Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH TENTANG JIHAD, BOM BUNUH DIRI, DAN

TERORISME DALAM PANDANGAN ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Pendidikan agama islam
Dosen : Agam Rafiq
Kelas : 11.5D.07
Disusun Oleh:

ARIS MUNANDAR(11151338)
ALVIAN (11150022)
YUNAIDI SATRIA (11150780)
DENY (11140113)
EKO HANDOYO (11150783)
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, merupakan kata yang pantas dan senantiasa kita ucapkan


setiap saat, karena berkat inayah dan rahmat-Nyalah sehingga apa yang
kita lakukan setiap waktu senantiasa bermanfaat dan bernilai ibadah disisi-
Nya. Begitupun shalawat dan salam selalu kita kirimkan kepada baginda
utusan Allah Muhammad SAW sebagai nabi pelopor kebenaran dan
pembawa cahaya dan penyempurna akhlak umat manusia.
Selesainya makalah ini merupakan usaha dari penulis, dan bantuan rekan-
rekan tentunya. Dalam makalah ini penulis mengangkat tentang Rida dan
sabar.
Semoga dengan hadirnya makalah ini dapat menambah khasanah
pengetahuan kita, serta semoga kekurangan-kekurangan yang ada
dalam makalah ini dapat kita benahi bersama, demi tercapainya tujuan
yang kita harapkan bersama.
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR.................................................................................2

DAFTARISI..............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................4
A.LatarBelakang..................................................................................4
B.Rumusan Masalah............................................................................5
C. Tujuan Penulisan..............................................................................5
D.LandasanTeori...................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................6
1. Pengertian Jihad..............................................................................6
Tujuan Jihad...................................................................................................7
Hukum Jihad..................................................................................................7
Macam-macam Jihad.................................................................................8
2. Pengertian Bom Bunuh Diri dan Terorisme.......................................9

3.Hukum Bom bunuh diri ditinjau dari hokum islam...........................11

4.Bentukbentukterorisme......................................................................12

5.Terorisme Dalam Pandangan Islam.................................................13


BAB III PENUTUP.......................................................................................16
A. Kesimpulan......................................................................................16

B. Saran................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kita patut bersyukur atas keberhasilan polri dalam menanggulangi kejahatan terorisme di Indonesia. Sekalipun belum
sepenuhnya tuntas, prestasi mengungkap berbagai pengeboman dan menyeret gembong pelakunya ke depan hukum,
serta terbunuhnya salah satu gembong teroris adalah suatu prestasi yang sungguh spektakuler. Penemuan terakhir yaitu
VCD yang berisi 3 pokok kegiatan teroris menguatkan keyakinan masyarakat dan bangsa ini akan eksistensi teroris di bumi
Indonesia dan menyadari betapa bahayanya mereka terhadap hidup dan kehidupan kemanusiaan. Tiga pokok kegiatan
yang direkam dalam VCD tersebut pengakuan pelaku bom bunuh diri Bali II, cara merakit bom dan latihan kemiliteran. Dari
ketiga episode tersebut, bagian pertama tentang pengakuan pelaku bom bunuh diri telah banyak ditayangkan di media
massa.
Hal penting yang dapat kita tarik dari pengakuan pelaku bom bunuh diri adalah mereka meyakini bahwa perbuatan
mereka adalah sebagai JIHAD. Mereka yakin bahwa kematiannya adalah SYAHID dan pasti meraih SURGA. Faktor
labeling agama tersebut bukanlah satu-satunya penyebab utamanya. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi yang
mendorong mereka bergabung dalam kelompok teroris ini seperti kemiskinan, kebodohan, kedangkalan dalam ilmu
agama dan lain-lain. Hal tersebut dalam melahirkan kondisi kejiwaan dengan penggambaran masa depan yang suram,
keputus-asaan, kebencian terhadap keadaan, pemerintah ataupun kelompok-kelompok tertentu.
Kondisi sekarang, kelompok orang yang demikian salah satunya kemudian mewujud dalam kelompok atau golongan yang
cenderung radikal. Dan dibalut motivasi dan pembenaran agama yang berlabel Jihad), kelompok ini menjelma menjadi
kelompok yang membahayakan dan menebar ketakutan yang sangat mencekam. Dan apabila tidak dituntaskan bisa
jadi mereka akan menjadi kelompok yang mengganggu, merusak dan menghancurkan eksistensi masyarakat, bangsa dan
negara.
Harapan kepolisian menayangkan episode pertama ke pemirsa terbatas seperti tokoh-tokoh masyarakat yang kemudian
menyebar adalah antara lain sebagai berikut :
Untuk meyakinkan masyarakat luas bahwa terorisme di Indonesia khususnya pola bom bunuh diri yang dalam hal ini
dilabel dengan Islam adalah betul-betul ada, nyata,dan bukan sekedar dugaan atau rekayasa.
Obyek mereka sangat luas dimana saja, siapa saja dan kapan saja,
merupakan ancaman nyata yang harus diwaspadai oleh semua warga
masyarakat serta kemudian diharapkan keikutsertaannya dalam
mencegah dan membantu polri dalam memberantasnya.
Dengan Labeling Agama dalam hal ini Islam polri sangat mengharapkan
keikutsertaan para Tokoh Agama untuk meluruskan ajaran mereka, karena
agama Islam adalah agama yang cinta damai dan Rahmatan lilalamin.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Jihad
2. Pengertian Bom Bunuh Diri dan Terorisme
3. Hukum Bom bunuh diri ditinjau dari hokum islam
4. Bentuk-bentuk terorisme
5. Terorisme Dalam Pandangan Islam
C. Tujuan penulisan
1. Bagaimana Pengertian Jihad
2. Bagaimana Pengertian Bom Bunuh Diri dan Terorisme?
3. Bagaimana Hukum Bom bunuh diri ditinjau dari hokum islam?
4. Bagaimana Bentuk-bentuk terorisme?
5. Bagaimana Terorisme Dalam Pandangan Islam?
D. Landasan Teori

Dalam makalah ini kami akan menjelaskan arti jihad dalam pandangan islam.
Khususnya pada kasus-kasus yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Apa sajakah yang menjadi dasar-dasar panduan untuk melakukan jihad.
Dalam hal ini apa saja yang disebut jihad akan dijelaskan secara terperinci.
Jihad di jalan Allah SWT adakalanya wajib dengan jiwa dan harta sekaligus,
yaitu bagi setiap orang yang mampu dari segi harta dan jiwa, terkadang jihad
itu wajib dengan jiwa semata (hal ini berlaku) bagi orang yang tidak
mempunyai harta dan adakalanya wajib hanya dengan harta tidak dengan
jiwanya, yaitu bagi orang yang tidak mampu untuk berjihad dengan
badannya namun dia termasuk orang yang mempunyai harta.
Tujuan utama dari Jihad di dalam Islam adalah menghilangkan kekafiran dan
kesyirikan, mengeluarkan manusia dari gelapnya kebodohan, membawa
mereka kepada cahaya iman dan ilmu, menumpas orang-orang yang
memusuhi Islam, menghilangkan fitnah, meninggikan kalimat Allah SWT,
menyebarkan agamaNya, serta menyingkirkan setiap orang yang
menghalangi tersebarnya dakwah Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Jihad
Jihad di jalan Allah SWT adalah mengerahkan segala kemampuan dan
tenaga untuk memerangi orang-orang kafir dengan tujuan mengharap ridha
Allah SWT dan meninggikan kalimat-Nya.
Yang terpenting jihad adalah amal kebaikan yang Allah syariatkan dan
menjadi sebab kokoh dan kemuliaan umat islam. Sebaliknya (mendapatkan
kehinaan) bila umat Islam meninggalkan jihad di jalan Allah, sebagaimana
dijelaskan dalam hadits yang shohih :










Dari Ibnu Umar beliau berkata : Aku mendengar Rasulullaah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,
Apabila kalian telah berjual beli inah, mengambil ekor sapi dan ridho dengan pertanian serta
meninggalkan jihad maka Allah akan menimpakan kalian kerendahan (kehinaan). Allah tidak
mencabutnya dari kalian sampai kalian kembali kepada agama kalian. (HR. Abu Daud)
Sedangkan Pengertian jihad menurut para ulama seperti Ibnu Qadama Al Maqdisi, Ibnu
Taymiyyah dan Ibnu Aabideen: Perjuangan dengan segenap usaha hanya karena Alloh,
dengan jiwa, didukung dengan harta, perkataan, mengumpulkan bantuan para Mujahidin atau
dengan cara yang lain untuk membantu perjuangan (seperti halnya melatih orang). Mereka
mengambil dari ayat, ...Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun
merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu.. (QS. 9:41), sebagai keterangan dari
pengertian tersebut.
Di samping juga jihad bukanlah perkara mudah bagi jiwa dan memiliki hubungan dengan
pertumpahan darah, jiwa dan harta yang menjadi perkara agung dalam Islam sebagaimana
disampaikan oleh Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam dalam sabdanya,







Sesungguhnya darah, kehormatan dan harta kalian diharamkan atas kalian (saling
menzholiminya) seperti kesucian hari ini, pada bulan ini dan di negri kalian ini sampai kalian
menjumpai Robb kalian. Ketahuilah apakah aku telah menyampaikan ? Mereka menjawab,
Ya. Maka beliau pun bersabda, Ya Allah persaksikanlah, hendaklah orang yang hadir
menyampaikan kepada yang tidak hadir, karena terkadang yang disampaikan lebih mengerti
dari yang mendengar langsung. Maka janganlah kalian kembali kufur sepeninggalku, sebagian
kalian saling membunuh sebagian lainnya. (Muttafaqun Alaihi) [3]
1.1 Tujuan Jihad

Tujuan utama dari Jihad di dalam Islam adalah menghilangkan kekafiran dan
kesyirikan, mengeluarkan manusia dari gelapnya kebodohan, membawa
mereka kepada cahaya iman dan ilmu, menumpas orang-orang yang
memusuhi Islam, menghilangkan fitnah, meninggikan kalimat Allah SWT,
menyebarkan agamaNya, serta menyingkirkan setiap orang yang
menghalangi tersebarnya dakwah Islam. Jika tujuan ini dapat dicapai dengan
tanpa peperangan, maka tidak diperlukan peperangan. Tidak boleh
memerangi orang yang belum pernah mendengar dakwah kecuali setelah
mendakwah mereka kepada Islam. (Namun jika dakwah telah disampaikan)
dan mereka menolak maka pemimpin Islam harus memerintahkan mereka
untuk membayar jizyah, dan jika mereka tetap menolak, maka barulah
memerangi mereka dengan memohon pertolongan Allah SWT.
Jika sebelumnya dakwah Islam telah sampai kaum tersebut (dan mereka tetap
menolaknya) maka boleh memerangi mereka dari sejak semula, karena Allah
SWT menciptakan manusia untuk beribadah kepadaNya. Tidak diizinkan
memerangi mereka kecuali bagi mereka yang bersikeras mempertahankan
kekafiran, atau berbuat zalim, memusuhi Islam, serta menghalangi manusia
untuk memeluk agama ini atau bagi mereka yang menyakiti kaum muslimin.
Rasulullah SAW tidak pernah memerangi satu kaumpun kecuali setelah
mengajak mereka kepada agama Islam.
1.2 Hukum Jihad
Berjihad di jalan Allah hukumnya fardu kifayah. Jika sebagian kaum muslimin telah
melakukannya maka gugurlah kewajiban itu bagi sebagian yang lain.
Jihad diwajibkan kepada setiap orang yang mampu berperang dalam beberapa
keadaan seperti:
a. Apabila dirinya telah masuk dalam barisan peperangan.
b. Jika pemimpin memobilisasi masyarakat secara umum.
c. Jika suatu negeri/ daerah telah dikepung oleh musuh.
d. Jika dirinya adalah orang yang sangat dibutuhkan dalam peperangan, seperti
dokter, pilot, dan yang semisalnya.
Allah SWT berfirman "Berperanglah kalian dengan sendiri-sendiri atau berkelompok-kelompok,
dan berjuanglah di jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian. Yang demikian itu lebih baik bagi
kalian jika kalian mengetahui." (QS. At-Taubah: 41).
Jihad di jalan Allah SWT adakalanya wajib dengan jiwa dan harta sekaligus, yaitu bagi setiap
orang yang mampu dari segi harta dan jiwa, terkadang jihad itu wajib dengan jiwa semata (
hal ini berlaku) bagi orang yang tidak mempunyai harta dan adakalanya wajib hanya dengan
harta tidak dengan jiwanya, yaitu bagi orang yang tidak mampu untuk berjihad dengan
badannya namun dia termasuk orang yang mempunyai harta.
- Allah SWT berfirman, "Perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah dan agama itu
hanyalah milik Allah SWT dan jika mereka berhenti (berperang) maka tidak boleh
memusuhi kecuali atas orang-orang yang zalim." (QS.Al-Baqarah: 193)
- Dari Anas bin Malik as bahwa Rasulullah saw bersabda, "Perangilah kaum musyrik dengan
harta, jiwa, dan lisan kalian." (HR. Abu Dawud dan Nasa'i).
1.3 Macam-macam Jihad
Jihad dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan muatan yang berbeda:
1. Berdasarkan alat yang dipakai terbagi menjadi tiga bagian; jihad dengan jiwa, harta dan lisan.
2. Berdasarkan target sasaran jihad terbagi menjadi empat bagian, berjihad melawan hawa nafsu dan setan,
melawan orang-orang munafik, dan melawan orang-orang fasik dan dzalim.
a. Jihad melawan jiwa dan hawa nafsu (Jihad an-nafs): yaitu berjihad melawan hawa nafsu untuk belajar
agama, mengamalkan, berdakwah terhadapnya dan bersabar terhadap cobaan yang dihadapinya.
Allah Taala berfirman,





Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika
mereka sabar.Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (QS. As-Sajdah: 24).
Allah menjelaskan bahwa kepemimpinan agama hanyalah didapatkan dengan kesabaran dan yakin, lalu dengan
kesabaran ia menolak syahwat dan keinginan rusak dan dengan yakin ia menolak keraguan dan syubhat.
jihad memerangi jiwa, sebagaimana sabda nabi shallallahu alaih wa sallam,


Mujahid adalah orang yang berjihad memerangi jiwanya dalam ketaatan kepada Allah dan Muhajir adalah orang
yang berhijrah dari larangan Allah. (HR. Ahmad 6/21, sanadnya shahih, -ed)
b. Jihad melawan setan (jihad asy-syaitan): yaitu berjihad untuk melawan apa yang disebarkan oleh syetan
berupa keraguan dan syahwat kepada seorang hamba.
Jihad melawan syetan ini hukumnya fardhu ain juga karena berhubungan langsung dengan setiap pribadi
manusia, sebagaimana firman Allah,




Sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu). (QS. Fathir: 6)
c. Jihad melawan orang-orang yang dzalim dan pelaku bid'ah dan kemungkaran, yaitu: berjihad melawan mereka dengan
menggunakan tangan (kekuatan) jika mampu, dan jika tidak maka menggunakan lisan atau hati, sesuai dengan kondisi
dan maslahat yang terbaik bagi Islam dan kaum muslimin.
d. Jihad melawan orang kafir dan munafik : yaitu berjihad melawan mereka dengan menggunakan hati, lisan, harta atau
jiwa dan inilah yang dimaksud disini (perang melawan orang-orang kafir dan munafik).
Sebagaimana disabdakan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits Anas bin Malik radhiallahu anhu,


Perangilah kaum musyrikin dengan harta, jiwa dan lisan kalian. (HR. Abu Daud no. 2504, An Nasai no. 3096 dan Ahmad
3/124. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih, -ed)
Jihad diwajibkan atas :
1. Setiap muslim.
2. Baligh.
3. Berakal.
4. Merdeka.
5. Laki-laki.
6. Mempunyai kemampuan untuk berperang.
7. Mempunyai harta yang cukup baginya dan keluarganya selama kepergiannya dalam berjihad.
Bagi kaum wanita tidak ada jihad, jihad mereka adalah haji dan umrah. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam dari Aisyah Radhiyallahu anha, ketika beliau bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam:
Wahai Rasulullah, apakah kaum wanita wajib berjihad? Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjawab: Ya, kaum
wanita wajib berjihad (meskipun) tidak ada peperangan di dalamnya, yaitu (ibadah) haji dan umrah.
Bila umat Islam meninggalkan jihad di jalan Allah, sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang shohih [1],







Dari Ibnu Umar beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Apabila kalian telah
berjual beli inah, mengambil ekor sapi dan ridho dengan pertanian serta meninggalkan jihad maka Allah akan
menimpakan kalian kerendahan (kehinaan). Allah tidak mencabutnya dari kalian sampai kalian kembali kepada agama
kalian. (HR. Abu Daud)
B. Pengertian Bom Bunuh Diri
Bom yaitu senjata yang bentuknya seperti peluru besar yang berisi bahan peledak untuk
menimbulkan kerusakan besar. Sedangkan Bunuh diri Secara syarI yaitu seorang yang
membunuh diri dalam rangka ambisinya yang besar terhadap dunia atau keinginannya
terhadap dunia atau keinginannya terhadap harta atau bunuh diri karena marah dan
putus asa. Bahkan lebih dari itu, bunuh diria adalah dorongan jiwa untuk melakukan
segala perbuatan keduniaan yang dapat mengakibatkan kebinasaan.

Peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di tanah air selama ini, menurut mereka, bukanlah
jihad, dan karenanya para pelakukanya bukanlah syahid (martir) yang mendapatkan
ganjaran surga. Sebaliknya, para pelaku bom bunuh diri itu adalah penjahat yang harus
dikecam.

Dari sekian banyak pendapat, yang menarik perhatian saya adalah pandangan
Achmad Junaidi Ath Thayyibi, salah seorang ketua HTI, yang mengatakan bahwa pelaku
peledakan bom di Indonesia tak sesuai dengan hukum Islam, sebab aksi-aksi itu hanya
menyengsarakan rakyat sipil. Menurut dia, dalam Islam, para pelaku teroris yang
tertangkap harus dihukum potong tangan atau disalib untuk mempermalukan para
pelakunya.

Pandangan semacam Ath Thayyibi itu penting, karena selama ini para tokoh Islam
cenderung ragu-ragu dalam mengambil sikap terhadap terorisme dan bom bunuh diri.
Bahkan sebagian di antara mereka tampak mendukung, khususnya jika obyek
pengeboman adalah tempat-tempat yang dianggap musuh Islam, seperti
pengeboman WTC di Amerika atau pengeboman kafe dan diskotek di Bali.
2. Pengertian Teroris
Teror secara etimologi berasal dari kata terrour (Inggris Tengah), terreur (Perancis
lama), terror (Latin) dan terre (Latin), yang artinya adalah untuk menakuti.

Definisi teror menurut beberapa ensiklopedia dan kamus:

sangat takut, sangat ketakutan


suatu emosi yang dialami sebagai antisipasi dari suatu rasa sakit atau bahaya (biasanya
disertai oleh suatu keinginan untuk kabur atau untuk melawan)
rasa panik atau perasaan yang sangat tidak tenang
sifat yang sangat menyusahkan, terutama pada anak-anak.
Dalam terminologi yang sederhana, definisi teroris adalah satu atau lebih orang yang
melakukan teror; sedangkan terorisme adalah suatu paham yang dianut seseorang atau
lebih, atau organisasi untuk menggunakan teror. Sedangkan Menurut ensiklopeddia
Indonesia tahun 2000, terorisme adalah kekerasan atau ancaman kekerasan yang
diperhitungkan sedemikian rupa untuk menciptakan suasana ketakutan dan bahaya
dengan maksud menarik perhatian nasional atau internasional terhadap suatu aksi
maupun tuntutan. Dan menurut Noam Chomsky saat mendefinisikan terorisme
menuliskan, Terorisme ialah penggunaan cara kekerasan yang ditargetkan kepada
warga sipil dalam upaya guna mencapai tujuan politik, agama atau semacamnya.
3. Hukum Bom bunuh diri ditinjau dari hokum islam
Dalam Islam ada istilah Jinayat, yang berarti beberapa hukum yang
meliputi hukum membunuh orang, melukai, memotong, menghilangkan
manfaat anggota badan, seperti menghilangkan salah satu panca indera.
a. Islam melindungi hak hidup.
Beberapa ayat Al Quran menjelaskan tentang prinsip Islam terhadap hak
hidup dalam hal ini, hak hidup orang lain degan melarang membunuh
termasuk membunuh dirinya sendiri. Beberapa ayat-ayat tersebut sebagai
berikut :
1. Dilarang membunuh anak-anak karena takut miskin.
2. Dilarang membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
melainkan dengan suatu alasan yang benar.
3. Membunuh seorang manusia tanpa alasan yang benar, sama
dengan membunuh manusia seluruhnya.
4. Membunuh seorang mukmin dengan sengaja, balasannya jahannam.
5. Dilarang membunuh diri sendiri.
b. Bom bunuh diri pembunuhan yang direncanakan
Akibat bom bunuh diri ratusan orang telah terbunuh, terluka dan rusak serta
hancurnya harta benda. Padahal mereka yang menjadi korban tersebut tidak
pernah menyatakan kebencian, permusuhan terhadap Islam, umat Islam dan
pemerintah Indonesia. Mereka ini adalah hamba-hamba Allah yang harus
dilindungi, diayomi dan diberi perlakuan sebagaimana layaknya kehidupan
sesama manusia, hidup berdampingan, saling kenal, saling berbuat baik,
saling cegah keburukan. Mereka tidak boleh dilukai dan dibunuh semena-
mena tanpa alasan yang syari, tanpa alasan hukum yang dibenarkan. Gelar
apa yang patut diberikan pada kelompok teroris dan pelaku bom bunuh diri
Bali II?. Orang yang menghilangkan nyawa orang lain dengan tanpa hak
adalah pembunuh. Pelaku bom bunuh diri adalah nyata-nyata dengan
perencanaan rapi, berniat menghilangkan nyawa orang lain, adalah
pembunuhan yang disengaja dan direncanakan, yang hal tersebut tegas-
tegas dilarang Allah dalam Al Quran (17:33, 6:151, 25:68, 5:32, 17:31, 4:93),
dikategorikan sebagai dosa besar dan harus diqishash serta disiapkan
tempatnya di neraka.

D. Bom bunuh diri adalah bunuh diri


Al-Quran dan sunnah rasul mengatakan dengan tegas melarang membunuh diri sendiri.
Apabila para teroris dalam hal ini pelaku bom bunuh diri menyatakan sebagai jihad.
Maka hal tersebut adalah kekeliruan, sesat dan menyesatkan. Allah dalam firman-Nya
menyatakan dan janganlah kamu membunuh diri, sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu. (Q.S. 4:29)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Ustsaimin atas pertanyaam terhadap bom bunuh diri
memberi fatwa sebagai berikut; orang yang meletakkan bom di badannya lalu
meledakkan dirinya di kerumunan musuh merupakan suatu bentuk bunuh diri dan ia
akan disiksa di neraka jahannam selamanya disebabkan perbuatan tersebut,
sebagaimana sabda nabi, bahwa orang yang membunuh dirinya dengan sesuatu ia
akan disiksa karenanya di neraka jahannam.
d. Qishash
Qishash adalah mengambil pembalasan hukum yang sama yaitu suatu hukuman
yang sama yang dijatuhkan kepada seseorang yang melakukan kesalahan. Seperti
jiwa dibalas dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga
degan telinga, gigi dengan gigi, luka-lukapun ada qishashnya. (Q. 5:45)
Balasan hukum membunuh adalah dibunuh, jika pembunuhan itu disengaja tanpa
alasan yang dibenarkan oleh syara, dan dalam pembalasan tersebut dilarang
melampaui batas. (Q. 17:33)
Karena pelaku bom bunuh diri telah juga mati maka balasan selanjutnya menjadi
hak Allah sesuai dengan hukum-hukum dan keadilan-Nya.
e. Balasan Tuhan terhadap pelaku bom bunuh diri.
Seperti penjelasan di atas, balasan pembunuhan adalah dihukum
bunuh yang disebut dengan QISHASH. Sesuai dengan ketetapan Allah,
pembunuhan adalah dosa besar dan dia akan mendapat pembalasan
atas dosanya (Q. 25:68-69). Di ayat yang lain dengan jelas dan tegas
Allah akan membalasnya dengan neraka. (Q. 4:30, 4:93). Dan sebagai
perbuatan bunuh diri dalam hadist diriwayatkan sebagai berikut:
Sahabat-sahabat nabi memuji si ANU (Fulan) karena kehebatannya di
medan laga. Kemudian nabi berkata, ia dalam neraka. Setelah itu
seorang sahabat mengikutinya dalam setiap geraknya. Dalam medan
pertempuran si ANU (Fulan) terluka parah, kemudian ia tidak sabar
dengan membunuh dirinya dengan pedangnya sendiri (hadist soheh
Bukhori 1316).
Karena itu bom bunuh diri yang mereka yakini berbuah surga adalah
pandangan dan keyakinan yang keliru, sesat dan menyesatkan. Alih-alih
mendapat surga, justru neraka yang dituaimya kelak. Naudhubillah.
D. Bentuk-bentuk Terorisme
Dilihat dari cara-cara yang digunakan,terorisme dibedakan menjadi 2,yaitu :

1. Teror fisik yaitu teror untuk menimbulkan ketakutan, kegelisahan


memalui sasaran fisik jasmani dalam bentuk pembunuhan, penganiayaan,
pemerkosaan, penyanderaan penyiksaan dsb, sehingga secara nyata
dapat dilihat secara fisik akibat tindakan teror.

2. Teror mental, yaitu teror dengan menggunakan segala macam cara


yang bisa menimbulkan ketakutan dan kegelisahan tanpa harus menyakiti
jasmani korban (psikologi korban sebagai sasaran) yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan tekanan batin yang luar biasa akibatnya bisa
gila, bunuh diri, putus asa dsb.
E. Terorisme Dalam Pandangan Islam
Islam sebagai agama, pandangan hidup, dan sebagai way of life atau jalan
hidup bagi penganutnya, tentu saja tidak mengijinkan dan bahkan mengutuk
terorisme. Islam dengan kitab sucinya Al Quran yang mengajarkan tentang moral-
moral yang berdasarkan konsep-konsep seperti cinta, kasih sayang, toleransi dan
kemurahan hati.
Nilai-nilai yang ada di dalam Al Quran membuat seorang Muslim bertanggung
jawab untuk memperlakukan semua orang, apakah itu Muslim atau non-Muslim,
dengan rasa kasih sayang dan rasa keadilan, melindungi yang lemah dan yang
tidak bersalah dan mencegah kemungkaran. Membunuh seseorang tanpa alasan
adalah salah contoh yang jelas dari kemungkaran
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al-
Qashash [28] :77)
Terorisme dalam pandangan islam merupakan hal yang melenceng dari
agama islam itu sendiri. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW dengan
membawa agama Islam didalam kehidupan manusia sebagai rahmat dan
kenikmatan yang besar bagi manusia bukan suatu musibah yang membawa
malapetaka.
Para teroris tersebut melakukan aksi terornya mengatas namakan islam sebagai
jihad. Namun pengertian jihad sendiri dalam islam bukanlah memerangi
umatnya sendiri yang justru menghancurkan dan merusak tetapi jihad dalam
islam adalah upaya mengerahkan segala jiwa raga atas nama Allah sesuai
ketentuan-ketentuan yang diajarkan dalam syariat islam.
Praktik jihad yang diajarkan nabi dalam peperangan bukan hanya untuk mendapatkan
kemenangan dan mengalahkan musuh. Tetapi untuk sesuatu yang mulia dan juga
mendatangkan manfaat bagi manusia.
Dalam islam, peperangan hanya diizinkan dalam kondisi seperti:
1. Sebagai langkah bertahan (defensif) untuk melindungi kaum muslim.




dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi)
janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas. (Al-Baqarah : 190)
2. Diusir dari rumah dan tanah air.



Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari
maan mereka telah mengusir kamu. (Al-Baqarah : 191)
3. ketika umat islam dianiaya karena menganut agama islam.

Telah diizinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi, karena


sesungguhnya mereka telah dianiaya. (Al-Hajj : 39)
4. Jika kaum musyrik mengingkari perjanjian (perang atau damai) yang
telah mereka buat lalu mengejek agama Allah.


Dan jika mereka melanggar sumpah setelah ada perjanjian, dan mencerca
agamamu, maka pergilah pemimpin-pemimpin kafir itu. (At-Taubah: 12)
Pengakuan mantan anggota JI, Nasir Abbas mengakui bahwa kekerasan
bukanlah ajaran Rasullullah SAW dan tindak teror di Bali itu bukanlah jihad
karena dilakukan di tempat yang damai dan bukan orang yang bersalah
yang menjadi korban.
Lalu apakah terorisme dibenarkan dalam islam? Di zaman Rasullullah SAW
merupakan zaman keemasan. Di bawah pimpinan Nabi Muhammad SAW
sebagai pemimpin terbaik sepanjang zaman, berjayalah islam pada waktu
itu. Kejayaan islam bukanlah hal yang mustahil, bisa terwujud dengan
berpegang teguh kepada Al-Quran dan Sunnah dengan pemahaman
dan pengamalan yang benar. Bagaimana mungkin kejayaan islam saat itu
terwujud dengan cara yang tidak sesuai dengan ajaran islam itu sendiri.
Rasulullah sebelum mencapai kejayaan islam juga pernah merasakan
masa pahit memerangi kaum musyrik. Namun Rasulullah SAW tetap
bersabar dalam menghadapi situasi tersebut bahkan tidak sampai
melakukan bom bunuh diri atau hal-hal lain yang menggangu keamanan
masyarakat seperti aksi terorisme yang sedang merajalela dan
menyudutkan islam sebagai pembawa ajarannya. Islam sangat
menghargai kehidupan dan memiliki aturan dan hukum yang tegas dalam
menjalani kehidupan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tulisan ini pada dasarnya keterpanggilan untuk ikut bersama-sama pihak lain yang kompeten untuk
meluruskan pernyataan para teroris bahwa bom bunuh diri adalah JIHAD. JIHAD memiliki pengertian
yang khas. Jihad dalam arti perang memiliki beberapa kriteria apabila jihad itu ingin dimaknai dengan
jihad fi sabilillah (di jalan Allah) dan yang kelak dibalasi dengan surga-Nya. Dengan tidak terpenuhinya
kriteria jihad yang dilakukan oleh teroris, maka bom bunuh diri yang mereka sebut dengan jihad:
adalah pandangan keliru, sesat dan menyesatkan. Bom bunuh diri secara hukum Islam ( SYARI )
dikategorikan sebagai pembunuhan dan bunh diri. Tindakan mereka yang keliru sesat dan
menyesatkan sebagaimana yang dapat disaksikan dalam testament yang tersebar luas, perlu
dibarengi dengan informasi pelurusannya melalui berbagai media. Sekalipun tulisan ini masih sangat
sumir diharapkan dapat memberi wawasan dan pedoman bagi petugas di lapangan sehingga dapat
mengemban tugas preventifnya dalam rangka tumbuhnya pengetahuan dan wawasan masyarakat
tentang jihad yang benar, serta guna mencegah dan menangkal munculnya kader-kader bom bunuh
diri pada khususnya dan terorisme di Indonesia pada umumnya.

B. Saran
Dengan selesainya makalah ini diharapkan para pembaca dapat memberikan kritik dan saran demi
kesempurnaan tugas-tugas selanjutnya amin.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Yasid, Fiqh Realitas. Yoyakarta: Pustaka pelajar, 2005


Nawaf Hail Takruri, Aksi Bunuh Diri dan Mati Syahid. Jakarta: Pustaka Al-
Kausar, 2002
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai