PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pengawasan?
2. Apa tujuan dari adanya pengawasan?
3. Apa manfaat dari adanya pengawasan?
4. Apa prinsip dari pengawasan?
5. Kepada siapa sasaran pengawasan ditujukan?
6. Apa saja alat-alat yang digunakan dalam pengawasan?
7. Bagaimana karakteristik pengawasan yang efektif?
8. Apa hubungan pengawasan dengan administrasi pendidikan?
9. Apa pengertian dari evaluasi?
10. Apa tujuan dari evaluasi?
11. Apa fungsi dari evaluasi?
12. Apa prinsip dari evaluasi?
1
13. Apa hubungan evaluasi dengan administrasi pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengawasan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari pengawasan.
3. Untuk mengetahui manfaat dari pengawasan.
4. Untuk mengetahui prinsip pengawasan.
5. Untuk mengetahui sasaran-sasaran pada pengawasan.
6. Untuk mengetahui alat-alat pada pengawasan.
7. Untuk mengetahui karakteristik pengawasan yang efektif.
8. Untuk mengetahui hubungan pengawasan dengan administrasi
pendidikan.
9. Untuk mengetahui pengertian evaluasi.
10. Untuk mengetahui tujuan dari evaluasi.
11. Untuk mengetahui fungsi dari evaluasi.
12. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari evaluasi.
13. Untuk mengetahui hubungan evaluasi dengan administrasi pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pengawasan
Secara umum, pengawasan ialah suatu proses untuk menegaskan
bahwa seluruh aktifitas yang diselenggarakan telah sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan sebelumnya. Selain itu, pengertian dari pengawasan
adalah keseluruhan aktivitas mengawasi, memeriksa, mencocokkan, dan
mengendalikan segenap kegiatan aktivitas yang dilakukan pegawai
administrasi agar berlangsung sesuai rencana yang ditetapkan dan hasil
yang dikehendaki. Selain itu, kegiatan pengawasan ini juga dapat
digunakan untuk memfasilitasi bagaimana melakukan perbaikan terhadap
hal tersebut. Pengertisn pengawasan menurut para ahli antara lain adalah
1. Winardi
Menurut Winardi, pengawasan merupakan seluruh kegiatan yang
dijalankan oleh pihak manager untuk memastikan kembali hasil yang
dicapai sesuai dengan hasil dari perencanaan yang ingin dicapai.
2. Sondang P Siangian
Menurut Sondang, pengawasan merupakan suatu proses mengamati
pelaksanaan dari keseluruhan aktivitas dari suatu organisasi untuk
menjamin agar seluruh tugas yang sedang dilakukan bisa berjalan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
3. Victor M. Situmoran dan Jusuf Juhir
Menurut Victor M. Situmoran dan Jusuf Juhir, pengawasan merupakan
segala bentuk upaya dan perbuatan yang ditunjukan untuk mengetahui
sejauh mana pekerjaan tersebut telah berjalan sesuai dengan aturan dan
tujuan yang ingin dicapai.
4. Henry Fayol
Menurut Henry Fayol, pengawasan merupakan suatu proses pengujian
untuk mengetahui apakah segala sesuatu yang telah dilaksanakan
3
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, serta sesuai dengan
perintah dan aturan yang ada. Selain itu pengawasan ini bertujuan
untuk mengetahui kekurangan dan penyimbangan untuk segera di
perbaiki untuk men cegah terjadinya kesalahan yang sama dikemudian
hari.
5. George R. Terry
Menurut George R. Terry, pengawasan merupakan suatu upaya untuk
menentukan hasil yang telah diraih, mengevaluasi hasil tersebut dan
menjamin agar hasil yang dicapai sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat. 1
2. Tujuan Pengawasan
Beberapa tujuan pengawasan administrasi kantor menurut Odgers (2005)
antara lain adalah:
a. Meningkatkan kinerja organisasi secara kontinu, karena kondisi
persaingan usaha yang semakin tinggi menuntut organisasi untuk
setiap saat mengawasi kinerjanya.
b. Meningkatkan efisiensi dan keuntungan bagi organisasi dengan
menghilangkan pekerjaan yang tidak perlu atau mengurangi
penyalahgunaan alat atau bahan.
c. Menilai derajat pencapaian rencana kerja dengan hasil aktual yang
dicapai, dan dapat dipakai sebagai dasar pemberian kompensasi bagi
seorang pegawai.
d. Mengkoordinasikan beberapa elemen tugas atau program yang
dijalankan.
e. Meningkatkan keterkaitan terhadap tujuan organisasi agar tercapai.
1
Sinau Info, “Merupakan suatu situs belajar online”, diakses pada
https://sinau.info/pengertian-pengawasan/ /pengertian-dari-pengawasan/, pada tanggal 05 April
2020 pukul 21.06 WIB.
4
3. Manfaat Pengawasan
Beberapa manfaat kontrol administrasi kantor menurut Quible (2001)
antara lain:
a. Membantu memaksimalkan keuntungan yang akan diperoleh
organisasi.
b. Membantu pegawai dalam meningkatkan produktivitas karena
kesadaran akan kualitas dan kuantitas output yang dibutuhkan.
c. Menyediakan alat ukur produktivitas pegawai atau aktivitas yang
objektif bagi organisasi.
d. Mengidentifikasi beberapa hal yang membuat rencana tidak sesuai
dengan hasil aktual yang dicapai, dan memfasilitasi
pemodifikasiannya.
e. Membantu pencapaian kerja sesuai tingkat atau deadline yang
ditetapkan.2
4. Prinsip Pengawasan
Prinsip-prinsip pengawasan yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Strategi menentukan keberhasilan dengan mengukur perbuatan.
b. Membandingkan perbuatan dengan standar yang telah ditetapkan dan
menetapkan perbedaan-perbedaan jika ada yang menjadi umpan balik
sebagai revisi dalam mencapai tujuan.
c. Resposif terhadap perubahan-perubahan kondisi dan lingkungan.
d. Cocok dengan organisasi Pendidikan dengan memperhatikan hakikat
manusia dalam mengontrol para personel Pendidikan.
e. Memperbaiki penyimpangan dengan yindakan pembetulan.3
2
Ibnu Rozaq Z, “Merupakan seorang staff”, diakses dari
http://kuliahselow.blogspot.com/2012/05/pengawasan-administrasi-perkantoran.html?m=1 /tujuan-
dan-manfaat-pengawasan/, pada tanggal 05 April 2020 pukul 21.10 WIB.
3
Sagala, Op.Cit., hlm 60.
5
5. Sasaran Pengawasan
Sasaran pengawasan dalam kegiatan pendidikan pada hakikatnya
dapat dilaksanakan pada semua bidang dan unsur yang ada dalam
pengelolaan sekolah. Adapun sasar pengawasan itu antara lain:
a. Sistem dan prosedur serta pelaksanaan suatu tugas.
Pengawasan ini ditujukan kepada penerapan sistem atau
penggunaan prosedur kerja. Apakah prosedur yang telah digariskan, telah
digunakan oleh masing-masing pegawai dalam melaksanakan tugasnya
atau tidak. Jadi di sini pengawasan tidak melihat atau mempermasalahkan,
pada pukul berapa pegawai telah mulai bekerja, dan pada pukul berapa
pula pegawai mengakhiri pekerjaannya. Masalah jam masuk kerja dan jam
kepulangan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan, ini masuk dalam
ranah penilaian kinerja diri pegawai, sedangkan pengawasan lebih
menekankan pada penggunaan prosedur atau sistem mekanisme kerja,
sehingga lebih menekankan pada produktifitas kerja yang baik dan
maksimal.
b. Struktur organisasi sekolah.
Sasaran kedua dalam pengawasan adalah struktur organisasi yang
telah disusun dan disi dengan personil atau pejabat yang ditunjuk.
Pengawasan terhadap struktur organisasi ini dimaksudkan agar setiap
pejabat/petugas dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai
dengan posisi jabatan yang telah diberikan kepadanya.
Dengan adanya penetapan atau pemakaian suatu bentuk struktur
organisasi sekolah tertentu, diharapkan penyelesaian suatu jenis pekerjaan
administrative atau pemecahan masalah-masalah kegiatan pendidikan
dapat diselesaikan sesuai dengan herarkhi atau jalur yang telah ditentukan.
Dengan demikian pengawasan ditujukan terhadap prosedur penyelesaian
pekerjaan apakah sudah sesuai dengan langkah yang telah ditetapkan atau
belum.
Pengawasan bidang organisasi lebih banyak menekankan pada
keberfungsian dan kebermaknaan jalur-jalur dan mekanisme penyelesaian
6
tugas, apakah sudah dilakukan sesuai jalur atau aturan yang sudah
ditetapkan atau belum.
c. Penggunaan Sarana Prasarana.
Segala macam sarana dan prasarana yang telah dibeli dan
disediakan untuk penyelenggaraan pendidikan sebelum dimanfaat atau
didistribusikan kepada unit yang telah ditetapkan, perlu dilakukan
pengawasan secara lengkap dan sistemik. Pengawasan terhadap sarana dan
prasarana dimulai dari pencatatan/identifikasi fisik sarana dan prasarana,
pengkodean sarana, penyiapan label, penulisan dan pemasangan label,
layanan distribusi, pemasangan/pemberian kartu kendali, penerimaan
laporan penggunaan, pemeriksaan, pemusnahan (jika diperlukan) dan
evaluasi.
Pendataan dan pencatatan dengan penyiapan perangkat kartu
kendali/blangko administrasi terhadap berbagai sarana dan prasarana
pendidikan secara sistematis, kiranya akan dapat dijadikan sasaran
pengawasan. Artinya apakah sarana atau prasarana pendidikan yang telah
ditempatkan untuk dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar tau
perkantoran sudah dapat dipergunakan sebagaimana mestinya ataukah
justru terjadi penyalahgunaan (pemindahan, pengrusakan, atau
penghilangan).
Berkaitan dergan kegiatan pengawasan, penyusunan rencana atau
membuat perencanaan harus pula diikuti dengan adanya alat-alat
pengawasan, hal ini dimaksudkan untuk dapat diketahui kondisi sarana
prasarana yang tersedia dan yang telah dipakai. Sekaligus alat-alat
pengawasan disiapkan untuk mengetahui keberadaan dan keadaan Srana
dan prasarana yang telah didistribusikan pada unit-unit atau satuan satuan
yang memerlukannya. Dengan demikian di sini perencanaan penggunaan
dan pengawasan vang telah disusun dijadikan sebagai ukuran atau
pedoman dalam pemantauan atau pengawasan terhadap kontribusi sarana
sebagai penunjang pelaksanaan program sekolah.
7
Dalam pelaksanaan pengawasan, jika ditemukan adanya
penyimpangan atau ketidaksesuaian antara kenyataan dengan yang
seharusnya, maka diusahakan agar pelaksanaan program kegiatan dapat
dilaksanakan sebagaimana proseduratau aturan yang telah ditetapkan.
6. Alat-alat Pengawasan
Penyiapan alat-alat pengawasan secara administratif ini sangat
penting, karena berfungsi sebagai sarana untuk mengetahui dan
meyakinkan bahwa apa yang terjadi atau telah dihasilkan oleh semua
pegawai, memang sesuai dengan apa yang diharapkan atau telah mencapai
hasil sesuai dengan standar yang ditetapkan. Alat pengawasan di dalam
penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang lebih bersifat administratif,
sebagai contohnya ialah :
1. Bidang pelaksanaan kurikulum atau program pengajaran.
a. Syarat-syarat guru mapel, tugas dan tanggung jawabnya.
b. Kalender pendidikan atau sekolah.
c. Rencana program pengajaran atau satuan pelajaran.
d. Sistem, metode pendidikan dan pengajaran dan jadwal pelajaran.
e. Prosedur dan teknik penilaian pendidikan.
f. Norma kenaikan kelas dan norma kelulusan.
g. Silabus, prota, promes, RPP.
2. Bidang sarana atau prasarana.
a. Syarat-syarat lingkungan sekolah.
b. Syarat-syarat perumahan sekolah, ruang belajar atau praktikum.
c. Jumlah, jenis dan mutu alat-alat pendidikan yang diperlukan.
d. Sistem penyimpanan, penggunaan dan pemeliharaan alat pelajaran
dan media Pendidikan.
e. Sistem penganggaran, pembukuan dan tata cara pertanggung
jawaban keuangan.
3. Bidang kesiswaan
a. Syarat-syarat siswa baru.
8
b. Daftar riwayat hidup atau biodata.
c. Blangko herregistrasi (untuk setiap tahun).
d. Kartu siswa (OSIS, IPM, Pramuka, Hizbul Wathan, PMR).
e. Buku raport.
f. Buku presensi.
4. Bidang ketenagaan (pendidik dan kependidikan)
a. Syarat-syarat menjadi guru dan pegawai.
b. Presensi guru dan pegawai.
c. Daftar riwayat hidup, jabatan dan kepangkatan atau golongan.
d. Kode etik guru dan pegawai.
e. Kartu pegawai, asuransi kesehatan.
f. Blangko BKG (Beban Kerja Guru).
5. Bidang Keuangan
a. Kartu SPP.
b. Buku kwitansi setoran uang/pembayaran penggajian/pembelian.
c. Kwitansi penerimaan uang SPP.
d. Buku induk uang masuk.
e. Buku induk uang keluar.
f. Buku induk neraca keuangan.
g. Slip gaji atau pembayaran.4
4
Dr. H. Muh Hizbul Muflihin, M. Pd, Administrasi Manajemen Pendidikan (Klaten Utara,
Klaten : Penerbit CV Gema Nusa, 2020) hlm. 112.
9
c. Obyektif dan menyeluruh, informasi harus mudah dipahami dan
bersifat obyektif sertalengkap.
d. Terpusat pada titik-titik pengawasan strategis, sistem pengawasan
harus memusatkan perhatian pada bidang-bidang dimana
penyimpangan-penyimpangan dari standar paling sering terjadi
atauyang akan mengakibatkan kerusakan paling fatal.
e. Realistik secara ekonomis, biaya pelaksanaan sistem pengawasan
harus lebih rendah, atau paling tidak sama, dengan kegunaan yang
diperoleh dari sistem tersebut.
f. Realistik secara organisasional, sistem pengawasan harus cocok atau
harmonis dengan kenyataan-kenyataan organisasi.
g. Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi, informasi
pengawasan harus terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi.
h. Fleksibel, pengawasan harus mempunyai fleksibilitas untuk
memberikan tanggapan atau reaksi terhadap ancaman ataupun
kesempatan dari lingkungan.
i. Bersifat sebagai petunjuk dan operasional, sistem pengawasan
efektif harus menunjukkan, baik deteksi atau deviasi dari standar,
tindakan koreksi apa yang seharusnya diambil.
j. Diterima para anggota organisasi, sistem pengawasan harus mampu
mengarahkan pelaksanaan kerja para anggota organisasi dengan
mendorong perasaan otonomi, tanggung jawab dan berprestasi.5
10
lainnya, bahkan didalam beberapa hal mungkin hampir tidak dapat
dipisahkan dari unsur-unsur proses administrasi yang lainnya itu.
Perencanaan membangun tujuan-tujuan serta menggariskan mekanisme,
pekerjaan dan prosedur untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan itu, kemudian dijalankan dengan komunikasi untuk
menyalurkan informasi dan instruksi, serta koordinasi mempersatukan
sub-sub bagian-bagian organisasi, sehingga akhirnya saling berhubungan
dengan yang lainnya. Semua kegiatan itu jelas membutuhkan pengawasan
karena untuk emngukur dan penilaian dari keberhasilan pekerjaan tersebut.
Kalau pengawasan ini tidak ada, maka kita tidak akan mengetahui sejauh
mana keberhasilan yang kita peroleh.
9. Pengertian Evaluasi
Kata evaluasi berasal dari Bahasa Inggris yakni evaluation yang
berarti penilaian atau penaksiran. Evaluasi adalah proses penilaian.
Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan
gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang
mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya.
Sedangkan menurut para ahli menyebutkan arti evaluasi yakni, antaralain:
a. Curtis, B Floyd, James J. Winsor, Jerryl L
Evaluasi adalah proses penilaian, penilaian ini bisa menjadi netral,
positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat
sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil
keputusan tentang nilai atau manfaatnya.
b. Suharsimi Arikunto
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan
untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
c. Worthen dan Sanders
11
Evaluasi adalah mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang
berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program,
produksi serta alternatif prosedur tertentu. Karenanya evaluasi bukan
merupakan hal baru dalam kehidupan manusia sebab hal tersebut
senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. Seorang manusia yang
telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang
dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya semula.
12
pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai.
6
6
Najm, “Merupakan salah seorang aktivis dakwah Islamiyah dan tarbiyah”, diakses dari
http://pellmati.blogspot.com/2011/12/normal-0-false-false-en-us-x-none.html?m=1 /pengertian-
evaluasi-dan-tujuan-evaluasi/, pada tanggal 08 April 2020 pukul 21.39 WIB.
7
Eko Mawaddah, “Merupakan seorang guru”, diakses pada
http://mawaddahmumtazza.blogspot.com/2013/09/makalah-administrasi-pendidikan-
evaluasi.html?m=1 /fungsi-evaluasi-dan-prinsip-evaluasi/, pada tanggal 08 April 2020 pukul 21.52
WIB.
13
kurikulum, metode pembelajaran dan program pendidikan. Perbaikan
kurikulum, metode pembelajaran atau program pendidikan yang
dilakukan tanpa hasil evaluasi yang sistematik acapkali menjadi usaha sia-
sia yang mubajir. evaluasi tentu saja akan dapat member sumbangan yang
berarti bagi perkembangan teori dan dasar pendidikan. Ilmu seperti
pengukuran pendidikan dan psikometrik sangat tergantung pada hasil-hasil
evaluasi yang dilakukan sebagai kegiatan sehari-hari guru dan pendidik.
Dari hasil itu akan diperoleh pengetahuan emperik yang sangat berharga
untuk pengembangan ilmu dan teori.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, pengawasan ialah suatu proses untuk menegaskan
bahwa seluruh aktifitas yang diselenggarakan telah sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan sebelumnya. Selain itu, pengertian dari pengawasan
adalah keseluruhan aktivitas mengawasi, memeriksa, mencocokkan, dan
mengendalikan segenap kegiatan aktivitas yang dilakukan pegawai
administrasi agar berlangsung sesuai rencana yang ditetapkan dan hasil
yang dikehendaki.
Kata evaluasi berasal dari Bahasa Inggris yakni evaluation yang
berarti penilaian atau penaksiran. Evaluasi adalah proses penilaian.
Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan
gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang
mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16