Anda di halaman 1dari 12

UTANG DAGANG DAN UTANG JANGKA PENDEK LAINNYA

 UTANG DAGANG:

Hutang Dagang / Hutang Usaha (Account Payable)  adalah kewajiban perusahaan

kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu yang singkat. Kewajiban ini

timbul karena pembelian bahan oleh perusahaan industri/pabrik atau karena pembelian

barang dagangan oleh perusahaan yang bergerak dibidang usaha perdagangan

besar/eceran secara kredit.Hutang dagang/Hutang usaha tidak dicatat pada waktu

pemesanan dilakukan, tetapi hanya pada saat hak pemilikan atas barang-barang tersebut

beralih kepada pembeli. Apabila terdapat potongan pembelian secara tunai, maka hutang

dagang/Hutang usaha harus dilaporkan sebesar jumlah hutang dagang/Hutang usaha

setelah dikurangi potongan tunai. Selain itu apabila dalam pembelian terdapat PPN (Pajak

Pertambahan Nilai) maka Hutang dagang / Hutang usaha dilaporkan termasuk nilai PPN.

Contoh :

CV.Angin Timur melakukan pembelian sepeda motor dengan cara kredit dengan harga

15.000.000, potongan harga 1.000.000 serta PPN sebesar 1.400.000 (14.000.000 x 10 %).

Hutang Dagang/Hutang Usaha dicatat sebesar :

Harga Sepeda Motor : 15.000.000

Potongan Harga         : (1.000.000)

PPN                           :   1.400.000 +

Hutang Dagang          :  15.400.000

Jadi Hutang Dagang/Hutang Usaha CV.Angin Timur atas pembelian sepeda motor adalah

sebesar 15.400.000.

 UTANG JANGKA PENDEK LAINNYA:

Utang Jangka Pendek adalah Utang yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu satu tahun

dengan menggunakan sumber-sumber yang merupakan aktiva lancar atau yang menimbulkan
utang lancar itu sendiri.Utang itu sendiri adalah pengorbanan ekonomi yang wajib dilakukan

oleh perusahaan di masa yang akan datang dalam bentuk penyerahan aktiva atau pemberian

jasa yang disebabkan oleh tindakan atau tansaksi pada masa sebelumnya.

Yang termasuk utang lancar, antara lain : Utang Usaha, utang wesel, utang deviden, uang

muka penjualan pungutan pihak ketiga, biaya yang harus dibayar, utang pajak, utang

bersyarat, biaya jaminan, penawaran promosi, utang jaminan kemasan.

Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti bila memenuhi dua syarat :

1. Kewajiban membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi yang menimbulkan

kewajiban membayar.

2. Jumlah yang harus dibayar sudah pasti.

Utang-utang yang memenuhi dua syarat di atas terdiri dari berbagai jenis utang sebagai

berikut :

 Utang usaha

 Utang wesel

 Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu

 Utang deviden.

 Utang pajak

 Uang muka dan jaminan yang dapat diminta kembali.

 Dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga.

 Utang biaya (biaya yang masih akan dibayar).

 Pendapatan diterima di muka.

Ada juga utang yang kepastiaan / ketidakpastiaannya tergantung cara pengadministrasiannya.

Biaya jenis tersebut adalah biaya yang harus dibayar. Kalau pembeli dan penjual dapat
menghitung besarnya biaya, maka biaya yang harusdibayar tersebut termasuk jenis utang

yang sifatnya pasti. Sebaliknya, kalau hanya penjual saja yang dapat menghitung besarnya

biaya, misalnya biaya telepon, maka biaya yang harus dibayar tersebut termasuk jenis utang

yang mengandung ketidakpastian. Berikut ini merupakan utang jangka pendek lainnya:

1. Utang Wesel

Utang wesel adalah utang yang berbentuk bukti tertulis formal, yang isinya tertulis

kesanggupan untuk membayar pada tanggal tertentu. Orang atau perusahaan yang

mempunyai tagihan biasanya lebih menyukai jenis ini karena ada bukti yang kuat

untuk menagih, apalagi jika urusannya dengan pengadilan.

Wesel digolongkan menjadi dua jenis yaitu :

A. Wesel berbunga

Wesel berbunga adalah wesel yang pada saat pembayarannya selain membayar

pokok utangnya juga harus membayar bunga yang telah disepakati. Dalam wesel

berbunga dicantumkan besarnya tarif bunga.pada hari jatuh wesel, nilai wesel

sama dengan harga nominal wesel ditambah bunga mulai dari tanggal penarikan

wesel sampai tanggal jatuh tempo.

Contoh : Bank Duta Pertiwi menyetujui untuk memberi pinkaman sebesar Rp

10.000.000 pada tanggal 1 Oktober 2012. Untuk itu bank minta kepada CV Progo

untuk menandatangani sebuah promes dengan bunga 12% dengan jangka waktu 4

bulan. Apabila wesel berbunga maka jumlah uang yang diterima CV Progo setelah

wesel ditandatangani adalah sebesar nilai nominal wesel tersebut. Jurnal yang

harus dibuat yaitu:

Kas Rp 10.000.000

Utang wesel Rp 10.000.000


Seandainya tahun buku CV Progo berakhir tanggal 31 Desember dan pada

tanggal tersebut perusahaan menyusun neraca maka pada tanggal 31 Desember

perlu dibuat jurnal penyesuaian untuk mencatat utang bunga sebesar Rp 300.000

(Rp 10.000.000 x 12% x 3/12) yaitu untuk periode bulan Oktober sampai dengan

Desember. Jurnal Penyesuaiannya yaitu:

Biaya bunga Rp 300.000

Utang bunga Rp 300.000

Jurnal untuk mencatat pembayaran nilai nominal dan bunga wesel pada tanggal 1

Februari 2013(tanggal jatuh wesel) adalah sebagai berikut:

Utang wesel Rp 10.000.000

Utang bunga Rp 300.000

Biaya bunga Rp 100.000

Kas Rp 10.400.000

Pada tanggal jatuh wesel CV Progo harus membayar nilai jatuh wesel yang terdiri

dari nilai nominal wesel Rp 10.000.000 ditambah beban bunga Rp 400.000 (Rp

10.000.000 x 12% x 4/12). Pada saat pelunasan beban bunga yang diperhitungkan

hanya satu bulan sebab beban bunga untuk periode Oktober sampai dengan

Desember 2012 telah dibebankan sebagai beban untuk periode tahun 2012 yang

lalu.

B. Wesel tidak berbunga

Wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak secara eksplisit menyebutkan

tingkat bunga tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan.Sebenarnya wesel

tersebut tetap ada bunganya karena peminjam wajib membayar lebih besar

daripada pinjaman yang diterima. Selisih antara pinjaman yang diterima dengan

yang harus dibayar inilah bunga. Dengan kata lain, peminjam menerima kas
sebesar nilai tunai atau nilai wesel saat ini (present value).Nilai tunai adalah sama

dengan nilai nominal wesel pada tanggal jatuh tempo dikurangi bunga/ diskonto

yang dibebankan.

Contoh : CV Progo menandatangani wesel tanpa bunga dengan nilai nominal Rp

10.400.000 jangka waktu 4 bulan pada bank Dunia Pertiwi. Nilai tunai wesel

adalah Rp 10.000.000. Jurnal dalam pembukuan CV Progo adalah:

Kas Rp 10.000.000

Diskonto utang wesel Rp 400.000

Utang wesel Rp 10.400.000

Rekening diskonto utang wesel adalah merupakan lawan (contra account)

terhadap rekening utang wesel, rekening ini dalam neraca dikurangkan terhadap

rekening utang wesel. Diskonto utang wesel ini diamortisasi selama jangka waktu

utang wesel. Seandainya CV Progo menyusun laporan keuangan setiap tanggal 31

Desember maka harus dibuat jurnal penyesuaian untuk mengakui beban bunga

selama 2012 dan mengurangi saldo akun diskonto Utang Wesel sebesar Rp

300.000 (3/4 x Rp 400.000) sebagai berikut:

Biaya bunga Rp 300.000

Diskonto utang wesel Rp 300.000

Dengan adanya jurnal penyesuaian di atas maka saldo akun diskonto utang wesel

tinggal Rp 100.000 (Rp 400.000 – Rp 300.000). penyajian utang wesel dan

diskonto utang wesel dalam neraca per 31 Desember 2012 sebagai berikut:

Utang Wesel Rp 10.400.000

Dikurangi : Diskonto Utang Wesel Rp 100.000

Rp 10.300.00
Pada tanggal jatu wesel akun Diskonto Utang wesel akan bersaldo nol dan utang

wesel menunjukkan nilai jatuhnya. Jurnal yang harus dibuat pada tanggal 1Februari

2013 untuk mengakui bunga satu bulan dan pembayaran utang wesel adalah sebagai

berikut:

Utang Wesel Rp 10.400.000

Beban Bunga Rp 100.000

Diskonto Utang Wesel Rp 100.000

Kas Rp 10.400.000

Jurnal di atas mengakui bunga untuk bulan Januari 2013 sebesar Rp 100.000 dan

sekaligus mencatat pelunasan utang wesel beserta bunganya sebesar Rp 10.400.000.

Perbandingan Wesel Berbunga dan Wesel Tidak Berbunga:

Sebenarnya tidak ada wesel yang tidak berbunga. Dalam contoh di atas terlihat jelas

bahwa dalam wesel berbunga maupun wesel tidak berbunga tetap ada perhitungan

bunga. Apabila akuntansi wesel berbunga dan wesel tidak berbunga pada CV Progo

dibandingkan maka akan nampak bahwa hasil keduanya persis sama. Berikut adalah

perbandingan penyajian dalam laporan laba-rugi dan neraca:

WESEL BERBUNGA WESEL TIDAK BERBUNGA

Laporan Laba – Rugi Laporan Laba – Rugi

Beban Bunga Rp 300.000 Beban Bunga Rp 300.000

Neraca Neraca

Utang Wesel Rp 10.000.000 Utang Wesel Rp 10.400.000

Utang Bunga Rp 300.000 Utang Bunga (Rp 100.000)

Rp 10.300.000 Rp 10.300.000
2. Utang Pajak

Tarif pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau Pajak Penjualan ditetapkan atas dasar

persentase tertentu dari harga jual. Pihak penjual memungut pajak tersebut dari

pembeli pada saat penjualan terjadi, dan secara periodik (biasanya secara bulanan)

menyetorkannya ke kas Negara. Dengan demikian pajak yang dipungut dari pembeli

untuk disetorkan ke Kas Negara yang disebut sebagai utang pajak PPN.

Contoh :

Pada tanggal 25 Maret 2012 PT Kelud menjual barang seharga Rp 10.000.000. Atas

penjualan barang tersebut PT Kelud memungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

sebesar 10% sehingga jumlah kas yang diterima dari pembeli menjadi Rp 11.000.000.

Jurnal yang dibuat oleh PT Kelud atas transaksi penjualan di atas adalah sebagai

berikut:

Kas Rp 11.000.000

Penjualan Rp 10.000.000

Utang PPN Rp 1.000.000

3. Pendapatan Diterima Dimuka

Perusahaan kadang – kadang menerima pembayaran dimuka atas barang atau jasa

penyerahannya akan dilakukan di waktu yang akan datang. Sebagai contoh

perusahaan penerbangan sering menjual tiket untuk penerbangan bulan berikutnya.

Penerimaan kas yang terjadi sebelum barang atau jasa diserahkan kepada pembeli

harus diperlakukan sebagai utang karena penjual mempunyai kewajiban untuk

menyerahkan barang atau jasa di waktu yang akan datang. Pencatatan atas penerimaan

pendapatan dimuka dan penyelesainnya adalah sebagai berikut:

1. Apabila perusahaan menerima pembayaran dimuka dari pembeli maka akun Kas

didebet dan akun utang yang disebut Pendapatan Diterima Dimuka dikredit.
2. Apabila barang telah dikirimkan atau jasa telah diberikan maka akun Pendapatan

Diterima Dimuka didebet dan akun pendapatan dikredit.

Sebagai contoh misalkan pada tanggal 1 Desember 2012 CV Serayu menerima

pesanan 400 buah kursi kuliah dari PT Merbabu dengan harga Rp 100.000 per buah.

Pada tanggal tersebut PT Merbabu membayar uang muka sebesar Rp 25.000.000.

Jurnal yang dibuat oleh CV Serayu untuk mencatat penerimaan kas di atas adalah:

Kas Rp 25.000.000

Pendapatan Diterima Dimuka Rp 25.000.000

Pada tanggal 31 Desember CV Serayu mengirimkan 100 buah kursi sebagai

penyerahan tahap pertama. Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat pendapatan 100

buah kursi yang sudah diserahkan adalah:

Pendapatan Diterima Dimuka Rp 10.000.000

Penjualan Rp 10.000.000

Selain jurnal diatas CV Serayu juga membuat jurnal untuk mencatat harga pokok

penjualan dan pengurangan persediaan (misalkan harga pokok perbuah kursi Rp

60.000.000) sebagai berikut:

Harga Pokok Penjualan Rp 6.000.000

Persediaan Rp 6.000.000

Dari contoh cara pencatatan di atas jelaslah bahwa suatu penerimaan kas di muka

merupakan kewajiban. Penerimaan ini baru akan menjadi pendapatan apabila barang

atau jasa telah diserahkan kepada pemberi uang muka. Dengan demikian saldo akun
Pendapatan Diterima Dimuka mencerminkan kewajiban perusahaan untuk

menyerahkan barang atau jasa di masa yang akan datang.

4. Deviden

Deviden adalah keuntungan yang diberikan kepada pemegan saham, yang didapatkan

atas hasil keuntungan perusahaan yang diputuskan dalam rapat umum pemegang

saham (RUPS). Ketika kita menjadi pemilik saham perusahaan, perusahaan dapat

membayar kembali dalam bentuk dividen.

5. Accrued liabilities (Beban Yang Masih Harus Dibayar)

Beban yang seharusnya terjadi pada akhir periode belum dibayar, biasanya akan

dibayar beberapa waktu pada periode berikutnya. Contoh: Hutang gaji,Hutang

bunga,Hutang sewa, Hutang ALT, Hutang premi asuransi , Hutang pajak dan Hutang

Bonus.

6. Perjanjian Bonus

Bonus diberikan kepada karyawan atau pejabat tertentu sebagai tambahan atas gaji

atau upah reguler mereka . Kewajiban adalah hutang bonus atas pembagian laba,

biasanya akan dibayar dalam periode singkat dan harus dicatat sebagai kewajiban

lancar dalam neraca


REFERENSI

http://www.fourseasonnews.com/2012/06/pengertian-utang-wesel.html (diakses pada tanggal

19 Mei 2013)

http://blogpajak.com/pengertian-hutang-dagang-account-payable/ (diakses pada tanggal 19

Mei 2013)

http://mnurisya.blogspot.com/2012/09/jenis-hutang-jangka-pendek.html (diakses pada tanggal

19 Mei 2013)

http://fitriaprliana.blogspot.com/2010/04/utang-jangka-pendek.html (diakses pada tanggal 19 Mei

2013)

http://mnurisya.blogspot.com/2012/09/jenis-hutang-jangka-pendek.html (diakses pada tanggal 19

Mei 2013)

Jusup, Al Haryono. 2011. Dasar – Dasar Akuntansi Jilid2. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi YKPN
AKUNTANSI KEUANGAN 1
“UTANG DAGANG DAN UTANG JANGKA PENDEK
LAINNYA”

KELOMPOK 12

Nama Kelompok :

 NI LUH KUSUMAYANI (1206305006)


 NI MADE SINTYA SURYA DEWI (1206305008)
 EMI YANTI (1206305016)
 NI WAYAN SRI ARTHINI (1206305037)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS UDAYANA

Anda mungkin juga menyukai