Disusun oleh:
1. Nizami (2018008242)
2. Novi Wulandari (2018008205)
3. Afdi Tria Putra (2018008217)
4. Agung Triono (2018008240)
5. Putri Lestari (2016008312)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi syariah cukup pesat beberapa tahun belakangan
terutama pada sektor perbankan. Gagasan adanya lembaga perbankan yang
beroperasi berdasarkan prinsip syariah Islam berkaitan erat dengan gagasan
terbentuknya ekonomi Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-hadits.
Larangan terutama berkaitan dengan kegiatan-kegiatan bank yang dapat
diklasifikasikan sebagai riba. Perbedaan utama antara kegiatan bank berdasarkan
prinsip syariah dengan bank konvensional pada dasarnya terletak pada sistem
pemberian imbalan atau jasa dari dana (Sri, 2005).
Bank Perkreditan Rakyat merupakan salah satu bidang perbankan yang mulai
menerapkan sistem ekonomi syariah. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)
adalah salah satu lembaga keuangan perbankan syariah, yang pola
operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip syariah ataupun muamalah Islam. BPR
Syariah didirikan sebagai langkah aktif dalam restrukturisasi perekonomian
Indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijakan keuangan, moneter,
dan perbankan secara umum, dan secara khusus mengisi peluang terhadap
kebijaksanaan Bank Konvensional dalam penetapan tingkat suku bunga (rate of
interest). Selanjutnya BPR Syariah secara luas dikenal sebagai sistem perbankan
bagi hasil atau sistem perbankan Islam.
Oleh karena itu, pemaparan makalah ini dimaksudkan untuk mengenal lebih
jauh lagi tentang BPR Syariah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian BPR Syariah?
2. Bagaimana Sejarah BPR Syariah?
3. Apakah Tujuan Didirikan BPR Syariah?
4. Bagaimana Strategi Operasional BPR Syariah?
5. Apa Saja Produk-Produk BPR Syariah?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian BPR Syariah.
2. Mengetahui Sejarah BPR Syariah.
3. Mengetahui Tujuan Didirikan BPR Syariah.
4. Mengetahui Strategi Operasional BPR Syariah.
5. Mengetahui Produk-Produk BPR Syariah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sesuai dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998,
disebutkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat adalah Bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank Perkreditan Rakyat Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu-lintas pembayaran. Dengan demikian, Bank Perkreditan Rakyat
Syari’ah dapat didefinisikan sebagai sebuah lembaga keuangan sebagaimana
Bank Perkreditan Rakyat yang konvensional, yang operasionalnya memakai
prinsip-prinsip syariah. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan
dengan kegiatan bank umum karena BPR dilarang menerima simpanan giro,
kegiatan valas, dan perasuransian.
D. Strategi Operasional
Untuk mencapai sebuah tujuan, diperlukan adanya strategi operasional, yaitu:
1. BPR syariah tidak bersifat menunggu (pasif) terhadap datangnya permintaan
fasilitas, melainkan bersifat aktif dengan melakukan solisitasi/penelitian
kepada usaha-usaha yang berskala kecil yang perlu dibantu tambahan modal,
sehingga memiliki prospek bisnis yang baik.
2. BPR Syariah memiliki jenis usaha yang waktu perputaran uangnya jangka
pendek dengan mengutamakan usaha skala kecil menengah.
3. BPR mengkaji pangsa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat kompetitifnya
produk yang akan diberi pembiayaan.
A. Kesimpulan
Bank Perkreditan Rakyat Syariah dapat didefinisikan sebagai sebuah lembaga
keuangan sebagaimana Bank Perkreditan Rakyat yang konvensional, yang
operasionalnya memakai prinsip-prinsip syariah.
Sejak tahun 1992, operasi Perbankan di Indonesia diperkaya dengan bentuk
operasi yang berdasarkan pada Syariah Islam, yaitu sistem bagi-hasil (profit-
sharing system). UU perbankan yang baru No. 10/1998 semakin kondusif
tumbuhnya bank syariah dengan diperkenankannya bank konvensional
beroperasi dengan dual system, yaitu sistem konvensional dan sistem bagi-hasil.
Namun demikian, sebagai bank yang relatif baru dalam menggunakan sistem
bagi-hasil, BPR Syariah menghadapi banyak tantangan dan memiliki beberapa
kelemahan di samping kesempatan dan kekuatan yang dimilikinya, oleh karena
itu manajemen yang profesional dan amanah sangat diperlukan dalam
mengoperasikannya.
B. Saran
Harapan untuk dimasa yang akan datang, semoga lembaga keuangan syariah
semakin baik dalam memberikan layanan kepada masyarakat sehingga lebih
banyak masyarakat yang memilih layanan keuangan berbasis syariah bebas riba.
Terutama dalam hal ini Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang memiliki
beberapa kelemahan kedepan dapat menjadikannya sebagai kekuatan sehingga
akan semakin maju dan berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Soemitra, Andri. 2016. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Edisi Kedua).
Jakarta: Kencana.
https://id.scribd.com/doc/91790492/makalah-BPR-Syariah diakses pada
tanggal 2 November 2019 pada pukul 10.45 WIB.