Anda di halaman 1dari 9

“MANAJEMEN HUTANG JANGKA PANJANG”

WANDA AJENG MAESSARI (B.133.22.0127)


RIFDA RIZKY AFRELITA (B.133.22.0131)
Pengertian Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang atau modal asing adalah hutang yang jangka waktunya panjang, umumnya lebih
dari 10 tahun. Tergantung dari kesepakatan peminjam dan pemberi pinjaman.

Biasanya digunakan oleh perusahaan yang membutuhkan anggaran cukup besar untuk mengembangkan
bisnis mereka. Tidak hanya untuk memperkuat modal perusahaan namun juga untuk meningkatkan
jumlah aset perusahaan baik dalam bentuk properti, peralatan dan investasi.

Utang jangka panjang ini pada umumnya digunakan iuntuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi)
atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah
yang besar.
Jenis – Jenis Hutang Jangka Panjang
1. Pinjaman Obligasi
Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang, untuk masa si debitur
mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai nominal tertentu.
Jangka waktu pinjaman obligasi hendaknya didasarkan kepada pertimbangan- pertimbangan sebagai
berikut:
• yang akan dibelanjJangka waktu pinjaman kredit hendaknya disesuaikan dengan jangka waktu
penggunaannya di dalam perusahaan.
• Jumlah angsuran harus disesuaikan dengan jumlah penyusutan dari aktiva tetap ai dengan kredit
obligasi tersebut.
Pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat dijalankan secara sekaligus pada hari jatuhnya atau
secara berangsur setiap tahunnya. Apabila sistem pelunasan sekaligus yang digunakan, maka sistem
ini ialah apa yang disebut “Sinking Funds System” sedangkan secara berangsur-angsur
pembayarannya kembali disebut “Amortization system”.
Pelunasan atau pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat diambil dari:
• Penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tesebut.
• Keuntungan
Sering juga oleh para pemegang surat obligasi, supaya memperoleh jaminan yang lebih besar, maka
terhadap milik barang-barang tidak bergerak dari pihak yang mengeluarkan surat obligasi tersebut
dikenakan Hipotik, dan obligasi semacam ini disebut “Obligasi hipothecair”.
Macam – Macam Obligasi ialah
a) Obligasi biasa (Bonds)
Obligasi ini ialah obligasi yang bunganya tetap dibayar oleh debitur dalam waktu- waktu tertentu,
dengan tidak memandang apakah debitur memperoleh keuntungan atau tidak. Biasanya coupon
(bunga obligasi) dibayar dua kali setiap tahunnya.
b) Obligasi pendapatan (Income Bonds)
Income bonds adalah jenis obligasi dimana pembayaran bunga hanya dilakukan pada waktu-waktu
debitur atau perusahaan yang mengeluarkan surat obligasi tersebut mendapatkan keuntungan. Tetapi
di sini kreditur mempunyai hak kumulatif artinya apabila pada suatu tahun perusahaan menderita
kerugian sehingga tidak dibayarkan bunga, dan apabila di tahun kemudian perusahaan mendapat
keuntungan, maka kreditur tersebut berhak untuk menuntut bunga dari tahun yang tidak dibayar itu.
c) Obligasi yang dapat ditukarkan (Convertible Bonds)
Convertible bonds adalah obligasi yang memberikan kesempatan kepada pemegang surat obligasi
tersebut untuk pada suatu saat tertentu menukarkannya dengan saham dari perusahaan yang
bersangkutan.
Dengan demikian maka jenis obligasi ini memungkinkan pemegangnya untuk mengubah statusnya,
yaitu dari kreditur menjadi pemilik.
2. Pinjaman Hipotik (Mortgage)
Pinjaman hipotik adalah pinjaman jangka panjang di mana pemberi uang (kreditur) diberi hak
hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak, agar supaya bila pihak debitur tidak memenuhi
kewajibannya, barang itu dapat dijual dan dari hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk
menutup tagihannya.
Risiko Hutang Jangka Panjang
Setiap jenis hutang tentu memiliki risikonya sendiri, apalagi semakin lama jangka waktu dan
semakin besarnya jumlah pinjaman tentu akan semakin berisiko bagi perusahaan. Berikut ini
beberapa risikonya:
1. Berisiko besar. Akan banyak faktor eksternal yang mempengaruhi keuangan perusahaan
selama jangka waktu hutang seperti persaingan bisnis, pertumbuhan ekonomi, mekanisme
pasar dan kondisi ekonomi global. Oleh karena itu jika perusahaan tidak memiliki fondasi
dan strategi keuangan yang kuat maka berisiko tidak dapat melunasi hutang.
2. Jumlah utang yang terlalu tinggi atau rendah bisa mempengaruhi nilai saham atau equitas
perusahaan.
3. Adanya hutang jangka panjang membuat biaya tahunan perusahaan meningkat.
4. Perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan jumlah pendapatan dan laba dan selalu siap
untuk melunasi hutang saat jatuh tempo. Hal ini juga menuntut perusahaan untuk pandai
mengatur keuangan agar mampu melunasi semua hutang yang ada.
5. Perusahaan berisiko tidak dapat melunasi hutang sesuai dengan jatuh tempo.
Manfaat Hutang Jangka Panjang
1. Aset tetap bisa digunakan
Jika kamu mengambil hutang hipotek, maka perusahaanmu tetap bisa menggunakan aset yang menjadi jaminan untuk
operasional bisnis. Pemberi hutang berhak untuk menyimpan jaminan selama jangka waktu berhutang, namun tidak dapat
melakukan intervensi terhadap urusan internal perusahaan. Hal ini menjadi salah satu keuntungan karena mereka bisa
mengajukan jaminan dan tetap dapat menggunakan aset tersebut untuk mendukung bisnis.
Namun walaupun perusahaan dapat memanfatkan aset yang dijaminkan, aset tersebut tidak boleh berubah, berkurang
kapasitas serta tidak berkurang nilainya karena penggunaan.
2. Bunga lebih kecil
Hutang dengan jenis obligasi maupun hipotek memiliki tingkat suku bunga yang lebih rendah dibanding jenis utang lainnya.
Selain itu bunga obligasi juga lebih rendah dibandingkan dengan biaya dividen yang perlu dibayarkan perusahaan kepada
pemegang saham.
3. Mengurangi Pajak
Keuntungan lainnya dapat mengurangi jumlah pajak yang perlu dibayarkan oleh perusahaan. Hal ini terjadi karena dengan
berhutang membuat setiap tahunnya perusahaan memiliki tanggungan bunga pinjaman yang harus dibayarkan. Ini yang
menyebabkan laba perusahaan menurun dan kemudian berdampak pada berkurangnya jumlah pajak yang perlu dibayar.
4. Arus kas terencana dengan baik
Dikarenakan hutang jangka panjang memiliki bunga pinjaman yang bersifat tetap, perusahaan dapat lebih mudah melakukan
perencanaan secara terstruktur dalam mengatur perhitungan pasti untuk melunasi pinjaman.
5. Pemberi Hutang tidak dapat intervensi operasional perusahaan
Pemberi hutang yang dapat menyimpan aset yang dijaminkan selama jangka waktu pinjaman, namun mereka tidak memiliki
hak suara maupun otoritas dalam kebijakan dan operasional perusahaan.
Kekurangan Hutang Jangka Panjang
 Risiko gagal melunasi utang oleh perusahaan menjadi lebih tinggi
 Semakin lama tenggat waktu dan semakin tinggi jumlah pinjaman, maka tingkat risiko
juga semakin besar
 Beban biaya tahunan perusahaan semakin meningkat karena terdapat tanggungan
pinjaman yang harus dilunasi
 Perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan jumlah pendapatan dan laba serta selalu
siap sedia dalam melunasi utang ketika jatuh tempo
 Nilai saham atau ekuitas perusahaan bisa terpengaruh bila utang terlalu tinggi maupun
rendah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai