Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS PENGARUH HUTANG TERHADAP LABA

PERUSAHAAN

Gita Laura Manoppo


Universitas Atma Jaya Makassar

gitaprasetyo28@gmail.com

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh hutang terhadap laba


perusahaan. Dalam proses penelitian data yang diguunakan adalah data perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan jumlah sampel yang digunakan
sebanyak 10 perusahaan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia selama periode
2010-2015 dan telah memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hutang memiliki pengaruh positif atau adanya pengaruh yang
signifikan terhadap laba perusahaan. Ini dapat dijelaskan bahwa perusahaan
mendapatkan keuntungan dari adanya pemakaian hutang. Dengan menggunakan
hutang maka akan terdapat pembayaran biaya bunga dan berdampak pada
penghematan pajak yang dibayarkan oleh perusahaan.

Kata kunci : Hutang dan laba perusahaan


1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Modal tersebut dapat diperoleh dari hutang. Adanya modal maka semua
kebutuhan untuk kegiatan produksi bisa terpenuhi sehingga kegiatan perusahaan
dapat berjalan dengan baik terutama untuk memperluas penjualan dan meningkatkan
pendapatan serta keuntungan. Hal tersebut menimbulkan suatu keputusan penting
yang harus diambil oleh seorang manajer keuangan yaitu keputusan dalam
memperoleh modal. Ketersediaan modal akan membuat perusahaan mampu bertahan
bahkan mampu berkembang menjadi lebih besar, maka manajer keuangan harus
mampu bertanggung jawab atas pengambilan keputusan penting mengenai pendanaan
(financing) keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk
mendapatkan dan menggunakan dana tersabut disebut pembelanjaan perusahaan.
Suatu perusahaan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Guna mencapai tujuan tersebut seluruh aktivitas perusahaan diarahkan untuk
meningkatkan nilai perusahaan. Salah satu aktivitas dalam perusahaan adalah
pengelolaan keuangan. Ada hal yang menyangkut aktivitas dalam manajemen
keuangan yaitu :

1. Aktivitas pencarian dana (financing decision)


2. Internal financing yaitu sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri
oleh perusahaan misalnya, modal yang berasal dari keuntungan yang tidak
dibagikan atau keuntungan yang ditahan dalam perusahaan. Apabila
perusahaan memenuhi kebutuhan dananya dari sumber intern dikatakan
perusahaan itu melakukan pembelanjaan atau pendanaan intern. External
financing merupakan sumber modal yang berasal dari tambahan penyertaan
modal pemilik atau emisi saham baru, penjualan obligasi maupun kredit dari
bank. Apabila perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya dipenuhi dari
dana yang berasal dari pinjaman, perusahaan itu dikatakan melakukan
pendanaan utang atau pembelanjaan utang (debt financing).
3. Fungsi penggunaan dana harus dilakukan secara efisien, ini berarti bahwa
setiap rupiah dana yang tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan
seefisien mungkin untuk dapat didefinisikan. Fungsi pemenuhan kebutuhan
dana atau fungsi pendanaan harus dilakukan secara efisien. Manajer keuangan
harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang
diperlukan dengan biaya yang minimal dengan syarat-syarat yang paling
menguntungakan. Manajer keuangan harus mempertimbangkan dengan
cermat sifat dan biaya dari masing-masing sumber dana mempunyai
konsekuansi financial yang berbeda-beda.
4. Kebijakan pendanaan merupakan salah satu faktor yang akan sangat
berpengaruh terhadap laba perusahaan. Jika perusahaan mempunyai beban
hutang yang bertambah, namun yang dibiayai dari hutang itu memberikan
penghasilan yang lebih besar dibandingkan biaya hutangnya. Maka keadaan
tersebut mampu menambah laba perusahaan, sedangkan penggunaan hutang
dalam jumlah besar juga dapat mengurangi laba perusahaan sehingga dapat
membawa kearah kebangkrutan. Hutang adalah kewajiban untuk
menyerahkan uang, barang atau memberikan jasa kepada pihak lain dimasa
yang akan datang sebagai akibat dari transaksi yang telah terjadi sebelimnya.
Pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan
karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil dari pada
biaya yang ditimbulkannya maka pemilik perusahaan lebih suka perusahaan
menciptakan hutang pada tingkat tertentu untuk menaikkan nilai perusahaan.
Bagi perusahaan, hutang mempunyai dua keuntungan, pemegang hutang (debt
holder) mendapat pengembalian yang tetap. Kedua, bunga yang dibayarkan
dapat mengurangi beban pajak sehingga menurunkan biaya efektif dari
hutang. Kelemahan hutang bagi perusahaan yaitu bila semakin tinggi rasio
hutang (debt ratio), semakin tinggi pula resiko perusahaan, sehingga suku
bunga semakin tinggi. Apabila perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan
laba operasi tidak mencukupi untuk menutupi kekurangan tersebut.
5. jika perusahaan tidak sanggup maka perusahaan akan bangkrut. Hutang dapat
menghambat perkembangan perusahaan yang pada gilirannya dapat membuat
pemegang saham berfikir dua kali untuk tetap menambahkan modalnya. Laba
menjadi salah satu parameter untuk mengutahui kinerja laporan keuangan.
Laba menggambarkan secara menyeluruh tentang keadaan perusahaan dan
keberhasilan operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu, karena laba
berasal dari unsur-unsur seperti pendapatan dan beban yang berhubungan
dengan aktifitas operasi perusahaan. Laba memiliki potensi informasi dan alat
prediktor, oleh karena itu laba diyakini sebagai alat yang handal bagi para
pemakainya sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi terutama
untuk mengurangi resiko kepastian. PSAK No.2 paragraph : 1, menyebutkan
informasi laba pada umumnya memberikan indikasi lebih mengenai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas dimasa yang akan
datang bila dibandingkan dengan informasi arus kas itu sendiri. Artinya
PSAK memposisikan bahwa prediktor laba lebih baik dalam memprediksi
arus kas dimasa mendatang bila dibandingkan dengan prediktor arus kas itu
sendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas. Saya tertarik untuk
meneliti pengaruh hutang terhadap laba dengan judul “ANALISIS PENGARUH
HUTANG TERHADAP LABA PERUSAHAAN“

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,
maka masalah yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah hutang berpengaruh terhadap laba pada perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada dasarnya mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh hutang terhadap laba perusahaan.
2. Mengetahui pengaruh hutang secara parsial terhadap laba perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diambil / diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Memberi bukti empiris tentang hutang terhadap laba perusahaan.
2. Memberi informasi bagi investor dalam melakukan atau menanamkan
modalnya pada perusahaan publik, dimana hasil penelitian ini dapat
memberikan masukan.
3. Dapat memberikan kontribusi terhadap akademi, dosen, dan mahasiswa
sebagai tambahan referensi dalam melakukan penelitian sejenis dimasa
mendatang.

2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Hutang
Hutang merupakan salah satu sumber pendanaan eksternal yang digunakan
oleh perusahaan untuk mendanai kegiatan perusahaan. Menurut Munawir (2004)
hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang
belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang merupakan pengorbanan manfaat
ekonomi masa datang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang. Dalam
pengambilan keputusan penggunaan hutang perlu dipertimbangkan biaya tetap
yang timbul akibat dari hutang tersebut, yaitu berupa bunga hutang yang
menyebabkan semakin meningkatnya laverage keuangan. Hutang dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang.
1. Hutang jangka pendek
Hutang jangka pendek merupakan hutang yang memiliki waktu 1 tahun dalam
pelunasannya. Hutang jangka pendek memiliki dua manfaat, yaitu fleksibilitas
dan biaya yang lebih murah.
a) Fleksibilitas
hutang jangka panjang bersifat fleksibel, dapat digunakan kapan saja
perusahaan membutuhkannya. Apalagi perusahaan lebih kerap dihadapkan
pada kebutuhan jangka pendek.
b) Biaya lebih murah
Pada umumnya suku bunga hutang jangka pendek lebih rendah daripada
hutang jangka panjang, karena semakin panjang periode hutang, maka
semakin besar bunganya. Selain memiliki manfaat hutang jangka panjang juga
memiliki kelemahan, kelemahan hutang jangka pendek yaitu:
a) Likuiditas, hutang jangka pendek memiliki likuiditas lebih buruk dibanding
jangka panjang. Likuiditas hutang jangka panjang lebih mantap terjamin,
sedangkan hutang jangka pendek debitur harus sering menyediakan dana
untuk melunasinya, atau membayar bunganya dan memperpanjang pinjaman
pokoknya berulang-ulang.
b) Ketidakpastian biaya/bunga, bunga hutang jangka panjang senantiasa mudah
berubah sesuai dengan suku bunga rata-rata pasar yang berlaku dan persepsi
kreditur terhadap tingkat risiko perusahaan debitur. Jenis hutang jangka
pendek meliputi:
a. Hutang dagang, hutang yang timbul akibat terjadi pembelian barang
dagangan.
b. Hutang wesel, janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu
pada suatu tanggal tertentu dimasa depan dan dapat berasal dari
pembelian, pembiayaan, atau transaksi lainnya.
c. Penghasilan dibayar dimuka, biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi
belum dilakukan pembayarannya.
d. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, sebagian hutang
jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek, karena
segera jatuh tempo pembayarannya.
e. Biaya yang masih harus dibay-ar, penerimaan uang untuk penjualan
barang atau jasa yang belum terealisasi.

2. Hutang jangka panjang


Hutang jangka panjang merupakan hutang yang memiliki waktu pembayaran
lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca dan sumber-sumber untukme lunasih
utang jangka panjang yang bukan bersumber dari aktiva lancar. Hutang jangka
panjang meliputi:
a) Hutang obligasi
Obligasi merupakan instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan
dan dijual ke investor. Perusahaan mengeluarkan surat berharga yang
menjanjikan pembayaran pada periode tertentu dan surat tersebut memuat
beberapa perjanjian yang spesifik.
b) Saham
Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Pemegang saham
memperoleh pendapatan dari dividen dan capital gain.
c) Hipotek
Hipotek merupakan instrumen utang dengan pemberian hak tanggungan atas
properti dan pinjaman kepada pemberi pinjaman sebagai jaminan terhadap
kewajibannya.
d) Hutang dari lembaga keuangan
Hutang bisa langsung diperoleh melalui bank atau lembaga nonbank.
Pinjaman dari lembaga keuangan memiliki karakteristik adanya amortisasi
dan jaminan. Pinjaman langsung dibayar dengan cara amortisasi, yaitu
secara bertahap sehingga akan mengurangi beban pembayaran yang besar
jika dilakukan pelunasan sekaligus.
e) Saham preferen
Saham preferen merupakan bentuk saham tetapi memiliki karakteristik
obligasi, saham preferen memperoleh deviden yang besarnya tetap. Biasanya
sejumlah presentase tertentu dari nominal saham preferen untuk setiap
periode.
f) Modal ventura
Modal ventura merupakan bentuk penyertaan modal dari perusahaan
pembiayaan kepada perusahaan yang membutuhkan dana untuk jangka
waktu tertentu. Penggunaan hutang jangka panjang akan lebih
menguntungkan apabila terjadi kondisi-kondisi berikut:
1. Penjualan dan pendapatan relatif stabil, kenaikan besardalam penjualan dan
pendapatan yang akan datang diharapkan memberikan keuntungan besar dari
penggunaan laverage.
2. Apabila diharapkan adanya kenaikan besar dalam tingkat harga diwaktu yang
akan datang, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan keuntungan
berhutang yang akan dibayar kembali dengan uang yang lebih murah (karena
inflasi).
3. Rasio hutang yang ada sekarang adalah relatif rendah bagi lini bisnis.
4. Manajemen berpendapat bahwa harga saham biasa dalam hubungannya
dengan obligasi, adalah ditekan untuk sementara.
5. Penjualan saham biasa akan menimbulkan persoalan mengenai pemeliharaan
pola pengendalian yang berlaku sekarang dalam perusahaan.
2.2 Laba

A. Pengertian Laba

Laba merupakan selisih positif antara pendapatan dalam suatu periode dan biaya
yang dikeluarkan untuk mendatangkan laba. Chariri dan Ghozali (2007) dalam Widhi
(2011) mengungkapkan pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang
ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya.
Belkauoi dalam Chariri dan Ghozali (2001) menyebutkan bahwa laba akuntansi
memiliki lima karakteristik sebagai berikut:

a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang berasal dari penjualan
barang/ jasa.
b. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu
padakinerja perusahaan selama satu periode tertentu.
c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan
pemahaman khusus tentang difinisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
d. Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expenses) dalam
bentuk cost histories
e. Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara
pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan
tersebut. Penyajian dan informasi laba melalui laporan tersebut merupakan
focus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil
dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya.
Adapun salah satu parameter kinerja perusahaan tersebut adalah perubahan
laba. Fisher dan Bedford dalam Chariri dan Ghozali (2001)menyatakan
bahwa pada dasarnya ada tiga konsep laba yang dibicarakan dan digunakan
dalam ekonomi. Konsep laba tersebut adalah:
1. Psychic income
yang menunjukkan konsumsi barang/ jasa yang dapat memenuhi
kepuasan dan keinginan individu.
2. Real income
yang menunjukkan kenaikan dalam kemakmuran ekonomi yang
ditunjukkan oleh kenaikan cost of living
3. Money income
yang menunjukkan kenaikan nilai moneter sumber–sumber ekonomi
yang digunakan untuk konsumsi sesuai dengan biaya hidup (cost of
living) Ketiga konsep tersebut semuanya penting, meskipun pengukuran
terhadap pshychic income sulit untuk dilakukan.

Hal ini disebabkan pshychic income adalah konsep psikologis yang tidak
dapat diukur secara langsung, namun dapat ditaksir dengan menggunakan real
income. Keinginan manusia tersebut hanya dapat dipenuhi pada berbagai tingkatan,
sebagaimana seseorang memperoleh real income. Di pihak lain, money income
meskipun mudah diukur, tetapi tidak mempertimbangkan perubahan nilai suatu unit
moneter. Atas dasar alasan ini, para ekonomi memusatkan perhatiannya pada
penentuan real income. Fisher dan Bedford dalam juga berpendapat bahwa real
income adalah konsep income yang praktis bagi akuntan. (Chariri dan Ghozali, 2001)
berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa laba adalah
selisih antara jumlah keseluruhan pendapatan dan jumlah keseluruhan biaya dalam
jangka waktu tertentu yang dapat digunakan para pemakai laporan dalam mengambil
keputusan ekonomi yang sesuai dengan kepentingannya.

B. PerubahanLaba

Perubahan laba adalah kenaikan atau penurunan laba pertahun ketahun. Laba
yang digunakan adalah laba relatif. Digunakannya angka relatif didasari alasan angka
laba tersebut lebih representatif dibandingkan laba absolute. Dasar perhitungan laba
adalah laba sebelum pajak (Machfoedz dalam Warsidi dan Pramuka 2000:6)
Hanafi dan Halim (1995) menyatakan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
a. Besarnya perusahaan
Semakin besar perusahaan, maka ketetapan pertumbuhan laba yang
diharapkan semakin tinggi.
b. Umur perusahaan
Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam
meningkatkan laba, sehingga ketetapannya masih rendah.
c. Tingkat leverage
Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer
cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketetapan
pertumbuhan laba.
d. Tingkat penjualan
Tingkat penjualan dimasa lalu yang tinggi, maka semakin tinggi tingkat
penjualan dimasa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba
semakintinggi.

e. Perubahan laba masa lalu


Semakin besar pertumbuhan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang
akan diperoleh dimasa mendatang. Menurut Sukardi (2005) laba
perusahaan dipengaruhi oleh tiga faktor yang saling berkaitan satu ama
lain, yaitu :
 Volume produk yang dijual
volume penjualan langsung mempengaruhi volume produksi dan volume
produksi mempengaruhi biaya
 Harga jual produk
Harga jual mempengaruhi volume penjualan
 Biaya
biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang
dikehendaki.

C. Kandungan Informasi Laba


Investor yang ingin melakukan investasi atau yang melakukan divestasi harus
melihat informasi apa yang terkandung dalam laba sehingga bisa membuat keputusan
yang terbaik. Informasi laba menggambarkan kinerja menejemen perusahaan dalam
mengelola sumber daya perusahaan. Informasi yang terkandung dalam laba ini sangat
penting karena direaksi oleh investor. Ketika laba tahunan diumumkan, investor akan
segera beraksi terhadap informasi laba yang dilaporkan. Bagi investor, informasi
yang dilaporkan bisa bersifat sebagai “good news” atau “bad news” tergantung dari
apa yang diekspektasikan oleh investor (Harahap, 2004).
 Rasio Keuangan
 Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio merupakan cara yang paling umum dalam melakukan
analisa laporan keuangan. Analisa rasio keuangan melibatkan dua jenis
perbandingan. Pertama, analis dapat membandingkan rasio saat ini
dengan rasio masa lalu dan akan datang dalam perusahaan yang sama.
Perbandingan yang kedua melibatkan perbandingan rasio satu perusahaan
dengan perusahaan–perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri pada
titik waktu yang sama. Perbandingan ini memberikan pandangan
mendalam tentang kondisi keuangan dan kinerja relatif dari perusahaan
(Van Horne and Wachowicz, Jr., 1997: 133). Analisis rasio keuangan
dapat membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah dan para pemakai
laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu
perusahaan tidak terkecuali perusahaan manufaktur. Bahkan lebih dari itu,
rasio keuangan bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan
(Nugroho, 2007).
 Implementasi Rasio Keuangan
Pada penelitian ini, beberapa rasio keuangan yang digunakan adalah :
1) Current Ratio (CR)
Rasio ini disebut juga rasio lancar. Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan
aktiva lancarnya. Rasio yang rendah menunjukkan resiko likuiditas yang
tinggi dan mempunyai pengaruh yang baik terhadap profitabilitas perusahaan.
Perhitungan dari rasio ini adalah:
Current ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
2) Net Profit Margin (NPM)
Rasio ini mengukur seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari setiap
penjualan setelah dikurangi seluruh biaya yaitu biaya seluruh operasi, biaya
bunga dan biaya pajak. Perhitungan dari rasio ini adalah:

Net Profit Margin = Laba setelah pajak


Penjualan bersih

3) Inventory Turn Over (ITO)


Rasio perputaran persediaan mengukur berapa kali persediaan perusahaan
telah dijual selama periode tertentu. Rasio ini merupakan indikator
keberhasilan manajemen dalam mengelola persediaan barang. Perhitungan
dari rasio ini adalah:

Inventory Turn Over = HPP


Persediaan
4) Total Aset Turn Over (TATO)
Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan
penjualan berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ini juga
mengukur seberapa efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk
memperoleh penghasilan. Perhitungan dari rasio ini adalah:

Total Aset Turn Over = Penjualan


Total aktiva
5) Return on Equity (ROE)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan
modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut
pandang pemegang saham. Perhitungan dari rasio ini adalah:

Return on Equity (ROE) = Laba bersih


Modal sendiri

 Analisis Rasio Keuangan


Dalam Memprediksi Perubahan Laba Untuk dapat
menginterpretasikan informasi yang relevan dengan tujuan dan
kepentingan pemakainya dikembangkan seperangkat teknik analisis yang
didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan. Salah satu teknik
yang popular diaplikasikan dalam praktek bisnis khususnya dalam
memprediksi laba adalah analisis rasio keuangan. Makna dan kegunaan
rasio keuangan dalam praktek bisnis pada kenyataannya bersifat subyektif
tergantung kepada, untuk apa suatu analisis dilakukan dan dalam konteks
apa analisis tersebut diaplikasikan (Helfert, 1991) dalam Purnawati
(2005) untuk melakukan analisis rasio keuangan diperlukan perhitungan
rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu yang
mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca
saja, dalam laporan laba rugi saja, atau pada neraca dan laporan laba rugi.
Selain bersifat future oriented rasio-rasio keuangan tersebut dapat
digunakan untuk menjelaskan atau member gambaran kepada penganalisa
tentang baik buruknya keadaan atau kondisi keuangan suatu perusahaan
(Munawir, 2000), dengan mengetahui informasi tersebut kita dapat
mengetahui tingkat laba yang dicapai perusahaan di masa yang akan
datang. Analisis rasio keuangan bukan hanya dapat menentukan tingkat
keutungan yang diperoleh tapi juga dapat menentukan tingkat likuiditas,
solvabilitas dan keefektifan operasi perusahaan.

2.3 Pengaruh Hutang Terhadap Laba


Salah satu faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laba usaha yang
diterima perusahaan adalah modal. Bagi beberapa perusahaan yang memiliki
modal besar, tidak akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan
usahanya, namun tidak sedikit perusahaan yang memiliki keterbatasan modal,
sehingga mereka sulit untuk mengembangkan usahanya, agar dapat mengatasi
hal tersebut, pada umumnya pihak manajemen perusahaan memiliki dua
pilihan, yaitu menerbitkan saham baru atau melakukan pinjaman dari pihak
luar baik dalam hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, apabila
manajemen memilih hutang sebagai alternatif sumber modal, maka
manajemen perusahaan dituntut untuk bekerja keras agar penggunaan modal
tersebut dapat memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan, sehingga
perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu membayar hutang
tersebut kepada kreditor, baik pokok maupun bunganya.

 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sistematis dari tinjauan teori. Hubungan
antara hutang dengan laba ini juga bisa dijelaskan melalui sudut pandang
neraca sebagai berikut. Untuk keperluan pembiayaan yaitu dalam rangka
menjalankan aktivitas operasinya, suatu perusahaan harus mencari sumber
dana yang tepat, misalnya dengan menerbitkan obligasi dan melakukan
pinjaman dari pihak luar baik dalam hutang jangka pendek maupun hutang
jangka panjang. Hubungan antara hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang terhadap laba usaha dapat digambarkan dalam kerangka sebagai
berikut :

Variabel Independen ( X ) Variabel Dependen


(Y)

HUTANG LABA USAHA

2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan,
berdasarkan kerangka konseptual yang dibuat. Hipotesisnya adalah Hutang Jangka
Pendek dan Hutang Jangka Panjang berpengaruh signifikan terhadap Laba Usaha
baik secara parsial maupun simultan.

3. Metode Penelitian

3.1 Sampel dan Populasi


Penelitian ini menggunakan desain kausal atau hubungan sebab akibat. Desain
kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau
berguna untuk menganalisis bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lain.
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun
2010-2015, maka perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah
10 perusahaan. Informasi data perusahaan ini diambil dari website www.idx.co.id
karena laporan keuangan yang ditampilkan untuk umum dan mudah ditemukan.

3.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu


metode penelitian yang menekankan pada fenomene-fenomena yang obyektif dan
di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel-sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan dengan menggunakan
program SPSS.

3.3 Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode asosiatif, yaitu
penelitian yang dilakukan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya.
3.4 Variabel Independen

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah laba perusahaan.

3.5 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hutang perusahaan.

4. Analisi Hasil

Setelah menguji hubungan antara hutang dengan laba perusahaan. Berikut adalah
hasil analisis yang ada :
4.1 Model Summary

Hutang memiliki hubungan dengan laba perusahaan sebesar (R) 0,68.


Dikuadratkan 𝑅 2 tingkat determinasi sebesar 0,462 yang artinya persediaan
memiliki determinasi sumbangan efektif 4,62% sisanya 95,38% dipengaruhi oleh
lain-lain.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .068a ..462 .452 1.374686E7

a. Predictors: (Constant), hutang.

4.2 Anova

Sig pada tabel 0.000 yang berarti < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
hutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba perusahaan.

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 8.764E15 1 8.764E15 46.367 .000a

Residual 1.021E16 54 1.890E14

Total 1.897E16 55

a. Predictors: (Constant), hutang


b. Dependent Variable: laba.

4.3 Coefficients
Persamaan regresi sebagai berikut :
Y= -1.154E6+3.684E-5x1
Hutang berpengaruh terhadap laba perusahaan karena nilai dari variable hutang
tersebut kurang dari 0.05, yaitu 0.000

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) -3.663E7 3.803E7 -.963 .338

hutang 5.736E-5 .000 .048 .434 .666 .048 .048 .048 1.000 1.000

a. Dependent Variable: laba


5. Penutup

5.1 Kesimpulan
Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana
dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar perusahaan
kepada pihak lain. Untuk menentukan suatu interaksi sebagai hutang atau bukan,
sangat tergantung pada kemampuan untuk menaksirkan transaksi atau kejadian.
Sehingga dapat dikatakan bahwa hutang berpengaruh terhadap laba perusahaan.
Populasi dari penelitian ini diambil dari perusahaan yang ada di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2010-2015. Sampel dari penelitian ini berjumlah 10
perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2015.

Dalam analisi hasil, hutang memiliki determinasi sumbangan efektif 4.62%


sisanya 95.38% dipengaruhi oleh lain-lain. Hutang juga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap laba perusahaan. Karena lebih kecil dari taraf signifikansinya
(<0.05).

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran baik bagi pihak
peneliti selanjutnya, yaitu disarankan untuk menggunakan lebih dari satu variable
independent sehingga dapat diketahui akun-akun apa saja yang bisa
mempengaruhi laba perusahaan.
6. Daftar Pustaka

Asri, Marselinus, accounting conservarion and erning equity (July 16,2017) available at
SSRN Https://ssrn.com/abstractc.

Anindita ,Diana. 2003. analisis pengaruh perubahan hutang terhadap laba


perusahaan (kajian empirik perusahaan manufaktur go publik di Indonesia 1992-
2002). Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Eko, Yudianto.2001. Pengaruh Perubahan Sumber-Sumber Pendanaan Terhadap


Laba Bersih Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Indonesia (Studi Empiris
Di Bursa Efek Jakarta 1993-1999). Semarang : Universitas Diponegoro.

Na’amin, Nadzar. 2008. Analisa Pengaruh Total Hutang Jangka Pendek, Hutang
Jangka Panjang , dan Investasi terhadap Laba Perusahaan (studi empiris pada
perusahaan manufaktur go public di indonesia 2003-2005).Surakarta : Universitas
Muhammadiya Surakarta. (http://etd.eprints.ums.ac.id/4138/)

Setiana,Anna. 2012. Pengaruh Hutang Jangka Panjang Terhadap Profitabilitas


PT. Ramayana Lestari Sentosa. Yogyakarta :Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1
Volume 14, April 2012.

Kalia, Nazia Safitri .2013.Pengaruh Penggunaan Hutang Terhadap Profitabilitas:


Studi Pada Pt Semen Gresik Tbk. Surabaya :Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Volume 1 Nomor 1, Januari 2013.

Anda mungkin juga menyukai