Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

Pengaruh Jumlah Kredit Yang Diberikan Dan

Tingkat Likuiditas Terhadap Profitabilitas

Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia

DISUSUN OLEH:

VOLA FINANCYA FINEANTO ( 20310155 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


STIE MAHARDHIKA SURABAYA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya tujuan utama dari setiap perusahaan adalah selalu berusaha

untuk memperoleh laba/keuntungan yang maksimal, yaitu baik yang berasal dari

kegiatan operasionalnya maupun kegiatan non operasional pada perusahaan yang

bersangkutan. Begitu pula bagi setiap perusahaan perbankan, keuntungan/laba

juga merupakan hal yang mutlak untuk diperoleh, yaitu agar dapat

mempertahankan kontinuitas operasional perusahaan atau dalam istilah akuntansi

disebut dengan going concern. Melihat kondisi satu dasawarsa belakangan yang

ada, perusahaan perbankan khususnya yang berada di Indonesia mengalami

perkembangan bisnis yang sangat pesat, yaitu baik dari segi volume usaha,

mobilisasi dana dari masyarakat maupun tingkat profitabilitas yang diperoleh.

Profitabilitas perusahaan perbankan menunjukkan pendapatan yang mampu

dihasilkan oleh perusahaan dalam satu atau setiap priode. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan aspek yang mencerminkan

kemampuan setiap perusahaan untuk menghasilkan laba, dimana perusahaan yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan. Seperti yang telah

dijelaskan diatas, bahwa keuntungan yang diperoleh setiap perusahaan akan

sangat mempengaruhi kontinuitas perusahaan yang bersangkutan, yaitu baik pada

masa sekarang sekarang maupun di masa-masa yang akan datang. Perusahaan

akan memperoleh laba jika jumlah pendapatan/penghasilan yang diterima nilainya

lebih besar dibandingkan dengan besarnya pengeluaran (biaya) yang dikeluarkan.


Penghasilan bank dapat berasal dari hasil penerimaan bunga kredit yang

diberikan, agio saham, jasa di bidang keuangan dan lain-lain.

Keuntungan yang diperoleh setiap perusahaan perbankan sebagian besar

berasal dari bunga pinjaman yang diterima setiap bank, yaitu sebagai hasil dari

diberikannya sejumlah kredit kepada para nasabahnya atau para debitur. Oleh

karena itu, kredit merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan operasional

setiap perusahaan perbankan. Kredit adalah aset yang menghasilkan pendapatan

bunga, maka porsi kredit dalam aset perbankan sangatlah dominan jumlahnya.

Penting dan strategisnya masalah kredit dalam perusahaan perbankan,

menyebabkan pengelolaan kredit menjadi sangatlah vital. Dengan adanya kondisi

seperti ini, pihak manajemen sangatlah perlu untuk membangun suatu strategi

bisnis yang handal, yaitu terutama untuk hal yang berkenaan dengan pemberian

kredit kepada para nasabahnya. Jenis-jenis dari kredit yang disalurkan oleh bank

antara lain dapat berupa, kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi.

Penghasilan bunga dari penyaluran kredit ini merupakan pendapatan utama dari

perusahaan perbankan. Semakin besar jumlah kredit yang diberikan, maka

semakin besar pula pendapatan bunga yang akan diperoleh setiap perusahaan.

Peningkatan pendapatan ini nantinya juga akan mempengaruhi jumlah laba yang

akan diperoleh perusahaan. Laba yang diperoleh perusahaan, sebagian akan

dibagikan kepada pemegang saham yaitu dalam bentuk deviden dan sebagian lagi

akan dimasukkan kedalam laba ditahan, yaitu sebagai tambahan modal

perusahaan untuk priode selanjutnya, jadi secara keseluruhan tentu saja laba

perusahaan juga akan mempengaruhi besarnya modal perusahaan.

Likuiditas suatu perusahaan perbankan mencerminkan bahwa perusahaan

yang bersangkutan mampu memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya


dengan sejumlah alat-alat likuid yang dimiliki perusahaan tersebut. Ataupun

dengan kata lain, suatu bank dapat dikatakan likuid apabila bank yang

bersangkutan tersebut dapat membayar semua hutang-hutangnya terutama

simpanan giro, tabungan dan deposito pada saat ditagih oleh para nasabah

penyimpan dana serta dapat pula memenuhi semua permohonan kredit dari calon

debitur yang layak untuk dibiayai. Rasio likuiditas bagi setiap perusahaan

idealnya adalah sebesar 200%, dan apabila rasio likuiditas nilainya kurang dari

200% maka dianggap kurang baik, sebab apabila aktiva lancar nilainya turun

maka jumlah aktiva lancar tidak cukup untuk dapat menutupi kewajiban jangka

pendeknya, dimana hal ini yang sering disebut dengan kondisi illikuid, sedangkan

apabila jumlah aktiva lancar nilainya terlalu besar , maka akan berdampak

timbulnya dana yang mengganggur yang disebut dengan munculnya idle fund.

Oleh sebab itu, secara keseluruhan hal-hal tersebut akan mempengaruhi jalannya

kegiatan operasional perusahaan. Untuk menjamin likuiditas bank, pada tahun

2004 Bank Indonesia (BI) menetapkan persentase Giro Wajib Minimum (GWM)

yang disesuaikan dengan besarnya DPK (Dana Pihak Ketiga) yang dihimpun

setiap bank. GWM merupakan sejumlah dana yang harus dipelihara oleh bank

dalam bentuk saldo rekening giro pada BI. Besarnya GWM yang ditetapkan oleh

BI adalah sebesar 5% dari DPK.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai seberapa besar pengaruh jumlah kredit yang diberikan dan

tingkat likuiditas terhadap profitabilitas perbankan dengan objek penelitian

bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada priode 2006, 2007

dan 2008 dalam sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka y ang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

● Apakah jumlah kredit yang diterima oleh perbankan dapat

mempengaruhi profitabilitasnya ?

● Apakah tingkat likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas suatu

perbankan di BEI ?

● Apakah jumlah kredit dan tingkat likuiditas yang tinggi dapat

mengahsilkan profit yang baik bagi suatu perbankan ?


1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

● Ukuran profitabilitas bank yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Earning Per Share (EPS), Earning Before Interest and tax (EBIT), loan to

deposits ratio, Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), dan

rasio likuiditas lainnya.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah kredit terhadap profit

suatu perbankan.

2. Untuk mengetahui sejauh mana likuiditas suatu perbankan mempengaruhi

profitnya.

3. Untuk mengetahui apakah jumlah kredit yang banyak serta keadaan

perbankan yang likuid dapat menghasilkan profit yang menguntungkan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dari penel itian mengenai

perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah dengan pe rbankan konvensional antara

lain :

1. Bagi Bank dapat dijadikan sebagai catatan/koreksi untuk mempertahankan

dan meningkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki apabila ada

kelemahan dan kekurangan dalam peniliaian kreditnya.

2. Bagi investor, dapat dijadikan catatan untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasinya.
3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan acuan untuk menilai

likuiditas serta pengaruhnya terhadap profitabilitas suatu perbankan.


BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian dan Fungsi kredit

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 angka 11,

kredit merupakan “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

keberadaan kredit di dalam kehidupan perekonomian memiliki fungsi

sebagai berikut (Kasmir, 2002:97) :

a. Meningkatkan daya guna uang,

b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

c. Meningkatkan daya guna barang

d. Meningkatkan peredaran barang.

e. Salah satu alat stabilitas ekonomi.

f. Meningkatkan kegairahan berusaha

g. Meningkatkan pemerataan pendapat

h. Meningkatkan hubungan internasional

2.2 Jenis-Jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi (Kasmir,

2002:99) anatara lain :

a) Dilihat dari segi kegunaan

1. Kredit investasi, biasanya digunakan untuk keperluan perluasan


usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk

keperluan rehabilitasi,

2. Kredit Modal Kerja, kredit yang digunakan untuk keperluan

meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

b) Dilihat dari tujuan kredit

1. Kredit produktif, kredit yang digunakan untuk peningkatan

usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk

menghasilkan barang atau jasa,

2. Kredit Konsumtif, kredit yang digunakan untuk dikonsumsi

secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang

dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan

atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha,

3. Kredit Perdagangan, kredit yang digunakan untuk perdagangan,

biasanya untuk membeli barang dagangan yang

pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang

dagangan tersebut.

c) Dilihat dari segi jangka waktu

1. Kredit Jangka Pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka

waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan

biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja

2. Kredit Jangka Menengah, kredit yang jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai
dengan tiga tahun,

3. Kredit Jangka Panjang, kredit yang masa pengembaliannya

paling panjang. Kredit jangka panjang memiliki masa

pengembalian antara tiga sampai lima tahun.


d) Dilihat Dari Segi Jaminan

1. Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan

suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang

berwujud atau tidak berwujud,

2. Kredit Tanpa Jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa

jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan

dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau

nama baik si calon debitur selama ini.

2.3 Unsur-Unsur Kredit

Di dalam suatu kredit terdapat unsur-unsur (Jusuf, 2003:6), yaitu :

● Pemberian kredit atau kreditur yaitu bank,

● Penerima Kredit yaitu debitur. Penerima kredit ini bisa merupakan perorangan atau perusahaan
(badan usaha)

● Penyediaan uang atau yang dapat dipersamakan dengan itu oleh bank

● Perjanjian kredit yang merupakan aturan main dari hubungan ini,

● Jangka waktu yaitu masa pengembalian kredit, dan

● Bunga atas kredit yang dinikmati pihak kreditur

2.4 Likuiditas

2.4.1 Pengertian Likuiditas

Penulis mengutip pengertian Likuiditas dari (Hanafi, 2003:77).

kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya dengan

menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. (Kasmir, 2002:48)

Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat
membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan

deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan

kredit yang memang layak untuk dibiayai.

2.4.2 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan

aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar.

2.4.2.1 Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi dua bagian

● rasio yang membandingkan sumber-sumber kas dengan total hutang

lancer

● rasio yang membandingkan arus kas terhadap besarnya hutang

lancer

Rasio likuiditas bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban lancarnya. Rumus untuk menghitung current ratio :

current ratio =

2.5 Profitabilitas

2.5.1 Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas merupakan suatu hal yang mencerminkan

kemampuan dari setiap perusahaan untuk menghasilkan laba. Performa

manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila

tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi ataupun

maksimal.
2.5.2 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang memperlihatkan pengaruh

gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva dan hutang terhadap hasil

operasi. Rasio profitabilitas dari setiap perusahaan, dapat dihitung dengan

beberapa cara yaitu, dengan mempergunakan ROA, ROE, NIM, dan ROI.

Return on Equity (ROE)

ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri.

Menurut Drs. Mamduh M. Hanafi, MBA dan Drs. Abdul Halim, MBA.Akt

(2000:179), rasio dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROE =

Return on Equity (ROI)

Menurut Mulyadi (1993:441), Return on Equity (ROI) merupakan

perbandingan laba dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba.

Rumus untuk menghitung ROI adalah sebagai berikut :

ROI =

2.6 Kerangka Konseptual

Jumlah kredit yang diberikan, tentunya akan menghasilkan

pendapatan bunga kredit bagi setiap perusahaan perbankan, jadi dengan

kata lain apabila jumlah kredit yang diberikan nilainya mengalami

kenaikan, maka pendapatan bunga kredit nilainya juga akan semakin besar,

dan pada akhirnya profitabilitas yang akan dicapai juga semakin besar

nilainya. Tingkat likuiditas yang dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan Loan to Deposit Ratio, biasanya digunakan para nasabah.


khususnya, sebagai suatu indikator untuk menilai kemampuan setiap

perusahaan perbankan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka

pendeknya dengan menggunakan harta lancar yang dimiliki oleh

perusahaan yang bersangkutan, dimana dalam hal ini jika tingkat likuiditas

dari suatu perusahaan bagus/tinggi, tentunya para nasabah akan semakin

percaya untuk mempergunakan jasa-jasa di bidang keuangan yang

disediakan oleh perusahaan itu sendiri, sehingga dengan naiknya intensitas

dari penggunaan jasa-jasa keuangan yang disediakan oleh setiap bank

inilah, tentunya akan menentukan tingkat profitabilitas yang akan

diperoleh nantinya.

Kredit (X1)

Profitabilitas (Y)

Profitabilitas (Y)

Likuiditas (X2)

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu rumusan masalah yang

masih harus dibuktikan kebenarannya secara empiris. Hipotesis dalam penelitian

ini adalah:

1. jumlah kredit yang diberikan berpengaruh secara parsial te rhadap profitabilitas

perusahaan

2. Tingkat likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan

3. jumlah kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas berpen garuh secara simultan terhadap
profitabilitas perusahaan.

BAB III
METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang merupakan

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keterkaitan erat antara dua

variabel atau lebih (kausalitas) (Sugiyono, 2007:11).

2. Operasionalisasi Variabel

Variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1. Kredit yang diberikan, yaitu dana/uang yang diberikan bank kepada

para debitur dalam bentuk pinjaman, yang didalamnya mengandung

bunga dan waktu jatuh temponya,

2. Likuiditas, yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang

lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan

(Hanafi, 2003:77). Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan

mempergunakan Loan to Deposit Ratio, dan

3. Profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara

tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas

bisnis yang ada. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan

mempergunakan Return On Total asset (ROA).

3. Tahapan Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain:

1. Menentukan sampel penelitian

2. Menghitung variabel-variabel yang digunakan dalam perban dingan kinerja

keuangan bank yang meliputi:


● ROE =

● ROI =

● current ratio =

4. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan akhir tahun dari

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Populasi dalam penelitian ini

adalah laporan keuangan akhir tahun dari perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006, 2007 dan 2008 yang

berjumlah 31 perusahaan perbankan. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah Purposive Sampling, yang merupakan teknik penentuan

sampel anggota populasi dengan pertimbangan atau kriteria tertentu

(Sugiyono, 2007:78).

Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan perbankan yang telah go public dan terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006, 2007 dan 2008,


2. Perusahaan perbankan tersebut tidak mengalami delisting selama

priode pengamatan,

3. Menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan pada

tahun 2006, 2007 dan 2008, dan

4. Perusahaan perbankan tersebut memiliki laba positif selama masa

priode pengamatan.

Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, maka sampel yang

diambil dalam penelitian ini adalah 20 perusahaan perbankan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006, 2007 dan 2008..

5. Tekhnik Analisis Data

Data dianalisis dengan analisis regresi berganda dan analisis regresi

sederhana. Uji statistik dilakukan dengan t-test dan f-test (ANOVA), dimana terlebih dahulu melakukan
uji asumsi klasik sebelum melakukan uji statistik.

T-tes digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap

variabel terikat secara parsial, sedangkan uji-f digunakan untuk mengetahui pengaruh variabe lbebas
terhadap variabel terikat secara simultan. Berikut Uji

asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini :

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model

regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Untuk menguji apakah data berdistribusi normal digunakan uji

Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan hasil uji statistik dengan model

Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara

normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig.(2 tailed) 0,609 > 0,05.
b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Berdasarkan hasil

pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan penelitian ini bebas dari

gejala multikolinearitas. Jika dilihat pada tabel semua variabel independen

memiliki VIF 1,042 atau VIF<10. Selain itu nilai toleransi untuk setiap

variabel independen adalah 0,959 yaitu lebih besar dari 0,1 ( tolerance >

0,1). Dengan demikian disimpulkan tidak ada gejala multikolinearitas

dalam model regresi ini.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode
pengamatan ke periode yang lain. Uji ini

dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana

bila ada titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y

serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskesdastisitas

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

Llkorelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Berdasarkan tabel

4.4 di atas, diketahui nilai Durbin-Watson (D-W) sebesar 1,880. Jika D-W

dibandingkan pada P = 0,05, N = 60 dan K = 2 didapatkan sebagai berikut

: dl = 1,51 dan du = 1,65. Oleh karena D-W hitung du < D-W < 4-du,

Lmaka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi dan model


regresi memenuhi syarat asumsi klasik tentang autokorelasi.

DAFTAR PUSTAKA
● Hanafi, Mamduh M, 2003. Manajemen Keuangan, BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

● Hasibuan, Malayu S.P, 2001. Dasar-Dasar Perbankan, Bumi Aksara, Jakarta.

● Hermawan, Asep, 2003. Pedoman Praktis Metodologi Penelitian Bisnis , LPFE Universitas Trisakti,
Jakarta.

● Mulyadi.2001.Akuntansi Manajemen.Jakarta:Salemba Empat

● Manurung, Mandala dan Prathama Rahardja, 2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter. FEUI,
Jakarta.

● Munawir, S, 1997. Analisa Laporan Keuangan , Cetakan Ketujuh, Liberty, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai