ARIS MUNANDAR(11151338)
ALVIAN (11150022)
YUNAIDI SATRIA (11150780)
DENY (11140113)
EKO HANDOYO (11150783)
KATA PENGANTAR
DAFTARISI..............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................4
A.LatarBelakang..................................................................................4
B.Rumusan Masalah............................................................................5
C. Tujuan Penulisan..............................................................................5
D.LandasanTeori...................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................6
1. Pengertian Jihad..............................................................................6
Tujuan Jihad...................................................................................................7
Hukum Jihad..................................................................................................7
Macam-macam Jihad.................................................................................8
2. Pengertian Bom Bunuh Diri dan Terorisme.......................................9
4.Bentukbentukterorisme......................................................................12
B. Saran................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kita patut bersyukur atas keberhasilan polri dalam menanggulangi kejahatan terorisme di Indonesia. Sekalipun belum
sepenuhnya tuntas, prestasi mengungkap berbagai pengeboman dan menyeret gembong pelakunya ke depan hukum,
serta terbunuhnya salah satu gembong teroris adalah suatu prestasi yang sungguh spektakuler. Penemuan terakhir yaitu
VCD yang berisi 3 pokok kegiatan teroris menguatkan keyakinan masyarakat dan bangsa ini akan eksistensi teroris di bumi
Indonesia dan menyadari betapa bahayanya mereka terhadap hidup dan kehidupan kemanusiaan. Tiga pokok kegiatan
yang direkam dalam VCD tersebut pengakuan pelaku bom bunuh diri Bali II, cara merakit bom dan latihan kemiliteran. Dari
ketiga episode tersebut, bagian pertama tentang pengakuan pelaku bom bunuh diri telah banyak ditayangkan di media
massa.
Hal penting yang dapat kita tarik dari pengakuan pelaku bom bunuh diri adalah mereka meyakini bahwa perbuatan
mereka adalah sebagai JIHAD. Mereka yakin bahwa kematiannya adalah SYAHID dan pasti meraih SURGA. Faktor
labeling agama tersebut bukanlah satu-satunya penyebab utamanya. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi yang
mendorong mereka bergabung dalam kelompok teroris ini seperti kemiskinan, kebodohan, kedangkalan dalam ilmu
agama dan lain-lain. Hal tersebut dalam melahirkan kondisi kejiwaan dengan penggambaran masa depan yang suram,
keputus-asaan, kebencian terhadap keadaan, pemerintah ataupun kelompok-kelompok tertentu.
Kondisi sekarang, kelompok orang yang demikian salah satunya kemudian mewujud dalam kelompok atau golongan yang
cenderung radikal. Dan dibalut motivasi dan pembenaran agama yang berlabel Jihad), kelompok ini menjelma menjadi
kelompok yang membahayakan dan menebar ketakutan yang sangat mencekam. Dan apabila tidak dituntaskan bisa
jadi mereka akan menjadi kelompok yang mengganggu, merusak dan menghancurkan eksistensi masyarakat, bangsa dan
negara.
Harapan kepolisian menayangkan episode pertama ke pemirsa terbatas seperti tokoh-tokoh masyarakat yang kemudian
menyebar adalah antara lain sebagai berikut :
Untuk meyakinkan masyarakat luas bahwa terorisme di Indonesia khususnya pola bom bunuh diri yang dalam hal ini
dilabel dengan Islam adalah betul-betul ada, nyata,dan bukan sekedar dugaan atau rekayasa.
Obyek mereka sangat luas dimana saja, siapa saja dan kapan saja,
merupakan ancaman nyata yang harus diwaspadai oleh semua warga
masyarakat serta kemudian diharapkan keikutsertaannya dalam
mencegah dan membantu polri dalam memberantasnya.
Dengan Labeling Agama dalam hal ini Islam polri sangat mengharapkan
keikutsertaan para Tokoh Agama untuk meluruskan ajaran mereka, karena
agama Islam adalah agama yang cinta damai dan Rahmatan lilalamin.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Jihad
2. Pengertian Bom Bunuh Diri dan Terorisme
3. Hukum Bom bunuh diri ditinjau dari hokum islam
4. Bentuk-bentuk terorisme
5. Terorisme Dalam Pandangan Islam
C. Tujuan penulisan
1. Bagaimana Pengertian Jihad
2. Bagaimana Pengertian Bom Bunuh Diri dan Terorisme?
3. Bagaimana Hukum Bom bunuh diri ditinjau dari hokum islam?
4. Bagaimana Bentuk-bentuk terorisme?
5. Bagaimana Terorisme Dalam Pandangan Islam?
D. Landasan Teori
Dalam makalah ini kami akan menjelaskan arti jihad dalam pandangan islam.
Khususnya pada kasus-kasus yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Apa sajakah yang menjadi dasar-dasar panduan untuk melakukan jihad.
Dalam hal ini apa saja yang disebut jihad akan dijelaskan secara terperinci.
Jihad di jalan Allah SWT adakalanya wajib dengan jiwa dan harta sekaligus,
yaitu bagi setiap orang yang mampu dari segi harta dan jiwa, terkadang jihad
itu wajib dengan jiwa semata (hal ini berlaku) bagi orang yang tidak
mempunyai harta dan adakalanya wajib hanya dengan harta tidak dengan
jiwanya, yaitu bagi orang yang tidak mampu untuk berjihad dengan
badannya namun dia termasuk orang yang mempunyai harta.
Tujuan utama dari Jihad di dalam Islam adalah menghilangkan kekafiran dan
kesyirikan, mengeluarkan manusia dari gelapnya kebodohan, membawa
mereka kepada cahaya iman dan ilmu, menumpas orang-orang yang
memusuhi Islam, menghilangkan fitnah, meninggikan kalimat Allah SWT,
menyebarkan agamaNya, serta menyingkirkan setiap orang yang
menghalangi tersebarnya dakwah Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Jihad
Jihad di jalan Allah SWT adalah mengerahkan segala kemampuan dan
tenaga untuk memerangi orang-orang kafir dengan tujuan mengharap ridha
Allah SWT dan meninggikan kalimat-Nya.
Yang terpenting jihad adalah amal kebaikan yang Allah syariatkan dan
menjadi sebab kokoh dan kemuliaan umat islam. Sebaliknya (mendapatkan
kehinaan) bila umat Islam meninggalkan jihad di jalan Allah, sebagaimana
dijelaskan dalam hadits yang shohih :
Dari Ibnu Umar beliau berkata : Aku mendengar Rasulullaah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,
Apabila kalian telah berjual beli inah, mengambil ekor sapi dan ridho dengan pertanian serta
meninggalkan jihad maka Allah akan menimpakan kalian kerendahan (kehinaan). Allah tidak
mencabutnya dari kalian sampai kalian kembali kepada agama kalian. (HR. Abu Daud)
Sedangkan Pengertian jihad menurut para ulama seperti Ibnu Qadama Al Maqdisi, Ibnu
Taymiyyah dan Ibnu Aabideen: Perjuangan dengan segenap usaha hanya karena Alloh,
dengan jiwa, didukung dengan harta, perkataan, mengumpulkan bantuan para Mujahidin atau
dengan cara yang lain untuk membantu perjuangan (seperti halnya melatih orang). Mereka
mengambil dari ayat, ...Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun
merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu.. (QS. 9:41), sebagai keterangan dari
pengertian tersebut.
Di samping juga jihad bukanlah perkara mudah bagi jiwa dan memiliki hubungan dengan
pertumpahan darah, jiwa dan harta yang menjadi perkara agung dalam Islam sebagaimana
disampaikan oleh Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam dalam sabdanya,
Sesungguhnya darah, kehormatan dan harta kalian diharamkan atas kalian (saling
menzholiminya) seperti kesucian hari ini, pada bulan ini dan di negri kalian ini sampai kalian
menjumpai Robb kalian. Ketahuilah apakah aku telah menyampaikan ? Mereka menjawab,
Ya. Maka beliau pun bersabda, Ya Allah persaksikanlah, hendaklah orang yang hadir
menyampaikan kepada yang tidak hadir, karena terkadang yang disampaikan lebih mengerti
dari yang mendengar langsung. Maka janganlah kalian kembali kufur sepeninggalku, sebagian
kalian saling membunuh sebagian lainnya. (Muttafaqun Alaihi) [3]
1.1 Tujuan Jihad
Tujuan utama dari Jihad di dalam Islam adalah menghilangkan kekafiran dan
kesyirikan, mengeluarkan manusia dari gelapnya kebodohan, membawa
mereka kepada cahaya iman dan ilmu, menumpas orang-orang yang
memusuhi Islam, menghilangkan fitnah, meninggikan kalimat Allah SWT,
menyebarkan agamaNya, serta menyingkirkan setiap orang yang
menghalangi tersebarnya dakwah Islam. Jika tujuan ini dapat dicapai dengan
tanpa peperangan, maka tidak diperlukan peperangan. Tidak boleh
memerangi orang yang belum pernah mendengar dakwah kecuali setelah
mendakwah mereka kepada Islam. (Namun jika dakwah telah disampaikan)
dan mereka menolak maka pemimpin Islam harus memerintahkan mereka
untuk membayar jizyah, dan jika mereka tetap menolak, maka barulah
memerangi mereka dengan memohon pertolongan Allah SWT.
Jika sebelumnya dakwah Islam telah sampai kaum tersebut (dan mereka tetap
menolaknya) maka boleh memerangi mereka dari sejak semula, karena Allah
SWT menciptakan manusia untuk beribadah kepadaNya. Tidak diizinkan
memerangi mereka kecuali bagi mereka yang bersikeras mempertahankan
kekafiran, atau berbuat zalim, memusuhi Islam, serta menghalangi manusia
untuk memeluk agama ini atau bagi mereka yang menyakiti kaum muslimin.
Rasulullah SAW tidak pernah memerangi satu kaumpun kecuali setelah
mengajak mereka kepada agama Islam.
1.2 Hukum Jihad
Berjihad di jalan Allah hukumnya fardu kifayah. Jika sebagian kaum muslimin telah
melakukannya maka gugurlah kewajiban itu bagi sebagian yang lain.
Jihad diwajibkan kepada setiap orang yang mampu berperang dalam beberapa
keadaan seperti:
a. Apabila dirinya telah masuk dalam barisan peperangan.
b. Jika pemimpin memobilisasi masyarakat secara umum.
c. Jika suatu negeri/ daerah telah dikepung oleh musuh.
d. Jika dirinya adalah orang yang sangat dibutuhkan dalam peperangan, seperti
dokter, pilot, dan yang semisalnya.
Allah SWT berfirman "Berperanglah kalian dengan sendiri-sendiri atau berkelompok-kelompok,
dan berjuanglah di jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian. Yang demikian itu lebih baik bagi
kalian jika kalian mengetahui." (QS. At-Taubah: 41).
Jihad di jalan Allah SWT adakalanya wajib dengan jiwa dan harta sekaligus, yaitu bagi setiap
orang yang mampu dari segi harta dan jiwa, terkadang jihad itu wajib dengan jiwa semata (
hal ini berlaku) bagi orang yang tidak mempunyai harta dan adakalanya wajib hanya dengan
harta tidak dengan jiwanya, yaitu bagi orang yang tidak mampu untuk berjihad dengan
badannya namun dia termasuk orang yang mempunyai harta.
- Allah SWT berfirman, "Perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah dan agama itu
hanyalah milik Allah SWT dan jika mereka berhenti (berperang) maka tidak boleh
memusuhi kecuali atas orang-orang yang zalim." (QS.Al-Baqarah: 193)
- Dari Anas bin Malik as bahwa Rasulullah saw bersabda, "Perangilah kaum musyrik dengan
harta, jiwa, dan lisan kalian." (HR. Abu Dawud dan Nasa'i).
1.3 Macam-macam Jihad
Jihad dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan muatan yang berbeda:
1. Berdasarkan alat yang dipakai terbagi menjadi tiga bagian; jihad dengan jiwa, harta dan lisan.
2. Berdasarkan target sasaran jihad terbagi menjadi empat bagian, berjihad melawan hawa nafsu dan setan,
melawan orang-orang munafik, dan melawan orang-orang fasik dan dzalim.
a. Jihad melawan jiwa dan hawa nafsu (Jihad an-nafs): yaitu berjihad melawan hawa nafsu untuk belajar
agama, mengamalkan, berdakwah terhadapnya dan bersabar terhadap cobaan yang dihadapinya.
Allah Taala berfirman,
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika
mereka sabar.Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (QS. As-Sajdah: 24).
Allah menjelaskan bahwa kepemimpinan agama hanyalah didapatkan dengan kesabaran dan yakin, lalu dengan
kesabaran ia menolak syahwat dan keinginan rusak dan dengan yakin ia menolak keraguan dan syubhat.
jihad memerangi jiwa, sebagaimana sabda nabi shallallahu alaih wa sallam,
Mujahid adalah orang yang berjihad memerangi jiwanya dalam ketaatan kepada Allah dan Muhajir adalah orang
yang berhijrah dari larangan Allah. (HR. Ahmad 6/21, sanadnya shahih, -ed)
b. Jihad melawan setan (jihad asy-syaitan): yaitu berjihad untuk melawan apa yang disebarkan oleh syetan
berupa keraguan dan syahwat kepada seorang hamba.
Jihad melawan syetan ini hukumnya fardhu ain juga karena berhubungan langsung dengan setiap pribadi
manusia, sebagaimana firman Allah,
Sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu). (QS. Fathir: 6)
c. Jihad melawan orang-orang yang dzalim dan pelaku bid'ah dan kemungkaran, yaitu: berjihad melawan mereka dengan
menggunakan tangan (kekuatan) jika mampu, dan jika tidak maka menggunakan lisan atau hati, sesuai dengan kondisi
dan maslahat yang terbaik bagi Islam dan kaum muslimin.
d. Jihad melawan orang kafir dan munafik : yaitu berjihad melawan mereka dengan menggunakan hati, lisan, harta atau
jiwa dan inilah yang dimaksud disini (perang melawan orang-orang kafir dan munafik).
Sebagaimana disabdakan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits Anas bin Malik radhiallahu anhu,
Perangilah kaum musyrikin dengan harta, jiwa dan lisan kalian. (HR. Abu Daud no. 2504, An Nasai no. 3096 dan Ahmad
3/124. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih, -ed)
Jihad diwajibkan atas :
1. Setiap muslim.
2. Baligh.
3. Berakal.
4. Merdeka.
5. Laki-laki.
6. Mempunyai kemampuan untuk berperang.
7. Mempunyai harta yang cukup baginya dan keluarganya selama kepergiannya dalam berjihad.
Bagi kaum wanita tidak ada jihad, jihad mereka adalah haji dan umrah. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam dari Aisyah Radhiyallahu anha, ketika beliau bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam:
Wahai Rasulullah, apakah kaum wanita wajib berjihad? Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjawab: Ya, kaum
wanita wajib berjihad (meskipun) tidak ada peperangan di dalamnya, yaitu (ibadah) haji dan umrah.
Bila umat Islam meninggalkan jihad di jalan Allah, sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang shohih [1],
Dari Ibnu Umar beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Apabila kalian telah
berjual beli inah, mengambil ekor sapi dan ridho dengan pertanian serta meninggalkan jihad maka Allah akan
menimpakan kalian kerendahan (kehinaan). Allah tidak mencabutnya dari kalian sampai kalian kembali kepada agama
kalian. (HR. Abu Daud)
B. Pengertian Bom Bunuh Diri
Bom yaitu senjata yang bentuknya seperti peluru besar yang berisi bahan peledak untuk
menimbulkan kerusakan besar. Sedangkan Bunuh diri Secara syarI yaitu seorang yang
membunuh diri dalam rangka ambisinya yang besar terhadap dunia atau keinginannya
terhadap dunia atau keinginannya terhadap harta atau bunuh diri karena marah dan
putus asa. Bahkan lebih dari itu, bunuh diria adalah dorongan jiwa untuk melakukan
segala perbuatan keduniaan yang dapat mengakibatkan kebinasaan.
Peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di tanah air selama ini, menurut mereka, bukanlah
jihad, dan karenanya para pelakukanya bukanlah syahid (martir) yang mendapatkan
ganjaran surga. Sebaliknya, para pelaku bom bunuh diri itu adalah penjahat yang harus
dikecam.
Dari sekian banyak pendapat, yang menarik perhatian saya adalah pandangan
Achmad Junaidi Ath Thayyibi, salah seorang ketua HTI, yang mengatakan bahwa pelaku
peledakan bom di Indonesia tak sesuai dengan hukum Islam, sebab aksi-aksi itu hanya
menyengsarakan rakyat sipil. Menurut dia, dalam Islam, para pelaku teroris yang
tertangkap harus dihukum potong tangan atau disalib untuk mempermalukan para
pelakunya.
Pandangan semacam Ath Thayyibi itu penting, karena selama ini para tokoh Islam
cenderung ragu-ragu dalam mengambil sikap terhadap terorisme dan bom bunuh diri.
Bahkan sebagian di antara mereka tampak mendukung, khususnya jika obyek
pengeboman adalah tempat-tempat yang dianggap musuh Islam, seperti
pengeboman WTC di Amerika atau pengeboman kafe dan diskotek di Bali.
2. Pengertian Teroris
Teror secara etimologi berasal dari kata terrour (Inggris Tengah), terreur (Perancis
lama), terror (Latin) dan terre (Latin), yang artinya adalah untuk menakuti.
dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi)
janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas. (Al-Baqarah : 190)
2. Diusir dari rumah dan tanah air.
Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari
maan mereka telah mengusir kamu. (Al-Baqarah : 191)
3. ketika umat islam dianiaya karena menganut agama islam.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini diharapkan para pembaca dapat memberikan kritik dan saran demi
kesempurnaan tugas-tugas selanjutnya amin.
DAFTAR PUSTAKA