Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi dan Akuntansi (SENMEA) IV Tahun 2019

Fakultas Ekonomi UN PGRI Kediri

ANALISIS PERHITUNGAN PENGUPAHAN TENAGA KERJA LEPAS


DENGAN METODE KERJA BORONGAN
(STUDI PADA PT PERKEBUNAN DAN DAGANG GAMBAR)
Arif Wahyudi1 dan Devina Dwi Lestari2
2
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Balitar Blitar
e-mail: definadwilestari@gmail.com

Abstrak. Upah merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada tenaga kerja berdasarkan jam
kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau pelayanan yang dihasilkan. Upah merupakan faktor yang
dominan sehingga memungkinkan seseorang bekerja untuk kepentingan orang lain atau perusahaan
atau organisasi. Upah sendiri berpengaruh besar terhadap tenaga kerja dalam menjalankan tugasnya
untuk jaminan kelangsungan hidup. Perhitungan pengupahan berdasarkan kerja borongan dianalisis
dengan proses mencari data dan menyususun secara sistematis, data yang diperoleh berasal dari
hasil wawancara, catatan, lapangan dan bahan - bahan lainnya. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian menggunakan metode analisis deskriptif dengan pengumpulan data observasi,
wawancara, dan dokumtasi. Wawancara dilakukan pada mandor afdeling atau wilayah Darungan II
pada perkebunan tebu di PT Perkebunan dan Dagang Gambar. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa perhitungan pengupahan berdasarkan kerja borongan pada tenaga kerja lepas di PT
Perkebunan dan Dagang Gambar sudah sangat baik. Perolehan yang didapatkan oleh tenaga kerja
lepas pada sistem kerja borongan antara 1 tenaga kerja lepas dengan lainnya sama dengan waktu
yang ditentukan 10 hari untuk 10 Ha dan 10 tenaga kerja lepas, sedangkan untuk angkut dan tebang
dengan perhitungan yang berbeda untuk 4 orang dalam sekali angkut yang menghasilkan panen
tebu 7 ton per truknya. Dengan perhitungan itu maka sudah cukup baik, sehingga dapat
dipertahankan dan ditingkatkan sehingga dapat berkembang menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.

Kata Kunci: Perhitungan Pengupahan, Kerja Borongan, Tenaga Kerja Lepas

1. Pendahuluan
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam melimpah, kekayaan alam
tersebut berupa kekayaan dari dalam perut bumi maupun dari luar perut bumi. Beberapa kekayaan
dari dalam perut bumi seperti minyak dan bahan tambang lainnya, sedangkan yang berasal dari luar
perut bumi seperti rotan, bunga, buah, kayu dan lainnya. Faktor penunjang perkembangan
perkebunan bangsa Indonesia yang sebelumnya didominasi oleh masyarakat agraris sebagai faktor
peningkatan perekonomian penduduk. Tahun 1870 sistem perkebunan Indonesia dapat diwujudkan
dalam bentuk usaha yang mempunyai modal besar, penggunaan lahan yang luas, padat karya, dan
didominasi oleh faktor – faktor penentu kemajuan perkebunan yang masih menggunakan sistem
kolonialisme dan moderenisasi sebagai dasar pemenuhan pasaran dunia.
Pada bidang pemberian upah bagi tenaga kerja langsung yang telah disesuaikan dengan asil
yang dikerjakan karyawan, kepada perusahaan. Pemberian upah pada hakikatnya merupakan suatu
alat distribsi yang sama pada semau jenis dan bentuk upah. namun pendistribusian upah untuk
karyawan tetap dan tenaga kerja lepas berbeda, pemberin upa untuk tenaga kerja lepas yang akan
dipergunakan sangatlah harus dihitung dari insentif hasil yang diperolah. Perhitungan upa tenagak
kerja lepas dibuat untuk pemecahan suatu masalah. Perencanaan anggaran belanja berpengaruh
dalam hal tersebut, karena jumlah tenaga kerja yang dipergunakan sangatla harus dihitung dan

145
Seminar Nasional Manajemen Ekonomi dan Akuntansi (SENMEA) IV Tahun 2019
Fakultas Ekonomi UN PGRI Kediri

terperinci. Perencanaan perhitungan dan pengupahan diharapkan lebih efektif sehingga masalah
kurangya dana atau salah perhitungan saat pengupahan tidak terjadi. Perhitungan pengupahan
tenaga kerja lepas merupakan hal pokok dan dasar yang harus dilakukan oleh perusahaan. Dengan
adanya perhitungan pengupahan tenaga kerja lepas khususnya pada bidang perkebunan dapat
meminimalkan anggaran belanja, perhitungan menggunakan sistem borongan yang diambil dari
pendapatan besarnya pada volume pekerjaan dan lama pengerjaan, upah borongan mengaitkan
langsung kompensasi secara langsung dengan produk yang dihasilkan. Besar kecilnya upah
tergantung kepada kecermatan dalam mengkalkulasikan biaya borongan tersebut.
Menurut tenaga kerja dan transmigrasi RI No. KEO-49/MEN/IV/2004 tentang ketentuan
skala upah, upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja atau buruh yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan
termasuk tunjangan bgi para pekerja atau buruh dan keluarganya atau suatu pekerjaan dan jasa telah
atau dilakukan. Sehingga dapat disimpulkan jika upah merupakan imbalan dengan satuan moneter
yang diberikan secara langsung berdasarkan pengerjaan yang telah dilakukan oleh tenaga kerja,
Perhitungan pengupahan borongan dari perusahaan menggunakan metode tradisional sehingga
perhitungannya masih manual dengan jumlah Ha dikalikan dengan harga pos pekerjaan kemudian
dibagi dengan jumlah tenaga kerja lepas. Peneliti terdorong untuk mengangkat masalah pengupahan
pada PT. Perkebunan Dan Dagang Gambar sebagai skripsi dengan judul “Analisis Perhitungan
Pengupahan Tenaga Kerja Lepas Dengan Metode Kerja Borongan (Studi Pada Pt Perkebunan Dan
Dagang Gambar)?”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di sub latar belakang, dapat dirumuskan masalah atas penelitian
ini adalah “Analisis Perhitungan Pengupahan Tenaga Kerja Lepas Dengan Metode Kerja Borongan
(Studi Pada Pt Perkebunan Dan Dagang Gambar)?”.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui Perhitungan Pengupahan Tenaga Kerja
Lepas Dengan Metode Kerja Borongan (Studi Pada Pt Perkebunan Dan Dagang Gambar)?”.

2. Metode
Penelitian ini dilakukan pada dasarnya untuk mengetahui dan untuk menggali lebih dalam
tentang hal atau aspek yang kaitannya dengan perhitungan pengupahan tenaga kerja lepas
berdasarkan sistem kerja borongan di area tanaman tebu. Jenis penelitian yang digunakan dalam
menyususn penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif. Penggunaan metode ini
nantinya dapat digunakan untuk menggali lebih dalam. Hal tersebut berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti ketika proses pengupahan, selain itu data yang diperoleh yaitu dengan
observasi melalui wawancara dan dokumentasi, dikarenakan awal penelitian dilakukan dengan
mengamati tempat penelitian.

3. Hasil dan Pembahasan


Upah merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada tenaga kerja berdasarkan jam
kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau pelayanan yang dihasilkan. Upah merupakan faktor
yang dominan sehingga memungkinkan seseorang bekerja untuk kepentingan orang lain atau
perusahaan atau organisasi. Upah sendiri berpengaruh besar terhadap tenaga kerja dalam
menjalankan tugasnya untuk jaminan kelangsungan hidup. Sehingga dalam perusahaan atau
organisasi merupakan hal yang sangat penting. Pemberian upah akan berdampak pada tenaga kerja
dan perusahaan atau organisasi, upah yang rendah berdampak pada perusahaan yang menimbulkan
kesulitan dalam perekrutan tenaga kerjadan memperkerjakan tenaga kerja yang professional.
Jumlah upah yang diterima tenaga kerja harus sesuai dengan input yang diberikan kepada

146
Seminar Nasional Manajemen Ekonomi dan Akuntansi (SENMEA) IV Tahun 2019
Fakultas Ekonomi UN PGRI Kediri

perusahaan ata uorganisasi (Internal Equity) dan jumlah upah yang diterimadipersepsi dengan
jumlah yang diterimadipekerjaan lain.
Perhitungan pengupahan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap tenaga kerja lepas di PT
Perkebunan dan Dagang Gambar khususnya pada pekerja borongan dilaksanakan oleh Mandor area
perkebunan. Upah yang diberikan pada pekerja borongan ditentukan oleh jumlah dari banyaknya
area yang dikerjakan pada pos pekerjaan dengan waktu yang telah ditentukan untuk memenuhi
target pekerjaan, jumlah pekerja borongan hanya dibatasi dari 10 orang sampai dengan 15 orang
dalamafdelingDarungan II luaswilayah 10 Ha, penjelasan tersebut di dukung dengan hasil
wawancara peneliti dengan Bapak Djemadi selaku mandor di area tanaman tebu, yang di sajikan
dalam kutipan wawancara sebagai berikut:
“Jumlahe wong manjing borongan kui 10 sampe 15 wong per hektare.Dasare borongan kui
bene wektu seng digawe luweh singkat, wektune digawe nentokne jumlah penggawean seng
kudu dimarekne. Mundak akeh mundak cepet marine, bene ndang iso nglanjutne pos
penggawean teruse. Borongane kui enek 8 pos penggawean disek dewe kecrik,kering,
tamping utowo pembumbunan, gulud, klentek I, klentek II, tebang karo angkut, liane kui yo
kerjo biasa.”

PT Perkebunan dan Dagang Gambar memperkerjakan tenaga kerja lepas untuk kerja
borongan sebanyak 10 sampai dengan 15 orang untuk pengerjakan 1Ha lahan. Kerja borongan
didasari dengan penentuan waktu yang lebih cepat, sehingga perolehan perorangan akan memenuhi
target yang telah ditargetkan oleh perusahaan. Sistem kerja borongan terbagi menjadi 8 pos
pekerjaan yang pertama kecrik, kering, tamping atau pembumbunan, gulud, klentek I, klentek II,
tebang dan angkut, untuk pekerjaan yang lain dikerjakan dengan sistem harian tanpa adanya target
dan pembatasan waktu.
Pengupahan untuk tenaga kerja lepas PT Perkebunan dan Dagang Gambar dilakukan
sebulan 2 kali. Perhitungan upah sendiri dilakukan oleh mandor, yang mana mandor telah
menentukan blok area untuk setiap pekerja. Setelah mandor telah menyusun data upah, data
tersebut akan di naikkan ke kantor untuk diproses. Pernyataan ini di sajikan dalam kutipan
wawancara sebagai berikut:
“Sistem bayarane pekerja lepas harian, seng di maksud harian kui gawe 2 periode
sewulane. Periode A tanggal 5, periode B tanggal 20. Dadi sewulan bayarane peng
pindo.Lek ndhe perkebunan gambar kui sisteme ngitung upah borongan jek manual,
ngitunge tekan akehe leng seng digarap tapi waktune adewe seng nentokne. luase kui engko
di pengne karo regane penggawean seng digarap kan reno-reno penggawean kangge
boronogan, bar kui lek wes di pengne di bagi karo pekerja lepase.gajiane kui bedo, lek
wong manjing ki harian gawe 2 periode. Lek pegawe tetap yo bulanan.”

Sistem pembayaran pengupahan untuk tenaga kerja lepas dilakukan harian, de ngan
penggunaan 2 periode dalam waktu 1 bulan. Untuk periode A akan dilaksankanpembayaran
pengupahan tanggal 5, sedangkan untuk periode B dilaksanakan pembayaran pengupahan pada
tanggal 20. Perhitungan pengupahan yang dilakukan oleh PT Perkebunan dam Dagang Gambar
dilakukan secara manual atau masih menggunakan sistem tradisional, setiap pos pekerjaan
mempunyai harga masing- masing dengan harga yang berbeda-beda. Pos pekerjaan mempunyai
target waktu masing-masing sehingga setiap pos pekerjaan masih saling berhubungan untuk pos
pekerjaan selanjutnya. Pengupahannya menggunakan perhitungan 1 Ha dikalikan dengan harga pos
pekerjaan dan dibagi dengan jumlah tenaga kerja lepas. Tenaga kerja lepas yang tidak mengikuti
sistem kerja borongan akan dipekerjakan di sistem harian tanpa ada waktu dan jumlah yang
ditetapkan oleh mandor. Kaeyawan PT Perkebunan dan Dagang Gambar sistem penggajiannya 1
bulan sekali dengan beberapa tunjangan yang diberika perusahaan, premi lembur untuk karyawan

147
Seminar Nasional Manajemen Ekonomi dan Akuntansi (SENMEA) IV Tahun 2019
Fakultas Ekonomi UN PGRI Kediri

yang melakukan lembur dan tambahan biaya transportasi untuk karyawan yang melakukan lembur
pada saat panen.

Tabel 1.Rincian Anggaran Biaya Tebu Pc

RincianAnggaranBiayaTebu PC
RatoonAfd. Darungan II Periode April s/d September
Komoditi: TebuLuas: 10 Ha Leng: 5650
Afdeling: Darungan II Status Tanaman: PC MT: 2018/1019
No ObyekPekerjaan Harga (Rp) Vol Sat Biaya (Rp)
1 Kecrik 1250 5650 Leng 7062500
2 Kering 1250 5650 Leng 7062500
3 Tamping 1500 5650 Leng 8475000
4 Klenek I 1200 5650 Leng 6780000
5 Gulud 1500 5650 Leng 8475000
6 Klentek II 1200 5650 Leng 6780000
7 TebangTebu 6000 7230 Kw 43380000
8 AngkutTebu 7500 7230 Kw 54225000
Jumlah 142240000
Sumber: Rencana Anggaran Biaya Tebu PT Perkebunan dan Dagang Gambar, 2019
Tenaga kerja lepas yang di pekerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan afdeling atau
wilayah darungan II yang luas area 10 Ha dengan total 5650 leng adalah 10 orang. Tenaga kerja
lepas 10 orang tersebut akan diberikan waktu 10 hari dalam pengerjakannya, sehingga setiap orang
akan mendapatkan 1 Ha dalam waktu 10 hari. Perhitungan untuk pengupahannya adalah sebagai
berikut:
RumusPengupahanTenagaKerjaLepas:
Upah Tkl = Harga Pos Pekerjaan X Jumlah Leng
Jumlah Tenaga Kerja Lepas

Upah tenaga kerja lepas untuk pos pekerjaan tebang dan angkut memiliki sistem yang
berbeda dengan jumlah tenaga kerja lepas 4. Perhitungannya per 1 truk berisi minimal 7 ton tebu,
truk bisa menganggkut 2 sampai 4 kali angkut dalam waktu sehari untuk di setor ke pabrik gula.
Waktu yang digunakan untuk memanen seluas 10 Ha adalah 10 hari dengan tenaga kerja 1 truk 4
tenaga kerja lepas. Berikut perhitungan pengupahannya:

RumusPengupahanTenagaKerjaLepasTebangdanAngkutTebu:
Upah Tkl = Harga Pos Pekerjaan X Jumlah Kw
Jumlah Tenaga Kerja Lepas

148
Seminar Nasional Manajemen Ekonomi dan Akuntansi (SENMEA) IV Tahun 2019
Fakultas Ekonomi UN PGRI Kediri

Tabel 2. PerhitunganPengupahan TKL BerdasarkanKerjaBorongan

PerhitunganPengupahanBerdasarkanKerjaBorongan

Komoditi: TebuLuas: 10 Ha Leng: 5650


Afdeling: Darungan II Status Tanaman: PC MT: 2018/1019
Jumlah
No ObyekPekerjaan Harga (Rp) Vol Sat Biaya (Rp) Upah TKL
TKL
1 Kecrik 1250 5650 Leng 7062500 10 706250
2 Kering 1250 5650 Leng 7062500 10 706250
3 Tamping 1500 5650 Leng 8475000 10 847500
4 Klenek I 1200 5650 Leng 6780000 10 678000
5 Gulud 1500 5650 Leng 8475000 10 847500
6 Klentek II 1200 5650 Leng 6780000 10 678000
7 TebangTebu 6000 7230 Kw 43380000 4 10845000
8 AngkutTebu 7500 7230 Kw 54225000 4 13556250
Jumlah 142240000 28864750
Sumber: Perhitungan Pengupahan TKL, 2019
Perhitungan pengupahan tenaga kerja lepas dihitung oleh mandor area yang bertugas
membagi banyaknya jumlah leng setiap pekerjaan, seluruh pos pekerjaan dilakukan dalam waktu 10
hari untuk mempercepat waktu, masa panen dilakukan setiap 3 bulan sekali dilihat dari kondisi
tanah, cuaca dan perwatannya. Perbedaan dari perhitungan pengupahannya terletak pada
pengupahan yang dihitunglangsungpada 10 harikerjadanpengupahan yang dhitung per
haritergantungpadaberapa kali trukdapatmuattebu.

4. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah disampaikan pada bab – bab sebelumnya mengenai
analisis perhitungan pengupahan berdasarkan kerja borongan, peneliti dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. PT Perkebunan dan Dagang Gambar memperkerjakan 10 sampai dengan 15 orang untuk kerja
borongan pada afdeling Darungan II, sedangkan untuk pekerja yang bukan dengan sistem
borongan dihitung harian namun jadwal pembayaran upah dilakukan dengan sistem 2 periode,
sedangkan untuk karyawan tetap pembayaran gaji dilakukan sebulan sekali.
2. Pembayaran upah dilakukan dengan perhitungan luas wilayah panen dikalikan dengan harga pos
pekerjaan dan di bagi dengan jumlah tenaga kerja lepas.
3. Khusus untuk sistem borongan angkut dan tebang upah tenaga kerja lepas dihitung dengan
mengalikan pos pekerjaan dengan jumlah panen dalam 1 truk dengan satuan kw dibagi dengan
jumlah tenga kerja lepas yang bekerja.

149
Seminar Nasional Manajemen Ekonomi dan Akuntansi (SENMEA) IV Tahun 2019
Fakultas Ekonomi UN PGRI Kediri

Daftar Pustaka
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep-49/Men/2004 tentang
Ketentuan Skala Upah.

150

Anda mungkin juga menyukai