BPR SYARIAH
Disusun Oleh :
1
Yobi Hartadi, ( 2021 ), “ Pengembangan Kualitas SDM Perbankan Syariah
Integratif Melalui Implementasi Workplace Spirituality ( Studi Pada BPRS Bandar
Lampung ), hlm 50
1
Menurut Undang-undang Pasal 1 Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
Ketentuan Umum, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah bank syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayarannya. Sedangkan dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 21 Tahu
2008, menjelaskan bahwa perbankan syariah dalam melakukan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip
kehati-hatian.
Dapat disimpulkan, bahwa Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah
lembaga keuangan yang dibawahi oleh dewan kebijakan moneter, yang
melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip syariah, tanpa
menghalalkan ruba serta suku bunga yang berorientasi pada masyarakay
desa maupun kecamatan2.
C. Sejarah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Sebagai salah satu bentuk jenis Bank Pembiayaan Rakyat di
Indonesia, sejarah berdirinya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah tidak
terlepas dari sejarah Bank Pembiayaan Rakyat. Sistem pengkreditan zaman
dahulu, seperti lumbung desa sangat bermanfaat bagi para petani di
pedesaan sebab pada waktu itu peredaran uang belum menjangkau kepada
kalangan tani di desa. Pinjaman dalam bentuk natura ( khususnya padi )
lebih menguntungkan, lebih mudah dilakukan daripada pinjaman berupa
uang, dan pinjaman natura ( padi ) tidak mengganggu kestabilan harga padi
yang merupakan penghasilan utama bagi masyarakat desa terutama para
petani. Di dalam masyarakat petani di desa yang beragama Islam, mereka
beranggapan bahwa bunga pada BPR-BPR termasuk riba yang diharamkan
dalam Islam. Harapan masyarakat terhadap BPR tanpa bunga terealisasi
dengan adanya deregulasi di sektor perbankan sejak 1 Juni 1983 yang
2
Cahyo Ningrum, Novita Dwi, ( 2019 ), “ Tata Cara Pelaksanaan Tabungan IB
UNISIA Edu Plan pada PT. BPRS UNISIA INSAN INDONESIA, hlm 10-11
2
memberikan kebebasan kepada bank-bank ( termasuk BPR ) dalam
menetapkan tingkat bunganya sendiri3.
Status hukum BPR diakui pertama kali dalam Paket Kebijakan
Oktober (Pakto) tanggal 27 Oktober 1988, sebagai bagian dari Paket
Kebijakan Keuangan, Moneter, dan Perbankan. Secara historis, BPR adalah
penjelmaan dari banyak lembaga keuangan, seperti bank desa, lumbung
desa, bank pasar, Bank Pegawai Lumbung Pilih Nagari (LPN), Lembaga
Perkreditan Desa (LPD), Bank Kredit Desa (BKD), Badan Kredit
Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga
Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD), dan
atau lembaga lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Sejak
dikeluarkannya UU No. 7 tahun 1992, keberadaan lembaga-lembaga
keuangan tersebut diperjelas melalui izin Menteri Keuangan4.
Berdirinya BPRS tidak terlepas dari pengaruh berdirinya lembaga-
lembaga keuangan sebegaimana disebutkan sebelumnya. Cikal bakal
lahirnya bank syariah di Indonesia pertama kali dirintis dengan mendirikan
tiga BPR Syariah, yaitu :
1. PT BPR Dana Mardhatillah, Kec. Margahayu, Bandung
2. PT BPR Berkah Amal Sejahtera, Kec. Padalarang, Bandung
3. PT BPR Amanah Rabbaniyah, Kec. Banjaran, Bandung
3
Dessy Dyah Wulandari Hasibuan, ( 2021 ), “ Pengaruh Pembiayaan Mudharabah,
Istisna, dan Ijarah Terhadap Pendapatan Operasional Pada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah di Indonesia “, hlm 43
4
Hanik Maesaroh, ( 2018 ), “Pelunasan Angsuran Sebelum Jatuh Tempo dalam
Pembiayaan Murabahah di Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) “, Az Zarqa,
Vol. 10, (1), hlm 142
3
berdirinya BPR Islam di Indonesia dibentuklah lembaga-lembaga
penunjang, sebagai berikut:
5
Dessy Dyah Wulandari Hasibuan, ( 2021 ), “ Pengaruh Pembiayaan Mudharabah,
Istisna, dan Ijarah Terhadap Pendapatan Operasional Pada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah di Indonesia “, hlm 44-45
4
hanya menghimpun dana dan tidak melayani
pembayaran, dan bagi hasil sesuai dengan akad diawal6.
2) Penyaluran dana kepada masyarakat
Sebagai sarana pembiayaan dimana bank syariah
menyalurkan dana yang didapat dari masyarakat dalam
bentuk simpanan. Ketika bank syariah memberikan
pembiayaan kepada nasabah yang telah disetujui bersama
hal ini akan mempengaruhi tingkat profitabilitas bank
syariah sehingga jika pembiayaan tersebut berjalan lancar
maka akan berdampak pada profitabilitas bank syariah yang
bagus namun tidak semua pembiyaan berjalan lancar ada
kalanya pembiayaan mengalami kemacetan atau gagal bayar
sehingga akan berdampak buruk pada profitabilitas bank
syariah. Sehingga bank syariah harus lebih teliti ketika
menyalurkan pembiyaaan agar tepat sasaran7.
Sesuai fungsinya, BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran.
Adapun dalam Pasal 21 : BPRS dapat melakukan 5 macam usaha:
1. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:
Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah
6
Neneng Ratna Sari, ( 2019 ), “Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Dana Pihak
Ketika Dan Non Performing Financing Terhadap Pembiayaan UMKM Pada BPRS
Di Indonesia Periode 2013-2017 “, hlm 26
7
Faris Kurnia Hakim dan Mauizhotul Hasanah, ( 2020 ), “Pengaruh Pembiayaan
Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Return On Asset BPRS di Indonesia “,
Jurnal Ekonomi, Vol. XXV, ( 1 ), hlm 133
5
Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah
2. menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:
Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah atau
musyarakah
Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, salam, atau
istishna’
Pembiayaan berdasarkan Akad qardh
Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak
kepada Nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam
bentuk ijarah muntahiya bittamlik
pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah
3. menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan
berdasarkan Akad wadi'ah atau Investasi berdasarkan Akad
mudharabah dan/atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah.
4. memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentinganNasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum
Konvensional, dan UUS.
5. menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah
lainnya yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan
Bank Indonesia8.
E. Dasar Hukum Berdirinya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Dasar hukum BPRS terdapat dalam salah satu firman Allah SWT
pada surat Al-Baqarah ayat 276, berbunyi :
ار اَثِّي ٍْم ِّ صدَ ٰق
ٍ َّت ۗ َواللّٰهُ ََل ي ُِّحبُّ ُك َّل َكف ِّ ُيَ ْم َح ُق اللّٰه.
َّ الر ٰبوا َوي ُْربِّى ال
8
Susetusyo, Andreas Eddy, ( 2016 ), “Fungsi Peran dan Perkembangan Daya
Saing BPR/BPRS “ Pontianak
6
Artinya :
“ Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.”
Asbabun Nuzul surah Al-Baqarah ayat 276 adalah kaum Tsaqif,
penduduk kota Thaif telah membuat kesepakatan dengan Rasulullah SAW
bahwa semua hutang mereka demikian juga piutang ( tagihan) yang
berdasarkan riba agar dibekukan dan dikembalikan hanya pokoknya saja.
Setelah Fathu Makkah, Rasulullah SAW menunjuk „Itab ibn Usaid sebagai
gubernur Makkah yang juga meliputi kawasan Thaif. Bani Amr ibn Umar
adalah orang yang biasa meminjamkan uang secara riba kepada Bani
Mughirah sejak zaman jahiliyah dan Bani Mughiroh senantiasa
membayarkannya. Setelah kedatangan Islam, mereka memiliki kekayaan
yang banyak. Karenanya, datanglah Bani Amer untuk menagih hutang
dengan tambahan riba, tetapi Bani Mughirah menolak. Maka diangkatlah
masalah itu kepada Gubernur ‘Itab ibn Usaid dan beliau menulis kepada
Rasulullah SAW, maka turunlah ayat ini. Rasulullah Saw lalu menulis surat
balasan yang isinya “ Jika mereka ridha atas ketentuan Allah SWT diatas
maka itu baik, tetapi jika mereka menolaknya maka kumandangkanlah
ultimatum perang kepada mereka”9.
BPRS berawal dari Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang
peraturan perbankan dan peraturan pemerintah no. 72 tahun 1992. Isinya
mengatur bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Setelah itu terjadi perubahan,
BPRS lalu diatur dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998.
Dalam kegiatannya, BPRS melakukan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah. Kemudian diatur Surat Keputusan Direktur BI No.
32/36/KEP/DIR/1999 tanggal 12 Mei 1999, mengenai Bank Perkreditan
Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah.
9
Yobi Hartadi, ( 2021 ), “ Pengembangan Kualitas SDM Perbankan Syariah
Integratif Melalui Implementasi Workplace Spirituality ( Studi Pada BPRS Bandar
Lampung ), hlm 51-52
7
Selain itu, keberadaan BPRS secara khusus dijabarkan dalam bentuk
SK Direksi BI No. 32/34/Kep/Dir, tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank
Umum berdasarkan Prinsip Syariah dan SK Direksi BI No. 32/36/Kep/Dir,
dimuat pada tanggal 12 Mei 1999 dan Surat Edaran BI No. 32/4/KPPB
tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip
Syariah10.
F. Kesimpulan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Berdirinya BPRS tidak terlepas dari pengaruh berdirinya lembaga-lembaga
keuangan sebelumnya. Cikal bakal lahirnya bank syariah di Indonesia
pertama kali dirintis dengan mendirikan tiga BPR Syariah, yaitu :
1. PT BPR Dana Mardhatillah, Kec. Margahayu, Bandung
2. PT BPR Berkah Amal Sejahtera, Kec. Padalarang, Bandung
3. PT BPR Amanah Rabbaniyah, Kec. Banjaran, Bandung
10
Universalbpr, 2020, “BPRS & BPR: Pengertian dan Perbedaannya “ tersedia
dalam : https://universalbpr.co.id/blog/bprs-bpr-pengertian-dan-
perbedaannya/#:~:text=BPRS%20berawal%20dari%20Undang%2DUndang,Unda
ng%20No.%2010%20Tahun%201998. ( diakses 10 Maret 2022 )
8
DAFTAR PUSTAKA
Sari Neneng Ratna. ( 2019 ). “Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Dana Pihak
Ketika Dan Non Performing Financing Terhadap Pembiayaan UMKM Pada
BPRS Di Indonesia Periode 2013-2017 “.
Susetusyo, Andreas Eddy. ( 2016 ). “Fungsi Peran dan Perkembangan Daya Saing
BPR/BPRS “. Pontianak.
Universalbpr, 2020, “BPRS & BPR: Pengertian dan Perbedaannya “ tersedia dalam
: https://universalbpr.co.id/blog/bprs-bpr-pengertian-dan-
perbedaannya/#:~:text=BPRS%20berawal%20dari%20Undang%2DUndang
,Undang%20No.%2010%20Tahun%201998. ( diakses 10 Maret 2022 ).