MODUL PERKULIAHAN
ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN
06
Marsyaf SE. Ak., M. Ak.
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS AKUNTANSI
MODUL 06
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Materi Pembahasan:
1. Pendahuluan
2. Pengertian Cross Sectional
3. Perbandingan Cross Section
4. Perhitungan Rata-Rata Industri
5. Perbandingan Industri
6. Analisis Time Series
7. Kesimpulan
2021 ALK
2 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
1. PENDAHULUAN
2021 ALK
3 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang mentah, bahan
baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi
kegunaannya.
2021 ALK
4 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
3. PERBANDINGAN CROSS-SECTION
Perusahaan bisa ddikelompokkan berdasarkan bahan baku yang dipakai, bisa juga
berdasarkan proses produksi yang dipunyai. Standard Industrial Classification biasanya
menggunakan kriteria semacam ini (struktur fisik dan teknologi proses produksi dan
homogenitas produksi). Klasifikasi semacam ini juga banyak dipakai oleh lembaga lain.
Dari sudut pandang investasi, saham-saham yang mempunyai beberapa kesamaan
atribut bisa dimasukkan ke dalam satu kelompok. Contoh atribut yang relevan adalah
risiko, rasio PER (Price Earning Ratio), dan kapiatalisasi pasar untuk menentukan besar
kecilnya kapitalisasi saham. Investor yang ingin menginvestasikan dananya kesaham
2021 ALK
5 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
kecil (kapitalisasi pasar kecil) barangkali akan memilih 25% saham paling kecil, dan
membandingkan saham-saham yang mempunyai nilai kapiatalisasi yang kecil.
Dalam memilih perusahaan yang akan dipakai sebagai perbandingan, analisis juga
bisa menggabungkan ketiga atribut di atas. Misalkan sebuah perusahaan transportasi
dengan aset tidak terlalu besar (misal Rp 1,5 miliar), maka perbandingan yang tepat
adalah perusahaan transportasi lainnya dan yang mempunyai aset yang hampir sama
besarnya, Membandingkan perusahaan transportasi lain yang mempunyai aset Rp100
miliar barangkali tidak sepenuhnya tepat.
Di negara-negara maju , data-data yang berkaitan dengan industri sejenis biasanya
bisa dicari. Tetapi tidak demikian halnya dengan data industri di negara-negara yang
bellum maju seperti di Indonesia. Saat ini perusahaan yang go public dan listing di BEJ
mencapai sekitar 200 saham (bandingkan dengan New York Stock Exchange yang
mencapai 1.700 saham). Sebagian besar perusahaan di Indonesia belum go public.
Perusahaan-perusahaan yang belum go public biasanya tidak memberikan laporan
keuangan publik, dan dengan demikian data perbandingan akan sulit diperoleh. Kecuali
bank-bank yang mempunyai data-data keuangan nasabahnya. Tetapi data seperti ini
barangkali akan sulit diakses oleh perusahaan lain, meskkipun untuk perbandingan.
Masalah lain yang mungkin timbul adalah tidak "jelasnya" industri yang akan dipakai
sebagai perbandingan. Perusahaa yang besar biasanya beroperasi tidak hanya pada satu
sektor usaha saja, tetapi melakukan diversifikasinpada beberapa sektor. Banyak juga
perusahaan yang mempunyai usaha pokok yang tertentu, tetapi juga mempunyai usaha
pada sektor lain yang barangkali tidak terlalu dominan proporsinya. Kebanyakan laporan
keuangan perusahaan semacam ini juga bersifat konsolidai, tidak melaporkan per
segmen. Perhatika urutan semacam ini.
A. Perusahaan dengan kegiatan tunggal pada sektor yang relevan. Laporan keuangan
tersedia.
C. Perusahaan dengan banyak aktivitas, tidak ada aktivitas yang paling dominan (mirip
dengan konglomerasi). Sulit menentukan sektor usaha yang relevan. Laporan keuangan
per segmen tersedia.
D. Perusahaan dengan banyak aktivitas, tidak ada aktivitas yang paling dominan. Sulit
menentukan sektor usaha yang relevan. Laporan keuangan hanya berupa laporan
konsolidasi.
2021 ALK
6 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
E. Perusahaan private, tidak ada laporan keuangan yang dipublikasikan.
(Sektor usaha yang relevan adalah sektor usaha yang akan dijadikan bahan
perbandingan).
Perhatikan bahwa industri yang relatif "jelas" adalah industri dengan perusahaan-
perusahaan masuk dalam kategori A. Kategori lainya memerlukan pertimbangan
tersendiri untuk menentukan bagaimana sebaiknya suatu industri didefinisikan.
Perusahaan dalam kategori E barangkali sangat sulit dianalisis karena tidak adanya data
relevan yang tersedia. Perusahaan dalam kategori D juga sulit dianalisis karena laporan
keuangan yang tersedia masih bersifat konsolidasi. Menentukan industri yang paling tepat
untuk perbandingan dan mengkomunikasikan kepihak eksternal kadang-kadang bukan
pekerjaan mudah. Sebagai contoh, Bankers Trust adalah bank yang terlibat dalam jual
beli surat-surat berharga (sering disebut sebagai market maker).
Pada beberapa situasi barangkali tidak tersedia angka industri di dalam negeri.
Contoh yang paling ekstrem adalah maskapai penerbangan Singapura (Singapore
Airlines/SIA) yang merupakan satu-satunya maskapai penerbangan di Singapura. Di
indonesia kita mempunyai PT KAI (Kereta Api Indonesia) yang merupakan satu-satunya
angkutan kereta api di Indonesia. Dalam situasi semacam ini perbandingan dengan rata-
rata industri domestik tidak mungkin dilakukan. Dalam kasus Singapore Airlines, analisis
barangkali bisa membandingkn angka-angka SIA dengan angka-angka dari maskapai
lainnya seperti Malaysian Airlines (MAS), British Airways. Dalam kasus PT KAI (Kereta
Api Indonesia), barangkali analisis tidak bisa membandingkan secara langsung dengan
perusahaan kereta api dinegara-negara lainnya, karena meskipun sama-sama bergerak
dalamm industri kereta api, tetapi kondisi lingkungan di negara-negara barangkali akan
sangat berbeda dengan kondisi lingkungan di Indonesia.
2021 ALK
7 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
1. Menghitung rata-rata aritmatika
3. Menggunakan median
4. Menggunakan modus
Perhitungan rata-rata sangat sensitif terhadap nilai-nilai ekstrem. Misalkan ada dua
perusahaan dengan nilai ekstrem +30% (perusahaan I) dan 10% (perusahaan J).
Misalkan perusahaan J mengalami musibah kebakaran yang mengakibatkan rugi 10%
dan perusahaan I baru saja memperoleh lisensi impor, barangkali analis akan
menghilangkan dua angka ekstrem tersebut. Dengan cara semacam itu angka-
angka outlier bisa dihilangkan dan tidak merusak analisis. Cara lain yang bisa digunakan
untuk menghilangkan pengaruh nilai ekstrem ialah dengan menggunakan angka media
atau modus.
Misalkan kita mempunyai data suatu industry yang terdiri dari beberapa perusahaan
sebagai berikut :
Dengan perhitungan rata-rata aritmatika, ROA industry bisa di hitung sebagai berikut :
Angka ini kemudian bisa dipakai sebagai standar untuk perbandingan. Alternative lain
adalah dengan menghitung rata-rata tertimbang. Misalkan analisis menggunakan nilai
buku saham sebagai pembobotnya, rata-rata ROA bisa dihitung sebagai berikut :
Misalkan analis akan menggunakan nilai pasar saham sebagai pembobotnya, industri
bisa dihitung sebagai berikut:
2021 ALK
8 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
350/3.170(10%) + 400/3.170(12%) + 420/3.170(12%) + 450/3.170(13%) + 460/3.170(9%)
+ 350/3.170(12%) + 340/3.170(8%) + 400/3.170(9%) = 1,1 +1,51 + 1,59 + 1,84 + 1,31 +
1,32 + 1, 14 = 10,67%
Perhitungan rata-rata sangat sensitive terhadap nilai-nilai ekstrim. Misalkan ada dua
perusahaan dengan nilai ekstrim + 30% (Perusahaan I) dan 10% (perusahaan J).
Misalkan perusahaan J mengalami musibah kebakaran yang mengakibatkan rugi 10%
dan perusahaan I baru saja memperoleh lisensi impor, barangkali analis akan
menghilangkan dua angka ekstrim tersebut. Dengan cara semacam angka-
angka outlier bisa dihilangkan dan tidak merusak analis. Cara lain yang bisa digunakan
untuk menghilangkan pengaruh nilai ekstrim adalah dengan menggunakan angka median
atau modus. Denagn median ROA perusahaan diurutkan sebagai berikut : 8%, 9%, 9%,
10%, 12%, 12%, 12%, 13% , dan nilai tengahnya atau medianya adalah 11%. Misalkan
kita menggunakan modus (nilai yang paling sering keluar), maka angka yang dipilih untuk
dijadikan rata-rata industry adalah 12%
Dari angka-angka yang dihitung di atas, berikut ini ringkasan hasil perhitungan
dengan metode berberda tersebut.
Rata-rata aritmatik 10,63%
Rata-rata tertimbang
Rata-rata tertimbang
Median 11,00%
Modus 12,00%
Pemilihan angka yang akan dijadikan rata-rata industri akan tergantung
pertimbangan analis. Dari angka-angka diatas, ROA rata-rata industry adalah sekitar 10-
12%.
2021 ALK
9 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
5. PERBEDAAN ANTAR INDUSTRI
Pada waktu analis menggunakan perbandingan industri, analis mempunyai asumsi
implisit yaitu ada perbedaan berarti dalam rasio-rasio keuangan antar industri. Kalau
asumsi semacam itu tidak terpengaruh maka tidak ada artinya menggunakan
perbandingan dengan industri yang sejenis, karena dengan perbandingan rasio
perusahaan dalam perekonoian secara keseluruhanakan menghasilkan analisis yang
sama. Perbandingan antarindustri secara implisit juga mengakui bahwa ada perbedaan
risiko bisnis anatarindustri. Apabila asumsi ini benar, maka perbandingan dengan
perusahaan-perusahaan dalam industri dalam relevan dilakukan karena perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan lain yang mempunyai kelas risiko bisnis yang sama.
Tetapi apabila risiko bisnis antarindustri tidak berlainan, maka perbandingan antarindustri
tidak punya dasar yang cukup kuat. Penelitian yang dilakukan oleh David F.Scoot Jr. dan
John D. Martin (1975) menunjukkan bahwa memang ada perbedaan yang berarti dalam
angka-angka industri.
2021 ALK
10 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
yang baik. Teknik peramalan dapat bermacam-macam tergantung pada pola data yang
ada. Menurut Hanke dan Wichern (2005:58), ada empat macam tipe pola data yaitu:
1. Pola Data Horizontal
Pola data horizontal terjadi saat data observasi berfluktuasi di sekitaran suatu nilai
konstan atau mean yang membentuk garis horizontal. Data ini disebut juga dengan data
stasioner. Jumlah penjualan selalu meningkat atau menurun pada suatu nilai konstan
secara konsisten dari waktu ke waktu.
2. Pola Data Trend
Pola data trend terjadi bilamana data pengamatan mengalami kenaikan atau
penurunan selama periode jangka panjang. Suatu data pengamatan yang
mempunyaitrend disebut data non stasioner.
3. Pola Data Musiman
Pola data musiman terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman.
Pola data musiman dapat mempunyai pola musim yang berulang dari periode ke periode
berikutnya. Misalnya pola yang berulang setiap bulan tertentu, tahun tertentu atau pada
minggu tertentu.
4. Pola Data Siklis
Pola data siklis terjadi bilamana deret data dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka
panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis.
Dalam analisis data keuangan, analisis terhadap data historis diperlukan untuk
melihat tren-tren yang mungkin timbul. Kemudian kita bisa menganalisis apa yang terjadi
dibalik tren-tren angka tersebut. Data historis perusahaan sebaiknya juga dibandingkan
dengan data historis industri untuk melihat apakah tren suatu perusahaan begerak relatif
lebih baik terhadap tren industri.
2021 ALK
11 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dalam analisis times series, perubahan-perubahan struktural yang akan berpengaruh
terhadap angka-angka keuangan harus diperhatikan. Perubahan-perubahan struktural
yang akan mempengaruhi tren keuangan suatu perusahaan antara lain:
1. Peraturan Pemerintah
2. Perubahan Kompetisi
3. Perubahan Teknologi
4. Akuisi dan Merger (Penggabungan Perusahaan)
1. Pendekatan Ekonomi
2. Pendekatan Statistik
3. Pendekatan Visual
7. KESIMPULAN
2021 ALK
12 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
2021 ALK
13 Drs. Marsyaf Ak., M. Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/