a) Model Diskriminan
• Analisis diskriminan pada dasarnya ingin melihat
apakah suatu perusahaan sebaiknya dimasukkan
ke dalam kategori tertentu.
• Yang pertama kali perlu dilakukan adalah
mengestimasi persamaan diskriminan, yaitu
dengan menggunakan variabel dependen (tidak
bebas) yang bersifat kategori yaitu gagal bayar
dan tidak gagal bayar dan menggunakan rasio –
rasio keuangan sebagai variabel tidak bebas
Sebagai contoh, berikut ini fungsi diskriminan yang diestimasi oleh penelitian Altman
(1968) :
Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5
Dimana
X1 = Rasio modal kerja / Total Aset
X2 =Rasio laba ditahan / Total Aset
X3 = Rasio laba sebelum bunga dan pajak / Total Aset
X4 = Rasio nilai pasar saham / Nilai buku saham
X5 = Rasio penjualan / Total Aset
Cut off atau batas untuk pengambilan kesimpulan kedua model tersebut bisa dilihat
dalam tabel berikut :
Model Pasar Model nilai
buku
Batas tidak 2,99 2,90
bangkrut
Batas bangkrut 1,81 1,20
Wilayah abu- 1,81 – 2,99 1,20 – 2,90
abu
Misalkan ada 2 perusahaan (PT Telkom Indonesia dengan PT Intikeramik)
Karena nilai Z untuk Telkom di atas batas bangkrut (4,736 > 2,99) maka Atman
mempredisksi bahwa perusahaan Telkom tidak bangkrut. Sebaliknya karena nilai Z
untuk perusahaan Intikeramik dibawah batas bawah (-3,005 < 1,81) maka Atman
mempredksi bahwa perusahaan intikeramik akan mengalami kebangkrutan.
b. Model Probabilitas Linear
Perusahaan Telkom mempunyai risiko kredit yang lebih rendah dibandingkan dengan
perusahaan XL Axiata. Namun, kelemahan dari model probabilitas linier adalah ada
kemungkinan proabilitas yang dihitung di luar wilayah 0 dan 1, lebih kecil dari nol atau
lebih besar dari 1.
c. Model Probabilitas Logit
Model persamaan logit menggunakan ‘link’ logit
(bukan linear seperti dalam persamaan regresi biasa).
Misalkan Y adalah probabilitas ‘sukses’, regresi logit bisa
ditulskan berikut ini :
Y = [exp(α+ β1X1 +β2X2)]/[1+exp(α+β1X1 +β2X2)]
Misalkan, hasil estimasi menunjukkan persamaan sebagai
berikut ini (sama dengan persamaan probabilitas linear di
atas)
Y = 0,2 + 1,3 X1 + 0,5X2
Dimana
• X1 = rasio modal kerja/total aset
• X2 = rasio laba sebelum bunga dan pajak/total aset
Mana dengan menggunakan data pada probabilias linear diatas,
maka hasil estimasi sebagai berikut :
Ytelkom = exp [0,2 + 1,3 (0,24) + 0,5(0,24)] / [ 1 + exp [0,2 + 1,3
(0,24) + 0,5(0,24)]]
= 3,36 / 2,36
= 0,76
YXL = exp[0,2+ 1,3(0,12) + 0,5(0,03)] / [1+exp[,2+
1,3(0,12)+ 0,5(0,03)]]
= 2,34 / 3,34
= 0,70
• Hasil diatas menunjukkan bahwa perusahaan Telkom mempunyai
probabilitas tidak gagal bayar lebih tinggi daripada XL Axiata
sebesar 0,746.
RAROC (Risk Adjusted Return On Capital)