Anda di halaman 1dari 13

1

MODUL PERKULIAHAN

ANALISIS
LAPORAN
KEUANGAN

ANALISIS VERTIKAL DAN


HORIZONTAL

Abstrak Sub-CPMK

Sesi 3 ini akan membahas Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan


tentang analisis vertical dan tentang analisis vertical dan analisis
analisis horizontal horizontal

MODUL 03
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

03
Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS AKUNTANSI
Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan mampu:

1. Mengetahui pengertian dari jenis – jenis laporan keuangan


2. Mengetahui cara analisis horizontal dan vertikal laporan keuangan
3. Mampu menjelaskan hubungan dari masing-masing jenis laporan keuangan.

Materi Pembahasan:

1. Pendahuluan
2. Pengertian Jenis-Jenis Laporan Keuangan
3. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
4. Perbedaan Analisis Vertikal dan Analisis Horizontal
5. Kesimpulan

2021 SPM
2 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

1. PENDAHULUAN

Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang


telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK  memberikan fleksibilitas bagi
manajemen dalam memilih metode maupun  estimasi akuntansi yang dapat digunakan.
Wardhani (2008) menyatakan  fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer
dalam melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan. 
Kebebasan dalam  memilih metode ini, dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan laporan
keuangan yang berbeda-beda di setiap perusahaan. Karena aktivitas perusahaan yang
dilingkupi dengan ketidakpastian maka penerapan prinsip konservatisme menjadi salah
satu pertimbangan perusahaan dalam kaitannya dengan akuntansi dan laporan
keuangannya. Konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan
untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan
nilai yang tertinggi. Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan
menghasilkan angka-angka pendapatan dan aset cenderung rendah, serta angka-angka
biaya cenderung tinggi. Akibatnya, laporan keuangan akan menghasilkan laba yang
terlalu rendah (understatement). Kecenderungan seperti itu terjadi karena konservatisme
menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan serta mempercepat pengakuan
biaya. Secara tradisional, konservatisme dalam akuntansi dapat diterjemahkan melalui
pernyataan tidak mengantisipasi keuntungan, tetapi megantisipasi semua kerugian
(Watts, 2003a)

Untuk menjalankan sebuah usaha di butuhkan perencanaan dan perlunya


menganalisis laporan keuangan agar dapat berjalan dengan baik. Analisis adalah  proses
perencanaan yang terdiri beberapa bagian atau komponen yang saling berhubungan atau
berkesinambungan agar mendapatkan pengertian yang berupa sumber informasi yang
tepat serta memiliki pemahaman arti keseluruhan. Salah  satu analisis itu adalah analisis
laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan data keuangan dari suatu perusahaan dari suatu
perusahaan sampai seberapa jauh aktivitas perusahaan dan bagaimana tingkat
keberhasilan perusahaan selama satu tahun. Untuk itu Laporan keuangan yang disajikan

2021 SPM
3 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
perusahaan harus transparan, wajar, mudah dipahami dan dapat diperbandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya.

Laporan keuangan terdiri dari Neraca dan Laporan laba rugi. Neraca adalah laporan
yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal yang dimiliki suatu perusahaan
pada periode tertentu. Neraca ini dapat disusun setiap saat serta merupakan hasil dari
situasi posisi keuangan perusahaan. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang
menunjukkan penghasilan dari aktivitas suatu perusahaan pada periode tertentu.

Agar sebuah usaha bekerja secara efisien dibutuhkan analisis laporan keuangan,
salah satu metode anlisis laporan keuangan adalah analisis horizontal (dinamis) atau
analisis trend yaitu analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan
keuangan untuk beberapa tahun (periode), sehingga dapat diketahui perkembangan dan
kecenderungannya. Analisis ini membandingkan pos yang sama untuk periode yang
berbeda yang bergerak dari tahun ke tahun.

2. PENGERTIAN JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN

1.  Laporan Neraca
Seperti namanya, laporan neraca (balance sheet) berguna untuk
menimbang posisi keuangan perusahaan. Ada sisi kiri untuk Aset dan sisi kanan untuk
Kewajiban dan Ekuitas. Dalam istilah akuntansi kadang-kadang aset disebut sebagai
Aktiva, sedang Kewajiban disebut sebagai Pasiva (atau liabilities). Perlu diperhatikan
penggambaran kiri dan kanan  hanyalah kiasan. Bisa saja laporan aset dilaporkan lebih
dulu di posisi atas, setelah itu laporan kewajiban di bawahnya. Tak usah pusing dengan
istilah-istilah ini. Yang penting kita paham bahwa konsep dasarnya adalah adanya aset
(harta yang dimiliki perusahaan) akan menyebabkan adanya kewajiban (harta yang
dimiliki oleh pemodal dan orang lain).

Ada aturan akuntansi penting yaitu kedua sisi neraca harus bernilai sama. Maka
disebut seimbang (balance). Aturan ini agar kita bisa mengecek di mana letak posisi harta
perusahaan agar bisa dipantau kesehatan keuangannya. Dari neraca inilah orang lain
dapat membaca di mana, kemana, dan kapan keuangan perusahaan berubah.

2021 SPM
4 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan, yang terdiri dari: kas atau setara kas,
benda tak bergerak (seperti tanah, gedung) dan juga barang bergerak seperti kendaraan,
dan bahkan ada juga harta non fisik (seperti nilai yang dibayar untuk akuisisi anak
perusahaan). Aset juga meliputi piutang perusahaan, pajak yang sudah dibayar di muka,
serta biaya-biaya yang sudah dibayar di muka. Prinsipnya segala sesuatu yang berniai
yang bisa diakui milik perusahaan itulah disebut aset.

Kewajiban dan Ekuitas menunjukkan asal muasal harta perusahaan berasal.


Kewajiban terdiri dari: hutang perusahaan pada pihak lain, pajak yang belum dibayar,
uang muka dari pihak lain, biaya sewa yang masih berjalan. Ekuitas sendiri menunjukkan
hak milik dari pemegang saham yang terdiri dari dua komponen, yaitu: modal usaha dan
nilai laba usaha (atau kerugian usaha). Prinsipnya segala sesuatu yang kanan, atau
Kewajiban dan Ekuitas ini.

Yang dimaksud dengan Neraca adalah laporan yang berisi harta (asset), utang
atau kewajiban-kewajiban pada pihak lain (liebilities) beserta modal (capital) dari suatu
perusahaan pada saat bisa diakui milik pihak lain akan masuk neraca bagian

tertentu. Oleh karena itu Neraca terdiri dari tiga kelompok, yaitu aktiva, kewajiban, dan
modal.

Untuk kelompok aktiva di klasifikasikan dari tingkat likuiditasnya (mudah


diuangkan).Klasifikasi untuk aktiva :
a.Aktiva lancar (Current assets) 
b. Aktiva tetap (Fixed assets)

 Aktiva Lancar
Terdiri dari semua aktiva yang mudah dijadikan uang dalam jangka waktu yang relatif
pendek. Aktiva lancar pada umumnya terdiri dari:

1. Kas: uang tunai, uang di bank, cek, wesel pos, dan tabungan di bank
2. Wesel Tagih (Not Receivable): surat janji (promes) yang datang dari seseorang
tentang kesanggupan membayar pada tanggal tertentu. Wesel (promes) ini dapat
dijual seketika untuk dijadikan uang tunai.

2021 SPM
5 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
3. Piutang Dagang (Account Receivable): yaitu tagihan kepada para langganan baik
perorangan atau perusahaan sebagai akibat dari kegiatan perusahaan piutang
pada umumnya mempunyai jangka waktu yang tetap sesuai dengan perjanjian.
4. Persediaan Barang (Merchandise Inventory): terdiri dari barang dagangan yang
sengaja dibeli untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan perusahaan.
5. Perlengkapan Toko (Store Sapplies): yaitu semua perlengkapan toko seperti
kertas pembungkus, peti-peti kemasan, karton dan sebagainya.
6. Perlengkapan Kantor (Office Supplies): terdiri dari alat-alat tulis seperti kertas tik,
kertas stensil, pensil, amplop, blanko-blanko surat, dan sebagainya.
7. Biaya-biaya yang dibayar di muka (Prepaid Expence): yaitu seluruh biaya-biaya
yang telah dibayar lebih dahulu walaupun belum masanya. Karena biaya ini telah
dibayar di muka, maka kita mempunyai tagihan. Contoh: uang muka sewa.

 Aktiva Tetap (Fixed/PlantAssets)


Terdiri dari aktiva yang sifatnya relatif tetap dan mempunyai jangka waktu perputaran
lebih dari satu tahun. Aktiva ini dapat berwujud atau tidak berwujud. Adanya aktiva tetap
ini untuk menjalankan aktivitas perusahaan bukan untuk dijual. Termasuk di dalamnya
antara lain:

1. Peralatan Kantor (Office Equipment): uaitu peralatan kantor yang tahan lama 
seperti: meja, kursi, lemari arsip, mesin tik dan peralatan lainnya.
2. Alat Pengangkut (Delivery Equipment): sarana perusahaan yang dipakai untuk
mengangkut barang seperti: truk, gerobak, dan sebagainya.
3. Gudang (Building): yaitu bangunan perusahaan baik untuk tempat usaha seperti
toko atau kantor.
4. Mesin-mesin (Machinery): yaitu mesin-mesin untuk memperoduksi barang seperti
mesin cetak, mesin pintal, tenun, dan sebagainya.
5. Tools (alat-alat): ialah alat-alat untuk menjalankan perusahaan misalnya kunci,
catok, dongkrak dan sebagainya.
Inilah kelompok yang termasuk akun harta, perusahaan semakin besar, semakin banyak
kelompok harta baik harta lancar atau harta tetap. Pasiva (liabilities) adalah kewajiban
perusahaan yang harus dibayar kepada pihak ketiga (kreditur). Pasiva (liabilities) sesuai
dengan jangka waktu atau umurnya dibagi dalam:

1. Utang jangka pendek (current liabilities)

2021 SPM
6 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Utang jangka pendek, yaitu utang yang harus segera dilunasi, paling lambat umur dari
utang ini satu tahun. Yang termasuk utang jangka pendek di antaranya:

a)      Utang Wesel/Wesel Bayar: yaitu wesel yang harus kita bayar kepada pihak lain
yang pernah kita berikan kepadanya. Biasanya umur utang wesel adalah 30 hari, 60 hari,
atau 90 hari.
b)       Utang Dagang (Account Payable): utang kepada rekanan (supplier) yaitu utang
dalam rangka kegiatan perusahaan, atau utang ini terjadi karena membeli barang yang
belum dibayar.
c)      Biaya-biaya yang harus dibayar: yaitu biaya-biaya yang belum kita lunasi dalam
periode pembukuan tertentu. Misalnya utang gaji, utang upah dan utang-utang biaya
lainnya.
1. Utang jangka panjang (long term liabilities)
Utang jangka panjang (long term liabilities), yang termasuk utang ini adalah semua utang
yang pembayarannya relatif lama. Seperti utang obligasi (bond payable), utang hipotek
(mortage payable), dan sebagainya. Komponen terakhir dari pasiva adalah modal
(capital). Modal/capital diperoleh dari selisih atau nilai lebih assets dengan liabilities. Nilai
lebih ini merupakan hak dari pemilik perusahaan. Secara teknis urutan penyusunan
Neraca adalah sebagai berikut:

a)      Menuliskannama perusahaan.


b)      Menuliskan jenis laporan, dalam hal ini Neraca.
c)      Menuliskan saat keadaan keuangan perusahaan itu dilaporkan, misalnya tanggal,
bulan dan tahun tertentu.
d)     Menyajikan aktiva, kewajiban dan modal disusun sesuai dengan ketentuan, dan
prinsip-prinsip akuntansi Indonesia.
Penyusunan Neraca dapat dilakukan dalam 2 cara:
1. Bentuk laporan (Staffel)
2. Bentuk Scontro
Sumber penyusunan Neraca diambil dari kertas kerja lajur Neraca dengan ketentuan
sebagai berikut:

a)        untuk aktiva berada di lajur Neraca sebelah debet.


b)         untuk kewajiban datanya di lajur Neraca sebelah kredit.
c)        untuk modal diambil dari modal akhir hasil laporan perubahan modal.

2021 SPM
7 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)

Seperti namanya, laporan ini mengungkap bagaimana kinerja perusahaan, apakah


menghasilkan keuntungan atau kerugian. Di dalam laporan ini kita dapat melihat
jumlah pendapatan bersih (net revenues/sales), serta biaya (beban) untuk mewujudkan
penjualan tersebut baik berupa bahan baku dan biaya utama lainnya. Setelah dikurangi
beban pokok inilah akhirnya kita bisa membaca yang namanya laba kotor (gross
profit/income). Laba kotor artinya laba yang diperoleh dari hasil operasi penjualan
sebelum dikurangi biaya-biaya lain yang tidak berhubungan dengan penjualan. Dari sana
kita bisa tahu biaya administrasi untuk menjalankan perusahaan, biaya pemasaran, dll.
Setelah dikurangi biaya rutin perusahaan inilah maka kita akan mendapatkan yang
namanya laba usaha (operating income). Tapi nilai ini belum dipotong oleh pajak, biaya
laba/rugi kurs dll. Setelah dikurangi biaya pajak dan kurs inilah maka kita akan
mendapatkan nilai akhir yang bernama laba bersih (net income). Angka inilah yang
merupakan keuntungan/kerugian perusahaan. Nilai akhir dari laba bersih inilah yang
kemudian bisa diatribusikan kepada pemegang saham. Dalam laporan ini biasanya kita
juga bisa mendapatkan data laba bersih per saham. Seandainya ada perusahaan yang
tidak mencantumkan angka ini, bisa kita hitung sendiri dengan cara membagi laba bersih
dengan jumlah saham beredar.

Laporan laba/rugi menggambarkan sumber-sumber penghasilan yang diperoleh


perusahaan dalam menjalankan usahanya, dan jenis-jenis beban yang harus ditanggung
perusahaan. Jadi, laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan
beban pada akhir periode akuntansi.

Laporan laba rugi atau perhitungan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu
sebagai berikut.

      a.      Bentuk Langsung (Single Step)

Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk single step dilakukan dengan menjumlahkan


semua pendapatan menjadi satu, demikian pula bebannya. Setelah itu dicari selisihnya
untuk mengetahui laba dan rugi.

      b.      Bentuk Bertahap (Multiple Step)

2021 SPM
8 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk multiple step dilakukan dengan memisahkan
antara pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, serta memisahkan pula antara
beban usaha dan beban di luar usaha. Setelah itu mencari selisihnya sehingga akan
diperoleh laba atau rugi bersih

3. Laporan Perubahan Ekuitas/Modal (Capital Statement)

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menunjukkan adanya perubahan


modal yaitu dari modal awal menjadi modal akhir. Hal-hal yang perlu diperhitungkan atau
yang memengaruhi dalam penyusunan laporan perubahan modal antara lain:

a. besarnya modal awal periode,


b. adanya laba atau rugi usaha,
c. adanya pengambilan pribadi pemilik atau prive,
d. adanya investasi tambahan dari pemilik,
e. besarnya modal akhir periode.
Laporan perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada perusahaan perseorangan,
persekutuan atau firma, dan CV. Sementara itu, untuk perusahaan berbentuk perseroan
terbatas (PT) istilah untuk laporan perubahan modal adalah laporan laba ditahan
(returned earning statement).s

4. Laporan Arus Kas

Inilah laporan penting lain yang berguna sebagai mekanisme kontrol apakah pelaporan
laba/rugi atau neraca tadi benar. Seperti kita ketahui, kalau ada penjualan barang kepada
perusahaan lain, biasanya perusahan tidak langsung menerima dana yang bisa
dimasukkan kas, tetapi transaksi penjualan ini akan dimasukkan dalam posisi akuntansi.
Inilah gunanya laporan arus kas, di sini kita bisa mengontrol apakah penjualan
menghasilkan kas atau tidak. Dalam laporan arus ini ada tiga macam laporan utama
berikut:

 Arus kas dalam aktivitas operasi, berupa penerimaan/pengeluaran uang yang


didapat dari jual/beli barang atau jasa, juga pembayaran kas untuk pemasok,
karyawan, dll.

2021 SPM
9 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Arus kas dalam aktivitas investasi, berupa penerimaan/pengeluaran uang dari
komponen yang dianggap sebagai unsur investasi. Unsur yang dianggap investasi
biasanya kegiatan keuangan lain guna mendapatkan imbal balik baik langsung
atau tidak langsung. Kegiatan investasi misalnya pembelian tanah, pembangunan
pabrik, atau juga penyertaan modal di perusahaan lain.
 Arus kas dalam aktivitas pendanaan, berupa penerimaan/pengeluaran uang
dari komponen yang dianggap sebagai pendanaan (financing). Suatu misal
perusahaan bisa menjual barang kepada perusahaan lain, seluruh stok habis, tapi
sayangnya pembayaran baru selesai tiga bulan berikutnya. Maka perusahaan
melakukan operasi pendanaan (baca: hutang ke bank) untuk mendapatkan kas
segar guna membiayai produksi dan menyediakan stok guna penjualan
berikutnya. Seiring perusahaan mendapatkan pembayaran maka mereka bisa
membayar kepada bank yang masuk dalam operasi investasi ini.
Laporan arus kas ini penting sekali agar kita bisa paham posisi keuangan dalam kondisi
yang sebenarnya, yaitu perputaran uang yang sesungguhnya, bukan posisi keuangan
dalam pos akuntansi.

3. METODE DAN TEKNIK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik


analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah
agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal.

Dalam praktiknya, terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang
biasa dipakai, yaitu sebagai berikut:

1. Analisis Vertikal (Statis)

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu


periode pelaporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang
ada, dalam satu periode.

2. Analisis Horizontal (Dinamis)

Analisis Horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan


membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode dari hasil
analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu
keperiode yang lain.

2021 SPM
10 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Teknik analisis merupakan alat analisa yang digunakan untuk mengukur
hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan,sehingga dapat
diketahui perubahan dari masing-masing pos bila dibandingkan dengan laporan
keuangan dari beberapa periode untuk satu perusahaan teretntu. Menurut Kasmir
(2012:70) teknik analisis yang digunakan dalam analisis laporan keuangan, yaitu:

1. Analisis Perbandingan Antara Laporan Keuangan

2. Analisis Trend

3. Analisis Persentase Per Lomponen

4. Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana

5. Analisis Sumber Dan Penggunaan Kas

6. Analisis Rasio

7. Analisis Kredit

8. Analisis Laba Kotor

9. Analisis Titik Pulang Pokok atau titik impas (Break even point)

4. PERBEDAAN ANALISIS VERTIKAL DAN ANALISIS HORIZONTAL

Pertama, analisis vertikal membandingkan pos yang satu dengan yang lain dalam satu
periode sedangkan pada analisis horizontal membandingkan dengan pos yang sama
pada periode yang berbeda. kedua, total angka pos-pos yang dibandingkan pada
analisis vertikal bila dikumulatifkan sbesar 100%, sedangkan pada analisis horozontal,
periode pembanding ditetapkan sebesar 100% sehingga angka pada periode yang
dibandingkan bisa diatas atau dibawah 100%. ketiga, dari sisi tujuannya analisis
vertikal diaplikasikan untuk mengetahui kontribusi masing-masing pos terhadap angla
total, sedangkan pada analisis horizontal digunakan dengan tujuan untuk mengetahui
perubahan dan perkembangan masing-masing pos. oleh karena itu analisisi horizontal
sering juga disebut sebagai analisis tren (trend analysis)

5. KESIMPULAN

Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang


merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan keuangan disajikan dengan
maksud memberikan informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal serta

2021 SPM
11 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
perolehan laba atau rugi yang menunjukkan hasil aktivitas yang terjadi dalam rumah
tangga perusahaan dan membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan.
Seperti dalam perusahaan jasa, pada umumnya laporan keuangan yang disusun
dalam perusahaan dagang meliputi:

1. laporan laba/rugi,
2. laporan perubahan modal,
3. neraca,
4. laporan arus kas
.
 Analisis Horizontal
Analisis horizontal dilakukan dengan cara jumlah setiap akun laporan keuangan tahun
berjalan dibandingkan dengan akun yang sama pada periode sebelumnya untuk
mengetahui kenaikan atau penurunan yang terjadi pada akun tersebut. Kenaikan atau
penurunan tersebut dibagi dengan akun periode sebelumnya dan dikali dengan seratus
persen untuk mengetahui persentase kenaikan atau penurunan pada akun tersebut
dan kenaikan atau penurunan jumlah pos dihitung sebagai persentase kenaikan atau
penurunan.

 Analisis Vertikal
Analisis Vertikal menitikberatkan pada hubungan financial antar pos – pos laporan
keuangan satu periode. Dalam analisis vertikal terhadap neraca, masing – masing pos
aktiva dinyatakan sebagai persen dari total aktiva. Masing – masing pos kewajiban dan
ekuitas pemilik dinyatakan sebagai persen dari total kewajiban dan ekuitas pemilik.
Dalam analisis vertikal terhadap laporan laba-rugi, masing – masing pos dinyatakan
sebagai persen dari total pendapatan atau penghasilan.

Dari analisis horizontal tersebut kenaikan pendapatan penjualan adalan trend yang
baik yang mungkin disebabkan oleh penambahan investasi. Tetapi hal ini tidak
diimbangi oleh kenaikan laba tahun berjalan, karena beban-beban usaha mengalami
kenaikan dalam persentase yang besar.

2021 SPM
12 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

Subramanyam, K.R, dan John J.Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan.Jakarta:Salemba


Empat

2021 SPM
13 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai