Anda di halaman 1dari 3

Nama Kelompok 4 :

1. Riskia Anjani 222017020


2. Dwi Noviani 222017021
3. Ayu Fildzah 222017035

Kasus 3

Dalam laporan tahunan 2001, investor Adelphia Communications terkejut ketika menemukan
catatan kaki dalam laporan keuangannya menyatakan bahwa perusahaan telah menjamin
pinjaman lebih dari $2,7 miliar kepada entitas swasta yang dimiliki CEO Jhon Rigas dan
keluarganyya. Sebagai akibat dari catatan kaki tersebut Adelphia kehilangan lebih dari 50
persen nilai pasarnya dalam waktu kurang dari seminggu. Jelaskan menurut anda mengapa
nilai dasar Adelphia turun drastic karena adanya pengungkapan pada catatan kaki yang
menyatakan bahwa perusahaan telah memberi jaminan atas pinjaman untuk entitas yang
dimiliki oleh CEO perusahaan dan keluarganya?

Jawab :

FAKTA MASALAH

Keluarga Rigas terbukti menyembunyikan hutang milyaran dolar Amerika dengan


cara memalsukan laporan keuangan Adelphia dan secara terang-terangan membohongi para
investor mengenai hal tersebut. Mereka menghabiskan jutaan dolar uang yang seharusnya
dimiliki oleh perusahaan dan para pemegang saham Adelphia untuk konsumsi pribadi. Tak
hanya merampas asset-aset Adelphia seperti menggunakan jet perusahaan dan asset lainnya
untuk kegunaan pribadi. Namun mereka juga menolak untuk mencatat beban-beban
pengeluaran untuk tujuan pencatatan public. Dengan cepat, Adelphia mendapatkan masalah
finansial atas hasil dari buruknya tanggung jawab bisnis global dan praktik akuntansi yang
tidak tepat. (Markon & Frank, 2002). Tindakan tidak beretika yang dilakukan para pemimpin
perusahaan semakin terlihat dari bagaimana cara mereka membenarkan pelaporan untuk isi
buku yang salah dan bagaimana mereka menggunakan perusahaan Adelphia yang merupakan
entitas terpisah sebagai pendapatan dana pribadi.

Masalah-Masalah Etika

Permasalahan etika yang terjadi pada Adelphia Communications adalah dimana


keluarga Rigas terlibat dalam penyelewengan yang mengikutsertakan salah satu dari
anggotanya, yaitu Timothy Rigas yang ditangkap karena memalsukan laporan keuangan
Adelphia ketika ia mengetahui bahwa pendapatan Adelphia dibawah prediksi dan harapan
publik. Timothy Rigas lalu dengan cepat memerintahkan karyawannya membuat transaksi-
transaksi fiktif untuk meninggikan pendapatan Adelphia sehingga perusahaan terlihat lebih
kuat dibanding apa yang benar-benar terjadi kepada para pemegang sahamnya.

Alasan dari perbuatan Timothy dalam menyembunyikan aksi ilegal ini ialah karena
umumnya kursi direksi diisi oleh keluarga dari keluarga Rigas sehingga ia dapat mengatur
‘Sistem Pengelolaan Kas Adelphia’. Disini, Keluarga Rigas tak hanya memiliki kontrol pada
buku perusahaan namun juga orang lain yang terlibat agar melakukan kecurangan yang
mereka inginkan.
Masalah etika selanjutnya adalah perampasan kekayaan perusahaan secara besar-
besaran untuk mendukung gaya hidup mewah yang dimiliki Keluarga Rigas. Walau secara
resmi pembukuan akuntansi menyebutkan bahwa Keluarga Rigas menerima gaji sekitar $1.9
juta pertahun, namun akumulasi sebenarnya adalah lebih dari $66 juta dollar sebagai hutang
pribadi dan pengambilan prive secara besar-besaran.

Dimana hasil investigasi ditemukan bahwa salah satu pengeluaran ini terjadi akibat
prive dari John Rigas dimana lalu sang anak terpaksa untuk menghentikan perbuatan ayahnya
dan membatasi penarikan hanya sampai dengan $1 juta perbulan. Perbuatan ini dilakukan oleh
John Rigas selama 13 bulan berturut-turut setelahnya. Keluarga Rigas juga terbukti
menggunakan 3 buah jet perusahaan untuk berlibur secara mewah dengan membebankan pada
beban perusahaan seolah-olah seperti perusahaan lain menggunakan properti Adelphia secara
gratis.

Ditambah, John Rigas mengatur untuk menghabiskan $12,8 juta uang perusahaan
untuk membangun tempat golf sebagai properti pribadi keluarga dan melakukan hal ini tanpa
izin dari perusahaan. Di periode yang sama Adelphia dan para tergugat juga secara konsisten
membuat pernyataan yang tidak benar selama konferensi pers mengenai laporan pendapatan
mereka. Kasus ini kemudian ditindak lebih lanjut oleh U.S. Securities and Exchange
Commission (SEC) sebagai pengawas bursa saham modal.

Dampak

Hal ini menyebabkan para pemegang saham dari Adelphia mengalami kerugian yang
besar akibat jatuhnya harga saham yang mereka miliki. Setelah dikeluarkan dari NASDAQ
atas kegagalan pelaporannya, tak lama setelah itu, Adelphia yang telah mengalami tanda-
tanda kebangkrutan terlihat dari catatan kaki laporan pendapatan (McCafferty, 2003) tertulis
bahwa nominal off-balance-sheet debt telah terjadi melalui prive dari keluarga Rigas.
Klarifikasi ketika banyak pertanyaan dilontarkan mengenai kemana uang itu pergi, Timothy
Rigas, sang direktur perusahaan Adelphia mengatakan bahwa uang tersebut dipakai untuk
membeli saham untuk Adelphia. Hal ini menjadi skandal terjadi ketika Adelphia yang berawal
perusahaan keluarga dan Keluarga Rigas sang keluarga pendiri tidak mampu membayar
hutangnya kembali sehingga mereka bekerja sama untuk melakukan kecurangan transaksi dan
dokumen palsu yang menyatakan bahwa hutang mereka telah terbayar lunas.

Harga saham jual beli Adelphia yang mencapai $28 terjatuh menjadi 79 sen di Maret
2002. NASDAQ lalu mengeluarkan Adelphia dari list saham yang diperjualbelikan di
bursanya (Bennerr et al, 2003).

Hampir seluruh transaksi Keluarga Rigas yang berhubungan dengan pendapatan,


hutang kredit, dan jurnal pencatatan milik Adelphia memberikan hutang yang lebih banyak
bagi perusahaan tetapi menambahkan aset kepada Keluarga Rigas.

Pada masa ini, para direktur independen dan kreditur mencari cara untuk mengambil
alih kontrol perusahaan, menjual aset dan mencoba memperbaiki hutang perusahaan namun
hutang perusahaan sudah terlampau tinggi dan nama perusahaan sudah sangat tercoreng
karena terbukti akan mengalami kebangkrutan karena melakukan tindakan kecurangan.
Penyelesaian

Jadi menurut kelompok kami penyebab turunnya harga pasar itu karena adanya
pemalsuan pada laporan keuangan yang dibuat oleh Jhon Rigas dan Keluarganya yang
bertujuan untuk memperkaya mereka yang menyebabkan perusahaan Adelphia mengalami
kebangkrutan, sehingga masyarakat dan para Investor tidak percaya lagi untuk berinvestasi
pada perusahaan tersebut karena nama perusahaan sudah sangat tercoreng dan tidak bisa
diperbaiki lagi.

Anda mungkin juga menyukai