Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

REKONSILIASI BANK

Oleh:
Kadek Sari (2020132013)

Dosen Pengampuh:
Neta Dian Lestari,S.Pd,M.Si

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN AKUTANSI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya
yang begitu besar, saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan harapan dapat bermanfaat
dalam menambah ilmu dan wawasan kita.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah akuntansi
keuangan menegah 1 dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang
saya miliki, saya berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber informasi. Kegiatan
penyusunan makalah ini memberikan saya tambahan ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat
bagi kehidupan saya, dan semoga bagi para pengguna makalah ini.
Sebagai manusia biasa, saya sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu saya berharap akan adanya masukan yang membangun, sehingga
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi sendiri mapun pengguna makalah ini.

Palembang, 13 Oktober 2021

Penyusun
I. Pentingnya Rekonsiliasi Bank

Perbankan sangat membantu perusahaan dalam memperlancar transaksi penerimaan dan


pengeluaran kas, maka tidak dipungkiri perusahaan bukan hanya mempunyai kas kecil yang ada
dalam berangkas perusahaan tapi juga mempunyai kas di bank.

Kas di bank adalah uang kas yang dimilki perusahaan yang disimpan di bank dalam
bentuk giro/bilyet dan kas ini dipakai untuk pembayaran yang jumlahnya besar dengan
menggunakan check. Dengan adanya rekening di Bank menjadi sarana menyimpan uang dan
bertransaksi yang aman dan praktis, jikalau ada pembayaran besar ke supplier kita tidak perlu
membawa uang tunai banyak-banyak menuju tempat supplier, cukup dengan memberikan check
kepada supplier tersebut, begitu pula sebaliknya dengan penerimaan kas yang besar. Oleh sebab
itu perusahaan harus mengendalikan kas yang ada dengan membuat rekonsiliasi bank.

Rekonsiliasi bank menganalisa hal-hal yang menimbulkan perbedaan saldo kas di bank
antara catatan perusahaan dengan catatan bank yang tersaji dalam laporan bank. Rekonsiliasi
bank dilakukan untuk mengungkapkan setiap kesalahan dan ketidakwajaran yang ada pada
catatan perusahaan di bank. Rekonsiliasi di bank juga berguna untuk mengetahui penerimaan dan
pengeluaran yang sudah terjadi di bank tapi belum dicatat oleh perusahaan.

Catatan perusahaan dengan catatan bank harusnya menunjukkan saldo yang sama, tapi
dalam kenyataannya bisa saja kedua saldo tersebut berbeda. Perbedaan tersebut biasa terjadi
karena adanya beda waktu yang terjadi dalam prosedur pencatatan, penerimaan dan pengeluaran
kas. Berikut perbedaan itu antara lain:

1) Hal-hal yang sudah dicatat oleh perusahaan namun belum dicatat oleh bank:
Setoran dalam perjalanan (deposit in transit). Perusahaan telah mencatat setoran ini tetapi
bank belum mencatat, karena setoran tersebut belum sampai ke bank atau belum sempat
dicatat oleh bank misalnya aturan intern bank bahwa setoran yang dilakukan pada akhir
bulan atau di atas pukul 12.00 atau setoran melalui ATM akan dicatat selang satu hari
kerja berikutnya, setoran clearing dicatata setelah selesai prosedur tersebut. Cara untuk
menemukan deposit in transit adalah membandingkan semua setoran menurut slip setoran
dengan setoran yang tampak dalam laporan bank.
 Cek yang masih beredar (outstanding check)
Cek ini sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan dicatat dalam buku perusahaan tetapi
belum disampaikan ke pemegang cek atau belum dibayarkan oleh bank. Cara
menemukan outstanding check adalah membandingkan seluruh cek yang telah
dikeluarkan (periksa nomor cek di bonggol cek) dengan cek-cek yang telah diuangkan
oleh bank yang tampak di laporan bank. Maka bank harus mencatatnya sebagai
pengeluaran jumlah saldo yang dimiliki oleh perusahaan.

2) Hal-hal yang sudah dicatat oleh bank namun belum dicatat oleh perusahaan:
 Inkaso atau transfer giro dari debitor
Banyak perusahaan yang mempunyai pelanggan yang langsung membayar ke rekening
perusahaan di bank. Bank akan memberitahukan kepada perusahaan melalui rekening
koran sehingga ditemukan perbedaan karena perusahaan belum mencatatnya, dengan
demikian perusahaan harus menambah jumlah dicatatannya sejumlah yang telah dicatat
oleh bank berdasarkan laporan rekening Koran.
 Jasa giro bank
Jasa giro bank adalah balas jasa bank yang diberikan kepada perusahaan karena bank
dapat memanfaatkan simpanan giro perusahaan. Dalam hal ini, bank langsung menambah
giro perusahaan, sedangkan perusahaan belum mencatatnya karena belum mengetahuinya
sebelum menerima laporan bank atau memo kredit dari bank. Maka dalam hal ini
perusahaan harus mencatat penambahan saldo di kas perusahaan sebesar jasa giro yang
dicatat oleh bank.
 Biaya bank
Biaya bank adalah biaya yang dibebankan oleh bank kepada perusahaan atas jasa bank
melayani giro perusahaan. Bank langsung menambah giro perusahaan, sedangkan
perusahaan belum mencatatnya karena belum mengetahuinya sebelum menerima laporan
bank atau memo debit dari bank. Dalam hal ini maka perusahaan harus mencatat
pengurangan saldo di kas perusahaan sebesar biaya bank yang dicatat oleh bank.
 Cek kosong (non-sufficient fund check)
Cek kosong adalah cek yang tidak cukup dananya. Saat perusahaan menerima cek dari
pelanggan maka perusahaan sudah mencatatnya sebagai penerimaan kas dan disetorkan
ke bank sebagai penambah saldo rekening giro perusahaan. Di hari berikutnya, ternyata
ada pemberitahuan dari bank bahwa cek yang disetorkan tidak cukup dananya sehingga
tidak dapat dicairkan dan ditolak oleh bank. Disini perusahaan harus mengurangi
penerimaan kas yang telah dicatatnya sejumlah cek kosong tersebut.
 Salah catat
Apabila setelah diperiksa perbedaan yang ada bukan karena hal-hal yang sudah
disebutkan diatas, maka penyebab lainnya bisa karena salah catat di buku perusahaan
atau di buku bank. Hal ini bisa menyebabkan penambahan/pengurangan saldo di buku
perusahaan atau di buku bank. Jika sudah diidentifikasi tidak ditemukan penyebab
perbedaan saldo, maka ada indikasi banwa kas digelapkan.
Dengan demikian rekonsiliasi bank merupakan bagian penting yang perlu dilakukan dan
dilaporkan oleh bagian keuangan perusahaan untuk memastikan adanya kesamaan saldo
kas menurut catatan bank maupun catatan perusahaan, selain itu untuk menghindari
adanya kecurangan ataupun pengelapan dana.
II. Transaksi yang menyebabkan Perbedaan Saldo Perusahaan dan Saldo Bank

Rekonsiliasi bank dilakukan untuk mengungkapkan setiap kesalahan dan ketidak wajaran
yang ada pada catatan perusahaan di bank. Prosedur rekonsiliasi dilakukan untuk mencari sebab-
sebab ketidak cocokan yang terjadi antara saldo menurut catatan bank dan catatan perusahaan.
Selain itu, rekonsiliasi bank berguna untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas
dan catatan bank. Rekonsiliasi juga berguna untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran
yang sudah terjadi di bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan.

Logisnya, catatan perusahaan dan catatan bank harus menunjukkan saldo yang sama. Dalam
kenyataan, dua saldo tersebut mungkin berbeda. Ketidakcocokan yang terjadi biasanya
disebabkan oleh adanya beda waktu yang terjadi dalam prosedur pencatatan, penerimaan dan
pengeluaran kas.

Berikut ini adalah penyebab perbedaan antara saldo perusahaan dan saldo bank karena beda
waktu mencatat dan salah catat :

 Setoran dalam perjalanan (deposit intransit)

Setoran dalam perjalanan adalah setoran perusahaan ke bank yang belum dicatat oleh
bank karena kemungkinan-kemungkinan berikut :

 Aturan intern bank bahwa setoran yang dilakukan pada akhir bulan akan dicatat selang
satu hari kerja berikutnya
 Aturan intern bank bahwa setoran di atas pukul 12:00 baru dicatat selang satu hari kerja
berikutnya
 Setoran melalui Automatic Teller Machine (ATM) dicatat selang satu hari kerja
berikutnya
 Setoran dengan prosedur clearing dicatat setelah selesai prosedur tersebut. Jika clearing
selesai pada pukul 10:00, sehingga setoran dengan prosedur clearing yang diterima bank
setelah pukul 10:00 akan diselesaikan pada hari clearing berikutnya.
 Prosedur pemeriksaan untuk menemukan setoran dalam perjalanan adalah
membandingkan semua setoran menurut slip setoran dengan setoran yang tampak dalam
laporan bank. Setoran perusahaan yang tidak tampak di laporan bank adalah setoran
dalam perjalanan.
1) Cek yang masih beredar (outstanding check)
Cek yang masih beredar adalah cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan tetapi bank
belum membayarnya karena pemegang cek (pihak yang dibayar perusahaan, misalnya
supplier) belum menguangkannya ke bank. Prosedur pemeriksaan untuk menemukan cek
yang masih beredar adalah membandingkan seluruh cek yang telah dikeluarkan (periksa
nomor cek di bonggol cek) dengan cek-cek yang telah diuangkan oleh bank yang tampa

2) Biaya bank (service charge)


Biaya bank adalah biaya yang dibebankan oleh bank kepada perusahaan atas jasa bank
melayani giro perusahaan. Bank langsung mengurangi giro perusahaan, sedangkan
perusahaan, sedangkan perusahaan belum mencatatnya karena belum mengetahuinya
sebelum menerima laporan bank atau memo debit dari bank. Prosedur pemeriksaan untuk
menemukan biaya bank adalah dengan mengidentifikasi memo debit untuk biaya bank di
laporan bank (kode memo debit untuk biaya bank pada umumnya DM dengan nomor
tertentu).

3) Cek kosong (non-sufficient fund check)


Cek kosong adalah cek yang tidak cukup dananya. Pada waktu perusahaan menerima cek
dari pelanggan, perusahaan sudah mengakuinya sebagai penerimaan kas dan disetornya
ke bank sebagai penambah saldo rekening giro perusahaan. Di hari berikutnya, ternyata
ada pemberitahuan dari bank bahwa cek yang disetorkan tidak cukup dananya. Jika bank
belum terlanjur menganggap cek kosong ini sebagai setoran, maka dilaporan bank tidak
terdapat setoran tersebut dan juga tidak terjadi pengurangan setoran. Namun jika bank
telah telanjur menganggapnya sebagai setoran, maka di laporan bank akan tercantum
setoran dan juga pengurangan. Keterangan untuk pengurangan adalah cek kosong (non-
sufficient fund check). Prosedur untuk menemukan cek kosong adalah mengidentifikasi
memo debit untuk cek kosong di laporan bank (kode DM dengan nomor tertentu).
Di Amerika Serikat, bank menerima setoran berupa cek meskipun cek tersebut berasal
dari bank lain. Apabila cek tersebut tidak cukup dananya pada waktu clearing, barulah
bank tersebut membatalkan setoran tersebut. Dengan demikian, setiap menyetor cek
pelanggan di bank, perusahaan langsung menerima bukti setor (deposit slip) dan oleh
karena itu menjadi bukti untuk pencatatan bertambahnya rekening kas di bank. Di
Indonesia, bank tidak menerima setoran berupa cek yang berasal dari bank lain, kecuali
kalau sudah selesai clearing. Dengan praktik seperti ini, maka perusahaan di Indonesia
tidak menganggap cek dari pelanggannya sebagai pelunasan sebelum cek itu dinyatakn
tertagih oleh bank setelah selesai clearing. Berdasar uraian sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa tidak satu pun cek kosong telanjur dicatat oleh perusahaan
sebagai kas.

4) Pelunasan dari pelanggan (debitor) via transfer giro


Dalam praktik bisnis modern, para debitor atau pelanggan perusahaan membayar
utangnya melalui rekening giro perusahaan di bank. Perusahaan baru mengetahui
bertambahnya saldo kas dari transfer ini setelah menerima laporan bank atau memo kredit
dari bank. Prosedur untuk menemukan transfer dari pihak lain adalah mengidentifikasi
memo kredit untuk transfer tersebut di laporan bank (kode CM dengan nomor tertentu).

5) Jasa giro bank


Jasa giro bank adalah balas jasa bank yang diberikan kepada perusahaan karena bank
dapat memanfaatkan simpanan giro perusahaan. Dalam hal ini, bank langsung menambah
giro perusahaan, sedangkan perusahaan belum mencatatnya karena belum mengetahuinya
sebelum menerima laporan bank atau memo kreditdari bank. Prosedur pemeriksaan untuk
menemukan jasa giro bank adalah mengidentifikasi memo kredit untuk jasa giro di
laporan bank (kode CM dengan nomor tertentu).

6) Salah catat
Apabila setelah mempertimbangkan semua pos di atas, ketidakcocokan antara saldo
perusahaan dan saldo bank masih ditemukan, maka dilakukan prosedur pemeriksaan yang
lain untuk menentukan kemungkinan salah catat di buku perusahaan dan atau di buku
bank. Apabila salah catat telah diidentifikasi, tetapi saldonya belum cocok, maka ada
indikasi bahwa kas digelapkan.
III. Bentuk Rekonsiliasi Bank

Berikut adalah bentuk-bentuk rekonsiliasi bank :

1. Bentuk Rekonsiliasi Bank Vertikal (Report Form)


Bentuk yang pertama ialah bentuk rekonsiliasi bank vertikal atau report form. Bentuk ini
juga dikenal dengan sebutan bentuk staffel di mana semua informasi di dalamnya disusun secara
bertingkat. Pada bagian, terdapat kolom yang berisikan catatan rekonsiliasi saldo kas
berdasarkan catatan dari perusahaan.

Adapun bagian bawah kolom berisikan informasi tentang catatan rekonsiliasi saldo kas
berdasarkan rekening koran bank ataupun sebaliknya. Berikut ini merupakan contoh bentuk
rekonsiliasi bank vertikal atau report form.

2. Bentuk Rekonsiliasi Bank Skontro (Account Form)

Bentuk selanjutnya adalah bentuk rekonsiliasi bank skontro atau account form. Berbeda
dengan bentuk yang pertama, account form ini disusun secara horizontal dengan cara sebelah-
menyebelah. Pada bagian kolom sebelah kiri berisikan data saldo catatan perusahaan, sedangkan
pada bagian sebelah kanan berisikan data untuk rekonsiliasi saldo kas rekening koran dan
begitupun sebaliknya. Berikut merupakan contoh bentuk rekonsiliasi bank skontro atau account
form.
3. Bentuk Rekonsiliasi Bank 4 Kolom

Pada dasarnya, bentuk rekonsiliasi bank 4 kolom ini terdiri dari 5 kolom. Namun, dari
lima kolom ini hanya terdapat 4 kolom nominal mutasi, oleh sebab itu disebut dengan bentuk
rekonsiliasi bank 4 kolom.

Definisi dari bentuk rekonsiliasi 4 kolom ini sendiri adalah sebuah bentuk penyusunan
rekonsiliasi bank dengan jumlah 4 kolom nominal mutasi. Berikut ini merupakan contoh bentuk
rekonsiliasi bank 4 kolom.

4. Bentuk Rekonsiliasi Bank 8 Kolom


Bentuk rekonsiliasi bank yang terakhir adalah bentuk rekonsiliasi bank 8 kolom. Sesuai
namanya, bentuk penyajian data dan informasi rekonsiliasi bank yang satu ini terdiri dari 8
kolom. Meskipun jumlah keseluruhan total dari kolomnya ialah 9 kolom, akan tetapi hanya
terdapat 8 kolom nominal mutasi pada bentuk rekonsiliasi yang satu ini. Untuk lebih jelasnya,
silahkan melihat contoh bentuk rekonsiliasi bank 8 kolom berikut ini.

A. kesimpulan

Rekonsiliasi bank adalah suatu cara yang digunakan untuk menyamakan dan menentukan
hal-hal yang tampak dalam laporan bank dengan saldo yang tampak dalam catatan pemegang
giro (perusahaan atau rekening Koran dari bank) atau saldo menurut buku kas perusahaan.Tujuan
dari dilakukan rekonsiliasi  bank adalah untuk mengecek ketelitian pencatatan yang  terdapat
dalam rekening kas dan catatan bank,serta mengetahui penerimaan dan pengeluaran yang sudah
terjadi di bank akan tetapi belum dicatat oleh perusahaan.

Ada beberapa penyebab perbedaan antara saldo kas perusahaan dengan saldo bank yaitu:
setoran dalam perjalanan, cek yang masih beredar, biaya bank, cek kosong, pelunasan dari
pelanggan, jasa giro,dan juga salah catat.

Jika dibandingkan rekonsiliasi saldo akhir maka rekonsiliasi 4 kolom adalah perluasan dari
rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas, sedang rekonsiliasi 8 kolom merupakan perluasan dari
rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar. Oleh karena itu
prosedur dalam membuat rekonsiliasi daldo akhir juga berlaku dalam rekonsiliasi saldo awal,
penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir, hanya saja lebih komplek.

B. Saran

Rekonsiliasi bank ini memaang sangat penting untuk diketahui agar nantinya ketika ada
perbedaan catatan antara perusahaan dengan bank mampu diatasi., tentu makalah ini sangat jauh
dari kata sempurna.kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai