PERUSAHAAN
gitaprasetyo28@gmail.com
Abstract
2.1 Hutang
Hutang merupakan salah satu sumber pendanaan eksternal yang digunakan
oleh perusahaan untuk mendanai kegiatan perusahaan. Menurut Munawir (2004)
hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang
belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang merupakan pengorbanan manfaat
ekonomi masa datang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang. Dalam
pengambilan keputusan penggunaan hutang perlu dipertimbangkan biaya tetap
yang timbul akibat dari hutang tersebut, yaitu berupa bunga hutang yang
menyebabkan semakin meningkatnya laverage keuangan. Hutang dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang.
1. Hutang jangka pendek
Hutang jangka pendek merupakan hutang yang memiliki waktu 1 tahun dalam
pelunasannya. Hutang jangka pendek memiliki dua manfaat, yaitu fleksibilitas
dan biaya yang lebih murah.
a) Fleksibilitas
hutang jangka panjang bersifat fleksibel, dapat digunakan kapan saja
perusahaan membutuhkannya. Apalagi perusahaan lebih kerap dihadapkan
pada kebutuhan jangka pendek.
b) Biaya lebih murah
Pada umumnya suku bunga hutang jangka pendek lebih rendah daripada
hutang jangka panjang, karena semakin panjang periode hutang, maka
semakin besar bunganya. Selain memiliki manfaat hutang jangka panjang juga
memiliki kelemahan, kelemahan hutang jangka pendek yaitu:
a) Likuiditas, hutang jangka pendek memiliki likuiditas lebih buruk dibanding
jangka panjang. Likuiditas hutang jangka panjang lebih mantap terjamin,
sedangkan hutang jangka pendek debitur harus sering menyediakan dana
untuk melunasinya, atau membayar bunganya dan memperpanjang pinjaman
pokoknya berulang-ulang.
b) Ketidakpastian biaya/bunga, bunga hutang jangka panjang senantiasa mudah
berubah sesuai dengan suku bunga rata-rata pasar yang berlaku dan persepsi
kreditur terhadap tingkat risiko perusahaan debitur. Jenis hutang jangka
pendek meliputi:
a. Hutang dagang, hutang yang timbul akibat terjadi pembelian barang
dagangan.
b. Hutang wesel, janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu
pada suatu tanggal tertentu dimasa depan dan dapat berasal dari
pembelian, pembiayaan, atau transaksi lainnya.
c. Penghasilan dibayar dimuka, biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi
belum dilakukan pembayarannya.
d. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, sebagian hutang
jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek, karena
segera jatuh tempo pembayarannya.
e. Biaya yang masih harus dibay-ar, penerimaan uang untuk penjualan
barang atau jasa yang belum terealisasi.
A. Pengertian Laba
Laba merupakan selisih positif antara pendapatan dalam suatu periode dan biaya
yang dikeluarkan untuk mendatangkan laba. Chariri dan Ghozali (2007) dalam Widhi
(2011) mengungkapkan pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang
ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya.
Belkauoi dalam Chariri dan Ghozali (2001) menyebutkan bahwa laba akuntansi
memiliki lima karakteristik sebagai berikut:
a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang berasal dari penjualan
barang/ jasa.
b. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu
padakinerja perusahaan selama satu periode tertentu.
c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan
pemahaman khusus tentang difinisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
d. Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expenses) dalam
bentuk cost histories
e. Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara
pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan
tersebut. Penyajian dan informasi laba melalui laporan tersebut merupakan
focus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil
dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya.
Adapun salah satu parameter kinerja perusahaan tersebut adalah perubahan
laba. Fisher dan Bedford dalam Chariri dan Ghozali (2001)menyatakan
bahwa pada dasarnya ada tiga konsep laba yang dibicarakan dan digunakan
dalam ekonomi. Konsep laba tersebut adalah:
1. Psychic income
yang menunjukkan konsumsi barang/ jasa yang dapat memenuhi
kepuasan dan keinginan individu.
2. Real income
yang menunjukkan kenaikan dalam kemakmuran ekonomi yang
ditunjukkan oleh kenaikan cost of living
3. Money income
yang menunjukkan kenaikan nilai moneter sumber–sumber ekonomi
yang digunakan untuk konsumsi sesuai dengan biaya hidup (cost of
living) Ketiga konsep tersebut semuanya penting, meskipun pengukuran
terhadap pshychic income sulit untuk dilakukan.
Hal ini disebabkan pshychic income adalah konsep psikologis yang tidak
dapat diukur secara langsung, namun dapat ditaksir dengan menggunakan real
income. Keinginan manusia tersebut hanya dapat dipenuhi pada berbagai tingkatan,
sebagaimana seseorang memperoleh real income. Di pihak lain, money income
meskipun mudah diukur, tetapi tidak mempertimbangkan perubahan nilai suatu unit
moneter. Atas dasar alasan ini, para ekonomi memusatkan perhatiannya pada
penentuan real income. Fisher dan Bedford dalam juga berpendapat bahwa real
income adalah konsep income yang praktis bagi akuntan. (Chariri dan Ghozali, 2001)
berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa laba adalah
selisih antara jumlah keseluruhan pendapatan dan jumlah keseluruhan biaya dalam
jangka waktu tertentu yang dapat digunakan para pemakai laporan dalam mengambil
keputusan ekonomi yang sesuai dengan kepentingannya.
B. PerubahanLaba
Perubahan laba adalah kenaikan atau penurunan laba pertahun ketahun. Laba
yang digunakan adalah laba relatif. Digunakannya angka relatif didasari alasan angka
laba tersebut lebih representatif dibandingkan laba absolute. Dasar perhitungan laba
adalah laba sebelum pajak (Machfoedz dalam Warsidi dan Pramuka 2000:6)
Hanafi dan Halim (1995) menyatakan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
a. Besarnya perusahaan
Semakin besar perusahaan, maka ketetapan pertumbuhan laba yang
diharapkan semakin tinggi.
b. Umur perusahaan
Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam
meningkatkan laba, sehingga ketetapannya masih rendah.
c. Tingkat leverage
Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer
cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketetapan
pertumbuhan laba.
d. Tingkat penjualan
Tingkat penjualan dimasa lalu yang tinggi, maka semakin tinggi tingkat
penjualan dimasa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba
semakintinggi.
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sistematis dari tinjauan teori. Hubungan
antara hutang dengan laba ini juga bisa dijelaskan melalui sudut pandang
neraca sebagai berikut. Untuk keperluan pembiayaan yaitu dalam rangka
menjalankan aktivitas operasinya, suatu perusahaan harus mencari sumber
dana yang tepat, misalnya dengan menerbitkan obligasi dan melakukan
pinjaman dari pihak luar baik dalam hutang jangka pendek maupun hutang
jangka panjang. Hubungan antara hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang terhadap laba usaha dapat digambarkan dalam kerangka sebagai
berikut :
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan,
berdasarkan kerangka konseptual yang dibuat. Hipotesisnya adalah Hutang Jangka
Pendek dan Hutang Jangka Panjang berpengaruh signifikan terhadap Laba Usaha
baik secara parsial maupun simultan.
3. Metode Penelitian
4. Analisi Hasil
Setelah menguji hubungan antara hutang dengan laba perusahaan. Berikut adalah
hasil analisis yang ada :
4.1 Model Summary
Model Summary
4.2 Anova
Sig pada tabel 0.000 yang berarti < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
hutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba perusahaan.
ANOVAb
Total 1.897E16 55
4.3 Coefficients
Persamaan regresi sebagai berikut :
Y= -1.154E6+3.684E-5x1
Hutang berpengaruh terhadap laba perusahaan karena nilai dari variable hutang
tersebut kurang dari 0.05, yaitu 0.000
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF
hutang 5.736E-5 .000 .048 .434 .666 .048 .048 .048 1.000 1.000
5.1 Kesimpulan
Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana
dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar perusahaan
kepada pihak lain. Untuk menentukan suatu interaksi sebagai hutang atau bukan,
sangat tergantung pada kemampuan untuk menaksirkan transaksi atau kejadian.
Sehingga dapat dikatakan bahwa hutang berpengaruh terhadap laba perusahaan.
Populasi dari penelitian ini diambil dari perusahaan yang ada di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2010-2015. Sampel dari penelitian ini berjumlah 10
perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2015.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran baik bagi pihak
peneliti selanjutnya, yaitu disarankan untuk menggunakan lebih dari satu variable
independent sehingga dapat diketahui akun-akun apa saja yang bisa
mempengaruhi laba perusahaan.
6. Daftar Pustaka
Asri, Marselinus, accounting conservarion and erning equity (July 16,2017) available at
SSRN Https://ssrn.com/abstractc.
Na’amin, Nadzar. 2008. Analisa Pengaruh Total Hutang Jangka Pendek, Hutang
Jangka Panjang , dan Investasi terhadap Laba Perusahaan (studi empiris pada
perusahaan manufaktur go public di indonesia 2003-2005).Surakarta : Universitas
Muhammadiya Surakarta. (http://etd.eprints.ums.ac.id/4138/)