Wesel adalah janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain
untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang.
Wesel ini ada yang dapat dipindah tangankan, ada yang tidak. Jika wesel dipindah
tangankan berarti yang membuat wesel akan membayar pada orang atau badan yang
memegang wesel tersebut pada saat jatuh tempo. Wesel yang dapat dipindah tangankan
dapat didiskontokan ke bank sebelum jatuh temponya. Seperti dalam hal piutang, maka
piutang wesel harus dipisahkan untuk wesel dagang, wesel dari pegawai dan lain-lain.
Wesel yang sudah jatuh tempo tetapi belum dilunasi harus dicatat terpisah dari wesel yang
belum jatuh tempo, biasanya dicatat dalam rekening piutang wesel menunggak.
Penerbit wesel disebut wesel bayar (notes payable) karena penerbit berjanji untuk
membayar. Sedangkan, penerima wesel disebut wesel tagih (notes receivable) karena
penerima memiliki hak klaim untuk menagih piutang.
Piutang wesel dapat dipisahkan menjadi dua macam yaitu satu piutang wesel tidak
berbunga dan piutang wesel berbunga.
2. Pendiskontoan Wesel
Jadi singkatnya, pendiskontoan wesel ini adalah proses pencairan wesel yang
mendahului jatuh temponya. Misalnya, saat si penjual sudah menerima sebuah wesel
dengan jangka waktu 90 hari, namun di hari ke 30 si penjual ini membutuhkan uang cepat
untuk alasan tertentu. Jadi si penjual bisa mendiskontokan wesel tersebut (mencairkannya
terlebih dahulu). Dan apabila bank menyetujui hal tersebut, maka si penjual akan
menanggung bunga seperti yang ada di syarat pendiskontoan wesel tadi.
Dalam perhitungan bunga dan diskonto, satu tahun diperhitungkan selama 360 hari
dan hari bunga/diskonto dihitung berdasarkan jumlah hari sesungguhnya sejak wesel
diterima/didiskontokan sampai tanggal jatuh tempo. Dalam perhitungan hari diskonto,
tanggal terjadinya transaksi tidak diperhitungkan, namun tanggal jatuh jemponya dihitung.
Contoh:
Wesel dengan nominal Rp300.000, jangka waktu 2 bulan, tertanggal 1 Maret 2020
didiskontokan pada tanggal 26 Maret 2020 dengan diskonto 10%.
Jumlah hari pada bulan maret = 31 hari, karena telah didiskontokan pada tanggal 26 maret,
maka perhitungannya:
31 – 26 = 5 hari (sisanya)
April = 30 hari
Karena jatuh tempo 2 bulan setelah bulan maret, maka jatuh temponya adalah pada bulan
Mei
Jadi, 5 + 30 + 1 = 36 hari
Apabila wesel di atas jangka waktunya 60 hari maka wesel maka wesel tersebut akan jatuh
tempo pada tanggal 30 April 2020. Perhitungannya sebagai berikut:
Bulan Maret = 30 hari (tanggal 1 Maret tidak dihitung)
Bulan April = 30 hari
60 hari
PS: Tgl 1 maret tidak dihitung karena: tgl terjadinya transaksi tidak diikutsertakan dalam
perhitungan periode diskontonya, tetapi tagl jatuh tempo ikut dihitung.
Karena pada tanggal 30 April sudah berjangka 60 hari, maka wesel tersebut jatuh tempo
pada tanggal 30 April 2020. Apabila wesel jangka waktu 2 bulan tertanggal 17 februari
2020, maka wesel tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 17 April 2020. Wesel 3 bulan
tertanggal 30 November 2020 akan jatuh tempo pada tanggal 28 Februari 2020.
4. setelah wesel jatuh tempo, pihak bank menagih ke pembeli atau pembuat wesel
PS: pihak penjual harus melakukan konfirmasi kepada pihak pembeli karena telah
mendiskontokan wesel tersebut dan nantinya akan dibuatkan promes (perjanjian/surat
sanggup bayar) baru dengan pihak bank
Apabila pembuat wesel tidak melunasi weselnya pada tanggal jatuh tempo maka bank
akan menagih pada pihak yang mendiskontokan wesel (penjual). Penjual akan menagih
sebesar yang dibayarkannya ke bank pada pembeli (mungkin ditambah bunga). Secara
skematis, hubungan tersebut adalah sebagai berikut:
4. setelah wesel jatuh tempo, pihak bank menagih ke pembeli atau pembuat wesel, dan
ternyata pembeli tidak dapat melunasi wesel tersebut
5. karena pembeli tidak dapat melunasi pembayaran tersebut, maka bank akan menagih
kepada pihak penjual
6. penjual akan menagih kembali kepada pembeli sebesar yang telah dibayarkan ke bank
atau mungkin akan ditambah bunga.
Pencatatan masing-masing pihak yang berhubungan dengan wesel dapat dilihat dari
Contoh berikut ini:
Pada Tanggal 1 Maret 2020 Tuan Alex memberikan wesel sebesar Rp300.000 kepada
PT Bermuda. Jangka waktu wesel 2 bulan, tidak berbunga. Wesel ini Tuan Alex
dimaksudkan untuk memperpanjang utangnya pada PT Bermuda. Pada tanggal 26 Maret
2020 PT Bermuda mendiskontokan wesel tersebut ke bank C dan dipotong diskonto 10%
setahun. Pada tanggal 1 Mei 2020 (tanggal jatuh tempo) wesel dilunasi oleh tuan Alex.
Misalnya wesel Tuan Alex di atas berbunga sebesar 12% dan pada tanggal jatuh
temponya (1 Maret 2020) Tuan Alex tidak membayar, tetapi baru dilunasi pada tanggal 1
Juni 2020. Bunga yang dibebankan untuk jangka waktu tunggakan 12% setahun dari nilai
nominal. Dengan adanya perubahan contoh di atas, bagaimana jurnal yang dibuat oleh
masing-masing pihak?