Disusun Oleh:
1. Muhamad Aris (11021900083)
2. Didi Nuryadi (11021900259)
3. Fitrian Nafadatul (11021800252)
4. Indah Lestari (11021800093)
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Semua perusahaan beroperasi dalam lingkungan sosial ekonomi yang luas
yang mencakup faktor-faktor hukum, sosial, lingkungan, dan ekonomi. Perusahaan
juga beroperasi dalam lingkungan yang kompetitif lebih cepat. Struktur lingkungan
yang kompetitif ini menentukan baik daya tarik keseluruhan industri dan membantu
mengidentifikasi peluang untuk menguntungkan posisi suatu perusahaan dalam suatu
industri. Analysis merupakan metode yang baik untuk membantu Anda menganalisis
bagaimana kekuatan kompetitif membentuk suatu industri untuk beradaptasi atau
mempengaruhi sifat persaingan. Secara kolektif, Five Forces menentukan daya tarik
suatu industri, potensi keuntungan, dan kemudahan dan daya tarik mobilitas dari satu
posisi strategis yang lain. Karena itu,analisis ini berguna ketika perusahaan membuat
keputusan tentang masuk atau keluar dari industri serta untuk mengidentifikasi anca-
man utama dan peluang dalam suatu industri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Five Forces Model atau yang lebih dikenal dengan Porter Five Forces adalah suatu
metode untuk menganalisis industri dan pengembangan strategi bisnis atau
lingkungan persaingan yang dipublikasikan oleh Michael E Porter, seorang profesor
dari Harvard Business School pada tahun 1979. Menurut Five Forces Model ada lima
hal yang dapat menentukan tingkat persaingan dan daya tarik pasar dalam suatu
industri. Daya tarik dalam konteks ini mengacu pada profitabilitas industri secara
keseluruhan. Hasilnya, setelah analisis dilakukan maka akan dapat di nilai apakah
industri tersebut masih “menarik” atau “tidak menarik”.
Menurut Five Forces Model, sebuah industri disebut “tidak menarik” bila kombinasi
dari five forces menurunkan profitabilitas secara keseluruhan. Sebuah industri disebut
menarik bila kombinasinya menunjukkan profitabilitas yang menjanjikan. Tiga dari
lima Five Forces merujuk pada persaingan dari sumber eksternal. Sisanya adalah
ancaman internal.
2
SWOT Analysis diantaranya adalah Porter Five Forces analysis, yang memberikan
gambaran mengenai bagaimana posisi bisnis kita di dalam suatu industri maupun
instansi. Analisa Porter’s Five Forces memberikan gambaran yang powerful
mengenai bagaimana tingkat persaingan, baik itu dari sisi supply chain (supplier dan
pelanggan) serta pasar (pemain baru dan substitusi). Keempat dari forces (dorongan)
ini memberikan kontribusi terhadap competitive rivalry atau tingkat persaingan dalam
industry.
C. Analisis Lima Kekuatan Porter
3
– Skala Ekonomi (Economies of Scale) yaitu apakah produk bisa dibuat dalam
jumlah kecil atau harus dalam jumlah yang besar, misal: dalam pabrik kertas, nilai
efisiensi yang menguntungkan baru bisa dicapai dalam skala yang besar sehingga
sulit bagi pesaing baru jika ingin masuk dengan skala industri yang kecil).
– Diferensiasi Produk. Adalah keunikan yang dimiliki baik dalam bentuk fisik
produk atau positioning produk yang membedakannya dari produk pesaing yang
berada dalam industri yang sama. Perlu dipertimbangkan pula oleh new
entrant untuk mengantisipasi loyalitas merek dari produk yang telah ada.
4
dapat terjadi dengan melihat data-data pendukung yang ada. Karena, bagi pemain
yang baru memasuki bisnis tersebut dapat besar sekali pengaruhnya atau malah
sangat kecil. Pengaruhnya akan besar bisa pertumbuhan industri kecil dan
pemainnya banyak sehingga kue yang sedikit akan dibagi menjadi bagian yang
lebih kecil. Semantara jika baru ada sedikit pemain dan pasarnya cukup besar maka
pengaruhnya akan kecil terhadap pendatang baru.
5
Leverage pembeli selanjutnya ditentukan oleh beberapa faktor sebagai
berikut: buyer concentration vs firm concentration, buyer volume, buyer integrate,
substitute products.
Para pengusaha hasil bumi di daerah Lampung akan memiliki bargaining power
yang rendah seandainya mereka menjual hasil buminya seperti kopi, cengkeh, lada
hitam maupun damar hanya kepada satu pembeli besar di Jakarta, karena dengan
struktur perdagangan seperti ini para pengusaha hasil bumi tidak memiliki
alternatif harga jual selain yang ditetapkan oleh pembeli besar dari Jakarta tersebut.
Faktor lain yang menjadi determinan kekuatan pembeli adalah sensitivas harga
yang ditentukan oleh beberapa faktor seperti: price/total purchases, product
differences, brand identity, buyer profits & decision makers’ incentives.
Dalam Five Forces Model Persaingan terhadap produk dihasilkan perusahaan tidak
hanya berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang sama sehingga
menimbulkan persaingan langsung (direct competition), melainkan bisa juga
berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang memiliki kesamaan fungsi
dengan produk yang dihasilkan perusahaan. Produk seperti itu dinamakan produk
subsitusi (substitute products).
Contoh: Perusahaan bis yang melayani rute AKAP (Antar Kota Antar Propinsi)
tidak hanya menghadapi persaingan dari perusahaan bis lainnya, namun juga
menghadapi persaingan dari moda transportasi lainnya seperti kereta api,
perusahaan penerbangan, maupun perusahaan travel. Saat ini perusahaan otobis
seperti Prima Jasa, Kramat Jati, dan sebagainya yang melayani rute Bandung-
Jakarta saingannya tidak hanya maskapai penerbangan yang melayani rute
penerbangan Bandung-Jakarta,tapi jua memperoleh saingan yang sangat berat dari
berbagai perusahaan travel seperti Cipaganti, Baraya, dan lain-lain yang melayani
rute yang sama.
6
E. Competitive Rivalry Within the Industry
Di dalam industri Five Forces Model sendiri, terjadi persaingan antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya. Menurut Porter pencetus Five Forces
Model, intensitas persaingan (intensity of rivalry) antar perusahaan dalam satu
industri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: industry growth,
fixed costs/value added, intermitten overcapacity, product differiencies, brand
identity, switching costs, concentration & balance, informational complexity,
diversity of competitors, corporate stakes, dan exit barriers. Perusahaan yang
melakukan inovasi dapat menikmati profit yang besar pada saat pesaing lain belum
memasuki pasar yang sama. Tetapi sebagaimana dinyatakan oleh Hermawan
Kartajaya,, persaingan saat ini sudah memasuki tahap wild. Hal ini ditandai dengan
semakin cepatnya pesaing memperoleh akses teknologi sehingga dalam waktu
yang relatif singkat mereka akan dapat menghasilkan produk yang serupa dengan
produk yang dihasilkan oleh perusahaan innovator.
· Pure Monopoly
· Avoided Competition
· Hypercompetition
· Perfect Competition
BAB III
PENUTUP
7
A. Kesimpulan
Analisis Lima kekuatan poter adalah suatu kerangka kerja untuk analisis
industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael Porter
dari Sekolah Bisnis Universitas Harvard pada tahun 1979. Menurutnya ada lima
kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri, yaitu ancaman
produk pengganti, ancaman pesaing, ancaman pendatang baru, daya tawar pemasok
dan daya tawar konsumen.
B. Saran