Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

ANALISIS
LAPORAN
KEUANGAN

CROSS SECTIONAL DAN


TIME SERIES

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

06
Ekonomi & Bisnis Akuntansi DRS.SUHARMADI, AK.MM.M.Si, CA

Abstract Kompetensi
Sesi 6 ini akan membahas tentang Mahasiswa diharapkan mampu
analisis laporan keuangan dengan menjelaskan tentang analisis laporan
cross sectional keuangan dengan cross sectional
MODUL 06
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan mampu:

1. Menjelaskan pengertian dari cross sectional


2. Menjelaskan perbandingan cross section dengan perusahaan atau industri yang
sejenis
3. Menjelaskan perhitungan rata-rata industri.
4. Menjelaskan analisa perbandingan industri.
5. Menjelaskan tentang pengertian time series.
6. Melakukan perhitungan analisis time series.

Materi Pembahasan:

1. Pendahuluan
2. Pengertian Cross Sectional
3. Perbandingan Cross Section
4. Perhitungan Rata-Rata Industri
5. Perbandingan Industri
6. Analisis Time Series
7. Kesimpulan

19 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA


2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

1. PENDAHULUAN

Analisis keuangan akan lebih tajam apabila angka-angka keuangan dibandingkan dengan
standar tertentu. Standar tersebut bisa berupa standar internal yang ditetapkan oleh
manajemen seperti target yang telah
ditetapkan, perbandingan historis atau membandingkan angka-angka keuangan dengan
angka-angka masa sebelumnya dan perbandingan dengan perusahaan atau industri
sejenis. Tanpa perbandingan tidak akan diketahui apakah prestasi keuangan suatu
perusahaan menunjukkan perbaikan atau sebaliknya menunjukkan penurunan. 
Analisis cross-section adalah teknik analisis untuk memperbandingkan data laporan
keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan atau industri yang sejenis dalam suatu
periode tertentu.

Ruang lingkup pembahasan pada analisis cross-section adalah:


1.Perbandingan Cross-Section
2.Perhitungan Rata-Rata Industri
3.Perbedaan Antar industri

2. PENGERTIAN ANALISA CROSS SECTION

Analisis cross section adalah perbandingan data keuangan suatu perusahaan dengan
perusahaan atau industi yang sejenis. akan bermanfaaat untuk melihat prestasi perusahaan
relatif terhadap industri dan juga bermanfaat dalam kasus khusus seperti untuk menentukan
bonus bagi manjemen perusahaan. Bonus bagi manajemen perusahaan pada beberapa
perusahaan ditentukan berdasarkan keuntungan perusahaan relatif terhadap industri.
Definisi industri sejenis adalah kesamaan dalam jenis bahan baku atau supplier, contoh
standar klasifikasi industry listing di BEJ, dan kesamaan dari sisi permintaan.
Kriteria pengelompokan industry didasarkan atas produk yang di hasilkan .contoh : misal
kebutuhan komunikasi, penghasil computer PC dengan mesin fax bisa bersaing, kamera
dan HP.
Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang mentah, bahan
baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi
kegunaannya.

19 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA


3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Analisis cross section ( perbandingan dengan perusahaan atau industri yang sejenis)
akan bermanfaat untuk melihat prestasi perusahaan relatif terhadap industri dan juga
bermanfaat dalam kasus khusus seperti untuk menentukan bonus bagi manajemen
perusahaan. Bonus bagi manajemen perusahaan pada beberapa perusahaan ditentukan
berdasarkan keuntungan perusahaan relatif terhadap industri. Apabila perusahaan
memeperoleh untung di atas industri, manajemen perusahaan akan memperoleh bonus, dan
tidak memperoleh bonus apabila terjadi sebaliknya.
Mendefinisikan perusahaan sejenis bukan merupakan pekerjaan mudah. Industri yang
bisa diperbandingkan pada dasarnya mempunyai satu atau beberapa elemen yang sama
dengan perusahaan. Kesamaan tersebut antara lain :
(1) Kesamaan dalam jenis bahan baku atau supplier. Perusahaan  bisa dikelompokan
berdasarkan bahan baku yang  dipakai, bisa juga berdasarkan proses produksi yang
dipunyai. Standard Industrial Classification biasanya menggunakan kriteria semacam ini
(struktur fisik dan tekhnologi proses produksi dalam homogenitas produksi). (2). Kesamaan
dari sisi permintaan. Pendekatan ini menggunakan produk-produk yang dihasilkan sebagai
kriteria pengelompokan industri. Apabila produk-produk memenuhi kebutuhan yang sama,
dan produk-produk tersebut merupakan substitusi satu sama lainnya, maka produk-produk
tersebut masuk dalam industri yang sama. Produk-produk tersebut bisa mempunyai horizon
yang pendek yaitu produk-produk yang sama saat ini, tetapi bisa juga mempunyai horizon
jangka panjang yaitu produk-produk yang saling berkompetisi pada beberapa tahun
mendatang. (3) kesamaan dalam atribut keuangan. Dari sudut pandang investasi, saham-
saham yang mempunyai berapa kesamaan atribut bisa dimasukan kedalam satu kelompok.
Dalam memilih perusahaan  yang akan dipakai sebai perbandingan, analisis juga bisa
menggabungkan ketiga atribut diatas, misalkan perusahaan transportasi dengan asset yang
tidak terlalu besar ( misal Rp. 1,5 miliar), maka perbandingan yang tepat adalah perusahaan
transportasi  lainnya yang mempunyai  asset yang hampir sama besarnya. Membandingkan
perusahaan tersebut dengan perusahaan transportasi lain yang yang mempunyai asset Rp.
1 miliar barangkali tidak sepenuhnya tepat.
erhitungan rata-rata industri

3. PERBANDINGAN CROSS-SECTION

       Analisis Cross-Section (perbandingan dengan perusahaan atau industri yang sejenis)


akan bermanfaat untuk melihat prestasi perusahaan relatif terhadap industri dan juga

19 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA


4 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bermanfaat dalam kasus khusus seperti untuk menentukan bonus bagi manajemen
perusahaan. Bonus bagi manajemen perusahaan pada beberapa perusahaan ditentukan
berdasarkan keuntungan perusahaan relatif terhadap industri. Apabila perusahaan
memperoleh untung di atas industri, manajemen perusahaan akan memperoleh bonus, dan
tidak memperoleh bonus apabila yang terjadi sebaliknya.
      Mendefinisikan industri sejenis bukan merupakan pekerjaan mudah. Industri yang bisa
diperbandingkan pada dasarnya mempunyai satu atau beberapa elemen yang sama dengan
perusahaan. Kesamaan tersebut antara lain:

 1. Kesamaan dalam jenis bahan baku atau supplier.

      Perusahaan bisa ddikelompokkan  berdasarkan bahan baku yang dipakai, bisa juga
berdasarkan proses produksi yang dipunyai. Standard Industrial Classification biasanya
menggunakan kriteria semacam ini (struktur fisik dan teknologi proses produksi dan
homogenitas produksi). Klasifikasi semacam ini juga banyak dipakai oleh lembaga lain.

 2.  Kesamaan dari sisi permintaan.

     Pendekatan ini menggunakan produk-produk yang dihasilkan sebagai kriteria


pengelompokkan industri. Apabila produk-produk memenuhi kebetuhan yang sama, dan
produk-produk tersebut merupakan substitusi satu sama lainnya, maka produk-produk
tersebut masuk dalam kelompok industri yang sama. Produk-produk tersebut bisa
mempunyai horison yang pendek yaitu produk-produk yang sama saat ini, tetapi bisa juga
mempunyai horison jangka panjang yaitu produk-produk yang saling berkompetisi pada
beberapa tahun mendatang (misal sepuluh tahun mendatang).Perspektif jangka pendek
juga mempunyai relevansi yang tinggi karena membicarakan situasi saat ini, tetapi
perspektif jangka panjang membuat perusahaan waspada terhadap perubahan persaingan.
Produk yang saat ini bukan merupakan pesaing, barangkali merupakan pesaing potensial
yang akan menjadi pesaing sesungguhnya pada masa mendatang. 

  3. Kesamaan dalam atribut keuangan.

     Dari sudut pandang investasi, saham-saham yang mempunyai beberapa kesamaan
atribut bisa dimasukkan ke dalam satu kelompok. Contoh atribut yang relevan adalah risiko,
rasio PER (Price Earning Ratio), dan kapiatalisasi pasar untuk menentukan besar kecilnya
kapitalisasi saham. Investor yang ingin menginvestasikan dananya kesaham kecil
(kapitalisasi pasar kecil) barangkali akan memilih 25% saham paling kecil, dan
membandingkan saham-saham yang mempunyai nilai kapiatalisasi yang kecil.

         Dalam memilih  perusahaan yang akan dipakai sebagai perbandingan, analisis juga
bisa menggabungkan ketiga atribut di atas. Misalkan sebuah perusahaan transportasi
dengan aset tidak terlalu besar (misal Rp 1,5 miliar), maka perbandingan yang tepat adalah

19 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA


5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
perusahaan transportasi lainnya dan yang mempunyai aset yang hampir sama besarnya,
Membandingkan perusahaan transportasi lain yang mempunyai aset Rp100 miliar
barangkali tidak sepenuhnya tepat.

         Di negara-negara maju , data-data yang berkaitan dengan industri sejenis biasanya
bisa dicari. Tetapi tidak demikian halnya dengan data industri di negara-negara yang bellum
maju seperti di Indonesia. Saat ini perusahaan yang go public dan listing di BEJ mencapai
sekitar 200 saham (bandingkan dengan New York Stock Exchange yang mencapai 1.700
saham). Sebagian besar perusahaan di Indonesia belum go public. Perusahaan-perusahaan
yang belum go public biasanya tidak memberikan laporan keuangan publik, dan dengan
demikian data perbandingan akan sulit diperoleh. Kecuali bank-bank yang mempunyai data-
data keuangan nasabahnya. Tetapi data seperti ini barangkali akan sulit diakses oleh
perusahaan lain, meskkipun untuk perbandingan.

       Masalah lain yang mungkin timbul adalah tidak "jelasnya" industri yang akan dipakai
sebagai perbandingan. Perusahaa yang besar biasanya beroperasi tidak hanya pada satu
sektor usaha saja, tetapi melakukan diversifikasinpada beberapa sektor. Banyak juga
perusahaan yang mempunyai usaha pokok yang tertentu, tetapi juga mempunyai usaha
pada sektor lain yang barangkali tidak terlalu dominan proporsinya. Kebanyakan laporan
keuangan perusahaan semacam ini juga bersifat konsolidai, tidak melaporkan per segmen.
Perhatika urutan semacam ini.

A. Perusahaan dengan kegiatan tunggal pada sektor yang relevan. Laporan keuangan
tersedia.

B. Perusahaan dengan beberapa aktivitas, tetapi mempunyai kegiatan yang dominan pada
sektor yang relevan. laporan keuangan tersedia.

C. Perusahaan dengan banyak aktivitas, tidak ada aktivitas yang paling dominan (mirip
dengan konglomerasi). Sulit menentukan sektor usaha yang relevan. Laporan keuangan per
segmen tersedia.

D. Perusahaan dengan banyak aktivitas, tidak ada aktivitas yang paling dominan. Sulit
menentukan sektor usaha yang relevan. Laporan keuangan hanya berupa laporan
konsolidasi. 

E. Perusahaan private, tidak ada laporan keuangan yang dipublikasikan.

(Sektor usaha yang relevan adalah sektor usaha yang akan dijadikan bahan perbandingan).

          Perhatikan  bahwa industri yang relatif  "jelas" adalah industri dengan perusahaan-
perusahaan masuk dalam kategori A. Kategori lainya memerlukan pertimbangan tersendiri
untuk menentukan bagaimana sebaiknya suatu industri didefinisikan. Perusahaan dalam

19 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA


6 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kategori E barangkali sangat sulit dianalisis karena tidak adanya data relevan yang tersedia.
Perusahaan dalam kategori D juga sulit dianalisis karena laporan keuangan yang tersedia
masih bersifat konsolidasi. Menentukan industri yang paling tepat untuk perbandingan dan
mengkomunikasikan kepihak eksternal kadang-kadang bukan pekerjaan mudah. Sebagai
contoh, Bankers Trust adalah bank yang terlibat dalam jual beli surat-surat berharga (sering
disebut sebagai market maker).

        Pada beberapa situasi barangkali tidak tersedia angka industri di dalam negeri. Contoh
yang paling ekstrem adalah maskapai penerbangan Singapura (Singapore Airlines/SIA)
yang merupakan satu-satunya maskapai penerbangan di Singapura. Di indonesia kita
mempunyai PT KAI (Kereta Api Indonesia) yang merupakan satu-satunya angkutan kereta
api di Indonesia. Dalam situasi semacam ini perbandingan dengan rata-rata industri
domestik tidak mungkin dilakukan. Dalam kasus Singapore Airlines, analisis barangkali bisa
membandingkn angka-angka SIA dengan angka-angka dari maskapai lainnya seperti
Malaysian Airlines (MAS), British Airways. Dalam kasus PT KAI (Kereta Api Indonesia),
barangkali analisis tidak bisa membandingkan secara langsung dengan perusahaan kereta
api dinegara-negara lainnya, karena meskipun sama-sama bergerak dalamm industri kereta
api, tetapi kondisi lingkungan di negara-negara barangkali akan sangat berbeda dengan
kondisi lingkungan di Indonesia.

4. PERHITUNGAN RATA-RATA INDUSTRI

 Untuk menghitung rata-rata industri seorang analisis mempunyai beberapa alternatif:


1.  Menghitung nilai tunggal sebagai perbandingan 

2.  Menghitung nilai tunggal dengan dispersinya (standar deviasinya),

3.  Menghitung nilai untuk percentile tertentu (misal menghitung nilai untuk perusahaan-


perusahaan yang mempunyai ukuran 25% paling kecil).

Untuk perhitungan di atas ada beberapa alternatif ang bisa di pakai:

1. Menghitung rata-rata aritmatika

2. Menghitung rata-rata tertimbang

3. Menggunakan median

4. Menggunakan modus

          Perhitungan rata-rata sangat sensitif terhadap nilai-nilai ekstrem. Misalkan ada dua
perusahaan dengan nilai ekstrem +30% (perusahaan I) dan 10% (perusahaan J). Misalkan
perusahaan J mengalami musibah kebakaran yang mengakibatkan rugi 10% dan

19 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA


7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
perusahaan I baru saja memperoleh lisensi impor, barangkali analis akan menghilangkan
dua angka ekstrem tersebut. Dengan cara semacam itu angka-angka outlier bisa
dihilangkan dan tidak merusak analisis. Cara lain yang bisa digunakan untuk menghilangkan
pengaruh nilai ekstrem ialah dengan menggunakan angka media atau modus.

Misalkan kita mempunyai data suatu industry yang terdiri dari beberapa  perusahaan
sebagai berikut :

Dengan perhitungan rata-rata aritmatika, ROA industry bisa di hitung sebagai berikut :

1/8 (10+12+12+13+9+12+8+9) = 10,625 %

Angka ini kemudian bisa dipakai sebagai standar untuk perbandingan. Alternative lain
adalah dengan menghitung rata-rata tertimbang. Misalkan analisis menggunakan nilai buku
saham sebagai pembobotnya, rata-rata ROA bisa dihitung sebagai berikut :

300/2.275 (10%) + 420/2.275 (12%) + 250/2.275 (12%) + 200/2.275 (13%) + 250/2.275 (9%)
+ 210/2.275 (12%) + 310/2.275(8%) + 335 /2.275 (9%) = 1,31+2,21 + 1,32 + 1,14 + 0,98 +
1,+11 + 1,09 + 1,33 = 10,50%

Misalkan analis akan menggunakan nilai pasar saham sebagai pembobotnya, industri bisa
dihitung sebagai berikut:

350/3.170(10%) + 400/3.170(12%) + 420/3.170(12%) + 450/3.170(13%) + 460/3.170(9%)  +


350/3.170(12%) + 340/3.170(8%) + 400/3.170(9%) = 1,1 +1,51 + 1,59 + 1,84 + 1,31 + 1,32
+ 1, 14 = 10,67%

Perhitungan rata-rata sangat sensitive terhadap nilai-nilai ekstrim. Misalkan ada dua
perusahaan dengan nilai ekstrim + 30% (Perusahaan I) dan 10% (perusahaan J). Misalkan
perusahaan J mengalami musibah kebakaran yang mengakibatkan rugi 10% dan
perusahaan I baru saja memperoleh lisensi impor, barangkali analis akan menghilangkan
dua angka ekstrim tersebut. Dengan cara semacam angka-angka outlier bisa dihilangkan
dan tidak merusak analis. Cara lain yang bisa digunakan untuk menghilangkan pengaruh
nilai ekstrim adalah dengan menggunakan angka median atau modus. Denagn median ROA

19 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA


8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
perusahaan diurutkan sebagai berikut : 8%, 9%, 9%, 10%, 12%, 12%, 12%, 13% , dan nilai
tengahnya atau  medianya adalah 11%. Misalkan kita menggunakan modus (nilai yang
paling sering keluar), maka angka yang dipilih untuk dijadikan rata-rata industry adalah 12%

Dari angka-angka yang dihitung di atas, berikut ini ringkasan hasil perhitungan
dengan metode berberda tersebut.

ROA Rata-Rata Industri

Rata-rata aritmatik                             10,63%

Rata-rata tertimbang              

(dengan bobot nilai buku saham)       10,5%

Rata-rata tertimbang

(dengan bobot nilai pasar saham)      10,67%           

Median                                                11,00%

Modus                                                 12,00%

            Pemilihan angka yang akan dijadikan rata-rata industri akan tergantung
pertimbangan analis. Dari angka-angka diatas, ROA rata-rata industry adalah sekitar 10-
12%.

19 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA


9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. PERBEDAAN ANTAR INDUSTRI

         Pada waktu analis menggunakan perbandingan industri, analis mempunyai asumsi
implisit yaitu ada perbedaan berarti dalam rasio-rasio keuangan antar industri. Kalau asumsi
semacam itu tidak terpengaruh maka tidak ada artinya menggunakan perbandingan dengan
industri yang sejenis, karena dengan perbandingan rasio perusahaan dalam perekonoian
secara keseluruhanakan menghasilkan analisis yang sama. Perbandingan antarindustri
secara implisit juga mengakui bahwa ada perbedaan risiko bisnis anatarindustri. Apabila
asumsi ini benar, maka perbandingan dengan perusahaan-perusahaan dalam industri dalam
relevan dilakukan karena perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain yang
mempunyai kelas risiko bisnis yang sama. Tetapi apabila risiko bisnis antarindustri tidak
berlainan, maka perbandingan antarindustri tidak punya dasar yang cukup kuat. Penelitian
yang dilakukan oleh David F.Scoot Jr. dan John D. Martin (1975) menunjukkan bahwa
memang ada perbedaan yang berarti dalam angka-angka industri.

6. ANALISIS TIME SERIES

Kegiatan Peramalan adalah suatu kegiatan memprediksi masa depan menggunakan


kondisi ataupun data dimasa lalu. Hasil ramalan adalah situasi/kondisi yang diperkirakan
akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan dapat diperoleh dengan bermacam‐
macam cara yang dikenal dengan metode peramalan. Metode peramalan dapat
diklasifikasikan 2 (dua) kelompok yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode
peramalan kualitatif lebih mendasarkan kualitatif dimasa lalu yaitu berdasarkan pemikiran
yang bersifat intuisi, pendapat dan pengetahuan serta pengalaman. Metode peramalan
kuantitatif merupakan peramalan yang didasarkan pada data kuantitatif dimasa lalu. Hasil
yang dibuat tergantung dari metode yang digunakan untuk melakukan peramalan.
Menurut Australia Bureau of Statistics, data time series adalah sekumpulan data
pengamatan yang diperoleh dari perhitungan dari waktu ke waktu. Pada umumnya
pengumpulan dan pencatatan itu dilakukan dalam jangka waktu tertentu misalnya tiap bulan,
tiap akhir tahun, sepuluh tahun dan sebagainya. Contoh data time series adalah
pertumbuhan ekonomi suatu negara pertahun, jumlah produksi minyak perbulan, indeks
harga saham perhari. Untuk meramalkan data time series dibutuhkan teknik peramalan yang
baik. Teknik peramalan dapat bermacam-macam tergantung pada pola data yang ada. 
Menurut Hanke dan Wichern (2005:58), ada empat macam tipe pola data yaitu:
1.      Pola Data Horizontal

19 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA


10 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pola data horizontal terjadi saat data observasi berfluktuasi di sekitaran suatu nilai
konstan atau mean yang membentuk garis horizontal. Data ini disebut juga dengan data
stasioner. Jumlah penjualan selalu meningkat atau menurun pada suatu nilai konstan secara
konsisten dari waktu ke waktu.
2.      Pola Data Trend
Pola data trend terjadi bilamana data pengamatan mengalami kenaikan atau penurunan
selama periode jangka panjang. Suatu data pengamatan yang mempunyaitrend disebut
data non stasioner.
3.      Pola Data Musiman
Pola data musiman terjadi  bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman. Pola
data musiman dapat mempunyai pola musim yang berulang dari periode ke periode
berikutnya. Misalnya pola yang berulang setiap bulan tertentu, tahun tertentu  atau pada
minggu tertentu.
4.      Pola Data Siklis
Pola data siklis terjadi bilamana deret data dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka
panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis.

Dalam analisis data keuangan, analisis terhadap data historis diperlukan untuk
melihat tren-tren yang mungkin timbul. Kemudian kita bisa menganalisis apa yang terjadi
dibalik tren-tren angka tersebut. Data historis perusahaan sebaiknya juga dibandingkan
dengan data historis industri untuk melihat apakah tren suatu perusahaan begerak relatif
lebih baik terhadap tren industri.

Dalam analisis times series, perubahan-perubahan struktural yang akan berpengaruh


terhadap angka-angka keuangan harus diperhatikan. Perubahan-perubahan struktural yang
akan mempengaruhi tren keuangan suatu perusahaan antara lain:
1. Peraturan Pemerintah
2. Perubahan Kompetisi

19 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA


11 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Perubahan Teknologi
4. Akuisi dan Merger (Penggabungan Perusahaan)

Tiga pendekatan dalam analisis time series:

1.  Pendekatan Ekonomi
2.  Pendekatan Statistik
3.  Pendekatan Visual

7. KESIMPULAN

Analisis cross section adalah perbandingan data keuangan suatu perusahaan


dengan perusahaan atau industi yang sejenis.
Analisis time series adalah analisis perbandingan data dengan data keuangan
periode sebelumnya (perbandingan dengan data historis). 

19 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA


12 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Subramanyam, K.R, dan John J.Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan.Jakarta:Salemba


Empat

19 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA


13 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai