Administrasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Muh. Hizbul Muflihin M.Pd.
Disusun oleh
Filamenta Agarica (214110407043)
Dea Wahyu Saputri (214110407093)
Diva Sabina Permatasari (214110407095)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul pada kesempatan ini. Saya selaku
pengantar ingin mempersembahkan sebuah materi yang berkaitan dengan bidang garap
kajian administrasi pendidikan.
Bidang garap kajian administrasi pendidikan merupakan bidang studi yang sangat
penting dalam dunia pendidikan. Sebagai sebuah disiplin ilmu, administrasi pendidikan
berfokus pada analisis, perencanaan, pengorganisasian, dan pengelolaan kegiatan dan
sumber daya dalam institusi pendidikan.
Materi yang akan kita bahas dalam bidang garap kajian administrasi pendidikan
meliputi berbagai aspek, mulai dari manajemen pendidikan, pengembangan kurikulum,
evaluasi program, kepemimpinan dan pengembangan organisasi pendidikan, hingga isu-
isu kritis dalam administrasi pendidikan seperti pemerataan pendidikan, pengelolaan
keuangan, dan kebijakan publik.
Melalui materi ini, diharapkan kita semua dapat memperluas wawasan dan
pemahaman kita mengenai administrasi pendidikan dan perannya dalam meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia. Semoga materi yang akan disajikan dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
administrasi dan manajemen banyak digunakan untuk proses pembelajaran,
pendidikan, dan lain sebagainya. Maka pada pembuatan makalah ini, akan
dijelaskan bagaiamana suatu proses administrasi dan manajemen yang terjadi di
bidang pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bidang garap administrasi pendidikan dilihat dari sisi proses
manajerial, administratif, dan substantif?
2. Apa saja titik tekan perbedaan bidang garap administrasi pendidikan dengan
bidang perusahaan dan pemerintahan?
3. Bagaimana proses-proses manajerial dan administratif pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang bidang garap administrasi pendidikan dilihat dari
sisi proses manajerial, administratif, dan substantive.
2. Untuk mengetahui tentang apa saja titik tekan perbedaan bidang garap
administrasi pendidikan dengan bidang perusahaan dan pemerintahan.
3. Untuk mengetahui tentang proses-proses manajerial dan administratif
pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Hadijaya, Yusuf. 2012. “Administrasi Pendidikan”. Jakarta: Perdana Mulya Sarana,
hlm. 10.
2
Ibid., hlm. 148.
3
Bidang garap kegiatan penyelenggaraan sekolah dapat dikategorikan
dalam delapan garapan, yaitu:3
3
Gunawan, Ary H. “Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro”. (Rineka
Cipta. 1996) hlm. 4.
4
depan. Dalam proses manajerial ini, akan lebih banyak membagi
kesempatan untuk segenap anggota sekolah yang berpartisipasi dalam
mengembangkan dan meningkatkan keterampilan, kecerdasan, dan
kemampuan sehingga berhasil menyelesaikan tugas yang telah
diberikan.
Dari penjelasan yang telah diberikan, dapat disimpulkan bahwa
kegiatan manajerial merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai
bagian dari suatu upaya untuk mempersiapkan SDM bagi
kelangsungan pelaksanaan pendidikan di masa yang akan dating.
Kegiatan yang bisa dilakukan sebagai bentuk perwujudan dari
manajerial antara lain:
1. Menugaskan guru untuk memimpin komite penerimaan siswa
baru, untuk membangun jiwa kepemimpinan dan melatih guru
untuk mengatur suatu kepanitiaan dengan baik.
2. Menjadi guru sebagai petugas pengawas dalam kegiatan ulangan
atau ujian, hal ini berguna untuk melatih guru dalam memantau
ujian secara tegas, ketat, dan menyeluruh.
3. Memberi tugas kepada guru untuk menuntun dan mengawasi
kegiatan study tour (karya wisata) siswa, perkemahan, maupun
kegiatan lainnya baik secara akademik maupun non akademik,
sehingga dapat menumbuhkan keterampilan guru dalam menjaga,
mengarahkan, dan memantau siswa pada saat menjalankan
kegiatan tersebut.
4. Memotivasi karyawan untuk melakukan tugas dan kewajibannya
sesuai dengan ketentuan yang telah ada, hal ini melatih para
pegawai agar lebih disiplin dan bertanggung jawab dalm
pelaksanaan tugasnya.
5. Memvariasikan tugas-tugas untuk menjadi wali kelas, pembina
kesiswaan, maupun guru piket, agar setiap pegawai di sekolah
5
memiliki pengalaman dan pelatihan pada berbagai bidang yang
telah ditugaskan oleh sekolah.
6
diselenggarakan, sehingga apa yang ingin dicapai dan proses yang
akan diikuti tercermin dalam tujuan dan sasaran yang jelas.
Bidang garap administrasi pendidikan pada sisi proses
administratif tidak semata-mata hanya dapat dilakukan oleh guru
saja, tetapi dapat juga dilakukan oleh staf dan pimpinan sekolah.
Berikut adalah contoh kegiatan administratif yang dilakukan oleh
guru:
1. Penyusunan Prota (program tahunan) dan Promes (program
semester)
2. Membuat kisi-kisi materi dan soal ujian/ulangan serta membuat
kunci jawabannya
3. Menganalisis dan mengupayakan perkembangan seluruh potensi
siswa, baik potensi kognitif, psikomotorik, dan afektif4
4. Melengkapi buku perkembangan pembelajaran kelas dan mengisi
raport yang merupakan hasil belajar siswa.
4
Sulistiyorini, “Manajemen Pendidikan Islam”. (Tulungagung: Elkaf. 2006) hlm. 51.
7
3. Menyelenggarakan dan mengelola pelaksanaan pendidikan di
sekolah secara menyeluruh.5
c. Sisi Proses Substantif
Keseluruhan inti dari kegiatan pendidikan adalah bidang garap
administrasi pendidikan yang dilihat dari sisi proses substantif.
Sedangkan, segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dengan tujuan
membuat siswanya mampu menguasai materi yang telah diberikan
merupakan substansi dari kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, dapat
diartikan bahwa bidang garap substantif dalam administrasi
pendidikan yaitu berupa proses belajar-mengajar yang dilakukan,
dengan menciptakan interaksi guru-siswa dalam kegiatan yang telah
disusun oleh guru.
Di bawah ini adalah implementasi kegiatan administrasi
pendidikan yang dilihat dari sisi substantif:
1. Guru membagikan materi pembelajaran yang telah disiapkan
sebelumnya
2. Guru mengawasi dan membimbing praktik/keterampilan siswa
3. Guru mengadakan dan memimpin kegiatan pengabdian kepada
masyarakat
4. Guru membimbing dan memimpin diskusi siswa di kelas
5. Guru melatih kegiatan-kegiatan positif yang menunjang kegiatan
pembelajaran, seperti berpidato, menulis karya ilmiah, membuat
prakarya, dan lain sebagainya.
5
Anwar, M.I, “Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan”. (Bandung:
Alfabeta. 2003) hlm. 75.
8
condong kepada kegiatan yang berhubungan dengan tulisan dan catatan.
Sedangkan, jika dilihat dari sisi proses substantif, fokus utama dari kegiatan
tersebut ialah inti pokok kegiatan pendidikan berupa pembelajaran.
9
pelaku utama, yang akan menentukan kelancaran proses mewujudkan produk
yang dicita-citakan.
Dalam bidang pendidikan, unsur manusia di sini adalah menjadi unsur
utama sebagai masukan utama dalam proses kegiatan mencapai tujuan yaitu
proses pembelajaran. Jadi unsur manusia dalam penyelenggaraan pendidikan ada
yang berposisi sebagai pelaku (guru, pendidik, pembimbing), penyelenggara
(pimpinan, kepala sekolah, karyawan tata usaha) dan unsur obyek sekaligus
subyek proses pembelajaran yaitu siswa atau anak-anak pelajar atau mahasiswa.
Dalam proses pembelajaran siswa sebagai obyek dan subyek ternyata
dalam praktiknya tidak bisa diperlakukan semena-mena sebagaimana karyawan
memperlakukan terhadap benda mati, sebab dalam proses pembelajaran di sini
yang dihadapi adalah manusia atau makhluk hidup yang mempunyai perasaan,
akal dan harga diri, sehingga proses pembelajarannya juga ikut
mempertimbangkan aspek kejiwaan dan atau perkembangan siswa dimaksud.
Antara pendidikan, perusahaan dan pemerintahan, dilihat dari sisi prosesor adalah
sama yaitu manusia. Ini artinya apapun ciri khas masukan masing-masing
organisasi tetap melaksanakan proses kegiatan pembelajaran, produksi dan
pelayanan semua dilakukan oleh manusia, sedangkan alat-alat hard ware yang ada
dijadikan sebagai sarana untuk mengerjakan kegiatan atau program.
10
Materi Bahan mentah (misalnya: Kurikulum atau materi atau
getah karet, rambut, batu bahan pembelajaran (buku,
kapur, dll) program, soft ware, jurnal, diktat,
hasil penelitian, dll.
11
8. Keamanan dan ketertiban
9. Humas dan Informasi
1. Produksi
2. Pemasaran
3. Distribusi
4. Personalia
5. Humas dan informasi
6. Keamanan
7. Kesehatan
8. Pemburuhan6
Bidang Garap Administrasi Pendidikan
Administrasi pada hakikatnya adalah alat dalam pengelolaan dan
mengatur sumber daya pendidikan, seperti tenaga pendidik, tenaga administrasi,
peserta didik, kurikulum, sarana dan prasarana, pelaksanaan pembelajaran dan
lingkungan pendidikan.
Bidang-bidang garap pendidikan dalam operasionalisasinya atau sistem
administrasi dan manajemennya perlu ditata sedemikian rupa dengan menerapkan
fungsi-fungsi pokok administrasi. Artinya semua bidang garap atau ruang lingkup
kegiatan pendidikan atau sekolah itu dikelola mulai dari perencanaan sampai
dengan penilaian.7
Bidang Garap Administrasi Pendidikan
1. Kurikulum
2. Siswa
3. Tenaga Pendidik
4. Uang atau Biaya
6
Muh Hizbul Muflihin, Administrasi Manajemen Pendidikan (Klaten: CV. Gema Nusa,
2015), hlm.20.
7
Rosmiaty Azis, “Pengantar Administrasi Pendidikan”. (SIBUKU. 2016) hlm. 103
12
5. Sarana dan prasarana
6. Pegawai
7. Humas dan Teknologi
Bidang garapan administrasi pendidikan.8
8
Sondang Paian Siagian, “Administrasi Pembangunan Konsep, Dimensi Dan
Stateginya” (Jakarka: Bumi Aksara, 2003)., hlm. 83
13
7. Laporan mingguan, bulanan, dan tahunan
8. Penaikkan jabatan, mutasi, penugasan, dan
pemberhentian tenaga pendidik
9. Penilaia hasil usaha belajar siswa
14
6. Dana sekolah 1. Menerangkan konsep pengelolaan dana
sekolah
2. Mengidentifikasi sumber penghasilan
sekolah
3. Penyusunan rencana dan membelanjakan
anggaran dana sekolah
4. Menerangkan tentang keamanan dan
pelaksanaan tanggung jawab keungan
sekolah
5. Mengurus pengelolaan keuangan dan
anggaran dana sekolah
6. Memaparkan hasil pegkajian pengelolaan
keungan sekolah
9
Hadion Wijoyo, Administrasi Pendidikan (Insan Cendekia Mandiri, 2021).
15
Menyinggung tahapan aktivitas, tahapan aktivitas yang dilakukan pastinya
tidak dilakukan secara individu melainkan secara berkelompok yang dijamin akan
kekondusifannya. Maka dapat dikatakan pada setiap tahapan aktivitas ini
dilakukan oleh suatu kelompok organisasi. Dari penjelasan definisi manajemen
pendidikan diatas maka dapat ditarik sebuah kesimpulan diantaranya yaitu setiap
manajemen dapat dipastikan memilki sebuah tujuan dan dalam suatu pelaksanaan
atau perancangan manajemen dilakukan secara berkelompok atau bersama.
Purwanto (1999) mengemukakan administrasi pendidikan merupakan
segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personil,
spiritual maupun material, yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan
pendidikan.10 Dalam proses administrasi pendidikan dilakukan sama seperti
manajemen pendidikan yaitu dengan bersama atau berkelompok, yang mana
kelompok tersebut tergabung dalam satu organisasi. Sesuai dengan
pendefisiannya oleh Purwanto, proses administrasi pendidikan dilaksanakan
untuk mencapai suatu tujuan yang pastinya dianggap efektif dan efisien.
Dari penjelasan di atas yaitu antara manajemen dan administrasi
pendidikan memilki banyak kesamaan, maka dari itu banyak ahli yang
beranggapan bahwa manajemen dan administrasi adalah suatu satu kesatauan atau
sama karena pada dasarnya manajemen dan administrasi dalam penerapannya
memiliki keterkaitan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Yang
membedakan antara keduanya adalah di dalam aktivitas atau kegiatannya.
Tetapi ada sebagian ahli yang beranggapan bahwa manajemen dan
administrasi bebeda jika memandang administrasi dari ruang lingkup yang lebih
luas, dalam hal ini administrasi dianggap bersifat konseptual yang nantinya
memiliki kebijakan atau tujuan yang umum secara menyeluruh sedangkan
manajemen lebih bersifat operasional yang memilki tugas menjalankan subkonsep
dari penjabaran administrasi.
10
Amka, Buku Ajar Manajemen Dan Administrasi Sekolah, 2021.
16
Dapat dikatakan bahwa administrasi pendidikan berisi pokok-pokok
konsep suatu proses untuk mencapai atau mengarahkan pendidikan ke tujuan yang
ingin dicapai, sedangkan menejemen pendidikan hanya dibatasi dengan segi
kepemimpinan yang mana dapat mengarahkan anggotanya untuk menfasilitasi
agar seluruh kegiatan yang bersangkutan dengan pendidikan berjalan dengan
lancar sesuai dengan konsep yang ada. Maka dari itu, pada penerapannya
manajemen dan administrasi adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,
satu sama lain memiliki keterkaitan.
Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai bagian proses yang utama
dalam administasi pendidikan, karena manajemen dapat memfasilitasi atau
melakukan proses pengaturan yang didasarkan untuk mencapai tujuan yang
didasarkan oleh administrasi. Dari penjelasan tersebut, maka manajemen
pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses manajerial yang berkaitan
dengan masalah pendidikan dan faktor pendidikan yang meliputi tujuan
pendidikan, kurikulum, tenaga kependidikan, pendidik, peserta didik, dan
sarana/prasarana.11
Pada dasarnya manajemen dan administrasi pendidikan dapat dikatakan
sebagai satu kesatuan, maka proses-prosesnya pun dapat dikatakan sama juga.
Proses manajemen dan administrasi pendidikan diantaranya adalah planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), dan
controlling (pengawasan).
1. Planning (perencanaan)
Perencanaan adalah proses rasional dan sistematis yang
mendefinisikan suatu langkah kegiatan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Jadi dalam proses perencanaan ini logika yang digunakan
harus benar-benar dipikirkan dengan matang agar nantinya berguna
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun tahapan
perencanaan:
11
Muhammad Nur HKurniawan and others, Administrasi 20Pendidikan, 2012.
17
a. Menentukan tujuan dengan jelas.
b. Pengumpulan data dan informasi.
c. Analisis data dan informasi.
d. Mengembangkan dan mengidentifikasi alternatif untuk mencapai
tujuan.
e. Mengatur prioritas.
f. Mengembangkan langkah-langkah implementasi khusus.
Selain tahadapanya, agar terjamin terlaksanakannya perencanaan
ini dengan baik maka diperlukan suatu tehnik. Teknik yang digunakan
dalam proses ini adalah 5W+1H, kemudian dengan diiringi Teknik
yang baik maka diperlukan juga suatu syarat agar terjalannya proses
perencanaan ini mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu :
1) Berkontribusi untuk mencapai tujuan.
2) Dibuat oleh perencana seorang ahli.
3) Pembuatan dilakukan secara rinci dan detail
4) Mudah diimplementasikan.
5) Sederhana dan fleksibel.
6) Dapat memprediksi penggunaannya di masa depan.
7) Praktis.
2. Organizing (pengorganisasian)
Pengorgaisasian adalah kesatuan proses dari pengkategorian
orang, alat, tugas dan tanggung jawab serta wewenang, dengan
penetapan dan pembagian tugas di antara mereka yang terlibat dalam
kerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
Sama seperti halnya pada proses perencanaan, dalam proses
pengorganisasian ini juga memilki suatu aturan yang digunakan untuk
menghasilkan suatu proses pengorganisasian yang baik, yaitu :
1) Merumuskan tujuan yang jelas dan tepat.
2) Pengelompokan dan pembagian kerja.
3) Kesatuan arah dan pengomanduan.
18
4) Terbaginya secara seimbang antara tugas, tanggung jawab dan
wewenang.
5) Koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan penyerderhanaan atau
simplikasi
6) Kompensasi sebanding dengan jasa yang diberikan.
7) Meletakan seseorang yang tepat di tempat yang tepat.
8) Kesinambungan.
3. Actuating (penggerakan)
Penggerakan adalah keseluruhan proses menggerakkan orang lain
untuk melakukan suatu pengerjaan dengan tulus dan secara sukarela
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Agar
mempermudah pelaksanaan proses penggerakan ini, dibutuhkan tehnik
diantaranya Comanding, Directing, Comunicating, Stimulating,
Coordinating, Leading, dan Motivating.12
Proses penggerakan ini didasarkan bagi kita untuk dapat
menggerakkan orang lain, dalam hal ini ada bebrapa aspek yang harus
kita kuasai agar proses penggerakan dapat berjalan dengan baik, yaitu :
1) Mampu mendeskripsikan tujuan organisasi.
2) Setiap orang mengetahui, memahami dan menerima tujuan
3) Menjelaskan dengan rinci filosofi organisasi.
4) Mampu untuk menjelaskan kebijakan yang disetujui.
5) Memahami struktur organisasi.
6) Peran dan fungsi khusus harus jelas.
7) Pentingnya kerjasama.
8) Harus megetahui kapan memberikan pujian, teguran dan
kepemimpinan.
9) Dalam hal tujuan pribadi dan organisasi akan tercapai.
4. Controlling (pengawasan)
12
Sukarna, Dasar-dasar Manajemen, 2011
19
Pengawasan adalah proses pemantauan atau pengamatan
pengimplementasian kegiatan sebuah organisasi demi memastikan
bahwa pekerjakan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana. Dalam
proses pengawasan ini agar berjalan dengan baik maka diperlukan :
1) Dalam menemukan fakta harus bersifat obyektif.
2) Bersifat hati-hati atau preventif.
3) Sebagai alat peningkatan efisiensi atau tujuan.
4) Dapat dengan cepat menemukan tujuan.
5) Tidak asal-asalan dalam mencari masalah.
6) Bersifat membimbing.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari seluruh penjelasan mengenai bidang garap administrasi pendidikan,
dapat disimpulkan bahwa bidang garap yang dilihat dari sisi proses manajerial
adalah kegiatan yang berkaitan dengan pemberdayaan terhadap SDM yang ada
di sekolah. Sementara, jika dilihat dari sisi proses administratif, bidang garapnya
condong kepada kegiatan yang berhubungan dengan tulisan dan catatan.
Sedangkan, jika dilihat dari sisi proses substantif, fokus utama dari kegiatan
tersebut ialah inti pokok kegiatan pendidikan berupa pembelajaran.
Di setiap organisasi memiliki bidang garap administrasi yang berbeda.
Begitu pula dengan organisasi pendidikan mempunyai bidang garap yang
berbeda dengan perusahaan dan pemerintahan. Walaupun pada proses
administrasinya organisasi pendidikan dan perusahaan terdapat kesamaan pada
bidang garap, yaitu di awali dengan perencanaan dan di akhiri dengan evaluasi.
Bidang garap pendidikan terdiri dari kurikulum, siswa, pegawai, guru, keuangan,
sarana prasarana, dan humas atau informasi. Sedangkan, pada organisasi
perusahaan bidang garapnya meliputi produksi, penjualan, distribusi,
pengawasan, karyawan, keuangan, dan kerumah tanggaan. Jadi, jika akhir dari
semua proses pada bidang garap pendidikan berupa lulusannya maka dalam
bidang garap perusahaan adalah berupa barang jadi (siap pakai).
Administrasi pendidikan berisi pokok-pokok konsep suatu proses untuk
mencapai atau mengarahkan pendidikan ke tujuan yang ingin dicapai, sedangkan
menejemen pendidikan hanya dibatasi dengan segi kepemimpinan yang mana
dapat mengarahkan anggotanya untuk menfasilitasi agar seluruh kegiatan yang
bersangkutan dengan pendidikan berjalan dengan lancar sesuai dengan konsep
yang ada. Maka dari itu, pada penerapannya manajemen dan administrasi adalah
suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, satu sama lain memiliki keterkaitan.
21
Pada dasarnya manajemen dan administrasi pendidikan dapat dikatakan
sebagai satu kesatuan, maka proses-prosesnya pun dapat dikatakan sama juga.
Proses manajemen dan administrasi pendidikan diantaranya adalah planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), dan
controlling (pengawasan).
22
DAFTAR PUSTAKA
HKurniawan, M. N., Selatan, K., Selatan, K., Pendidikan, P. I., & Pendidikan,
Kualitasadijaya, Y. (2012). Administrasi 20Pendidikan.
http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/64
Muh Hizbul Muflihin, Administrasi Manajemen Pendidikan (Klaten: CV. Gema Nusa,
2015), hlm.20.
23