Dengan Perhitungan Rata-Rata Aritmatika, ROA industri bisa di hitung sebagai berikut :
1/8 (10+12+12+13+9+12+8+9) = 10,625 %
Angka ini kemudian bisa dipakai sebagai standar untuk perbandingan. Alternatif lain adalah
dengan menghitung Rata-Rata Tertimbang. Misalkan analisis menggunakan nilai buku saham
sebagai pembobotnya, rata-rata ROA bisa dihitung sebagai berikut :
300/2.275 (10%) + 420/2.275 (12%) + 250/2.275 (12%) + 200/2.275 (13%) + 250/2.275
(9%) + 210/2.275 (12%) + 310/2.275(8%) + 335 /2.275 (9%) = 1,31+2,21 + 1,32 + 1,14 + 0,98 +
1,+11 + 1,09 + 1,33 = 10,50%
Misalkan analis akan menggunakan nilai pasar saham sebagai pembobotnya, industri bisa
dihitung sebagai berikut:
350/3.170(10%) + 400/3.170(12%) + 420/3.170(12%) + 450/3.170(13%) + 460/3.170(9%)
+ 350/3.170(12%) + 340/3.170(8%) + 400/3.170(9%) = 1,1 +1,51 + 1,59 + 1,84 + 1,31 + 1,32 +
1, 14 = 10,67%
Perhitungan rata-rata sangat sensitif terhadap nilai-nilai ekstrem. Misalkan ada dua
perusahaan dengan nilai ekstrem +30% [Perusahaan I] dan 10% [Perusahaan II]. Misalkan
perusahaan II mengalami musibah kebakaran yang mengakibatkan rugi 10% dan perusahaan I
baru saja memperoleh lisensi impor, barangkali analis akan menghilangkan dua angka ekstrem
tersebut. Dengan cara semacam itu angka-angka outlier bisa dihilangkan dan tidak merusak
analisis. Cara lain yang bisa digunakan untuk menghilangkan pengaruh nilai ekstrem ialah
dengan menggunakan angka media atau modus.
Dengan median ROA perusahaan diurutkan sebagai berikut : 8%, 9%, 9%, 10%, 12%, 12%,
12%, 13% , dan nilai tengahnya atau medianya adalah 11%. Misalkan kita menggunakan modus
[Nilai Yang Paling Sering Keluar], maka angka yang dipilih untuk dijadikan rata-rata industri
adalah 12%
Dari angka-angka yang dihitung di atas, berikut ini ringkasan hasil perhitungan dengan
metode berberda tersebut.
ROA Rata-Rata Industri
Rata-rata aritmatik 10,63%
Rata-rata tertimbang
[Dengan bobot nilai buku saham] 10,5%
Rata-rata tertimbang
[Dengan bobot nilai pasar saham] 10,67%
Median 11,00%
Modus 12,00%
Pemilihan angka yang akan dijadikan rata-rata industri akan tergantung pertimbangan analis.
Dari angka-angka diatas, ROA rata-rata industri adalah sekitar 10-12%
Perbedaan Antar Industri
Pada waktu analis menggunakan perbandingan industri, analis mempunyai asumsi implisit
yaitu ada perbedaan berarti dalam rasio-rasio keuangan antar industri. Kalau asumsi semacam itu
tidak terpengaruh maka tidak ada artinya menggunakan perbandingan dengan industri yang
sejenis, karena dengan perbandingan rasio perusahaan dalam perekonoian secara
keseluruhanakan menghasilkan analisis yang sama. Perbandingan antarindustri secara implisit
juga mengakui bahwa ada perbedaan risiko bisnis anatarindustri. Apabila asumsi ini benar, maka
perbandingan dengan perusahaan-perusahaan dalam industri dalam relevan dilakukan karena
perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain yang mempunyai kelas risiko bisnis yang
sama. Tetapi apabila risiko bisnis antarindustri tidak berlainan, maka perbandingan antarindustri
tidak punya dasar yang cukup kuat. Penelitian yang dilakukan oleh David F.Scoot Jr. dan John
D. Martin (1975) menunjukkan bahwa memang ada perbedaan yang berarti dalam angka-angka
industri.