakarta tanpa mengurangi esensi yang ada
dalamnya, sehingga lahirlah sila pertama yang mengedepankan kesatuan, yakni
Ketuhanan Yang Maha Esa. Saat Wahid Hasyim berusia 25 tahun, ketika itu beliau
mempersunting perempuan bernama Nyai Solichah, seorang gadis yang merupakan
putri dari KH. Bisri Syansuri, dari pernikahan ini lahirlah tokoh hebat selanjutnya yaitu
Abdurrahman Ad-Dakhil atau akrab disapa Gus Dur Presiden ke-4 Republik Indonesia.
c. KH Zainul Arifin
Ia dikenal sebagai ulama, politis, pejuang 1945, Panglima Hizbullah, dan ketua
DPR-GR (1960-1963). Zainul Arifin lahir sebagai anak tunggal dari pasangan
keturunan raja Barus, Sultan Ramali bin Tuangku Raja Barus Sultan Sahi Alam Pohan
(ayah) dengan bangsawan asal Kotanopan, Mandailing Natal, Siti Baiyah Nasution.
Ketika Zainul masih balita, kedua orang tuanya bercerai dan ia dibawa pindah oleh
ibunya ke Kotanopan, kemudian ke Kerinci, Jambi. Disana ia menyelesaikan Hollands
Indische School (HIS) dan sekolah menengah calon guru, Normal School3.
Ia aktif kembali dalam kegiatan seni sandiwara musikal tradisional Betawi yang
berasal dari tradisi Melayu, Samrah. Ia mendirikan kelompok Samrah bernama Tonil
Zainul. Dari kegiatan kesenian itu, ia berkenalan dan selanjutnya sangat akrab
bersahabat dengan tokoh perfilman nasional, Djamaluddin Malik. Keduanya
kemudian bergabung dengan Gerakan Pemuda Ansor.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah NU, tiga jabatan menteri (sebelumnya NU
selalu hanya mendapat jatah satu posisi menteri saja) dijabat tokoh-tokoh NU dengan
Zainul Arifin sebagai tokoh NU pertama menjabat sebagai Waperdam. Kabinet itu
sendiri sukses menyelenggarakan Konfrensi Asia Afrika di Bandung.
Sekembalinya dari sana Zainul merupakan salah satu tokoh penting yang
berhasil menempatkan partai NU ke dalam "tiga besar" pemenang pemilu 1955,
dimana jumlah kursi NU di DPR meningkat dari hanya 8 menjadi 45 kursi.
Di tengah meningkatnya suhu politik, pada 14 Mei 1962, saat shalat Idul Adha
di barisan terdepan bersama Sukarno, Zainul tertembak peluru yang diarahkan seorang
pemberontak DI/TII dalam percobaannya membunuh presiden. Zainul Arifin wafat
tanggal 2 Maret 1963 setelah menderita luka bekas tembakan dibahunya selama
sepuluh bulan.
d. KH Zainal Mustofa
`
Zainal Mustofa kemudian dikenal sebagai sosok ulama yang vokal dan tegas
melawan para penjajah. Melalui beragam khutbah dan ceramah yang ia hadiri, Zainal
Mustof secara terang-terangan turut membangkitkan semangat nasionalisme dari
rakyat Indonesia untuk menyerang penjajah. Bahkan, tak jarang Zainal Mustofa
diturunkan paksa dari mimbar oleh para ulama yang saat itu pro Belanda. Berkat
jasanya, Zainal Mustofa pun mendapatkan gelar pahlawan yang diberikan oleh
Presiden pada 6 November 1972.
e. KH Idham Chalid
Indonesia pada Kabinet Djuanda dan Kabinet Ali Sastroamidjojo II. Selain itu, Idham
Chalid pun pernah menjabat sebagai Ketua MPR serta Ketua DPR.
Selain sukses dengan karir politiknya, Idham Chalid juga memiliki peran
sebagai kia yang diberi amanah sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama (PBNU) pada tahun 1956 hingga 1984. Hingga kini, Idham Chalid masih
menjadi ketua yang paling lama menjabat di NU.
Atas jasa-jasanya, Idham Chalid pun diberi gelar sebagai Pahlawan pada 8
November 2011. Lalu pada 19 Desember 2016, pemerintah mengabadikan Idham
Chalid di pecahan uang kertas rupiah baru dengan nominal pecahan Rp 5 ribu.
Jombang Jawa Timur, sedangkan Ibundanya bernama Nyai Latifah. dan mempunyai
cicit bernama Rizky Fadlullah.Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah juga seorang
pelopor dalam membuka forum diskusi antar ulama, baik di lingkungan NU,
Muhammadiyah dan organisasi lainnya. Ia belajar di Pesantren Langitan Tuban,
Pesantren Mojosari Nganjuk, Pesantren Tawangsari Sepanjang, belajar pada
Syaikhona R. Muhammad Kholil Bangkalan Madura, dan Pesantren Tebuireng
Jombang di bawah asuhan Hadratusy Syaikh KH. M. Hasyim Asy‘ari. Disamping itu,
Kyai Wahab juga merantau ke Makkah untuk berguru kepada Syaikh Mahfudz at-
Tirmasi dan Syaikh Al-Yamani dengan hasil nilai istimewa4.
(KH Abdul Wahab Chasbullah Kyai Wahab) adalah seorang ulama pendiri
Nahdatul Ulama. KH Abdul Wahab Hasbullah adalah seorang ulama yang
berpandangan modern, da’wahnya dimulai dengan mendirikan media massa atau surat
kabar, yaitu harian umum “Soeara Nahdlatul Oelama” atau Soeara NO dan Berita
Nahdlatul Ulama. Bersama dengan KH Hasyim Asy’ari menghimpun tokoh pesantren
dan keduanya mendirikan Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada tahun 1926.
Kiai Wahab juga berperan membentuk Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
KH. Abdul Wahab Hasbulloh merupakan bapak Pendiri NU Selain itu juga
pernah menjadi Panglima Laskar Mujahidin (Hizbullah) ketika melawan penjajah
Jepang. Ia juga tercatat sebagai anggota DPA bersama Ki Hajar Dewantoro. Tahun
1914 mendirikan kursus bernama “Tashwirul Afkar”. Tahun 1916 mendirikan
Organisasi Pemuda Islam bernama Nahdlatul Wathan, kemudian pada 1926 menjadi
Ketua Tim Komite Hijaz. KH. Abdul Wahab Hasbulloh juga seorang pencetus dasar-
dasar kepemimpinan dalam organisasi NU dengan adanya dua badan, Syuriyah dan
Tanfidziyah sebagai usaha pemersatu kalangan Tua dengan Muda.
4
Muhlasin. (2016). Biografi Abdul Wahab Hasbullah – Pendiri Nahdatul Ulama.
`
yang kental. Prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat tidak akan mengurangi ruh
spiritualisme umat beragama dan kadar keimanan seorang muslim. Dengan prinsip
kebebasan berpikir dan berpendapat, kaum muslim justru akan mampu memecahkan
problem sosial kemasyarakatan dengan pisau analisis keislaman.
Pernah suatu ketika Kyai Wahab didatangi seseorang yang meminta fatwa
tentang Qurban yang sebelumnya orang itu datang kepada Kyai Bisri Syansuri.
“Bahwa menurut hukum Fiqih berqurban seekor sapi itu pahalanya hanya untuk tujuh
orang saja”, terang Kyai Bisri. Akan tetapi Si Fulan yang bertanya tadi berharap
anaknya yang masih kecil bisa terakomodir juga. Tentu saja jawaban Kyai Bisri tidak
memuaskan baginya, karena anaknya yang kedelapan tidak bisa ikut menikmati pahala
Qurban. Kemudian oleh Kyai Wahab dicarikan solusi yang logis bagi Si Fulan tadi.
“Untuk anakmu yang kecil tadi belikan seekor kambing untuk dijadikan lompatan ke
punggung sapi”, seru kyai Wahab.
Dari sekelumit cerita di atas tadi, kita mengetahui dengan jelas bahwa seni
berdakwah di masyarakat itu memerlukan cakrawala pemikiran yang luas dan luwes.
Kyai Wahab menggunakan kaidah Ushuliyyah “Maa laa yudraku kulluh, laa yutraku
julluh”, Apa yang tidak bisa diharapkan semuanya janganlah ditinggal sama sekali. Di
sinilah peranan Ushul Fiqih terasa sangat dominan dari Fiqih sendiri.
Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Gerakan Pemuda Ansor
setelah sebelumnya mengalami perubahan nama seperti Persatuan Pemuda NU
(PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO).
Nama Ansor ini merupakan saran KH. Abdul Wahab Hasbullah —ulama besar
sekaligus guru besar kaum muda saat itu, yang diambil dari nama kehormatan yang
diberikan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa
dalam perjuangan membela dan menegakkan agama Allah. Dengan demikian ANO
dimaksudkan dapat mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan
semangat perjuangan para Sahabat Nabi yang mendapat predikat Ansor tersebut.
Gerakan ANO harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar sahabat Ansor, yakni
sebagi penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan
membentengi ajaran Islam.
Meski ANO dinyatakan sebagai bagian dari NU, secara formal organisatoris
belum tercantum dalam struktur organisasi NU. Baru pada Muktamar NU ke-9 di
Banyuwangi, tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934, ANO
diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU. Dimasukkannya
ANO sebagai salah satu departemen dalam struktur kelembagaan NU berkat
perjuangan kiai-kiai muda seperti KH. Machfudz Siddiq, KH. A. Wahid Hasyim, KH.
Dachlan.
Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah wafat di Jombang pada 29 Desember 1971.
Beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 7 November 2014 oleh Presiden
Joko Widodo bersama dengan Djamin Ginting, Sukarni Kartodiwirjo, dan HR
Muhammad Mangundiprojo.
PBNU ( Pengurus Besar Nahdlatul Ulama berkedudukan di Jakarta, ibu kota negara
5
Bagaimana Sistem Organisasi Nahdlatul Ulama | Kepengurusan dan Struktur. (January 03, 2021).
Jepara. Diambil dari Situs : https://ipnuippnumambak.or.id
`
6
Bagaimana Sistem Organisasi Nahdlatul Ulama | Kepengurusan dan Struktur. (January 03, 2021).
Jepara. Diambil dari Situs : https://ipnuippnumambak.or.id
`
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sejarah perkembangan NU secara luas bisa dibagi dalam tiga fase: periode awal
sebagai organisasi sosial keagamaan, periode kedua ketika berfungsi sebagai partai
politik atau menjadi unsur formal dari sebuah partai, dan terakhir kembali ke aktivitas-
aktivitas social keagamaan. Untuk itu kehadiran NU memiliki peranan yang penting
untuk Indonesia di antaranya melakukan perubahan-perubahan dalam sikap dan
pandangan dunia banyak kalangan Muslim, khususnya dalam beradaptasi dengan
tantangan-tantangan modernisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bagaimana Sistem Organisasi Nahdlatul Ulama | Kepengurusan dan Struktur. (January 03,
2021). Jepara. Diambil dari Situs : https://ipnuippnumambak.or.id
Muhlasin. (2016). Biografi Abdul Wahab Hasbullah – Pendiri Nahdatul Ulama. Diambil dari
Situs : https://www.pcnutulungagung.or.id/
Nandy. Gramedia Blog. Siapakah Tokoh Pendiri Nahdlatul Ulama?. Diambil dari Situs :
https://www.gramedia.com/literasi/category/tokoh/
Alawi, Abdullah. (2019). KH Zainul Arifin, Tokoh NU Keturunan Raja Barus. Diambil dari
Situs : https://www.nu.or.id/tokoh/kh-zainul-arifin-tokoh-nu-keturunan-raja-barus-
Dxasm