Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS SWOT PT.

BANK MANDIRI SYARIAH

Untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah :

“Manajemen Strategi”

Siswahyudianto, M.M.

Oleh :

Dea Iswahyuni

(12401183025)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

APRIL 2020
PENDAHULUAN

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus


berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis
ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi
termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif
yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia
usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-
bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil
tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di
Indonesia. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat
bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu
bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.

Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank


Mandiri (Persero) Tbk sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari
keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim
Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri,
sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang
bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim
Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut
merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari
bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan
Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga
kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi
berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana
tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh
Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober
1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia
No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah
Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah
Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau
tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai
bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang
melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai
rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam
kiprahnya di perbankan Indonesia. Direktur Utama Bank Mandiri Syariah dijabat oleh
Toni Eko Boy Subari.

Visi, Misi dan Budaya Perusahaan

A. Visi : Menjadi bank syariah terdepan dan modern


B. Misi :
1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan diatas rata – rata industri
yang berkesinambungan.
2) Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang
melampaui harapan nasabah
3) Mangutamakan penghimpunan dana murah dan melakukan
penyaluran pembiayaan pada segmen ritel
4) Mengambangkan bisnis dengan menggunakan nilai syariah
5) Mengembangkan manajemen dan lingkungan kerja yang sehat
6) Meningkatkan kesadraan terhadap lingkungan dan masyarakat.
C. Budaya :
Ada 5 pilar budaya yaitu :
1) Excellence yaitu bekerja cerdas, tuntas, ikhlas, dan sepenuh hati
untuk hasil yang baik
2) Teamwork yaitu aktif bersinergi untuk tujuan bersama
3) Humanity yaitu peduli, bersyukur dan mengalirkan berkah untuk
negeri
4) Integrity yaitu jujur,amanah, dan bertanggung jawab
5) Customer focus yaitu berorientasi pada kepuasan pelanggan dan
saling menguntungkan.
Produk dan layanan dari PT. Mandiri Syariah

1. Produk Pendanaan : Tabungan BSM, BSM Tabungan Berencana, BSM


Tabungan Simpatik, BSM Tabungan Mabrur, BSM Tabungan Mabrur Junior,
BSM Tabungan Dollar, BSM Tabungan Investa Cendekia (TIC), BSM
Tabungan Perusahaan, BSM Tabungan Pensiun, BSM Tabunganku, BSM
Deposito, BSM Deposito Valas, BSM Giro, BSM Giro Valas, BSM Giro
Singapore Dollar, BSM Giro Euro.
2. Produk Pembiayaan : BSM pembiayaan mudharabah, BSM pembiayaan
musyarakah, BSM pembiayaan murabahah, BSM pembiayaan isthisna, BSM
Oto,Pembiayaan umrah
3. Produk Layanan : BSM card, BSM ATM, BSM call 14040, BSM mobile
banking, BSM net bangking, BSM e – money, transfer valas, westernunion.

ANALISIS SWOT

Analisis Swot merupakan analisis untuk mengetahui strength, weakness,


opportunities, dan thread dari PT. Bank Mandiri Syariah. Setelah mengetahui struktur
dari organisasi PT. Bank Mandiri Syariah maka unutk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, analisis SWOT bertujuan unutuk mengkaji faktor internal yaitu merupakan
kekuatan dan kelemahan serta factor eksternal apa yang menjadi peluang bagi PT. Bank
Mandiri Syariah.
A. Strength (kekuatan)
Kekuatan atau keunggulan yang dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Syariah antara
lain :
1. Dewan yang terdapat di PT. Bank Mandiri Syariah terdiri dari Dewan
komisaris dan Dewan pengawas yang akan mengawasi jalananya sistem
yang harus sesuai dengan syariat islam
2. Sumberdaya manusia yang ada di PT. Bank Mandiri Syariah adalah orang –
orang yang unggul dan berpengalaman sehingga akan menjamin pelayanan
yang terbaik untuk para nasabahnya
3. Banyak cabang yang telah tersebar diseluruh
4.
5. Jaringan Pemasaran tersebar di 20 provinsi di tanah air
6. Produk dan jasa yang ditawarkan sangat bervariasi
7. Identitas Merek BSM melekat sebagai bank syariah yang adil dan menentramkan
Dukungan modal dari PT. Bank Mandiri yang besa
1. Terbatasnya jumlah Sumber Daya Manusia yang memiliki keahlian dan
kompetensi ekonomi
syariah;
2. Trend bisnis berbasis e-commerce sehingga diperlukan peningkatan IT
System dan kualitas
layanan;
3. Persaingan yang semakin ketat baik dengan bank konvensional maupun bank
syariah,
terjadinya konversi bank BPD Aceh menjadi bank syariah dan kemungkinan
akan diikuti oleh
BPD NTB dan BPD lainnya serta rencana penggabungan antara BTN Syariah
dengan BNI Syariah;
4. Pertumbuhan produk subsitusi yang semakin pesat seperti sukuk, reksadana
syariah, asuransi
syariah dan muftifinance syariah;
5. Trend perilaku konsumen dalam menempatkan dana idle-nya dari produk
deposito ke produkproduk
surat berharga seperti reksadana, saham, obligasi dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai