Anda di halaman 1dari 11

NAMA: CLARASATI

NIM: 17010109/M
KELAS: 02

SOAL EVALUASI STUDI KELAYAKAN BISNIS


“ASPEK KEUANGAN DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS”
1. Apa yang di maksud aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis? Dan apa manfaat kita
mengukur aspek keuangan tersebut?
2. Dalam menjalankan bisnis pasti di perlukan sumber dana atau modal untuk
pelaksanaannya. Jelaskan sumber dana yang bisa di gunakan dalam menjalankan suatu
bisnis !
3. Jelaskan jenis-jenis cash flow dalam suatu usaha !
4. Jelaskan apa saja yang termasuk dalam biaya kebutuhan investasi !
5. Ada beberapa kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau
investasi. Jelaskan kriteria-kriteria tersebut dan berikan contoh perhitungannya !
(SEMAKIN BANYAK KRITERIA DAN CONTOH PERHITUNGAN YANG ANDA
JELASKAN MAKA SEMAKIN TINGGI PULA BOBOT NILAI YANG ANDA
PEROLEH)
JAWABAN:

1. Aspek keuangan dalam Studi Kelayakan Bisnis


Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis (usaha) sudah barang tentu
memerlukan sejumlah modal (uang), di samping keahlian lainnya. Modal yang digunakan
untuk membiayai suatu bisnis, mulai dari biaya prainvestasi, biaya investasi dalam aktiva
tetap, hingga modal kerja
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan
secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada beberapa
pengusaha menganggap justru aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari
aspek ini tergambar jelas hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga
merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya.
   Secara keseluruhann penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti :
 Sumber-sumber dana yang akan diperoleh.
 Kebutuhan biaya investasi.
 Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis
dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi.
 Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode  kedepan.
 Kriteria penilaian investasi.
 Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.

Manfaat menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang di harapkan
dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya
modal awal, kemampuan untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah
ditentukan dan menilai apakah perusahaan akan dapat berkembang terus.
2. Sumber-sumber permodalan

Umumnya dana permodalan dapat diperoleh dalam 3 cara, antara lain:

1. Dana Sendiri

Menggunakan dana sendiri paling banyak dilakukan oleh pengusaha dalam memodali
usahanya. Pemakaian dana ini dimungkinkan bila memiliki simpanan uang tunai di bank
ataupun berupa reksadana.

Dengan dana pribadi ini, kita bisa lebih fleksibel dalam pemakaian jumlah dana sewaktu-
waktu, serta bebas mengalokasikan dana sesuai dengan keputusan sendiri. Sekaligus anda
akan terbebas dari bunga, pemotongan keuntungan dan tidak perlu membagi hasil dengan
pihak lain.

Meskipun demikian terkadang menggunakan dana sendiri juga memilki kelemahan seperti
kurangnya kontrol dalam pemakaian dana, lalai dalam pencatatan keuangan, dan bila merugi
maka harus menanggung kerugian sendiri.
2. Dana pinjaman

Jika anda tidak mempunyai simpanan dana pribadi dan kekurangan dana, maka alternatif
lainnya adalah dana pinjaman. Berikut ini adalah berbagai macam alternatif dana pinjaman
(terutama kredit perbankan) :

a. Kredit Usaha

Kredit usaha pada berbagai Bank dikemas dengan nama yang berbeda. Kredit usaha
diberikan sesuai dengan jenis usaha masing-masing. Biasanya kredit usaha perbankan
dibedakan menjadi kredit investasi dan kredit modal kerja, atau mungkin juga gabungan
keduanya. Bagi pengusaha yang hendak mengambil fasilitas kredit ini harus mempelajari dan
memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Dianjurkan untuk mencari kredit usaha pada bank
yang mendukung UKM dan Bank pemerintah, mengingat suku bunga yang rendah.

b. Kredit Tanpa Agunan (KTA)

Beberapa lembaga perbankan meluncurkan program Kredit Tanpa Agunan (KTA), yaitu
kredit perorangan yang tidak menggunakan agunan sebagai jaminan untuk keperluan
konsumtif. Untuk para pemula usaha, kredit ini dapat menjadi salah satu sumber pendanaan
bagi yang tidak memerlukan kredit dalam jumlah besar. Umumnya kredit yang diberikan
berkisar 5 juta sampai maksimal 150 juta, dengan jangka waktu yang beragam. Bagi yang
ingin mendirikan usaha baru mungkin akan kesulitan mendapatkannya. Namun jika anda
masih berprofesi sebagai karyawan, maka anda bisa menggunakan profesi tersebut untuk
mendapatkan kredit ini guna membangun usaha.

c. Kredit BPR (Bank Perkreditan Rakyat)

Fasilitas kredit dari BPR relatif lebih mudah persyaratan dan prosesnya dibandingkan di bank
umum. BPR melayani orang-orang yang butuh pendanaan usaha, terutama UKM, dengan
sistem dan persyaratan yang cenderung mudah. Tapi harus diingat tingkat bunganya
cenderung lebih tinggi dari bank umum, dengan jangka waktu yang relatif lebih singkat.

d. Leasing atau Lease Back

Leasing ialah program pendanaan yang diberikan oleh suatu lembaga keuangan yang
berbentuk perusahaan pendanaan, dimana pinjaman tersebut diberikan tidak berupa uang
tunai, namun berupa pembelian aset bergerak perusahaan seperti kendaraan bermotor.

Sedangkan lease back adalah pinjaman yang diberikan pada usaha yang membutuhkan dana
tunai dengan jaminan BPKB kendaraan bermotor yang dimiliki.

e. Perum Pegadaian

Suatu lembaga keuangan yang dimiliki pemerintah untuk menyalurkan pinjaman dengan
jaminan barang tertentu, dengan tingkat bunga yang relatif rendah dan dihitung per 2
mingguan. Anda bisa memilih produk pegadaian yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan
usaha, seperti KCA (Kredit Cepat Aman), Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai), ataupun
Kreasi (Kredit Angsuran Sistem Fiducial).
f. Koperasi

Koperasi yang menyalurkan pendanaan adalah koperasi kredit (Kopdit) ataupun KSP
(koperasi simpan pinjam). Umumnya persyaratan yang diperlukan adalah anda harus menjadi
anggota dari koperasi tersebut. Dengan menjadi anggota dan melakukan simpanan, maka
anda berhak untuk mendapatkan fasilitas kredit. Sebab pada umumnya, koperasi hanya
melayani kredit bagi anggotanya saja.

g. Pinjaman BUMN

Dana yang digunakan sebagai pinjaman dari BUMN adalah dana kemitraan yang sebagian
berasal dari laba perusahaan yang disisihkan untuk pengusaha kecil. Program dana kemitraan
ini disebut juga Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN. BUMN yang
memiliki program kemitraan ini antara lain PT Jamsostek, Pertamina, PT GAs Negara, dan
sebagainya. Untuk informasi ini dapat dicari di Kementrian BUMN)

3.Dana Gabungan Usaha (joint)

Kalau memiliki teman atau kerabat yang berpotensi memiliki dana lebih dapat dinegosiasikan
untuk ikut serta menjadi pemodal dalam jumlah besar ataupun sebagian kecil dari bisnis anda.
Usahakan membuat perencanaan konsep rumah makan yang matang lalu lakukan presentasi
dan kemudian negosiasikan mengenai kebutuhan modal, jumlah, jangka waktu, dan
pembagian hasil dari keuntungan usaha setiap bulannya. Jangan lupa untuk membuat daftar
nama relasi yang potensial sebelumnya, untuk mendapatkan peluang pinjaman yang lebih
besar.

3. Berikut ini 3 jenis cash flow dan pengertiannya.

1. Operating Cash Flow (OCF)

Operating Cash Flow adalah kas yang timbul dari kegiatan operasional perusahaan yang
berkaitan dengan penerimaan, pengeluaran, pendapatan dan biaya-biaya. Kas inilah yang
menggambarkan bagaimana perusahaan mendapatkan profit dan mengubahnya menjadi kas.
Contoh: penjualan tunai, uang muka, hutang lancar, pembelian inventori, pembayaran biaya
operasional (listrik, telepon, air), pengiriman barang, gaji pegawai dan lain-lain.

Jika OCF positif (+) artinya perusahaan sehat, jika negatif (-) artinya perusahaan sakit atau
bleeding.

2. Investing Cash Flow (ICF)

Investing Cash Flow adalah kas yang muncul dari kegiatan investasi atau yang berkaitan
dengan jual-beli aset. Contoh: jual-beli property perusahaan, jual-beli saham perusahaan lain,
reksadana, deposito, emas dan-lain-lain.

Jika ICF positf (+) artinya uang masuk ke perusahaan. Jika ICF negatif (-) artinya uang keluar
dari perusahaan. ICF yang positif terus-menerus justru sebetulnya kurang baik sebab itu
artinya pemegang saham/owner harus terus menyetor modal untuk membiayai perusahaan.
ICF negatif (-)  terus menerus justru bagus sebab artinya perusahaan menghasilkan uang
untuk para pemegang saham.
3. Financing Cash Flow (FCF)

Financing Cash Flow adalah kas yang muncul dari kegiatan hutang dari pihak lain.
Contohnya pinjaman dari bank, pinjaman dari rentenir, pinjaman dari koperasi, dan
pembayaran pokok hutang-hutang tersebut.

Financing Cash Flow dikatakan positif jika menerima hutang dan negatif jika membayar
hutang. Namun Financing Cash Flow dikatakan baik jika menimbulkan dampak OCF yang
positif, artinya uang yang masuk dari hutang menimbulkan peningkatan pendapatan.
Sehingga perusahaan bisa membayar hutangnya.

Sebaliknya, jika OCF negatif, artinya berbahaya sebab uang yang masuk tidak menimbulkan
keuntungan. Sehingga perusahaan belum bisa membayar hutangnya.

Mana yang paling penting?

Nah dari ketiga jenis cash flow tersebut, yang paling penting dalam usaha adalah Operating
Cash Flow (OCF), yaitu bagaimana perusahaan melakukan kegiatan yang menghasilkan
profit dan mengubah profit tersebut menjadi kas. Dengan pertumbuhan kas inilah perusahaan
bisa melakukan akumulasi modal dengan menambah aset. Selain itu perusahaan bisa
membayar hutang pokok dan bunganya dengan lancar.

4. BIAYA KEBUTUHAN INVESTASI 


Komponen yang terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasanyadisesuaikan dengan
jenis usaha yang akan dijalankan. Secara garis besar biaya kebutuhaninvestasi meliputi:
1. Biaya pra investasi
2. Biaya akhir tetap
3. Biaya operasi
Secara umum komponen biaya kebutuhan investasi adalah sebagai berikut;
1.Biaya pra investasi terdiri dari:
a. Biaya pembuatan study
b. Biaya pengurusan izin-izin
2.Biaya pembelian aktiva tetap seperti:
a.Aktiva tetap berwujud antara lain:
a. Tanah
b. Mesin-mesin
c. Bangunan
d. Peralatan
e. Inventaris kantor 
f. Aktiva berwujud lainnya
 b.Aktiva tetap tidak berwujud antara lain:
a. Good will
b. Hak cipta
c. Lisensi
d. Merk pedagang
3.Biaya operasional yang terdiri dari:
a.Upah dan gaji karyawan
b.Biaya listrik 
c.Biaya telpon dan air 
d.Biaya pemeliharaan
e.Pajak.
f.Premi asuransi
g.Biaya pemasaran
h.Biaya-biaya lainnya.

5. Dalam mengukur atau menilai investasi terdapat beberapa kriteria yang digunakan,
yaitu :
a) Net Present Value (NPV)
NPV adalah kriteria terpenting dalam evaluasi sebuah investasi merupakan tujuan manajemen
keuangan semua perusahaan untuk meningkatkan atau menciptakan nilai tambah bagi para
pemegang saham. NPV adalah selisih jumlah kas yang yang dihailkan sebuah proyek
investasi dan nilai investasi yang diperlukan atau selisih PV dari sebuah proyek dan investasi
awal.
Dalam metode ini, pertama-tama yang dihitung adalah nilai sekarang (present value) dari
keseluruhan proceeds yang diharapkan atas discount rate tertentu. Kemudian jumlah present
value dari keseluruhan selama usianya dikurangi dengan present value dari jumlah
investasinya  (initial investment). Selisih antara Present Value dari keseluruhan dengan
Present Value dari pengeluaran modal (Capital outlays) dinamakan nilai neto sekarang (Net
Present Value).
Rumus yang digunakan :
Misal jika suku bunga diasumsikan sama tiap tahunnya sebesar 12% dan arus kas masuk
bersih pun sama yaitu sebesar Rp. 5.700.000,- serta nilai investasi awal sebesar
Rp.18.000.000,- maka dengan perhitungan sederhana nilai NPV didapat sebesar
Rp.2.547.110,49,-

Kesulitan penggunan NVP adalah investor atau manajer keuangan harus medapat tingkat
diskonto yang representatif untuk setiap proyek investsi. Untuk investor perusahaan, tingkat
diskonto ini adalah rata-rata tertimbang dari biaya dana atau rata-rata tertimbang dari struktur
modal perusahaan itu. Untuk investor individu, tingkat diskonto yang relevan adalah biaya
bunga pinjaman atau biaya modal sendiri.
Adapun Kelebihan dari NPV, sebagai berikut:

 Memperhatikan nilai waktu dari pada uang (time value of money)


 Mengutamakan aliran kas yang lebih awal
 Tidak mengabaikan aliran kas selama periode proyek atau investasi
Kelemahan dari NPV, sebagai berikut:

 Memerlukan perhitungan Cost Of  Capital sebagai Discount Rate


 Lebih sulit penerapannya dari pada Pay Back Period

b) Internal Rate of Return (IRR)


Internal  Rate of  Return (IRR) adalah metode peerhitungan investasi dengan menghitung
tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang dari
penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa datang.
IRR ialah menentukan tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari arus
kas bersih yang diharapkan akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai
sekarang dari pengeluaran modal (PV if capital outlays).
Pada dasarnya IRR harus dicari dengan cara “trial dan error”. Yaitu dengan cara coba-coba.
Pertama-tama jika menghitung Present Value dari proceeds suatu investasi dengan
menggunakan tingkat bunga yang dipilih. Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan
dengan jumlah Present Value dari outlet-nya.
Contoh:
Hitunglah IRR dari sebuah investasi yang dapat memberikan arus kas bersih Rp 5.000.000
secara terus-menerus jika investasi awal yang diperlukan Rp 400.000.000
Jawab:  IRR    = 5.000.000/400.000.000
= 1,25 % per bulan
= 15 % p.a

Adapun Kelebihan dari IRR, sebagai berikut:

 Tidak mengakibatkan aliran kas selama periode proyek


 Memperhitungkan nilai waktu dari pada uang
 Mengutamakan aliran kas awal dari pada aliran kas belakangan
Kelemahan dari IRR, sebagai berikut :

 Memerlukan perhitungan COC (Cost Of Capital) sebagai batas minimal dari nilai
yang mungkin dicapai.

c) Payback Period (PP)


Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali
pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas netto (net cash flow), atau total arus
kas bersih dalam periode tertentu sama dengan pengeluaran investasi di awal periode.
Metode payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali
pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flow).
Payback period adalah periode modal kembali atau lamanya waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan investasi awal atau modal yang sudah dikeluarkan. Metode ini juga sering
disebut dengan metode pemulihan investasi yang merupakan metode analisi kelayakan
investasi untuk menilai jangka waktu (tahun) pemulihan seluruh modal yang diinvestasikan
dalam suatu perusahaan.
Cara untuk mengambil keputusan dengan metode ini ialah dengan membandingkan Payback
Period investasi yang diusulkan dengan umur ekonomis aktiva, apabila payback period lebih
pendek dari umur ekonomisnya maka rencana investasi dapat diterima, serta sebaliknya.

Contoh:
Suatu proyek investasi bernilai Rp. 15.000.000,-. Proceed tiap tahunnya adalah sama, yaitu
sebesar Rp. 4.000.000,-, maka periode pengembalian investasi tersebut adalah :

Ini berarti proyek investasi sistem informasi akan tertutup dalam waktu 3 tahun 9 bulan.
Bila proceed tiap tahun tidak sama besarnya, maka harus dihitung satu persatu. Misalnya nilai
proyek adalah Rp. 15.000.000,- umur ekonomis proyek adalah 4 tahun dan proceed tiap
tahunnya adalah :
Proceed tahun 1 sebesar Rp. 5.000.000,-
Proceed tahun 2 sebesar Rp. 4.000.000,-
Proceed tahun 3 sebesar Rp. 4.500.000,-
Proceed tahun 4 sebesar Rp. 6.000.000,-
Maka Payback Period dapat dihitung sebagai berikut :

Sisa investasi tahun 4 tertutup oleh proceed tahun ke 4, sebagian dari sebesar Rp.6.000.000,-
yaitu  Rp.1.500.000,-/Rp.6.000.000,- =1/3 bagian. Jadi payback period investasi ini adalah 3
tahun 3 bulan.
Adapun Kelebihan dari PP, sebagai berikut:

 Mudah dipahami (metode yang paling sederhana)


 Selaras dengan ketidakpastian arus kas di masa mendatang (makin kecil arus kas yang
diperoleh maka semakin lama kembali modalnya)
 Menggunakan arus kas (bukan laba pembukuan).
Kelemahan dari PP, sebagai berikut :

 Mengabaikan nilai waktu uang


 Mengabaikan proceeds setelah PP dicapai
 Mengabaikan nilai sisa
 Untuk mengatasi metode PP beberapa perusahaan memodifikasi dengan pendekatan
DPP (Discounted Payback periode ) yaitu lamanya waktu yang diperlukan agar
present value dari arus kas bersih proyek dapat menegembalikan investasi awal.

d) Profitability Index (PI)


Profitability Index menghitung nilai tunai arus kas masuk bersih dibagi nilai tunai investasi.
Jika nilainya lebih besar dari 1, maka proyek investasi tersebut dianggap layak, dan
sebaliknya.
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai arus kas bersih yang akan datang dengan
nilai investasi yang sekarang. Profitability Index harus lebih besar dari 1 baru dikatakan
layak. Semakin besar PI, investasi semakin layak.

Contoh:
Sebuah proyek investasi membuka kafe baru membutuhkan investasi awal Rp400.000.000
dan mampu menghasilkan arus kas bersih Rp500.00.000 per bulan, berapakah indeks
profitabilitasnya?
IP =  500.000,00/400.000,00
IP = 1,25
Adapun Kelebihan dari metode PI, sebagai berikut :

 Memperhitungkan nilai waktu dari pada uang (time value of money)


 Menentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang akan digunakan
 Konsisten dengan tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan kekayaan pemegang
saham.
Kelemahan dari metode PI, sebagai berikut :

 Dapat memberikan panduan dan pilihan yang salah pada proyek- proyek yang
mutually exsclusive yang memiliki unsur ekonomis dan skala yang berbeda.
e) Accounting Rate Of Return (ARR)
Accounting Rate Of Return (ARR) menghitung rata-rata laba bersih (earning after tax) dari
suatu proyek dibagi nilai tunai investasi. Jika hasil lebih besar daripada biaya modal proyek,
maka dianggap proyek tersebut layak dan begitupula sebaliknya.
Metode ARR ini mengukur profitabilitas suatu investasi dari segi akuntansi konvensional.
Metode ini menggunakan dasar laba akuntansi. Caranya dengan mambagi EAT (Earning
After Tax) dengan initial investment, baik total investment maupun average investment.

Contoh :
Proyek butuh dana 280.000.000, umur 3 tahun, nilai sisa 40.000.000. Laba setelah pajak 3
tahun berturut-turut. Tahun ke-1  40.000.000, tahun ke-2  50.000.000 dan tahun ke-3
30.000.000
Jawab:
(40.000.000+ 50.000.000 + 30.000.000 ) : 3
ARR  = _____________________________________________   x 100%
( 280.000.000 + 40.000.000 ) / 2
= 40.000.000/ 160.000.000
= 0,25
= 25%
Adapun Kelebihan dari metode ARR, sebagai berikut :

 Mudah menghitungnya
 Informasi yang diperlukan biasanya tersedia
Kelemahan dari metode ARR, sebagai berikut :

 Mengabaikan nilai waktu uang


 Hanya menitikberatkan masalah akuntansi, kurang memperhatikan aliran kas
 Pendekatan jangka pendek , angka rata-rata menyesatkan
 Kurang memperhatikan lamanya jangka waktu investasi

Anda mungkin juga menyukai