PENGANTAR
Kenapa diperlukan
cetak biru?
Siapa pengguna
cetak biru ?
Kata Pengantar
Ringkasan Eksekutif
I.
Latar Belakang
II.
Permasalahan Utama
Paradigma kebijakan
Tahapan implementasi
Tahap 1: Meletakan landasan pertumbuhan (2002-2004)
Tahap 2: Memperkuat struktur industri(2004-2008)
5.
Lampiran
Kata Pengantar
Ringkasan Eksekutif
I.
Latar Belakang
II.
Permasalahan Utama
Paradigma kebijakan
Tahapan implementasi
Tahap 1: Meletakan landasan pertumbuhan (2002-2004)
Tahap 2: Memperkuat struktur industri(2004-2008)
5.
Lampiran
MENGHINDARI
KEGIATAN YG MERUSAK
ADIL
Transparan dan
jujur
Trasanksi yang
fair, tdk boleh ada
pemerasan
Persaingan yang
sehat
Kontrak yang adil
KEMASLAHATAN
Produktif,
Tidak spekulatif
Efektif, efisien,
berkelanjutan dlm
penggunaan sumber
daya (SD)
Akses yg
sebesar2nya bagi
masyarakat untuk
memperoleh SD.
1990
Lokakarya
MUI
1992
Dual banking
system
Kesepakatan untuk
mendirikan bank
syariah
UU No.7/1992 ttg
Perbankan : Bank bagi
hasil
Bank Muamalat
sebagai bank syariah
pertama
1998
Dual system
bank
1999
2000
Kebijakan
Moneter
Syariah
Instrumen
Moneter &
Pasar Uang
Syariah
UU No.10/1998 ttg
Perbankan:
Bank Syariah
Bank konvensional
dapat membuka KCS
GWM
Kliring
PUAS
SWBI
2001
Jaringan
Kantor
2002
Arah
Pengembangan
Blue Print
Perbankan
Syariah
2003
Ketentuan
Lanjutan
Industri
perbankan
syariah
Infrastruktur
saat ini
Peluang
Menyediakan alternatif
instrumen keuangan/perbankan
berdasarkan sistem bagi hasil
(bukan bunga)
Kurang berperannya
beberapa institusi
o Depkeu
o DPS
o Sekuritas dan sistem
penjaminan pembiayaan
10.0
1000
5.0
800
0.0
-5.0
95
96
97
98
99
'00
'01
600
400
-10.0
200
-15.0
0
95
96
97
99
'00
'01
Bank Loan
700
600
500
400
300
200
100
0
98
Lending Capacity
1000
800
600
400
200
95
96
97
98
99
'00
'01
0
95
96
97
98
99
'00
'01
Fungsi intermediasi
tidak berfungsi dg
baik:
Suku bunga tinggi
untuk menarik
penabung/deposan
Namun bank
enggan melakukan
ekspansi kredit
karena NPL tinggi
dan restrukturisasi
sektor usaha
(korporasi) yg
lambat
Sharia Banking
Sharia Banking
Conventional Banking
200
14.08%
150
12.96%
100
4.04%
50
2000
2001
92
93
94
95
96
97
98
99
'00
'01
Asset
2,500
Deposit
2,000
Financing
1,500
1,000
500
0
1992
1993
1994
1995
1996
1997
BMI berdiri
1999
2000
2001
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
1998
Asset
Deposit
Financing
0.2
0.1
0
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
50
Banks
Branches
40
30
20
10
0
1993
1995
1997
1999
2001
Bank Umum
Syariah (full)
Jumlah Bank
Unit Usaha
Syariah Bank
Konvensional
12
BPR
Syariah
81
-
Total
Jumlah
86
% thdp
Total Bank
Nasional
51
(tersebar di 18 Provinsi)
3.97
0.84
Kata Pengantar
Ringkasan Eksekutif
I.
Latar Belakang
II.
Permasalahan Utama
Paradigma kebijakan
Tahapan implementasi
Tahap 1: Meletakan landasan pertumbuhan (2002-2004)
Tahap 2: Memperkuat struktur industri(2004-2008)
5.
Lampiran
Permasalahan #1:
Ketentuan mengenai
Risk Management
Permasalahan #2:
42%
Rp. 74 Trilyun
* Hasil survey in W. Java 2001 by IPB and Bank Indonesia, KBI West Java
*
***
5%
Potensi pengalihan
Rp 1.55 Trilyun***
Permasalahan #2 (lanjutan):
Estimasi # KCS yg
diperlukan untuk melayani
potensi DPK
+/-50
Rp. 30 Milyar
Syarat Perlu :
Tabungan KC Bank syariah
dapat memberikan keuntungan
yg lebih baik (risk-return)
Permasalahan #3:
Propinsi
Jumlah
responden
Jawa Barat
1022
Jateng &
Yogyakarta
1500
Jawa Timur
1503
Sumatera Barat
1060
Jambi
500
Total
5585
Bunga haram
Setuju dg
sistem bagi
hasil
Percent
Percent
62
48
31
20
N.A. **
rata2*=
40%
Mengakui
keberadaan
bank syariah
Percent
Percent
94
89
rata2*=
68%
16
10
N.A. **
74
58
N.A. **
71
52
N.A. **
Memahami produk
dan manfaat bank
syariah
N.A. **
rata2*=
78%
N.A. **
10
rata2*=
11%
Permasalahan #4:
BANK INDONESIA
Sertifikat
IMA***
PUAS**
SWBI
BPR
Syariah
BUK
LKBB Syariah
UUS
BUS
Ikatan Akuntan
Indonesian
Transaksi
Supervisory
Supervisory, Regulatory
and Licensing
Penyelesaian permasalahan hukum
Standardisasii
Notes
DPS*
DPS
DPS
DPS
**
***
DPS
Permasalahan #5:
Kinerja Keuangan
ROE Bank Syariah (%)
30
20
10
18%
1993
-10
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
15.8%
-20
-30
8.3%
-40
-50
-60
-70
-80
Sharia Banking
Jakarta Islamic Index
Conventional Banking
hasil Penelitian Customer survey in W. Java, C. Java and Yogyakarta, dilaksanakan oleh BI 2000/2001
Permasalahan #6:
2000
2001
29.8
19.6
5.9
8.2
2.5 2.6
0.8 0.3
Other
Permasalahan #7:
Challenges in
capturing global
business
Entrance into IIFM
Accepted by global
community by adopting
IFSB standard
Indonesian sharia
banks need to
demonstrate high
performance in order to
gain access into IIFM
Kata Pengantar
Ringkasan Eksekutif
I.
Latar Belakang
II.
Permasalahan Utama
Paradigma kebijakan
Tahapan implementasi
Tahap 1: Meletakan landasan pertumbuhan (2002-2004)
Tahap 2: Memperkuat struktur industri(2004-2008)
5.
Lampiran
Perspektif Mikro
Perspektif Makro
Kondisi
Aktual
Paradigma
Kebijakan
Sasaran
Manfaat bagi Makro dan
Mikro
Berdayasaing dan effisien
Istiqomah dlm Memenuhi
prinsip syariah
Prinsip Kehati-hatian dan
and good corporate
governance
Initiatif2 untuk
Mencapai Sasaran
Inisiatif Strategis
Tahapan Implementasi
VISI
Terwujudnya sistem perbankan
syariah yang kompetitif,
efisien, dan memenuhi prinsip
kehati-hatian yang mampu
mendukung sektor riil secara
nyata melalui kegiatan
pembiayaan berbasis ekuitas
dalam kerangka tolong
menolong dan menuju kebaikan
guna mencapai kemaslahatan
masyarakat.
MISI
Mewujudkan iklim yang kondusif untuk
pengembangan perbankan syariah yg
sehat dan konsisten menjalankan prinsip
syariah dan mampu berperan dalam
sektor riil, yang meliputi:
Melakukan penelitian/kajian mengenai
kondisi, peluang dan kebutuhan bank
syariah;
Menyiapkan ketentuan dan
infrastruktur lainnya yang
memungkinkan bank syariah dapat
beroperasi sesuai dengan
karakteristiknya.
Melakukan pengawasan dan
pemeriksaan terhadap bank syariah
Perizinan bank syariah
Nasabah/Masyarakat
Pasar terbesar UKM
Minat meningkat ttp
pemahaman minim
Pelaku Industri
Pemain terbatas
Akan masuknya pemain
lokal/internasional
Jaringan terbatas tapi akan
berkembang dengan diterapkannya
satu bank dual system
Pertumbuhan industri
Perbankan Syariah yg
sejalan dengan
kebutuhan pasar
Kompetitor / Subtitusi
Perbankan konvensional
Kesulitan menarik tenaga
profesional berkualitas karena
keterbatasan insentif
Pasar / infrastruktur
Masih terbatasnya finacial market
SAK syariah dalam pengembangan
Keterbatasan dana sosialisasi
Kata Pengantar
Ringkasan Eksekutif
I.
Latar Belakang
II.
Permasalahan Utama
Paradigma kebijakan
Tahapan implementasi
Tahap 1: Meletakan landasan pertumbuhan (2002-2004)
Tahap 2: Memperkuat struktur industri(2004-2008)
5.
Lampiran
Phase 1
(2002 2004)
Memperkuat Struktur
Industri
Phase 2
(2004 2008)
Mememenuhi standar
keuangan dan mutu
pelayanan Internasional
Phase 3
(2008 2011)
Melengkapi dan
menyempurnakan
peraturan yg sesuai dg
karakteristik BS
Melengkapi dan
memperkuat
infrastruktur
pendukung
Meningkatkan kinerja
BS agar minimal setara
dengan Bkonv dan
Bank syariah
Internasional
Meningkatkan
pemahaman masyarakat
ttg perbankan syariah
Meningkatkan
kompetensi, skill dan
profesional lembaga
dan pelaku perbankan
syariah
Meningkatkan service
excelent dan ketaatan
thdp prinsip syraiah
Mendorong
pertumbuhan kantor
keseluruh wilayah yang
potensial dan penetrasi
pasar
Meningkatkan fungsi
intermediasi, efisiensi
dan daya saing industri
perbankan syariah
Mendorong
peningkatan
pembiayaan PLS dg
performa baik
Tujuan
Manfaat pada
level makro dan
mikro
Memdorong masuknya
pemain baru
Pengembangan jaringan
Memfasilitasi
pengembangan unit
pengaduan masyarakat
(DSN) atas pelanggaran
pelaksanaan prinsip syariah
oleh
Inisiatif membentuk
communication board
Meningkatkan
efisiensi dan
dayasaing BS
Meningkatkan
kualitas dan
kompetensi SDM
Kerjasama antar LK
syariah dan lembaga
lain
Prudent dan
good corporate
governance
Pengkajian terhadap
perbankan konvensional
selama periode krisis untuk
meningkatkan mutu
kebiiakan dan pengaturan.
Objectives
Manfaat pada
level makro dan
mikro
Meningkatkan
efisiensi dan
dayasaing BS
Menyiapkan lembaga
penjamin pembiayaan
Mendorong PLS
financing
Studi mengenai potensial
efek bila diterapkan
pembatasan pembiayaan
Murabahah
Mengembangkan
standar penilaian
kinerja bank syaraiah
Mengembangkan
kerangka peningkatan
kualitas SDM
Mendorong aliansi
strategis di bidang TI
Kepatuhan thd
prinsip syariah
Melanjutkan upaya
peningkatan kualitas
DPS
Memfasilitasi pendirian
peradilan syariah untuk
komersial
Prudent dan
good corporate
governance
Mengembangkan dan
memelihara corporate
governance standard
bagi perbankan syariah
Mengembangkan risk
management
standard bagi
perbankan syariah
Tujuan
Manfaat pada
level makro dan
mikro
Meningkatkan
efisiensi dan
dayasaing BS
Kepatuhan thd
sharia principles
Melanjutkan langkah yg
ditempuh jk pendek dan
menengah yg mengarah
kepada efek
pertumbuhan yg
maksimum dan
berkesinambungan
Akhir Presentasi
Terima Kasih
Direktorat Perbankan Syariah
Bank Indonesia
Telp.: 381 7513 Fax. 350 1989
E-mail : dpbs@bi.go.id