Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ASWAJA “ FAHAM KEAGAMAAN NU ”


Memenuhi Tugas yang dibina Oleh :
MOH. SYAFI’IE S,Pd

DISUSUN OLEH :
NAMA : MOH FARIE
USWATUN HASANAH
SALMAN AL-FARIZI
AAN ALUF ANIQA
MUJIBURAHMAN

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM


( SMPI ) ZAINUL HUDA
ARJASA KANGEAN SUMENEP
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya.
Di dalam makalah ini, saya telah berusaha menguraikan sebaik mungkin
semua hal yang berkaitan dengan FAHAM KEAGAMAAN NU. Besar
harapan saya agar pembaca mampu memahami lebih jauh tentang berbagai hal
yang berkaitan dengan hal tersebut.
Akan tetapi, saya menyadari bahwa di dalam makalah ini, masih
terdapat banyak kekurangan yang tentunya mengakibatkan makalah ini masih
dikatakan jauh dari sempurna. Maka dari itu, saya harapkan pembaca dapat
memaklumi serta memberi kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya
makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.

Arjasa, 17Januari 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................
BAB I..........................................................................................................................................................
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................
1.1       Latar Belakang..........................................................................................................................
1.2       Rumusan Masalah.....................................................................................................................
1.3       Tujuan Dan Manfaat.................................................................................................................
BAB II.........................................................................................................................................................
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................
DASAR KEAGAMAAN NU......................................................................................................................
2.1   Sejarah Singkat Berdirinya NU....................................................................................................
2.2  Faham Keagamaan.........................................................................................................................
2.3  Peran NU di Masyarakat...............................................................................................................
2.4  Dasar Keagamaan NU....................................................................................................................
BAB III.......................................................................................................................................................
PENUTUP...................................................................................................................................................
3.1        Kesimpulan...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
NU mendasarkan faham keagamaan kepada sumber ajaran Islam
Alquran, Al Hadits, Al Ijma’ dan Al Qiyas dalam memahami dan menafsirkan
Islam dari sumbernya tersebut, NU mengikuti Faham Ahlusunnah Wal Jamaah
dengan menggunakan jalan pendekatan (Al Madzhab) di bidang Aqidah NU
mengikuti ajaran yang dipelopori oleh Imam Abu Mansur Al Maturidi,
dibidang fiqih NU mengikuti jalan pendekatan salah satu dariMuhammad bin
Idris Assyafii dan Imam Ahmad bin Hambal, dibidang tassawuf NU mengikuti
antara lain Imam Junaidi Al bagdadi dan Imam Al ghazali serta Imam imam
yang lain.
NU mengikuti pendirian bahwa, Islam adalah agama yang fitri, yang
bersifat menyempurnakan segala kebaikan yang sudah dimiliki manusia. Faham
keagamaan yang dianut oleh NU bersifat menyempurnakan nilai nilai yang baik
yang sudah ada dan menjadi ciri-ciri suatu kelompok manusia, seperti suku
maupun bangsa dan tidak bertujuan menghapus nilai nilai tersebut.[1]
1.2       Rumusan Masalah
1.      Apa yang menjadi sumber dasar NU?
2.      Apa arti penting pembentukan NU?
3.      Apa itu Ahlussunnah Wal Jamaah?
4.      Apa yang menjadi sumber dasar NU?
1.3       Tujuan Dan Manfaat
A.    Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1.      Mengajarkan nilai kebaikan dalam NU.
2.      Memperkenalkan apa itu NU.
3.      Menjelaskan dasar keagamaan NU.
B.     Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah :
1.      Memberikan ilmu seputar NU.
2.      Memperkenalkan faham Ahlussunnah Wal Jamaah.
3.      Memberikan penjelasan mengenai sumber dasar NU.

BAB II
PEMBAHASAN
DASAR KEAGAMAAN NU

2.1   Sejarah Singkat Berdirinya NU


Pendiri dari organisasi NU ini adalah KH Hasyim Asy'ari. dilahirkan
pada tanggal 10 April 1875 atau menurut penanggalan arab pada tanggal 24
Dzulqaidah 1287H di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang,
Jawa Timur. Beliau tutup usia pada tanggal 25 Juli 1947 yang kemudian
dikebumikan di Tebu Ireng, Jombang.
NU (Nahdlatul Ulama) telah ada dalam bentuk komunitas (jama’ah)
yang  diikat oleh aktivitas sosial keagamaan yang memppunyai karakter
ASWAJA (Ahlussunnah Wal Jamaah). Wujud sebagai organisasi tak lain
adalah penegas formal dari mekanisme informal para ulama.
Arti penting dibentuk organisasi ini tidak lepas dari konteks waktu itu,
terutama berkaitan dengan upaya menjaga eksistensi jamaah tradisional
berhadapan dengan arus paham pembaharuan Isalam, yang ketika itu telah
terlembagakan, antara lain dalam Muhammdiayah.
Arti penting lain pembentukan NU adalah berkaitan dengan upaya
pemupukan semangat nasionalisme di tengah iklim kolonialisme saat itu. Sulit
dibantah bahwa perlawanan terhadap kekuasaan kolonial Belanda tidak hanya
membawa wacana politik tapi juga keagamaan. Dalam wacana keagamaan
itulah peran kepemimpinan ulama menjadi penting (sebut saja Perang
Diponegoro 1825-1830, Perang Paderi 1321-1837, perlawanan rakyat Aceh
1872-1912). Ketika pada abad XX nada perlawanan terhadap penjajah bergeser
dari perjuangan bersenjata menjadi pergerakan nasional, para ulama tidak mau
ketinggalan. Sepuluh tahun sebelum berdirinya NU, KH Wahab Hasbullah
mendirikan Nahdlatul Wathan (kebangkitan tanah air) yang berusaha menum
buhkan rasa nasionalisme melalui pendidikan. Organisasi ini adalah langkah
kongkret dari forum diskusi Taswirul Afkar (konsepsi pemikiran) yang
sebenarnya merupakan antisipasi Wahab Hasbullah menghadapi ekses gerakan
pembaharuan yang menjadi ancaman bagi eksistensi tradisi Ahlussunnah wal
Jamaah.
Latar belakang lahirnya NU ini perlu memperoleh perhatian, sebab
karakteristik organisasi ini lebih berakar di sini. Satu hal perlu dicatat dan
proses kelahiran yang pada hakekatnya merupakan reaksi terhadap arus
pembaharuan Islam dan situasi kolonialisme tersebut, yakni bahwa pola
perilaku reaktif semacam itu ternyata menjadi inheren dalam dinamika NU
selanjutnya. [2]

2.2  Faham Keagamaan


Nahdlatul Ulama (NU), menganut paham Ahlusunnah Wal Jama’ah.
Yaitu sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli
(rasionalis) dengan kaum ekstrim (skripturalis).
Dalam bidang Fiqih NU mengikuti empat madzhab, yaitu ; Hanafi,
Maliki, Syafi’i, dan Hanbali. Sementara dalam bidang tasawuf,
mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang
mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.
Gagasan kembali ke khittah pada tahun 1984, merupakan momentum
penting untuk menafsirkan kembali ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah, serta
merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fikih maupun sosial.
Serta merumuskan kembali hubungan NU dengan negara. Gerakan tersebut
berhasil membangkitkan kembali gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam
NU.[3]
2.3  Peran NU di Masyarakat
Nahdlatul Ulama (NU)  organisasi yang sudah memiliki pengalaman
dan sejarah panjang dalan memberikan pelayan terhadap masyarakat
Indonesia.   NU ikut mengarsiteki pembangunan sumber daya manusia pada
masyarakat melalui pendidikan, pelayanan kesehatan, pemberdayaan ekonomi
dan keagamaan pada masyarakat tradisional atau pedesaan. Sehingga
sebenarnya bisa dikatakan jika menilai dari bentuk basis masyarakat yang
diberdayakan, maka NU memiliki beban lebih berat. Hal ini tak lepas dari
mayoritas penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan yang memiliki mata
pencaharian sebagai petani, nelayan, dan buruh adalah masyarakat       
menengah kebawah.
Dari aspek tersebutlah peran NU sebagai agen gerakan pemberdayaan
masyarakt sipil harus terus memiliki strategi dalam mengupayakan
peningkatan-peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat. Namun tentunya
gaya NU dalam memberikan pelayanan dan mendampingi masyarakat dalam
memperoleh hak-haknya dari kekuasaan negara tak melepaskan dari prinsip
aqidah ahlusunnah wal jama’ah  (aswaja). Posisi ini tetap akan menjadikan
perjuangan NU dalam mewujudkan kebaikan masyarakat (Khoiron Ummah).
Apalagi platform yang menjadi landasan semangat perjuangan sebagai gerakan
sosial-keagamaan adalah Islam. Dengan konsep pemahaman Islam sebagai
agama fitrah dan rahmat bagi semesta alam tentunya tidak hanya mengurusi
hubungan masyarakat muslim (ukhwah Islamiyah) tapi juga hubungan antar
manusia (ukhuwah bashariyah).[4]
2.4  Dasar Keagamaan NU
NU memiliki dasar keagamaan yang berpedoman pada empat sumber.
Keempat sumber itu adalah :
a.       Al-Quran
Al-Qur’an adalah dasar hukum yang pertama dan utama dalam Islam.
Karena itu setiap muslim harus menerima bahwa asas yang pertama dan terkuat
untuk menentukan hukum Islam adalah Al-Qur’an.
b.      Al-Hadits atau As-Sunnah
Al-hadits atau As-Sunnah meliputi sunnah Qauliyan, Fi’liyah, dan sunnah
Taqririyah. Dalam agama Islam al-Hadits atau as-Sunnah mempunyai peran
yang sangat penting dan merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an.
c.       Ijma’
Ijma’ Yaitu kesepakatan para ulama’ mujtahid mengenai suatu hukum ijma’
baru dapat dipergunakan sebagai dalil terhadap suatu perkara sesudah ternyata
tidak ditemkan nash Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Ijma’, ada beberapa macam
diantaranya ijma’ sharih, ijma’ sukuni, ijma’ sababy, ijma’ khalifah empat, dan
lain-lainnya.
d.      Qiyas
Qiyas adalah menyamakan suatu masalah yang belum diketahui hukumnya,
karena diantaranya terdapat kesamaan (illat) yang menjadi dasar penentu
hukum.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dalam mengqiyaskan suatu hukum
harus diperhatikan empat hal, yaitu :
1.      Alas, Asal adalah sesuatu yang sudah ada nash hukumnya yang menjadi ukuran
atau tempat menyerupakan.
2.      Far’un, Far’un yaitu sesuatu yang belum diketahui hukumnya dan dimaksudkan
untuk diukur atau diserupakan dengan hukum asal.
3.      Hukum asal, yaitu hukum syara’ yang terdapat pada asal dan dimaksudkan
menjadi hukum bagi far’un.
4.      Illat yaitu sebab yang menggabungkan atau menghubungkan antara asal
(pokok) dengan fa’run (cabang).[5]
BAB III
PENUTUP
3.1        Kesimpulan
NU merupakan sebuah organisasi yang tidak seenaknya saja dalam
memandang dan menilai berbagai hal. Mengacu pada sumber seperti Al-Quran,
Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Menjadikan NU sebagai organisasi yang lebih
mengutamakan sumber yang ada dalam menilai suatu hal yang terjadi di
lingkungan sekitar.
Selain itu, NU juga mengajarkan untuk tidak menilai baik-buruknya
suatu perbuatan tanpa di dasari oleh hukum dan sumber terkuat.

DAFTAR PUSTAKA
http://agusmr220.blogspot.co.id/2013/12/nu-dan-sikap-sikap-keagamaan.html
Karin, A. Gaffar, Metamorfosis Nu Dan Politisasi Islam  Di Indonesia. Pustaka
NU Online.
http://nupasrujambe.blogspot.co.id/p/sejaran-tujuan.html jam 15:02
http://akmalstainu2015.blogspot.co.id/2015/12/eranan-nu-di-masyarakat-
pendidikan.html
 http://agusmr220.blogspot.co.id/2013/12/nu-dan-sikap-sikap-keagamaan.html
[1] Sumber http://agusmr220.blogspot.co.id/2013/12/nu-dan-sikap-sikap-
keagamaan.html jam 14:32.  16/3/2016
[2] A. Gaffar Karin, Metamorfosis Nu Dan Politisasi Islam  Di Indonesia
(Pustaka NU Online) hal.
[3] http://nupasrujambe.blogspot.co.id/p/sejaran-tujuan.html jam 15:02,
16/03/2016.
[4] Sumber http://akmalstainu2015.blogspot.co.id/2015/12/eranan-nu-di-
masyarakat-pendidikan.html jam 14:00.  16/3/2016
[5] Sumber http://agusmr220.blogspot.co.id/2013/12/nu-dan-sikap-sikap-
keagamaan.html jam 14:28. 16/3/2016

Anda mungkin juga menyukai