Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGERTIAN, TUJUAN, DAN FUNGSI AL-WASHLIYAH


Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Ke Al-Washliyahan

DISUSUN OLEH

M. Hafizhuddin (238014030)
Ayu Puspita Sari (238014017)
Asi Sari (238014029)

Dosen Pengampu:
Burhanuddin Butar-Butar, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA
AL-WASHLIYAH
T.A 2023-2024
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah membawa umatnya dari zaman
jahiliyah sampai zaman islamiyah..

Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan keritikan positif,
sehingga bisa diperbaiki dan dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Akhir kata, kami menerima saran dan kritik dari pembaca makalah agar kami
bisa memperbaiki untuk kedepannya yang lebih baik.

Medan, 25 Februari 2024


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................3

C. Tujuan ....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4

A. Pengertian Al-Jam’iyatul Washliah .......................................................4

B. Fungsi Al-Jam’iyatul Washliyah ...........................................................6

C. Tujuan Al-Jam’iyatul Washliyah ...........................................................7

BAB III PENUTUP ..............................................................................................11

A. Kesimpulan ..........................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-jamiyatul washliyah yang selanjutnya disebut “Al-Washliyah” adalah
ormas islam yang lahir pada tanggal 30 November 1930 di Medan. Al jamiyatul
washliyah bermula dari sebuah kelompok studi yang dibentuk oleh murid-murid
MIT (Maktab Islamiyah Tapanuli) yang duduk dikelas tertinggi pada tahun
1928. Pada perkembangan selanjutnya para anggota kelompok diskusi
merasakan perlunya wadah organisasi yang lebih besar dari sekedar kelompok
diskusi. Lalu upaya ke arah ini mulai dirintis dengan melakukan beberapa kali
pertemuan. Sehingga puncaknya pada tanggal 30 November 1930
dideklarasikanlah Organisasi Al Jamiyatul Washliyah dengan pengurusnya
Ismail Banda sebagai ketua I dan A. Rahman Syihab sebagai ketua II.

Al Jam’iyatul Washliyah merupakan organisasi Islam yang lahir dan besar


di Sumatera Utara pada tahun 1930. Sejarah perkembangan Islam di Sumatera
Utara, mencatat nama-nama besar ulama Al Jam’iyatul Washliyah sebagai
orang-orang yang sangat menonjol dalam memperjuangkan Islam, baik dalam
bidang pendidikan, sosial, ekonomi, politik dan dakwah. Sejauh ini Al
Jam’iyatul Washliyah berkontribusi besar terhadap perkembangan dakwah
Islamiyah di Sumatera Utara, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah lembaga
pendidikan Al Jam’iyatul Washliyah yang tersebar di Sumatera Utara dari yang
terendah sampai tertinggi. Selain berdakwah secara terorganisir kegiatan
dakwah juga dilakukan secara perorangan, salah satu ulama yang paling gigih
dalam berdakwa adalah Muhammad Arsyad Thalib Lubis.

Al Jam'iyatul Washliyah dilahirkan untuk bisa menjadi wadah


berhimpunnya orang-orang yang memiliki tujuan yang mulia yaitu membaikkan
hubungan manusia dengan Allah (Hablun Minallah) dan hubungan manusia
dengan manusia (Hablun Minannas). Al-Washliyah adalah sebagai wadah,
organisasi ibadah, dakwah, pendidikan, sosial, dan amar ma'ruf nahi munkar
bagi umat islam. Adapun fungsi Al-Washliyah meliputi bidang-bidang:

1
pendidikan, pengajaran agama, peribadatan, sosial ekonomi dan penyeruan pada
kebajikan dan pencegahan kemungkaran.

Dari segi metode dakwah, al-Washliyah cenderung menjunjung nilai-nilai


tradisional sebagaimana ditemui di kalangan ulama-ulama NU, meski di sisi lain
al-Wasliyah memiliki sistem pendidikan yang variatif antara pendidikan
tradisional dan modern. Sejak awal berdiri, al-Washliyah sudah memiliki
madrasah sebagai representasi sistem pendidikan tradisional dan sekolah
mewakili sistem pendidikan modern dengan mengadopsi sistem pendidikan
Barat.

Al-Washliyah tercatat sebagai salah satu organisasi yang memperjuangkan


dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, baik saat masih dalam kekuasaan
pemerintah Hindia Belanda maupun sesudah Ir Sukarno dan Mohammad
Hatta memproklamirkan Indonesia merdeka. Perjuangan yang dilakukan al-
Washliyah cukup kompleks. Kontribusi mereka meliputi kegiatan yang berupa
kemiliteran maupun non-kemiliteran. Pada tanggal 29 Oktober 1945, al-
Washliyah menggelar konferensi dengan dihadiri sejumlah guru dan ulama
untuk mendiskusikan tindakan-tindakan, strategi dan pertanggungjawaban apa
yang perlu dilaksanakan

Salah satu tujuan didirikannya Al Washliyah di Medan pada tahun 1930,


adalah untuk mengisi kekosongan dunia dakwah di Sumatera Utara. Pergerakan
dakwah telah dilakukan sebelum kemerdekaan hingga saat ini. Ulama Al
Washliyah tidak menyia-nyiakan setiap waktu sebagai usaha untuk
merealisasikan tujuan dakwah dengan sistemik dan teratur. Ulama Al
Washliyah, senantiasa mencari jalan terbaik untuk menyukseskan program-
program dakwah yang telah direncanakan. Berbagai pendekatan dilakukan
dengan beberapa tahapan untuk memastikan masyarakat Muslim benar-benar
memahami syariat Islam semaksimal mungkin serta berdakwah kepada non-
Muslim.

2
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk membahas pengertian,
tujuan dan fungsi dari Al Washliyah.Sehingga dapat dijabarkan di bagian
rumusan masalah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Al-Jam’iyatul Washliah
2. Apa saja fungsi dari Al-Jam’iyatul Washliah
3. Apa saja tujuan dari Al-Jam’iyatul Washliah

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Al-Jam’iyatul Washliah
2. Untuk mengetahui fungsi dari Al-Jam’iyatul Washliah
3. Untuk mengetahui tujuan dari Al-Jam’iyatul Washliah

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Jam’iyatul Washliah


Al Jam’iyatul Washliyah merupakan organisasi Islam yang lahir pada 30
November 1930 dan bertepatan 9 Rajab 1349 H di kota Medan, Sumatera Utara.
Al Jam’iyatul Washliyah yang lebih dikenal dengan sebutan Al Washliyah lahir
ketika bangsa Indonesia masih dalam penjajahan Hindia Belanda (Nederlandsh
Indie). Sehingga para pendiri Al Washliyah ketika itu turut pula berperang
melawan penjajah Belanda. Tidak sedikit para tokoh Al Washliyah yang
ditangkap Belanda dan dijebloskan ke penjara.

Arti Al Jam’iyatul Washliyah adalah ‘Perhimpunan yang


memperhubungkan’. Al Jam’iyah atau Jama’ah berarti Perkumpulan atau
perhimpunan. Al Washliyah atau Washolah artinya menghubungkan. Sehingga
arti dari Al Jam’iyatul Washliyah adalah Perkumpulan atau Perhimpunan yang
Menghubungkan. Yaitu mengubungkan antara umat manusia dengan Allah Swt
sebagai penciptanya. Mengubungkan atau menghimpun manusia dengan
manusia lainnya agar bersatu dan menghubungkan manusia dengan alam
sekitarnya. Hal ini sesuai dengan makna Hablun-minallah wa hablun minannaas
(Hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama
manusia).

Sejak awal Sejarah Berdirinya Al Washliyah, mereka sudah meletakkan


posisinya secara independent dan tidak berafiliasi ke partai politik manapun.
Meskipun begitu, organisasi ini tidak membatasi anggotanya secara pribadi yang
sebenarnya ingin mengembangkan karirnya dalam rangka amal shalih kepada
partai politik yang ada dan ormas yang sah di mata peraturan pemerintah.

Pada umumnya, visi dari organisasi Islam adalah untuk melakukan jihad
fi sabilillah yang artinya untuk berjihad berjuang dengan sungguh-sungguh di
jalan Allah, dan mencari mardhatillah, yang artinya untuk mencari ridha Allah.
Maka dari itu, untuk mencapai visi tersebut, Al Washliyah memiliki visi khusus
yaitu membangun washilah yang berarti sebagai suatu kelompok komunitas

4
Islam yang selalu berjuang untuk membangun dan memperkuat hubungan
manusia dengan Allan dan antar manusia dengan manusia.

Para pemuda seperti Abdurrahman Syihab , Ismail Banda, Yusuf Ahmad


Lubis, Adnan Nur, Abdul Wahab, dan M. Isa yang tergabung sebagai santri atau
pelajar di dalam Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan, pada awalnya
memang mempunyai ‘keresahan’ yang sama atas permasalahan yang sedang
terjadi di antara umat Islam pada saat itu, yaitu timbulnya berbagai macam
perpecahan yang dilandasi atas perbedaan pendapat dan mahzab di kalangan
umat Islam itu sendiri. Hal itu juga diperparah oleh politik adu domba Belanda
yang pada saat itu masih menjajah Indonesia, sehingga perpecahan sangat mudah
terjadi di kalangan umat.

Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan adalah sebuah sekolah dimana


para pemuda tersebut menimba ilmu. Dari sinilah otoritas mereka sebagai
pemuda terpelajar dapat berkembang dengan mengamalkan keilmuan keislaman
yang mereka dapatkan. Dan dari tempat menimba ilmu ini juga merupakan awal
starting point mereka dalam menyatukan umat Islam, khususnya di Medan dan
Sumatera Utara, bisa terlaksana dan terwujud.

Pada awalnya, Al Washliyah merupakan Organisasi Masyarakat Islam


(Ormas Islam) yang didirikan pada tanggal 30 November 1930 di Kota Medan
Sumatra Utara. Pertama sekali ormas Islam yang berdiri di Pulau Sumatra dan
didirikan oleh para pendirinya yang bersuku bangsa Melayu (Batak Mandailing,
Melayu Deli, Aceh).

Hingga sekarang, Al Washliyah menjadi Ormas (Organisasi Masyarakat)


Islam yang bersifat sosial dan memiliki tujuan untuk mengamal ajaran Islam
untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Selain itu, organisasi ini juga serta merta
mewujudkan masyarakat yang beriman, bertaqwa, aman, damai, adil, makmur,
dan diridhai oleh Allah SWT dalam negara Indonesia yang didasarkan dengan
Pancasila.

5
B. Fungsi Al-Jam’iyatul Washliyah
Berbicara tentang organisasi Al- Washliyah tidak terlepas dari istilah
manajemen (kepemimpinan). Pakar Manajemen Modern GR. Terry
menyebutkan fungsi managemen yaitu: Planing (perencanaan), organizing
(pengorgani sasian), actuating (pengarahan) dan controling (pengawasan).

Bila salah satu tidak berfungsi atau tidak difungsikan, maka organisasi
mengalami hambatan bahkan tidak jalan sebagaimana mestinya atau bisa disebut
Mismanajemen. Yaitu organisasi yang salah urus, misalnya: salah dalam
merencanakan, keliru dalam pembagian tugas atau pendelegasian dan tidak
diarahkan kepada yang sebenarnya, atau lemahnya pengawasan.

Salah satu saja dari pada fungsi tersebut tidak normal (terlaksana)
mengakibatkan organisasi merugi apalagi seluruhnya, jadilah ia bagaikan
kerakap tumbuh di atas batu, mati segan hidup tak mau.

Adapun fungsi Al-Washliyah meliputi bidang-bidang: Tarbiyah


(pendidikan), dakwah (penyiaran dan pengajaran agama), ubudiyah
(peribadatan), muamalat (sosial ekonomi), dan amar ma'ruf nahi munkar
(penyeruan pada kebajikan dan pencegahan kemungkaran). Tapi pokok semua
itu adalah dakwah.

Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-
Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk".
(Q.S.An-Nahl; 016: 125).

Sejarah menceritakan kepada kita bahwa Islam dikembangkan melalui


dakwah Nabi Muhammad SAW. bersama para sahabat, dilanjutkan oleh para
Tabi'-tabi'in, para Ulama, Da'i dan sampailah kepada kita seruan Islam itu dan
dengan dakwah Islam akan lestari hingga akhir zaman.

Nilai dakwah adalah asas semua nilai, dasar semua maksud dan pangkal
semua perbuatan. Berbicara tentang dakwah, ada dakwah dengan lisan (bil qoul)

6
seperti: Ceramah-ceramah agama, pengkajian dan pengajaran serta kegiatan
ilmiah lainnya. Ada pula dakwah dengan tindakan nyata (bil hal) yaitu
menjalankan syariat Islam dalam praktek sehari-hari dimulai dari diri pribadi dan
seterusnya, keluarga, kaum kerabat dan masyarakat lainnya.

Dasar pokok Islam adalah jamaah, ujung tombak syiar Islam adalah
dakwah. Ujung tombak dakwah adalah kunjungan (silaturahmi). Hakikat amal
adalah niatnya. Dan ketinggian amal pada ikhlasnya artinya semata-mata
dilakukan lillahi ta'ala.

Fungsi Al-Washliyah pada dasarnya adalah bagaimana agar bisa


mengembang kan Islam dengan dakwah seperti yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah Muhammad SAW, dengan hikmah, arif dan bijaksana serta dengan
pelajaran atau contoh dan keteladanan yang baik. Dan secara umum hal ini sudah
dilaksanakan oleh Pengurus Al-Washliyah.

Dimana setiap kegiatan, seiring amal dan lain-lain itu dilakukan tetap
berdasar dan yang bernilai dakwah. Misalnya: dalam berbagai pembangunan
yang dilakukan sarana dan prasarananya, pendidikan bernilai dakwah,
membangun rumah sakit dan sosial lainnya yang bernilai dakwah, bahkan pada
hal-hal lain yang bersifat umum (public service), katakanlah restauran,
pertamanan dan sebagainya agar diusahakan dengan dasar dan nilai dakwah,
tidak boleh terhenti dengan alasan-alasan global. Sebab dimensi dakwah
meliputi kekuatan jiwa yang ikhlas dan keteguhan hati (komitmen), keyakinan
dan keuletan dengan orientasi manfaat yang lebih besar bagi kemaslahatan umat
ridho illah

C. Tujuan Al-Jam’iyatul Washliyah


Al Washliyah menjadi Ormas (Organisasi Masyarakat) Islam yang bersifat
sosial dan memiliki tujuan untuk mengamal ajaran Islam untuk kebahagiaan
dunia dan akhirat. Selain itu, organisasi ini juga serta merta mewujudkan
masyarakat yang beriman, bertaqwa, aman, damai, adil, makmur, dan diridhai
oleh Allah SWT dalam negara Indonesia yang didasarkan dengan Pancasila.

7
Tujuan utama untuk mendirikan organisasi Al Washliyah ketika itu adalah
untuk mempersatukan umat yang berpecah belah dan berbeda pandangan.
Perpecahan dan perbedaan tersebut merupakan salah satu strategi Belanda untuk
terus berkuasa di bumi Indonesia. Oleh karena itu, Organisasi Al Washliyah turut
pula meraih kemerdekaan Indonesia dengan menggalang persatuan umat di
Indonesia.

Penjajah Belanda yang menguasai bumi Indonesia terus berupaya agar


bangsa Indonesia tidak bersatu, sehingga mereka terus mengadu domba rakyat.
Segala cara dilakukan penjajah agar rakyat berpecah belah. Karena bila rakyat
Indonesia bersatu maka dikhawatirkan bisa melawan pejajah Belanda.

Upaya memecah belah rakyat terus merasuk hingga ke sendi-sendi agama


Islam. Umat Islam kala itu dapat dipecah belah lantaran perbedaan pandangan
dalam hal ibadah dan cabang dari agama (furu’iyah). Kondisi ini terus
meruncing, hingga umat Islam terbagi menjadi dua kelompok yang disebut
dengan kaum tua dan kaum muda. Perbedaan paham di bidang agama ini
semakin hari semakin tajam dan sampai pada tingkat meresahkan.

Sesuai dengan yang direncanakan, pertemuan yang lebih besar


berlangsung di MIT Medan. Pertemuan itu dihadiri para ulama, guru-guru,
pelajar dan pemimpin Islam di kota Medan dan sekitarnya. Setelah melakukan
pembicaraan yang cukup panjang dan mendalam, maka seluruh peserta yang
hadir kala itu sepakat membentuk sebuah perkumpulan yang bertujuan
memajukan, mementingkan dan menambah tersyiarnya agama Islam.

Pada umumnya, visi dari organisasi Islam adalah untuk melakukan jihad
fi sabilillah yang artinya untuk berjihad berjuang dengan sungguh0sungguh di
jalan Allah, dan mencari mardhatillah, yang artinya untuk mencari ridha Allah.
Maka dari itu, untuk mencapai visi tersebut, Al Washliyah memiliki visi khusus
yaitu membangun washilah yang berarti sebagai suatu kelompok komunitas
Islam yang selalu berjuang untuk membangun dan memperkuat hubungan
manusia dengan Allan dan antar manusia dengan manusia.

8
Selain itu, Al Washliyah juga mengembangkan usaha dan kegiatan untuk
mewujudkan tujuannya. Ada lima macam usaha dan kegiatan yang dijalankan
oleh organisasi ini yang merupakan Panca Amal Al Washliyah, yaitu:
1. Pendidikan dan kebudayaan
2. Dakwah dan kaderisasi
3. Amar makruf nahi munkar
4. Panti asuhan dan fakir miskin
5. Ekonomi dan kesejahteraan umat.

Sejak awal Sejarah Berdirinya Al Washliyah, mereka sudah meletakkan


posisinya secara independent dan tidak berafiliasi ke partai politik manapun.
Meskipun begitu, organisasi ini tidak membatasi anggotanya secara pribadi yang
sebenarnya ingin mengembangkan karirnya dalam rangka amal shalih kepada
partai politik yang ada dan ormas yang sah di mata peraturan pemerintah.

Pada umumnya, visi dari organisasi Islam adalah untuk melakukan jihad
fi sabilillah yang artinya untuk berjihad berjuang dengan sungguh0sungguh di
jalan Allah, dan mencari mardhatillah, yang artinya untuk mencari ridha Allah.
Maka dari itu, untuk mencapai visi tersebut, Al Washliyah memiliki visi khusus
yaitu membangun washilah yang berarti sebagai suatu kelompok komunitas
Islam yang selalu berjuang untuk membangun dan memperkuat hubungan
manusia dengan Allan dan antar manusia dengan manusia.

Untuk mencapai visinya, ada tiga misi utama yang dimiliki sebagai
berikut:
1. Kegiatan Pendidikan
2. Kegiatan dakwah Islam
3. Kegiatan amal sosial

Al Jam’iyatul Washliyah yang memiliki arti perkumpulan yang


menghubungkan. Maksud dari nama ini adalah menghubungkan manusia
dengan Allah SWT dan menghubungkan manusia dengan manusia lainnya agar
bersatu, serta menghubungkan manusia dengan alam sekitarnya. Hal ini sesuai
dengan makna dari Hablun minallah wa hablun minannaas yang artinya

9
hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama
manusia.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi penulis dapat disimpulkan bahwa Al Jam’iyatul
Washliyah Arti Al Jam’iyatul Washliyah adalah ‘Perhimpunan yang
memperhubungkan’. Al Jam’iyah atau Jama’ah berarti Perkumpulan atau
perhimpunan. Al Washliyah atau Washolah artinya menghubungkan. Sehingga
arti dari Al Jam’iyatul Washliyah adalah Perkumpulan atau Perhimpunan yang
Menghubungkan. Yaitu mengubungkan antara umat manusia dengan Allah Swt
sebagai penciptanya. Mengubungkan atau menghimpun manusia dengan
manusia lainnya agar bersatu dan menghubungkan manusia dengan alam
sekitarnya.

Adapun fungsi Al-Washliyah meliputi bidang-bidang: Tarbiyah


(pendidikan), dakwah (penyiaran dan pengajaran agama), ubudiyah
(peribadatan), muamalat (sosial ekonomi), dan amar ma'ruf nahi munkar
(penyeruan pada kebajikan dan pencegahan kemungkaran). Tapi pokok semua
itu adalah dakwah.

Selain memiliki fungsi Al Washliyah bertujuan untuk mempersatukan


umat yang berpecah belah dan berbeda pandangan. Perpecahan dan perbedaan
tersebut merupakan salah satu strategi Belanda untuk terus berkuasa di bumi
Indonesia. Oleh karena itu, Organisasi Al Washliyah turut pula meraih
kemerdekaan Indonesia dengan menggalang persatuan umat di Indonesia. Serta
untuk mengamal ajaran Islam untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Selain itu,
organisasi ini juga serta merta mewujudkan masyarakat yang beriman, bertaqwa,
aman, damai, adil, makmur, dan diridhai oleh Allah SWT dalam negara
Indonesia yang didasarkan dengan Pancasila.

11
DAFTAR PUSTAKA

Butary, B. A. (2018). Ruh Pengembangan Al Jam'iyatul washliyah.

Dewi, H. &. (2019). Perkembangan Pendidikan Al-Jam’iyatul Washliyah pada .


170.

Hasanudin, C. (1988). Al Jam’iyatul Washliyah 1930-1942: Api Dalam Sekam di


Sumatera.

Indonesia, D. A. (1994). Organisasi Al Washliyah di Sumatera Utara.

Munthe. (2017). Pendiri Washliyah Adalah Pahlawan Umat.

Anda mungkin juga menyukai