ANALISIS
LAPORAN
KEUANGAN
06
Ekonomi & Bisnis Akuntansi DRS.SUHARMADI, AK.MM.M.Si, CA
Abstract Kompetensi
Sesi 6 ini akan membahas tentang Mahasiswa diharapkan mampu
analisis laporan keuangan dengan menjelaskan tentang analisis laporan
cross sectional keuangan dengan cross sectional
MODUL 06
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Materi Pembahasan:
1. Pendahuluan
2. Pengertian Cross Sectional
3. Perbandingan Cross Section
4. Perhitungan Rata-Rata Industri
5. Perbandingan Industri
6. Analisis Time Series
7. Kesimpulan
1. PENDAHULUAN
Analisis keuangan akan lebih tajam apabila angka-angka keuangan dibandingkan dengan
standar tertentu. Standar tersebut bisa berupa standar internal yang ditetapkan oleh
manajemen seperti target yang telah
ditetapkan, perbandingan historis atau membandingkan angka-angka keuangan dengan
angka-angka masa sebelumnya dan perbandingan dengan perusahaan atau industri
sejenis. Tanpa perbandingan tidak akan diketahui apakah prestasi keuangan suatu
perusahaan menunjukkan perbaikan atau sebaliknya menunjukkan penurunan.
Analisis cross-section adalah teknik analisis untuk memperbandingkan data laporan
keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan atau industri yang sejenis dalam suatu
periode tertentu.
Analisis cross section adalah perbandingan data keuangan suatu perusahaan dengan
perusahaan atau industi yang sejenis. akan bermanfaaat untuk melihat prestasi perusahaan
relatif terhadap industri dan juga bermanfaat dalam kasus khusus seperti untuk menentukan
bonus bagi manjemen perusahaan. Bonus bagi manajemen perusahaan pada beberapa
perusahaan ditentukan berdasarkan keuntungan perusahaan relatif terhadap industri.
Definisi industri sejenis adalah kesamaan dalam jenis bahan baku atau supplier, contoh
standar klasifikasi industry listing di BEJ, dan kesamaan dari sisi permintaan.
Kriteria pengelompokan industry didasarkan atas produk yang di hasilkan .contoh : misal
kebutuhan komunikasi, penghasil computer PC dengan mesin fax bisa bersaing, kamera
dan HP.
Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang mentah, bahan
baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi
kegunaannya.
3. PERBANDINGAN CROSS-SECTION
Perusahaan bisa ddikelompokkan berdasarkan bahan baku yang dipakai, bisa juga
berdasarkan proses produksi yang dipunyai. Standard Industrial Classification biasanya
menggunakan kriteria semacam ini (struktur fisik dan teknologi proses produksi dan
homogenitas produksi). Klasifikasi semacam ini juga banyak dipakai oleh lembaga lain.
Dari sudut pandang investasi, saham-saham yang mempunyai beberapa kesamaan
atribut bisa dimasukkan ke dalam satu kelompok. Contoh atribut yang relevan adalah risiko,
rasio PER (Price Earning Ratio), dan kapiatalisasi pasar untuk menentukan besar kecilnya
kapitalisasi saham. Investor yang ingin menginvestasikan dananya kesaham kecil
(kapitalisasi pasar kecil) barangkali akan memilih 25% saham paling kecil, dan
membandingkan saham-saham yang mempunyai nilai kapiatalisasi yang kecil.
Dalam memilih perusahaan yang akan dipakai sebagai perbandingan, analisis juga
bisa menggabungkan ketiga atribut di atas. Misalkan sebuah perusahaan transportasi
dengan aset tidak terlalu besar (misal Rp 1,5 miliar), maka perbandingan yang tepat adalah
Di negara-negara maju , data-data yang berkaitan dengan industri sejenis biasanya
bisa dicari. Tetapi tidak demikian halnya dengan data industri di negara-negara yang bellum
maju seperti di Indonesia. Saat ini perusahaan yang go public dan listing di BEJ mencapai
sekitar 200 saham (bandingkan dengan New York Stock Exchange yang mencapai 1.700
saham). Sebagian besar perusahaan di Indonesia belum go public. Perusahaan-perusahaan
yang belum go public biasanya tidak memberikan laporan keuangan publik, dan dengan
demikian data perbandingan akan sulit diperoleh. Kecuali bank-bank yang mempunyai data-
data keuangan nasabahnya. Tetapi data seperti ini barangkali akan sulit diakses oleh
perusahaan lain, meskkipun untuk perbandingan.
Masalah lain yang mungkin timbul adalah tidak "jelasnya" industri yang akan dipakai
sebagai perbandingan. Perusahaa yang besar biasanya beroperasi tidak hanya pada satu
sektor usaha saja, tetapi melakukan diversifikasinpada beberapa sektor. Banyak juga
perusahaan yang mempunyai usaha pokok yang tertentu, tetapi juga mempunyai usaha
pada sektor lain yang barangkali tidak terlalu dominan proporsinya. Kebanyakan laporan
keuangan perusahaan semacam ini juga bersifat konsolidai, tidak melaporkan per segmen.
Perhatika urutan semacam ini.
A. Perusahaan dengan kegiatan tunggal pada sektor yang relevan. Laporan keuangan
tersedia.
B. Perusahaan dengan beberapa aktivitas, tetapi mempunyai kegiatan yang dominan pada
sektor yang relevan. laporan keuangan tersedia.
C. Perusahaan dengan banyak aktivitas, tidak ada aktivitas yang paling dominan (mirip
dengan konglomerasi). Sulit menentukan sektor usaha yang relevan. Laporan keuangan per
segmen tersedia.
D. Perusahaan dengan banyak aktivitas, tidak ada aktivitas yang paling dominan. Sulit
menentukan sektor usaha yang relevan. Laporan keuangan hanya berupa laporan
konsolidasi.
(Sektor usaha yang relevan adalah sektor usaha yang akan dijadikan bahan perbandingan).
Perhatikan bahwa industri yang relatif "jelas" adalah industri dengan perusahaan-
perusahaan masuk dalam kategori A. Kategori lainya memerlukan pertimbangan tersendiri
untuk menentukan bagaimana sebaiknya suatu industri didefinisikan. Perusahaan dalam
Pada beberapa situasi barangkali tidak tersedia angka industri di dalam negeri. Contoh
yang paling ekstrem adalah maskapai penerbangan Singapura (Singapore Airlines/SIA)
yang merupakan satu-satunya maskapai penerbangan di Singapura. Di indonesia kita
mempunyai PT KAI (Kereta Api Indonesia) yang merupakan satu-satunya angkutan kereta
api di Indonesia. Dalam situasi semacam ini perbandingan dengan rata-rata industri
domestik tidak mungkin dilakukan. Dalam kasus Singapore Airlines, analisis barangkali bisa
membandingkn angka-angka SIA dengan angka-angka dari maskapai lainnya seperti
Malaysian Airlines (MAS), British Airways. Dalam kasus PT KAI (Kereta Api Indonesia),
barangkali analisis tidak bisa membandingkan secara langsung dengan perusahaan kereta
api dinegara-negara lainnya, karena meskipun sama-sama bergerak dalamm industri kereta
api, tetapi kondisi lingkungan di negara-negara barangkali akan sangat berbeda dengan
kondisi lingkungan di Indonesia.
3. Menggunakan median
4. Menggunakan modus
Perhitungan rata-rata sangat sensitif terhadap nilai-nilai ekstrem. Misalkan ada dua
perusahaan dengan nilai ekstrem +30% (perusahaan I) dan 10% (perusahaan J). Misalkan
perusahaan J mengalami musibah kebakaran yang mengakibatkan rugi 10% dan
Misalkan kita mempunyai data suatu industry yang terdiri dari beberapa perusahaan
sebagai berikut :
Dengan perhitungan rata-rata aritmatika, ROA industry bisa di hitung sebagai berikut :
Angka ini kemudian bisa dipakai sebagai standar untuk perbandingan. Alternative lain
adalah dengan menghitung rata-rata tertimbang. Misalkan analisis menggunakan nilai buku
saham sebagai pembobotnya, rata-rata ROA bisa dihitung sebagai berikut :
300/2.275 (10%) + 420/2.275 (12%) + 250/2.275 (12%) + 200/2.275 (13%) + 250/2.275 (9%)
+ 210/2.275 (12%) + 310/2.275(8%) + 335 /2.275 (9%) = 1,31+2,21 + 1,32 + 1,14 + 0,98 +
1,+11 + 1,09 + 1,33 = 10,50%
Misalkan analis akan menggunakan nilai pasar saham sebagai pembobotnya, industri bisa
dihitung sebagai berikut:
Perhitungan rata-rata sangat sensitive terhadap nilai-nilai ekstrim. Misalkan ada dua
perusahaan dengan nilai ekstrim + 30% (Perusahaan I) dan 10% (perusahaan J). Misalkan
perusahaan J mengalami musibah kebakaran yang mengakibatkan rugi 10% dan
perusahaan I baru saja memperoleh lisensi impor, barangkali analis akan menghilangkan
dua angka ekstrim tersebut. Dengan cara semacam angka-angka outlier bisa dihilangkan
dan tidak merusak analis. Cara lain yang bisa digunakan untuk menghilangkan pengaruh
nilai ekstrim adalah dengan menggunakan angka median atau modus. Denagn median ROA
Dari angka-angka yang dihitung di atas, berikut ini ringkasan hasil perhitungan
dengan metode berberda tersebut.
Rata-rata aritmatik 10,63%
Rata-rata tertimbang
Rata-rata tertimbang
Median 11,00%
Modus 12,00%
Pemilihan angka yang akan dijadikan rata-rata industri akan tergantung
pertimbangan analis. Dari angka-angka diatas, ROA rata-rata industry adalah sekitar 10-
12%.
Pada waktu analis menggunakan perbandingan industri, analis mempunyai asumsi
implisit yaitu ada perbedaan berarti dalam rasio-rasio keuangan antar industri. Kalau asumsi
semacam itu tidak terpengaruh maka tidak ada artinya menggunakan perbandingan dengan
industri yang sejenis, karena dengan perbandingan rasio perusahaan dalam perekonoian
secara keseluruhanakan menghasilkan analisis yang sama. Perbandingan antarindustri
secara implisit juga mengakui bahwa ada perbedaan risiko bisnis anatarindustri. Apabila
asumsi ini benar, maka perbandingan dengan perusahaan-perusahaan dalam industri dalam
relevan dilakukan karena perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain yang
mempunyai kelas risiko bisnis yang sama. Tetapi apabila risiko bisnis antarindustri tidak
berlainan, maka perbandingan antarindustri tidak punya dasar yang cukup kuat. Penelitian
yang dilakukan oleh David F.Scoot Jr. dan John D. Martin (1975) menunjukkan bahwa
memang ada perbedaan yang berarti dalam angka-angka industri.
Dalam analisis data keuangan, analisis terhadap data historis diperlukan untuk
melihat tren-tren yang mungkin timbul. Kemudian kita bisa menganalisis apa yang terjadi
dibalik tren-tren angka tersebut. Data historis perusahaan sebaiknya juga dibandingkan
dengan data historis industri untuk melihat apakah tren suatu perusahaan begerak relatif
lebih baik terhadap tren industri.
1. Pendekatan Ekonomi
2. Pendekatan Statistik
3. Pendekatan Visual
7. KESIMPULAN