Anda di halaman 1dari 37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Sejarah Bank Mandiri Syariah1

Hadir dengan cita-cita membangun negri, Nilai-nilai perusahaan yang

menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap

insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya.

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah

sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana

diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis

multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan

beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan

masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri

perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami

krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan

merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat

bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi

satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.

1
www.syariahmandiri.co.id di aksses pada tanggal 23 juni 2019.

38
39

Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank

Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan

konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.

Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah

di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU

No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi

syariah (dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan

UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT

Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya,

Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan

infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional

menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank

Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23

tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan

oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999,

25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior

Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi

PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut,


40

PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25

Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang

mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani

inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam

kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun

Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

a. Visi dan Misi Bank Mandiri Syariah2

1. Visi

 Untuk Nasabah

BSM merupakan bank pilihan yang memberikan manfaat, menenteramkan

dan memakmurkan.

 Untuk Pegawai

BSM merupakan bank yang menyediakan kesempatan untuk beramanah

sekaligus berkarir profesional. 

 Untuk Investor

Institusi keuangan syariah Indonesia yang terpercaya yang terus

memberikan value berkesinambungan.

2
www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/visi-misi diakses pada tanggal 23 juni 2019.
41

2. Misi

a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang

berkesinambungan.

b. Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang

melampaui harapan nasabah.

c. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan

pada segmen ritel.

d. Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.

e. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.

f. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkung.


42

b. Stuktur Organisasi PT. Bank Mandiri Syariah Banjarmasin

Gambar 1.1 struktur organisasi


43

c. Produk Pembiayaan Bank Mandiri Syariah

Seperti Bank Syariah Pada umumnya, BSM juga memiliki produk

pembiayaan sebagai salah satu cara mendekatkan diri kepada masyarakat.

Pembiyaan yang mereka lakukan tetaplah berdasarkan prinsip syariah dimana

terdapat akad sebagai pengikat dan dengan sistem bagi hasil.

Contoh Produk Pembiayaan Bank Mandiri Syariah :

1. BSM Implan

BSM Implan adalah pembiayaan konsumer dan valuta rupiah yang

diberikan oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan yang pengajuannya

dilakukan secara massal (kelompok). Pembiayaan ini diperuntukan pada

pembelian barang consumer (halal) dan pembelian/memperoleh manfaat jasa

(seperti: biaya dana pendidikan).

2. Pembiayaan Kepada Pensiunan

Pembiayaan kepada Pensiunan merupakan penyaluran Fasilitas pembiayaan

konsumer (termasuk untuk pembiayaan multiguma)kepada para pensiunan,

dengan pembayaran angsuran dilakukan melalui pemotongan uang pensiun yang

diteima oleh bank setiap bulan (pensiun bulanan). Akad yang digunakan adalah

akad murabahah atau ijarah.


44

3. Pembiayaan Griya BSM

Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek, menengah,

atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru

maupun bekas.di lingkungan develover dengan sistem murabahah.

4. Pembiayaan Griya BSM Bersubsisi

Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi adalah pembiayaan untuk pemilikan

atau pembelian rumah sederhana sehat (RS Sehat/RSH) yang dibangun oleh

pengembang dengan dukungan fasilitas subsidi uang muka dari pemerintah.

5. Pembiayaan Kendaraan Bermotor

Pembiayaan ini bertujuan untuk pembelian kendaraan bermotor terutama

Mobil dengan Kondisi baru.

6. Pembiayaan Modal kerja

Pembiayaan Modal kerja yang disediakan Bank Mandiri Syariah terbagi atas

beberapa bagian, yaitu :

 Pembiayaan Corporate : Musyarakah, Pembiayaan Dana Berputar,

Mudharabah, Pembiayaan Resi Gudang.

 Pembiayaan Comercial : Pembiayaan ini berlaku maksimal 1 tahun dapat

berupa rupiah ataupun valuta asing.


45

 Pembiayaan Small banking : Pembiayaan jangka pendek yang diberikan

untuk pemenuhan kebutuhan modal kerja calon nasabah/nasabah. Limit

pembiayaan >500 juta sampai dengan 5M, dengan Gross Annual Sales

sampai dengan Rp 25 Miliar.

7. Pembiayaan Investasi

Pembiayaan ini juga terbagi untuk corporate, Comercial dan Small banking,

dimana masing-masing memiliki persyaratan dan ketentuan sendiri.

8. Pembiayaan Kepemilikan Alat Berat

Fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha yang memiliki

usaha terkait investasi alat berat melalui skema pembiayaan dengan jual beli atau

sewa dengan opsi kepemilikan.

9. Pembiayaan Kepemilikan Ruko

Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah perorangan atau badan usaha

untuk keperluan investasi ruko / rukan dengan skema pembiayaan jual beli.

10. Pembiayaan Investasi Terkait

Pengelolaan dana milik investor oleh bank yang disalurkan dalam bentuk

pembiayaan kepada pelaku usaha,untuk kebutuhan usaha tertentu dimana investor

dana memberi batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara

atau objek investasi yang dapat dibiayai.


46

11. Pembiayaan Usaha Mikro

Pembiayaan yang ditujukan kepada nasabah wiraswasta atau pedagang

dengan plafon pembiayaan hingga Rp.200.000.000,-

d. Mekanisme Penerapan Denda pada PT. Bank Mandiri Syariah

Banjarmasin

Pada kontrak akad murabahah yang dilakukan antara BSM dan nasabahnya

terdapat persetujuan mengenai hal-hal yang menjadi kewajiban dan hak bagi tiap

pihak. Kedua belah pihak terikat dalam perjanjian tersebut, sehingga tidak

dibenarkan untuk melakukan hal-hal yang diluar atau menyelisihi isi

perjanjian/kontrak.

Dalam hal nasabah melanggar ketentuan yang ada, maka bank berhak

mengambil tindakan penanganan (tercantum dalam kontrak) sebagai bentuk

penyelamatan asset bank. Ada banyak cara yang dapat dilakukan bank mulai dari

pembatalan kontrak, pengambil alihan jaminan, restrukturisasi pembiayaan, dan

lain sebagainya.Bagi nasabah yang tidak memenuhi ketetapan waktu dalam

membayar angsurannya, maka BSM mengenakan sanksi berupa pembayaran

sejumlah denda yang berupa denda ta‟zir.

Denda ta‟zir merupakan denda berupa uang yang dikenakan oleh bank

syariah pada nasabahnya yang menunda pembayaran kewajibannya atas bank,

yang mana denda tersebut didasarkan pada prinsip ta‟zir yang bertujuan untuk

mendisiplinkan nasabah dalam melaksanakan kewajibannya. BSM mengenakan


47

sanksi ta‟zirbagi tiap nasabah yang melakukan keterlambatan dalam pembayaran

angsurannnya yang terhitung mulai dari hari pertama keterlambatan tanpa melihat

alasan atau kondisi nasabah tersebut. Denda tersebut terus terakumulasi tiap

harinya sampai nasabah membayar kewajibannya. Walaupun sanksi denda sudah

mulai terhitung sejak hari pertama keterlambatan, nasabah dapat mengajukan

permohonan penghapusan sanksi denda tersebut. Bagi nasabah yang memang

karna alasan tertentu, khususnya karna force majeuratau keadaan memaksa, dapat

mengajukan permohonan penghapusan.

Dalam hal ini, pegawai bank bagian marketing yang mengurus nasabah

tersebut, melakukan analisis pada nasabah. Dengan melihat itikad baik dari

nasabah, bank menghapus sanksi denda yang dibebankan pada nasabah. Perlu

diketahui juga, bahwa di BSM lebih memprioritaskan pada pengembalian modal

dana pembiayaan atau dalam hal ini pokok dan margin daripada memaksakan

sanksi denda pada nasabah. Jadi, sifat sanksi denda ini hanya mengikut dan tidak

dipaksakan pada nasabah. Hal ini dikarnakan sanksi denda hanya sebagai ta‟zir,

sebagi pendisiplinan nasabah saja.

Telah disebutkan bahwa BSM menjadikan pengembalian modal dan margin

sebagai prioritas, oleh karenanya BSM akan menempuh berbagai cara yang dapat

mempermudah nasabah dalam memenuhi kewajiban mereka. Tidak ada ketentuan

baku yang ditetapkan oleh bank bagi para karyawannya, jadi penanganan tiap

kasus berbeda-beda. Namun secara umum, bank akan memberikan kemudahan

bagi nasabah yang kurang mampu seperti melalui proses restrukturisasi


48

pembiayaan atau perubahan angsuran, agar nasabah dapat kembali mampu. Dari

yang telah dijelaskan, kita dapat melihat bahwa BSM sangat mengedepankan dan

memprioritaskan nasabah agar dapat mengembalikan dana yang disalurkan oleh

bank. Hal ini dikarenakan beberapa sebab, diantaranya sebagai berikut:

1. Dana yang Disalurkan oleh Bank Bukanlah Dana Bank

Dana yang disalurkan oleh bank bukanlah dana bank namun dana nasabah

bank lainnya (nasabah funding). Bank secara umum hanyalah sebuah lembaga

mediasi, termasuk bank syariah. Dana yang disalurkan bank kepada masyarakat

atau nasabah, pada bank konvensional kita sebut sebagai kredit, sedangkan pada

bank syariah kita sebut pembiayaan, bukanlah milik bank. Dana tersebut milik

nasabah lain yang disalurkan melalui bank. Dana tersebut berasal dari nasabah

funding yang mengharapkan pengembalian berupa keuntungan atau laba,

khususnya pada deposito, dan terlebih lagi dana yang mereka tabung atau modal

yang mereka tanamaman dan dapat kembali tanpa pengurangan sedikitpun secara

fisik.

Oleh karnanya bank memliki tanggung jawab yang besar terhadap nasabah

fundingnya atas dana tersebut agar tetap aman dan dapat dikembalikan tepat

waktu, beserta sejumlah keuntungan yang telah diperjanjikan sebelumnya berupa

nominal mutlak (bank konvensional) ataupun nisbah/bagian (bank syariah).

Sehingga dalam hal ini diharapkan BSM tidak mendzolimi nasabah funding akibat

keterlambatan kewajiban nasabah financing. Apalagi dalam Islam perbuatan

dzolim sangat tercela, sehingga bank syariah harus berusaha agar tidak ada pihak

yang merasa didzolimi akibat kegiatan bank syariah tersebut


49

2. Menjaga Citra Baik Bank

Bank merupakan lembaga yang sangat berkaitan dengan amanah, karena

bank berkaitan dengan tanggung jawab yang bank emban. Agar bank dapat selalu

kompetitif baik antara bank satu dengan lainnya dan secara khusus bank syariah

dengan bank konvensional, maka bank harus terus menjaga citra baik bank

tersebut. Sebelum bank menghadapi masalah pembiayaan, bank terlebih dahulu

menghadapi masalah pendanaan. Dalam menjaga pendanaan, bank perlu menarik

para nasabah sehingga mereka mau dan tetap loyal untuk menyimpan dan

menginvestasikan dana mereka pada bank tersebut. Oleh karnanya bank sangat

memperhatikan setiap kegiatan dan pelayanannya agar bank selalu dipandang baik

oleh para nasabahnya.

3. Menjaga Penilaian OJK Terhadap Kolektabilitas Pembiayaan Bank

OJK (Otoritas Jasa Keuangan). OJK merupakan lembaga independen dan

bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan

wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan di sektor jasa

keuangan. Penilaian OJK sangat penting bagi bank. Oleh karenanya BSM harus

terus memperhatikan setiap kegiatannya agar tidak mengurangi penilaian OJK

terhadap BSM. Makanya BSM harus terus menjaga kolektabilitasnya, menjaga

agar nilai kredit pembiayaan bermasalah dalam batas normal yang dibolehkan

oleh OJK.
50

DSN-MUI telah menetapkan melalui fatwa-fatwanya bahwa bank syariah

boleh mengenakan sanksi denda bagi nasabah wanprestasi dalam dua bentuk,

ta‟zirdan ta‟widh. BSM sebagai salah satu bank syariah di Indonesia lebih

memilih menggunakan bentuk sanksi ta‟zirdaripada ta‟widh. Hal ini dikarenakan

oleh beberapa alasan:

 Dalam perhitungannya denda ta’zir lebih simple dan lebih mudah daripada

ta’widh.

 Perhitungan ta’zir dapat dilakukan melalui sistem komputer dan penarikannya

dapat dilakukan secara otomatis (auto-debet) dari rekening nasabah sehingga

tidak perlu dilakukan perhitungan manual oleh pegawai bank atas besar

nominal dendanya seperti halnya ta’widh yang memang harus dihitung secara

real berdasarkan kerugian yang benar dialami oleh bank.

 Setelah diketahui nominal denda ta’zir, bank bisa langsung menariknya dari

rekening nasabah tanpa harus mengabarkan kepada nasabah, karena telah

tertera dalam kontrak besaran denda yang akan dibebankan pada nasabah.

Memang lebih ideal jika bank syariah tidak menetapkan sanksi denda baik

ta’zir maupun ta’widh pada nasabahnya yang wanprestasi, karna hal itu lebih

dekat terhadap riba nasiah. Namun, denda tersebut tetap diadakan sebagai bentuk

pendidikan pada nasabah, melihat karakter nasabah yang berbeda-beda, ada yang

mampu namun masih menunda-nunda. Jika denda tidak diterapkan nasabah akan

seenaknya menunda pembayaran cicilan atau kewajibannya. Padahal bank disini

sebagai lembaga mediasi. Jika dana tidak kembali maka bank tidak dapat

mengembalikan dana tersebut kembali ke masyarakat, dan hal ini dapat


51

menghambat kinerja operasional bank. Oleh karenanyalah bank syariah

menerapkan ta’zir dan ta’widh.

Jika kita teliti lebih jauh, kita akan bertanya bagaimana BSM dapat menutup

kerugian yang dialami jika terjadi kasus keterlambatan pembayaran, sedangkan

BSM tidak menerapkan ta’widh. Untuk menghindari kerugian, diawal kontrak

BSM telah menghitungkan besaran margin yang akan diperoleh oleh bank

sehingga jumlah dari margin tersebut dapat menutupi biaya-biaya, seperti biaya

penagihan dan operasional tambahan, yang akan dialami oleh bank jikalau nanti

nasabah lalai atau terlambat dalam membayar cicilannya.

Jadi bank akan memperoleh keuntungan yang lebih besar jika pengembalian

pembiayaan yang disalurkan oleh bank berjalan lancar. Dan juga, sebagai bentuk

apresiasi pada nasabah yang tepat waktu dalam pengembalian atau pembayaran

angsuran, BSM dapat memberikan potongan atas kewajiban pembayaran nasabah.

Hal ini sesuai dengan fatwa DSN nomor 23/DSN-MUI/III/2002 tentang Potongan

Pelunasan Dalam Murabahah.

4. Ketentuan Umum Pemberian Denda pada PT. Bank Mandiri Syariah

Banjarmasin

a. Kriteria Nasabah

Kriteria Nasabah Yang boleh dikenakan denda,yaitu:

 Nasabah yang mampu membayar, tetapi menunda-nunda pembayaran

dengan sengaja.
52

 Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidak

mempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar hutang.

b. Kriteria Nasabah yang tidak boleh dikenakan denda, yaitu :

 Nasabah yang menurut penilaian bank tidak atau belum mampu membayar

disebabkan Force majeur. Force majeur adalah suatu keadaan yang terjadi

diluar kekuasaan manusia seperti banjir, kebakaran, petir, pemogokan,

pembatasan oleh penguasa dari suatu pemerintahan, pembatasan

perdagangan oleh suatu undang –undang atau peraturan pemerintah, atau

dikarenakan suatu keadaaan atau kejadian alamiah yang tidak dapat diduga

sebelumnya.

 Nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan hal-hal

selain force Majeur.

Contoh untuk pembiayaan lami Konsumer adalah jika Nasabah mengalami

penurunan pendapatan yang berdasarkan penilaian Bank tidak mampu karena:

 Terjadinya musibah kepada anggota keluarga nasabah yang menunggak

pembayaran dengan disertai bukti pendukung;

 Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada Nasabah yang

menunggak (khusus untuk Nasabah dngan sumber pendapatan fixed

income); atau sebab-sebab lain menurut penilaian Bank.

Contoh untuk pembiayaan komersial adalah jika nasabah mengalami

penurunan usaha yang berdasarkan penilaian Bank tidak mampu karena :

 Nasabah mengalami kerugian usaha.


53

 Adanya penudaaan atau tidak dibayarkan tagihan Nasabah kepada pemilik

proyek dan Nasabah tidak memiliki usaha lain sebagai sumber pendapatan;

 Sebab-sebab lain menurut penilaian Bank.

5. Tujuan Penggunaan Denda

Sanksi yang berasal dari denda didasarkan atas prinsip ta’zir yaitu bertujuan

agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya.

6. Penggunaan Denda

Dana yang berasal dari denda diperuntukan sebagai dana sosial sebagaimana

diatur dalam rangka Surat Edaran Mandiri Syariah.

e. Pelaksanaan Penerapan Denda PT. Bank Mandiri Syariah Banjarmasin

Yang membuat penggunaan denda berbeda dari Bank konvensional adalah

tidak dimasukan ke pendapatan Bank melainkan dimasukan dalam dana ZIS yang

dimasukan kerekening terpisah khusus denda dan dipisahkan dari rekening

pembiayaan. Penggunaan denda dapat digunakan sebagai salah satu sumber dana

Qard (Qardul Hasan) Selain infaq, shadaqah, sumbangan atau hibah, dan

pendapatan non halal, dengan ketentuan sebagai berikut :

 Qard merupakan pinjaman tanpa imbalan yang memungkinkan peminjaman

untuk menggunakan dana tersebut selama jangkan waktu tertentu dan wajib

mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir periode yang disepakati.
54

 Penggunaan denda untuk sumber dana qard yang bertujuan sebagai qard

dalam segmentasi bisnis tidak diperbolehkan.

 Dana qard harus disalurkan kepada yang berhak sesuai syariah.

 Bank harus melaporkan sumber penggunaan qard selama periode tertentu.

 Dana qard dapat disalurkan sebagai dana bergulir untuk pinjaman sosial.

 Dana qard dapat disalurkan kepada pihak yang berhak menerima zakat, infaq,

shadaqah (ZIS).

 Kententuan teknis tentang penggunaan dana untuk qard akan di atur secara

tersendiri oleh Group yang membidangi Accounting dan Financial Control.

 Dana qard dapat dipergunakan untuk kepentingan Corporate Social

Responsibility (CSR) Mandiri Syariah yang bersifat sosial untuk kepentingan

umum. Ketentuan tentang Kriteria, kewenangan persetujuan dan tata cara

dana qard untuk kepentingan CSR akan diatur secara tersendiri oleh

Corporate Secretary Group.

f. Perhitungan Denda Pada PT. Bank Mandiri Syariah Banjarmasin

Denda ta‟zir yang BSM bebankan bagi nasabah yang terlambat membayar

sebesar 0,00069x kewajiban angsuran nasabah yang belum terbayar (tertunggak),

untuk tiap hari keterlambatan. Misalnya nasabah membeli suatu barang dari bank

dengan harga Rp 36.000.000,-(tiga puluh enam juta rupiah) yang akan dibayar

secara angsur pada tanggal 15 tiap bulannya mulai bulan Januari selama 1 (satu)

tahun. Berarti angsuran tiap bulannya sebesar Rp 3.000.000,-. Dari bulan Januari

sampai bulan Juni dibayar tepat waktu. Pada bulan Juli nasabah membayar
55

angsurannya pada tanggal 27, sehingga nasabah membayar terlambat 10 hari

(dengan asumsi 2 hari libur bank) dari jadwal yang diharuskan. Maka denda ta‟zir

yang dibebankan sebesar 0,00069 x Rp 3.000.000,- = Rp 2.070,-untuk tiap hari

keterlambatan. Karena nasabah terlambat selama 10 hari, maka denda yang

dibebankan pada nasabah sebesar Rp 20.700,-.

g. Pengalokasian Dana Sanksi Denda

Dana yang terkumpul dari pembayaran sanksi denda dimasukkan dalam

akun dana kebajikan atau dana sosial, yang dalam laporan keuangan diakui

sebagai pendapatan non-halal, yang oleh bank tidak boleh digunakan untuk

kepentingannya. BSM menyalurkan dana sosialnya melalui Lembaga Amil Zakat.

Nasional Bangun Sejahtera Mitra Umat (Laznas BSM) yang berada di

bawah Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat. Pendapatan non-halal dan

penggunaannya dalam bank syariah harus diungkapkan dalam laporan tahunan

pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana diatur dalam SEBI

No.12/13/DPbS, tanggal 30 April 2010, perihal Pelaksanaan Good Corporate

Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Pendapatan non-

halal menjadi sumber dana sosial bank yang terdiri atas :3

1. Dana Sosial Ex Penalty, yakni dana yang berasal dari denda keterlambatan

pembayaran angsuran atau denda lain yang berhubungan dengan transaksi

antar pihak bank dengan pihak ketiga.


3
PT Bank Syariah Mandiri, Laporan Tahunan 2015, (Jakarta: PT BSM, 2016) h. 225.
56

2. Dana Sosial Ex Jasa Giro, yakni dana sosial yang berasal dari giro yang

diterima oleh bank dari penempatan pada bank konvensional.

3. Dana Sosial Lainnya, yakni dana sosial yang berasal dari komisi, fee, atau

dalam pendapatan dalam bentuk lainnya dari rekanan bank selain pendapatan

yang berhak diterima sebagai ketentuan manajemen.

2. Sejarah Bank Mandiri Banjarmasin

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program

restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada

bulan Juli 1999, empat bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang

Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur

menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang

tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan

hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun

memberikan kontribusi dalam dunia  perbankan dan perekonomian Indonesia.

Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi

secara menyeluruh. Pada saat itu, kami menutup 194 kantor cabang yang saling

berdekatan dan rasionalisasi jumlah karyawan dari jumlah gabungan 26.600

menjadi 17.620. Brand Bank Mandiri diimplementasikan ke semua jaringan dan

seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya. Salah satu prestasi Bank

Mandiri yang paling signifikan adalah dengan mengganti platform teknologinya

secara menyeluruh.
57

Bank Mandiri mewarisi total 9 core banking system yang berbeda dari 4

bank pendahulunya. Bank Mandiri segera berinvestasi untuk mengkonsolidasikan

sistem-sistem dari platform yang terkuat. Dibutuhkan tiga tahun dan dana sebesar

US$ 200 Juta demi mengembangkan program untuk menggantikan core banking

platform sebelumnya agar sesuai dengan standar  perbankan ritel. Kini

infrastruktur IT Bank Mandiri telah menyediakan system  pengolahan data

straigth-through dan interface yang seragam bagi pelanggannya. Sesuai dengan

visi kami, Bank Mandiri memasuki segmen bisnis yang menguntungkan dan

memiliki prospek tumbuh, sekaligus berperan sebagai institusi perbankan yang

komprehensif. Untuk itu, Bank Mandiri berfokus pada segmen korporasi,

komersial, mikro & ritel, serta pembiayaan konsumen dengan strategi yang

berbeda di setiap  bisnisnya dan bersinergi dengan seluruh segmen pasar yang ada.

Kehadiran Bank Mandiri sebagai Bank Domestik Multispesialis di Indonesia

dapat diterjemahkan ke dalam langkah-langkah khusus dengan menumbuhkan

pangsa pasar dominan di segmen.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk merupakan program restrukturisasi

perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia yang komposisi

kepemilikan sahamnya 70% dipegang oleh pemerintah dan 30% dipegang oleh

publik.

a. Tujuan Perusahaan
58

Turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah

di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di

bidang perbankan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

b. Visi dan Misi

 Visi : Indonesia’s Best, ASEAN’s Prominent (Terbaik di Indonesia,

Diakui di ASEAN).

 Misi

1. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar

2. Mengembangan sumber daya manusia professional

3. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder

4. Melaksanakan manajemen terbuka

5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkunganUniversitas

c. Strategi Perusahaan

1. Menyelesaikan permasalahan kredit bermasalah (Not Performing Loan) dan

melakukan konsolidasi bisnis Corporate Banking;

2. Memperbaiki image perusahaan, meningkatkan penerapan Good Corporate

Governance dan memperkuat kapabilitas

3. Melanjutkan pengembangan bisnis pada seluruh segmen yang telah

ditetapkan.

4. Meningkatkan efisiensi operasional.


59

5. Meningkatkan profesionalisme SDM melalui penerapan corporate values,

performance culture, sales, dan risk culture.

Dengan kinerja keuangan yang semakin membaik dan keberhasilan berbagai

program transformasi bisnis dalam beberapa tahun terakhir, PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk bertekad untuk memasuki tahapan strategis menjadi salah satu bank

terkemuka di kawasan regional Asia Tenggara (Regional Champion Bank). Visi

strategi tersebut diawali dengan tahapan mengembangkan kekuatan disemua

segmen nasabah untuk menjadi universal bank yang mendominasi pasar

perbankan domestik (Domestic Power House), dengan fokus pada pertumbuhan

segmen consumer dan commercial. Dengan menguasai pasar Indonesia sebagai

fastest growing market di Asia Tenggara, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berada

dalam posisi lebih menguntungkan dibanding pesaing – pesaing regional.

Perkreditan masih merupakan salah satu kegiatan utama bank sebagai

lembaga intermediasi keuangan.Dalam kondisi persaingan yang sangat kompetitif,

bank dituntut lebih proaktif untuk meraih peluuang bisnis dengan tetap

berpedoman pada prinsip kehati – hatian (prudential banking).

d. Slogan Perusahaan

 1998 - 2005 : Bank Terpercaya Pilihan Anda

 2003 - 2004 : Satu Hati, Satu Negeri, Satu Bank

 2005 – 2007 : Melayani Dengan Hati, Menuju Yang Terbaik

 2008 – 2009 : Terdepan, Terpercaya, Tumbuh bersama Anda(slogan utama

Bank Mandiri sejak 2008)


60

 2009- 2010 : Menembus Batas Keinginan

 2010- 2012 : Menjawab Setiap Keinginan

 2012–2019: Apapun Keinginan Anda, Mandiri Saja

e. Produk Bank Mandiri

1. Mandiri Tabungan

 Mandiri Tabungan Bisnis

 Mandiri Tabungan Rencana

 Mandiri Tabungan Haji

 Mandiri Tabungan Valas

2. Mandiri Rekening Giro

 Mandiri Giro

3. Mandiri Deposito

 Mandiri Depo sito

 Mandiri Depo sito Valas

4. Mandiri Debit

 Mandiri Debit

5. Mandiri Prabayar

 Mandiri Prabayar

 Indomaret Card

 E- Toll Card
61

6. Mandiri Kartu Kredit

 Mandiri Visa

 Mandiri Master Card

 SKYZ Card

 Mandiri Hypermart Card

7. Mandiri Kredit Konsumer

 Mandiri KPR

 Mandiri Kredit Multiguna

 Mandiri Kredit Tanpa Agunan

 Mandiri Mitra Karya

 Mandiri Tunas Finance

8. Layanan Mandiri Prioritas

 Layanan Mandiri Prioritas

 Merchant Relations Program

 Produk Investasi4.Reksadana

 Obligasi Negara Ritel dan Suku Ritel

9. Bancassurance

 AXA Mandiri Financial Service

 Mandiri Investasi Sejahtera

 Mandiri Jiwa Sejahtera

f. Produk Pembiayaan PT. Bank Mandiri Banjarmasin


62

Mandiri Tunas Finance melayani pembiayaan kendaraan bermotor sesuai

kebutuhan anda dengan paket pembiayaan yang menarik, mudah dan cepat.

Adapun produk-produk yang kami biayai adalah sebagai berikut :

1. Pembiayaan Mobil

Mandiri Tunas Finance membiayai pembelian mobil baru dengan sumber

pembayaran angsuran dari total penghasilan. Hampir seluruh merek mobil telah

dibiayai oleh Mandiri Tunas Finance dengan dukungan kerjasama dealer dan

ATPM berbagai merek mobil. Mandiri Tunas Finance juga memiliki produk kkb

(kredit kendaraan bermotor) khusus bagi nasabah bank mandiri.

Untuk penjelasan lebih lanjut, hubungi Customer Care kami di nomor

1500059 (Waktu pelayanan : setiap hari kerja, Senin – Jumat, 08.30 – 17.30

WIB).

2. Pembiayaan Sepeda Motor

Mandiri Tunas Finance melayani pembiayaan untuk sepeda motor premium

dengan harga diatas 100 juta rupiah untuk seluruh wilayah Indonesia. Untuk

informasi penghitungan simulasi kredit silahkan menghubungi kantor cabang

Mandiri Tunas Finance terdekat.

Untuk penjelasan lebih lanjut, hubungi Customer Care kami di nomor

1500059 (Waktu pelayanan : setiap hari kerja, Senin – Jumat, 08.30 - 17.30 WIB).

3. Pembiayaan Kendaraan Bermotor Skala Besar (Fleet Financing)


63

Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam memberikan fasilitas

kendaraan bermotor bagi karyawannya, Mandiri Tunas Finance juga melayani

pembiayaan Cars Ownership Program (COP) dan Motorcycles Ownership

Program (MOP) bagi konsumen perusahaan/badan usaha. Selain itu, Mandiri

Tunas Finance juga memberikan fasilitas pembiayaan kendaraan niaga

(commercial vehicles) dan kendaraan penumpang (passenger car) bagi

perusahaan-perusahaan yang membutuhkan kendaraan operasional untuk

membantu kegiatan usahanya.

4. Pembiayaan Alat-Alat Berat (Heavy Equipments)

Untuk mendukung perkembangan sektor industri dan infrastruktur, Mandiri

Tunas Finance juga memberikan fasilitas pembiayaan alat-alat berat (heavy

equipments) bagi konsumen perusahaan/badan hukum dengan fasilitas

pembiayaan sewa guna usaha.

Bagi perusahaan/badan hukum yang ingin mengajukan pembiayaan Fleet

Financing dan Heavy Equipments dapat menghubungi beberapa nomor telepon

dibawah ini pada saat hari dan jam kerja :

 Ardijanto (081808610010)

 Ronauli (081808889698)

 Didi (081808070089)

 Kadek Ryan (081805535755)


64

5. Pembiayaan Multiguna

Pemberian kredit/ pembiayaan kepada customer untuk kebutuhan konsumtif,

dengan jaminan dokumen kepemilikan kendaraan yang dimiliki customer. Jenis

kebutuhan konsumtif adalah untuk :

 Pendidikan.

 Pernikahan.

 Renovasi rumah.

 Travel.

 Kesehatan.

 Lainnya.

6. Benefit kredit multiguna, yaitu:

 Suku bunga kompetitif.

 Proses mudah dan cepat.

 Tenor pembiayaan sampai dengan 3 tahun.

 Angsuran terjangkau dan tetap setiap bulan.

 Kesehatan.

 Metode pembayaran mudah melalui auto debet Bank Mandiri.


65

g. Mekanisme Penerapan Denda Bank Mandiri Banjarmasin

Dalam kegiatan ataau produk lembaga atau instansi keuangan semacam

bank yang menyediakan barang jasa pinjaman, maka pemasalahan tunggakan

sudah menjadi rahasia umum dan pasti terdapat permasalahan tersebut. Namun

yang membedakan adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam mengatasi

permasalahan tunggakan nasabah yang membandel. Berikut ini merupakan

tahaapan-tahapan yang secara umun ditempuh oleh pihak Bank Mandiri Kota

Banajarmasin.

1. Nasabah yang menunggak akan diperiksa No. Rekening tabunganya terlebih

dahulu, apabila dalam No. rekening tabunganya terdapat dana yang melebihi

dari tunggakan kredit nasabah maka mantri hanya menarik dana dari tabungan

nasabah ke No. Rekening pinjaman nasabah dalam istilah perbankan adalah

OB (Over Booking).

2. Nasabah yang cukup dananya dalam buku tabunganya, akan segera diberitahu

melalui telepon bahwa kredit nasabah telah jatuh tempo, apabila sudah

diberitahu dan tidak ada tanggapan maka akan ditagih oleh mantri yang

menangani berkasnyauntuk segera melakukan pelunasan sebelum akhir bulan

dengan mandatangi langsung kerumah atau tempat usaha nasabah.

3. Apabila terhitung lebih dari tiga kali kunjungan, sementara tunggakannya terus

menunggak, namun nasabah tersebut masih juga belum menunjukan tanda-

tanda untuk melakukan pelunasan atas tunggakan pinjamannya, maka mantri

wajib melaporkan hal tersebut kepada Ka. Unit.


66

4. Tetapi apa bila nasabah tersebut tidak juga menunjukan tanda-tanda untuk

melakukan pelunasan atas tunggakan pelunasannya, maka langkah terakhir

yang akan di tempuh oleh mantri ialah memasukan berkas nasabah yang

bersangkutan kedalam Daftar Hitam (DH).

5. Daftar hitam selanjutnya dilaporkan kepada Ka. Unit dan segera diserahkan ke

kantor cabang. Nasabah yang sudah masuk kedalam Daftar Hitam, maka

jaminannya akan ditahan. Jaminan dapat diambil kembali dengan jalan nasabah

harus melunasi tunggakan beserta bunga dan denda pinjamannya dengan kurun

waktu yang ditentukan. Nasabah yang masuk dalam Daftar Hitam tidak akan

diberikan pinjaman lagi apabila sewaktu-waktu yang bersangkutan mengajukan

pinjaman baru.

h. Pelaksanaan Penerapan Denda Bank Mandiri

Dalam Surat Pengakuan Hutang disebutkan syarat-syarat ketentuan tentang

hak dan kewajiban pihak bank dan nasabah sebagaimana Pinjaman yang diterima

oleh yang berhutang dari bank dipergunakan untuk keperluan konsumsi lainnya.

Pokok pinjaman berikut bunganya harus dibayar kembali oleh yang

berhutang kepada bank dalam jangka waktu bulan terhitung sejak tanggal

ditandatanganinya Surat Pengakuan Hutaang ini.

Pokok pinjaman berikut bunganya harus dibayar kembali oleh yang

berhutang tiap-tiap bulan dengan angsuran yang sama besarnya yang meliputi

angsuran pokok dan bunga dalam beberapa kali angsuran masing-masing sebesar

angsuran tersebut harus dibayar selambat-lambatnya setiap tanggal dan bulan


67

angsuran yang bersangkutan. Dalam hal tanggal tersebut jatuh pada hari libur ma

maka angsuran harus dibayar oleh yang berhutang pada hari kerja sebelumnya.

Apabila yang berhutang melunasi pinjaman sebelum berakhirnya jangka

waktu pinjaman (pelunasan maju), maka atas pelunasan maju tersebut berlaku

ketentuan yang diterapkan oleh bank yaitu :

a. Yang berhutang harus membayar Provisi sebesar 1% (satu persen) dari

Rp. ...... (.......rupiah) atau sebesar Rp. ...... (........rupiah).Biaya Administrasi

sebesar Rp. ...... (......rupiah). Biaya-biaya tersebut harus dibayar sekaligus

lunas pada saat penandatanganan Surat Pengakuan Hutang ini.

b. Tiap-tiap jumlah angsuran baik pokok dan atau bunga yang terlambat

dibyarkan oleh yang berhutang dikenakan Denda sebesar 50% x suku

bunga (1,1%) x tunggakan (pokok + bunga) setiap bulannya san hitungan

untuk setiap bulan keterlambatan.

c. Bea materai dan biaya lainnya yang timbul sehubungan dengan pemberian

pinjaman ini merupakan bebaan dan harus dibayar oleh yang berhutang.

1. Sumber pembayaran dan jaminan

Untuk pembayaran angsuran pinjaman dan atau untuk melunaskan segal

pinjaman yang berhutang kepada bank berupa pokok, bunga, denda dan biaya-

biaya lainnya, maka yang berhutang menyerahkan dan mengalihkan kepada bank:

a. Segala hak dari yang berhutang berupa gaji atau upah dan atau hak-hak

lainnya selaku pegawai atau pekerja yang pengangkatan dan pangkat,

golongan dan jabatannya diterangkan dalam:


68

 Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai yang pertama nomor......

 Surat Keputusan Penetapan Pangkat Terakhir nomor.....

Sehingga Bank berhak untuk menerima gaji atau upah dan hak-hak

lainnya dimaksud guna diperhitungkan dengan pinjaman yang berhitung.

Untuk keperluan tersebut yang berhutang menyerahkan Surat Kuasa Potong

Gaji atau upah dan hak-hak lainnya kepada Bendaharawan, juru bayar, Surat

Kuasa Debet Rekening kepada Bank Mandiri Banjarmasin yang akan

dibuatkan kemudian dengan akta tersendiri.

b. Segala hak dan yang berhutang berupa uang pensiun selaku pensiunan yang

kepesertaan pensiunnya diterangkan dalam Surat Keputusan Pensiun nomor

sehingga Bank berhak untuk menerima uang pensiun dimaksud guna

diperhitungkan dengan pinjaman yang berhutang.

Untuk keperluan tersebut YANG BERHUTANGmenyerahkan Surat kuasa

Potong Uang Pensiun kepada Bendaharawan atau juru bayar atau surat kuasa

Debet Rekening kepada PT. Bank Mandiri Banjarmasin, yang akan dibuatkan

kemudian dengan akad tersendiri.

2. Asuransi

Untuk kepentingan bank, bank dapat mempertanggungjawabkan atau

mengasuransikan jiwa yang berhutang kepada Perusahaan Asuransi jiwa yang

ditunjuk pleh bank atas beban yang berhutang dengan syarat-syarat asuransi yang

berlaku.
69

Apabila dianggap perlu bank akan mempertanggungjawabkan atau

mengasuransikan agunan atas pinjaman ini kepada perusahaan asuransi yang

ditujuk oleh bank dengan banker ‘s Clause untuk dan atas nama bank, atas beban

yang berhutang.

i. Perhitungan Denda Pada PT. Bank Mandiri Banjarmasin

Perhitungan denda pada PT. Bank Mandiri Banjarmasin adalah sebagai

berikut:

Perhitungan denda = Denda X Keterlambatan X Suku Bunga X Tunggakan

Keterangan :

 Denda sebesar 50%.

 Suku Bunga 1,1%.

 Tunggakan adalah pokok + bunga.

 Untuk menghitung jumlah denda keterlambatan dalam membayar angsuran

kredit mobil, berikut rumus penghitungannya. (0,2:100) x  angsuran.

 Jadi, jika nominal angsuran anda setiap bulannya adalah Rp 10.000.000,00

maka penghitungannya adalah sebagai berikut: (0,2:100) x Rp 10.000.000,00

= Rp 200.000,00 (per harinya)

 Ilustrasi penghitngan di atas didasarkan pada presentase dari Adira Finance.

Sedangkan untuk lembaga finance lain besarnya presentase setiap harinya

bisa beragam, rentangnya 0,3% hingga 0,5%.

B. Analisis dan Hipotesis


70

1. Analisis Hukum Ekonomi Syariah tentang Mekanisme dan Aplikasi

Denda Antara Bank Mandiri Syariah Banjarmasin Dengan Bank

Mandiri Banjarmasin4

Analisis Mekanisme denda menurut hukum ekonomi syariah pada Bank

Mandiri Syariah Banjarmasin Dengan Bank Mandiri Banjarmasin dalam

mengatasi dan menyelesaikan nasabah yang lalai akan kewajibannya langkah-

langkah yang dilakukan diantranya:

a. Melakukan pendekatan kepada nasabah, hal ini dilakukan untuk mengetahui

permasalahan yang terjadi pada nasabah. Pendekatan dilakukan dnegan cara

mendatangi nasabah yang mengalami penunggakan, kemudian membicarakan

atau mendiskusikan masalah yang sedaang dihadapi nasabah dan memberikan

alternatif jalan keluar dalam menyelesaikan masalah mereka dengan bank.

Dengan demikian bank segera mengetahui apa yang menjadi penyebab

pembiayaan bermasalah, sehingga bank bisa memutuskan atau mengambil

tindakan yang tepat dalam menyelesaikannya.

b. Melakukan penagihan secara intensif, Dalam hal ini, baik PT. Bank Mandiri

Syariah Banjarmasin maupun PT. Bank Mandiri Banjarmasin melakukan

dengan dua cara sebagai berikut:

 Penagihan secara persuasif, yaitu dengan mengirimkan surat peringatan atau

teguran kepada nasabah yang menunggak atas pembayaran angsurannya.

Surat peringatan ini disampaikan secara bertahap dimulai dari surat

peringatan pertama, kedua dan ketiga. Kedua: penagihan secara langsung,


4
(Rika Chandra Dewi, Hasil wawancara tanggal 22 Juni 2019.
71

yakni dengan mendatangi langsung nasabah yang menhgalami

penunggakan.

 Revitalisasi pembiayaan, yang meliputi cara-cara sebagai berikut:

 Rescheduling (penjadwalan ulang). Dalam hal ini pihak bank

memberikan keringanana kepada nasabah menyangkut jadwal

pembayaran atau jangka waktu, termasuk masa tenggang dan perubahan

besarnya angsuran. Misalnya, memperpanjang jangka waktu angsuran

pembiayaan dari enam bulan menjadi satu tahun dan memperpanjang

jangka waktu angsuran pembiayaan dari 36 kali menjadi 48 kali.

 Reconditioning (persyaratan ulang). Persyaratan uang ialah perbuatan

sebagian atau seluruh ketentuan pembiayaan, termasuk perubahan jangka

waktu dan persyaratan lainnya, sepanjang tidak menyangkut perubahan

maksimum saldo pembiayaan.

 Bantuan manajemen. Bantuan manajemen diberikan melalui usulan agar

nasabah mendapat bantuan manajemen dari pihak lain yang lebih

menguasai seluk beluk usahanya, sehingga diperlukan adanya perubahan

manajemen.

 Eksekusi Pembiayaan. Eksekusi pembiayaan yaitu upaya penyelesaian

pembiayaan dengan menjual dan menguasai jaminan atau usaha, karena

nasabah sudah tidak lagi prospektif.

Adapun kekurangan mekanisme denda terlihat pada penyelesaian terhadap

nasabah yang menungak melalui pendekatan kepada nasabah. Dalam melakukan


72

pendekatan kepada nasabah untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada

nasabah pembiayaan, dalam prakteknya tidak semua nasabah mau bekerjasama

untuk menyelesaikan masalah secara baik-baik. Ada sebagian nasabah yang

dengan sengaja menghindar untuk ditemui.

2. Analisis Hukum Ekonomi Syariah dari Aplikasi Denda Antara Bank

Mandiri Syariah Banjarmasin dengan Bank Mandiri Banjarmasin

Terhadap Nasabah yang Lalai

a. Akan memberikan dampak positif bagi nasabah yang lalai, sehingga nasabah

yang lalai tidak lagi melakukan perbuatan yang sama.

b. Akan memberikan dampak positif bagi nasabah yang lalai, sikeehingga

nasabah yang lalai tidak lagi melakukan perbatan yang menyebabkan dirinya

dijatuhi denda dikemudian hari.

c. Sebagau bentuk perbaikan sikap dan perilaku nasabah lalai dikemudian hari.

Artinya, denda dimaksudkan gar dapat merubah nasabah yang lalai untuk bisa

merubah lebih baik dikemudian harinya.

d. Sebagai cara menumbuhkan hasrat nasabah yang lalai untuk mengubah pola

hidupnya sehingga nasabah yang lalai akan menjauhi melakukan perbuatan

yang menyebabkan dirinya dijatuhi denda dikemudian hari.

Adapun kekurangan apliksi denda pada PT. Bank Mandiri Syariah

Banjarmasin dan Bank Mandiri Banjarmasin adalah:


73

a. Dari sisi pihak bank (petugas yang menyalurkan pinjaman), terkadang tidak

menjelaskan atau sengaja menutup-nutupi hal-hal yang akan mungkin

menjadikan nasabah menoolak untuk mengambil kredit dari bank tersebut.

b. Dari sisi nasabah, nasabah sendiri terkadang tidak terlalu memperdulikan isi

perjanjian kredit atau ditandatanganinya, mungkin karena terdesak oleh

kebutuhan atau karena terlalu percaya saja dengan penjelasan petugas bank,

walaupun sebenarnya petugas tersebut tidak berbohong, hanya saja tidak

menjelaskan secara keseluruhan isi dari perjanjian kredit tersebut.

Bank konvensional pada dasarnya tidak mau tahu dengan permasalahan

nasabahnya, istilah rugi tidak ada dalam aturan mereka, yang ada hanya

keuntungan saja. Permasalahan nasabah yang usahanya sedang merugi bukanlah

alasan untuk mengurangi keuntungan menreka. Biasanya semakin besar masalah

nasabah, semakin kecil toleransi mereka, hal ini bisa dilihat dari pemberlakuan

denda (bunga) keterlambatan yang terus bertanbah dari hari ke hari. Bahkan jika

menurut mereka usaha nasabah sudah sulit untuk kembali pada keadaan normal,

biasanya langsung dilakukan penyitaan aset agunan.

Denda (bunga) keterlambatan ini merupakan bunga atau tepatnya disebut

dengan riba, yaitu tambahan (ziyadah) tanpa imbalan, yang terjadi karena

penangguhan dalam pembayaran yang diperjanjikan sebelumnya, yang besarnya

berkembang dan bertambah banyak Dari hari ke hari. Dalam pengertian lain

secara linguistik, riba juga berarti tumbuh dan membesar.5

5
Muhammad Syafi’I Antoni, Bank Syariah Dari teori ke Praktik.h.37 diambil dari Buku
Islamic banking and Interest karya Abdullah Saeed.
74

Adapun menurt istilah tekhnis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta

pokok atau modal secara batil.6 Ada beberapa pendapat menjelaskan riba, namun

secara umum terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba adalah

pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam

secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam islam.

Majelis Ulama Indonesia melalui Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 1

tahun 2004 Tentang Bunga (Interest / faidah) telah menjelaskan keharaman riba.

Dalam fatwa tersebut disebutkan bahwa tambahan tanpa imbalan-imbalan yang

terjadi karena penangguhan dalam pembayaran yang diperjanjikan sebelumnya,

dan inilah yang disebut riba nasi’ah.

Yang dimaksud dengan riba nasi’ah berdasarkan riwayat dari Qatadah

adalah riba di zaman jahiliyah atas praktik jual beli yang dilakukan dengan

menunda waktunya. Jika waktunya telah sampai dan tidak bayar, maka pemilik

modal bertanya kepada peminjam, apakah anda akan bayar, ataukah anda

meminjam tambahan pinjaman atas modal yang ada ? Jika akan dibayar, maka

akan diterimalah pembayaran tersebut, dan jika tidak, maka hutangnya akan

bertambah dan pembayaran nya akan ditangguhkan sampai batas waktu tertentu.

6
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Wawasan Ulama dan Cendekiawan (jakarta;
Central bank of Indonesia and Tazkia Institute, 1999).

Anda mungkin juga menyukai